Thursday, May 12, 2005

Cruise Alaska : Ocean Princess yang aduhai.


 


Cruise Alaska : Ocean Princess yang aduhai.



Pesawat Cathay Pasific sedianya akan take-off  dari Jakarta jam 07.25,
tapi ternyata keberangkatan-nya delay, yang berakibat di airport Singapore
penumpang tidak boleh keluar pesawat.
Tentu menyebalkan duduk terus2an begitu, apalagi kebayang seharusnya
kami sedang window shopping didalam Changi Airport yang semarak itu.


Eh ternyata di HongKong juga kami cuma turun pesawat dan langsung antri
untuk boarding lagi.
Maka dengan lesu kami kembali duduk bengong dalam pesawat.


Akhirnya setelah "duduk marathon" selama 20 jam, dan menempuh  jarak
8500 mil,  jam 12.30 waktu setempat pesawat mendarat di Vancouver.
Kami menginap hanya semalam disana, untuk esoknya menuju Anchorage.


Pesawat Canada 3000, kembali delay, dan setelah 3 jam terbang tibalah kami
di airport Anchorage, yang tidak terlalu besar dan "aneh" karena penumpang
ambil bagasi dulu baru menuju ke pemeriksaan imigrasi.


Di dalam Airport itu juga kami check in ke counter Princess Cruise.
Petugas mengambil koper2 kami yang dimasukkan ke mobil khusus barang,
sedangkan penumpang diarahkan langsung naik bis menuju kota kecil yaitu :
Seward, dimana Ocean Princess berlabuh.
 
Perjalanan selama 3 jam menuju Seward, khas daerah dekat kutub utara,
tampak gunung2 berselaput salju abadi, deretan pohon cemara sepanjang
jalan dan sesekali bus menelusuri tepian fjord.
Kami melihat bekas2 earthquake tahun 1984 (?) yang konon intensitasnya
sungguh dahsyat : 9,2 Richter !
Begitu dahsyatnya sehingga tanah dibeberapa tempat amblas sekian meter.
Akibatnya akar pohon cemara kena rembesan air asin/laut dan mati, memang
dibeberapa tempat terlihat deretan pohon cemara yang sudah mati mengering.


Akhirnya sekitar jam 19 waktu Alaska (beda 1 jam dg waktu Vancouver),
sampailah kami di Seward, sebuah kota pelabuhan .


Dari jauh tampak kapal pesiar Ocean Princess yg tinggi langsing putih,
saya pikir memang kapal yang baru berusia setahun ini penampilannya
anggun dan cantik.


Proses check in dilaksanakan di semacam gudang di dermaga.
Efesien dan cepat sekali, cukup tunjukkan paspor dan tiket, lalu kami
diberikan semacam kartu seukuran kartu kredit - yang harus terus dibawa
selama perjalanan, fungsinya macam2 , sebagai :
- kartu pas masuk dan keluar kapal.
- konci kamar.
- harusditunjukkan kalau kita belanja dikapal, jadi selama dikapal
  uang kita engga laku, semua cuma dengan cara menunjukkan kartu itu
  dan tanda tangan, nantinya akan ditagih ke nomer credit card kita
  atau kita bayar tunai di akhir perjalanan.


Selesai check-in yang cepat itu maka kami menuju kapal, di pintu masuk
kapal kami harus masukkan card yang baru kami terima itu ke suatu alat,
setelah terdengar ada bunyi - kartu itu kita ambil lagi.
Kemudian di-identifikasi, kami harus memandang ke suatu alat yang konon
bisa meng-scan retina mata kita, setelah itu barulah kami masuk ke kapal.


Ocean Princess yang dibuat tahun 2000 ini, berwarna putih dan bentuknya
lebih cantik dibandingkan kapal2 lainnya, misalnya Regal Princess.


Panjang kapal 261,3 meter, sehingga kalau kita sedang jalan dilorong
deretan kamar maka terasa sekali panjangnya kapal ini.
Saat berada di dining-room terasa sekali lebarnya kapal yang 40 meter.
Lobbynya mirip lobby hotel berbintang karena luas ( void-nya sampai
mencakup 3 deck, dengan  lift dan tangga melengkung yg menuju ke
lantai atas dimana toko-toko berada).
Tinggi kapal diatas lunasnya : 56,5 meter.


Setelah masuk kapal maka kami mencari kamar, yang terletak dilantai 11
dan setelah masuk ternyata koper kami sudah ada didalam kamar.
Kamarnya yang type inside cabin (tidak ada jendela).
Kami tidak memilih yang balcony karena mahal sekali -  bedanya engga
tanggung-tanggung sampai 1200 USD/kamar.


Ternyata memang sebenarnya tidak perlu sekali pakai balcony, karena lebih
sering kita ada diluar kamar - soalnya tiap hari banyak sekali acara/kegiatan.
Kamarnya memang tidak seluas kamar hotel biasa, tapi cukup nyaman dan
lengkap, sampai safety box juga tersedia dikamar.


Closetnya memakai sistim flush seperti di kapal terbang (sistim vacumm),
cuma suara desisnya yang begitu keras bisa mengagetkan teman sekamar
yang sedang tidur.


TV juga siarannya lengkap dengan CNN segala.
Yang menarik ada channel yg memperlihatkan pandangan dari camera
yang dipasang diatas kapal kearah depan, sehingga dari dalam kamar
kita bisa tahu apa yang terlihat di bagian depan dan ada juga channel
yang memperlihatkan posisi/lokasi kapal (seperti dipesawat terbang )
sehingga kita tahu kapal ini sudah sampai di daerah mana.


Tak lama pelayan kamar datang memperkenalkan diri, dan memberitahu
bahwa kapan saja dia bisa diminta bantuannya.
Cara memanggilnya juga unik - cukup dengan angkat tilpon-pencet nomer
sekian-taruh lagi maka pager pelayan itu akan bunyi dengan nomer kamar
yang memanggil tampak di pagernya.
Dia membersihkan kamar dua kali sehari, dan tiap hari menanyakan apakah
kita membutuhkan buah (boleh minta apa saja, sekeranjang juga boleh),
tapi saya engga pernah minta karena di restoran juga banyak berlimpah.
Kalau kita malas makan pagi ke restoran, tinggal kasih tahu dia, yang
akan mengambilkan dari restoran.
Di hari terakhir, ada surat dari kapal yang menganjurkan memberikan  tip
kepada si pelayan sebesar 3,5 USD/hari.


Soal makan, tempat favorit kami adalah Horizon Court Restoran, yang
sistim buffet dan buka 24 jam.
Lokasinya di lantai 14 dan terletak di anjungan, luas sekali dan dikelilingi kaca,
sehingga sambil makan bisa melihat kedepan dan kesamping kapal.
Kalau malam ada pasangan yang main gitar dan organ
Lagu-lagu yg dinyanyikan si pria pemain gitar membuat banyak pasangan turun
melantai, termasuk dari rombongan kami : grup Wulan (Warga Usia Lanjut),
yang asyik ramai-ramai ber Poco-Poco


Sebenarnya ada tempat makan lain, yaitu dua buah dining room yang luas.
Mula-mula kami segan makan disana karena sistim-nya ala carte, soalnya
kan repot tuh baca menu-nya - engga ngerti makanan apa saja itu.


Tapi belakangan sudah pinter - pokoknya engga usah lihat judul menunya,
tapi lihat saja komposisinya.
Maka jadilah kami menikmati berbagai makanan yang eksotis :
- King Crab
- Fresh Ketchikan silver salmon.
- Lobster dll


Appetizernya juga asyik sekali , dimana pada acara French Night :
Hoer d Ovre -nya kami pilih saja Escargot yang enak sekali. 
Kalau desertnya sih biasanya pilih ice cream saja.


Memang kalau soal makan di kapal ini - enak deh yang doyan makan,
karena boleh makan kapan saja, mau berapa kali juga boleh - boleh saja,
di berbagai restoran dengan makanan/minuman yg beraneka ragam itu.


Sayang saya ini termasuk orang yang perutnya kecil, jadi tidak bisa ikutan
"membuat rugi" kapal itu.


Pelayannya ramah-ramah dan jenaka, pernah kami berempat di malam
Gala dinner (harus pakai jas) menuju Dining Room.
Setelah antri sekian menit, kami diantar ke meja, lalu si pelayan bilang :
Nah ini table kamu. Lalu dia bilang lagi :
tapi malam ini kamu harus melayani sendiri meja-mu ini.
Saya sempat bengong, kok gini ? Lalu dia teruskan :
Karena malam ini kamu datang bersama 3 beautiful lady.  Hahaha.


Pelayan2 itu sering mengajak ngobrol, mereka dari berbagai bangsa;
Itali-Filipina-Mexico-Rumania dll.
Untuk pelayanan prima yang mereka berikan itu nantinya kita diwajibkan
memberikan tip 6,5 USD/penumpang/hari,
yang otomatis muncul di rekening tagihan kita diakhir cruise.


Acara malam hari, bebas mau nonton di Princess Theater dan Vista Lounge
(ruang pertunjukkan) yang cukup luas.
Tiap malam acaranya ganti2 :
sulap-tarian-cabaret-band dan penyanyi.


Setelah nonton biasanya orang-orang masih keluyuran ke bar dimana
ada band dan dansa, atau ke casino, ke lobby dimana ada pemain piano
tunggal atau kwartet biola dll.
Tapi kami lebih suka menuju kembali ke Horizon Court mendengarkan
pasangan Steed & Steed menyanyikan lagu-lagu romantis, yang membuat
banyak pasangan turun melantai.
Sambil duduk minum dan ikut merasakan suasana relax disana tentu sangat
menyenangkan sekali.
Pemandangan diluar sedikit demi sedikit mulai temaram, karena sampai jam
sebelas malam cuaca diluar kapal masih agak terang.
Saat summer matahari di Alaska sudah timbul lagi jam 4.30
Biasanya larut malam barulah kami  kembali ke kamar.


Di dalam kamar kami setiap malam dikirimkan bulletin yang berisi
banyak informasi, antara lain kegiatan2 esok hari dan berbagai acara
dikapal, sehingga kami bisa tahu kapan dan dimana misalnya ada
demonstrasi ice carving.


Yang sangat berkesan adalah acara Champagne Fountain di lobby
yang meriah sekali karena diikuti juga oleh anak buah kapal :
gelas champagne disusun sampai tinggi sekali se-akan2 pohon Natal,
lalu diguyur dari atas dengan champagne dan dibagikan.
Penumpang bersama anak buah kapal kemudian ber-polonaise,
ramai sekali memenuhi ruangan besar itu, menari mengikuti aneka lagu,
sungguh sangat meriah karena spontanitas dan kegembiraan yang meliputi
semua yg hadir malam itu.


Acara didalam kapal begitu bervariasinya sampai-sampai banyak juga
fasilitas yang tidak sempat kami gunakan :
perpustakaan- simulator golf- swimming pool - art auction-
kunjungan ke Bridge kapal, sampai dance class.


Ada satu fasilitas yg sebaiknya tidak digunakan, yaitu : nilpon kerumah !!,
karena biayanya 9,5 USD per menit , kalau terima fax pun dikenai
biaya 1 USD/lembar.



Ada satu hal yang menarik dari sekitar 2100 penumpang kapal,
terlihat mayoritas usia 60-70 tahun, dan saya merasa aneh karena
orang  Jepang (yang biasanya ada dimana-mana) kok di kapal ini
tidak terlihat satupun.


Dimalam terakhir, diruang pertunjukan tidak ada acara dari fihak
kapal, tapi justru dipersilahkan kalau dari penumpang ada yang
mempunyai bakat yang ingin ditampilkan.
Maka jadilah berbagai acara yang menarik sekali :
Ada yang tampil tap dance (dulu dia penari tap dance), ada yg melawak.


Grup Wulan tampil dengan tari Poco-Poco, sebelum mereka tampil
diumumkan bahwa mereka ini dari Indonesia yang pada pelayaran ini
ternyata merupakan peserta terbanyak kedua setelah orang Ame-
rika yaitu berjumlah 170 orang !!


Ocean Princess dengan berat 77,499 ton ini ternyata mantap sekali.
Walaupun berlayar agak jauh dari garis pantai,
boleh dikata tidak terasa getaran dan guncangannya.


Pelayaran Alaska ini South Bound karena dari utara ke selatan,
melayari kota-kota : Seward-College Fjord-Glacier Bay-Skagway-
Juneau-Ketchikan-Vancouver,
Kapal akan mendarat di tiga kota dimana dari pagi sampai sore para
penumpang boleh turun kedarat untuk shore excursion dan malam harinya
kapal berlayar kembali -  selama perjalanan penumpang selalu bermalam
didalam kapal.


Akan disambung cerita tentang 3 kota itu dan juga tentang
Glacier Bay yang menakjubkan



 

5 comments:

  1. Makasih Dok, jadi tau gimana caranya org2 ikut cruise ke Alaska. Saya sering denger, tapi gak pernah tahu caranya gimana. Lebih murah gak ya kalo mulai dari Alaska langsung?

    Tks ceritanya.

    ReplyDelete
  2. Kalo cruise enakan rame2, karena kita akan berada di hotel terapung sekian hari - kalau berduaan kan bisa pusing ngomong sama orang yang itu2 aja. sebaliknya kalau rame2 seru ngobrol sambil makan minum.

    Alaska pilih yang southbound, karena hari terakhir tidak ada acara, maka kalau pilih yang northbound akan rugi karena dihari pertama bengong saja

    Beli tiket cruise Alaska memang lebih murah kalau langsung - apalagi perwakilan Princess Cruise sekarang tidak ada lagi di Indonesia

    ReplyDelete
  3. Pak Shin, tolong donk dilengkapi berapa biayanya, tanpa air ticket, smeday who knows there is an opportunity to go there. Thanks Siswadi

    ReplyDelete
  4. Dok, menyenang sekali bersama Wulan... rupanya Wulan'ers juga ya.. bersama Pak Harry Dharmawan. Kami sama-sama Wong Semarang/ Karangturi.
    Total jendral memakan waktu berapa harikah Cruise Alaska ini Dok... nampaknya seru banget....
    salam - inggil

    ReplyDelete
  5. hallo,

    sebenarnya bukan anggota Wulan, nebeng doang he3
    cruise Alaska 6 hari, dan diteruskan menelusuri Canadian
    Rocky Mountain yang aduhai cantiknya.

    salam
    sm

    ReplyDelete