Wednesday, May 4, 2005

Mausoleum Paman Ho - Hanoi Vietnam


 

Mausoleum Ho Chi Minh - Hanoi :

Almarhum Ho Chi Minh - bapak bangsa Vietnam, adalah
seorang komunis tulen yang diceritakan bahwa perjuangannya
melawan penjajahan Perancis begitu gigih sehingga akhirnya bisa
membawa Vietnam Utara merdeka.

Seperti tokoh-tokoh komunis besar lainnya yaitu  Mao Zedong dan
Lenin, jenasah Ho Chi Minh juga dibalsem dan diletakkan di dalam
sebuah Mausoleum di Hanoi, untuk bisa selalu dilihat dan dikenang .

Malam hari sebelumnya di hotel kami diberitahu bahwa untuk bisa
masuk kedalam Mausoleum ada banyak persyaratan, antara lain
pakaian harus sopan misalnya jangan pakai rok mini atau tangan
buntung, celana pendek, juga tidak boleh bawa kamera, handphone
maupun tas.
Jadi bingung juga mikirin kamera mau dititip dimana.
Oleh tour leader dianjurkan titip sama local guide atau taruh di bus,
dua2nya tentu sama berisiko hilang.

Tentu kami semua ingin sekali masuk ke mausoleum, apalagi saya
dahulu tidak sempat masuk ke mausoleum Mao Zedong dan Lenin
- waktu itu saya hanya bisa puas berfoto saja didepan Mausoleum
di Beijing dan Moskow itu.

Bangunan mausoleum Ho Chi Minh berada di daerah elite ditengah
kota Hanoi, berdiri megah menghadap lapangan luas, mirip seperti
kedua mausoleum pemimpin komunis lainnya itu. 

Bus yang membawa kami boleh menurunkan penumpang di pinggir
lapangan dan dari jauh terlihat antrian sudah panjang mengular.
Untunglah pagi itu udara cerah dan suhu udara nyaman sekitar 24
derajat , maka kami memulai ikut antrian panjang itu dengan relax.

Kemudian sedikit merasa tegang juga akhirnya karena selain harus
melewati pemeriksaan security yang teliti mirip masuk kedalam
airport - juga disisi  antrian yang berjalan pelan itu tampak ada
penjaga2 yang sesekali menunjuk seorang dari antrian untuk keluar
dari antrian dan diperiksanya lagi disamping antrian dengan ditonton
sekian banyak orang.
Seorang teman kami juga diperintah keluar barisan dan diminta
mengeluarkan isi kantongnya untuk diperiksa.


Akhirnya sampai di pintu masuk bangunan Mausoleum yang
terbuat dari marmer warna merah gelap berbentuk segi empat
itu (mirip sekali dengan  bentuk mausoleum Mao Zedong),
disini semua topi harus dilepas.

Setelah masuk kedalam ruangan kecil maka langsung belok kiri
dan menaiki tangga menuju lantai dua.
Diujung tangga itu, belok kekanan dan memasuki satu ruangan
yang penerangannya temaram, dan ditengah tampaklah jenasah
Paman Ho itu dalam posisi tiduran memakai alas kepala.
Mukanya tampak jelas sekali karena disinari lampu yang kuat.
Jenasah yang memakai baju bahan drill warna putih itu berada
didalam kotak kaca, dan di keempat sudutnya  berdiri  penjaga
berseragam lengkap.

Kami berjalan pelan2 sambil menengok ke arah kiri, disepanjang
dinding ruangan itu membentuk huruf U.
Jadi mula2 kita melihat kepalanya, lalu sisi kanan paman Ho ,
kemudian dari arah kakinya - kemudian kami berada disisi kirinya,
dan melihat kepala lagi.
Berjalan pelan dalam ruang gelap dan dingin, sambil menengok
kekiri, keep silent, seorang teman kami saking asyiknya menengok
kekiri itu  sampai agak tertinggal dari antrian.
Dia terlonjak kaget sewaktu seorang penjaga menyentuhnya untuk
mengingatkan dia mempercepat jalannya.
Untung saja teman wanita ini engga sampai berteriak kaget.

Paman Ho itu mudah dikenali dari  jenggotnya yang khas sekali,
mukanya putih sekali, tetapi  saya pikir koq badannya jauh lebih
gemuk dari foto2 nya semasa hidup.

Akhirnya kami keluar dari gedung itu dan bernafas lega karena
tadinya kita tidak saja harus benar2 tertib juga berada didalam
ruangan yang dingin-gelap begitu.
Pemandangan yang dilihat kan jenasah, bukan hal yang enak dilihat.

 

1 comment:

  1. Pak, kalo saya mengikuti acara tour yang mengunjungi makam orang2 terkenal, rasanya ada perasaan bersalah, karena kita harus keluar uang cukup banyak dan menyediakan waktu, hanya untuk mengunjungi makam2 orang2 terkenal, padahal makam orang tua sendiri hampir gak pernah dikunjungi....rasanya saya diselimuti bukan dengan rasa seram, tetapi dengan rasa bersalah......
    salam,
    EU

    ReplyDelete