Wednesday, January 23, 2008

jokes : 41 !

 

Bob, a travelling salesman, arrives at a small town late in
the day, walks into the local bar, sits down dan orders up
a beer.

After a few moments, someone stands up and shouts,
" 28 !" and the entire bar bursts into hysterical laughter.
Bob thinks this is strange, but goes back to his beer.

A few moments later someone else stands up and yells,
"33!"  Once again, the bar bursts into fits of  laughter.
Some are rolling on the floor.
Bob shakes his head, and goes back to his beer.

Soon, a third man stands up and shouts, " 4 ! " 
Again, everyone in the bar laughs, some uncontrollable
in their mirth.

The completely confused Bob summons the bartender
and asks what the hell all the laughing is about.

The bartender replies : See,pal, we're such a small town
that everyone knows everyone and all of their jokes.
So, to make life easier we catalogued  all of our gags.
Instead of telling the whole joke, we just shout its number
and everyone knows what joke it is and we laugh.

Bob listens carefully, nods, and sits down.

More people stand up and shout numbers, and eventually
Bob cannot stand it any longer.
Well-known as the life of the party back home, he has to join in.

Bob stands up and shouts, " 41 ! "
Nobody laughs. There is stony silence.
Bob sits down, shamefaced and embarrased.
He summons up the bartender, and says,
"What happened? No-one laughed ."

The bartender shakes his head and says,
" Buddy, it's not so much the joke, it's the way you tell it."

 

Thursday, January 17, 2008

Pelangi di Persia - Menyusuri Eksotisme Iran.

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Biographies & Memoirs
Author:Dina Y. Sulaeman
Memasuki tahun 2008, anggota komunitas Jalansutra yang penyuka
jalan-jalan dan makan-makan, tercatat telah melampaui angka 12.000.
Tentu jumlah yang besar sekali, anggotanya tersebar diseluruh dunia,
kalau di pelosok seperti Namibia ada Ira Apriyanti Nechvile, maka di-
pucuk dunia yaitu negeri es Iceland ada Desi - insinyur ITB, mantan
calon astronot (kalau winter cukup berdiri dari halaman rumah-nya
bisa melihat Aurora Borealis yang menakjubkan).

Dari sekian banyak anggota, beberapa orang berhasil mengikuti jejak
pak Bondan Winarno - Kepala Suku Jalansutra dalam menulis dan
menerbitkan buku.
Misalnya mengenai minuman wine yang ditulis oleh Yohan Handoyo
sang Wine Master, tentang perjalanan oleh Sigit Susanto/Kang Bondet
yang menetap di Swiss, dan paling anyar adalah Dina Y Sulaeman.

Dina, yang Sarjana Sastra Unpad, awalnya tahun 1999 berangkat
ke Iran bersama suaminya karena mendapat beasiswa pemerintah
Iran, ternyata akhirnya sampai 8 tahun disana.
Sekian lama menetap dikota suci Qom, belakangan Teheran dan
sempat juga berkelana ke beberapa kota di Iran, membuatnya
meresapi kehidupan penduduk diberbagai kota, dan melihat ke-
eksotisan berbagai tempat disana.

Seperti diketahui, kebanyakan berita tentang Iran tidak jauh dari
kekakuan dan kekerasan, serba samar dan misterius, serta sangat
sedikit tentang sosial budaya, maupun peninggalan sejarahnya.
Padahal samar2 kita ingat kalau Iran mempunyai sejarah yang
panjang, katakan saja tentang Persepolis - suatu bukti kebesaran
imperium Persia yang telah berusia ribuan tahun.
Rajanya - Cyrus Agung, lima abad sebelum Masehi kekuasaannya
telah membentang dari Asia Tengah hingga kawasan barat yang kini
bernama Turki.
Sebenarnya saya termasuk salah satu dari banyak orang yang ingin
berkunjung ke negeri yang eksotis ini, sayang terkendala informasi
yang minim itu.

Maka saat mengetahui Dina yang kini menetap kembali di Bandung,
telah menerbitkan buku tentang Iran, maka segera saya menuju ke
Gramedia Lippo Mal Karawaci.
Tidak sulit menemukan buku berjudul :
Pelangi di Persia - Menyusuri Eksotisme Iran,
karena bukan saja berada di rak bagian buku baru, juga buku yang
cukup besar itu tampil atraktif - foto tugu Azadi yang unik dan cantik
mendominasi covernya.

Didalam bukunya Dina bercerita tentang kehidupan keseharian
orang Iran yang ternyata cukup unik, antara lain soal mahar yang
harus dibayar oleh pengantin pria.
Ternyata bisa mahal sekali, bisa mencapai ratusan juta rupiah,
uniknya kalau diijinkan oleh si istri - boleh dicicil sampai mati.
Tapi hutang tetap hutang, kalau terjadi perceraian mahar itu harus
dilunasi, penjara menanti kalau si mantan suami ingkar janji.
Maka konon poligami sangat2 jarang disana, soalnya para pria
tidak bakalan kuat sering2 membayar mahar yang mahal itu.

Diceritakan pula soal yang paling menjengkelkan baginya selama
hidup di Iran yaitu : Naik Taksi !!, rupanya sopir taksi disana rata2
bawel2, termasuk suka menghina pendatang yang orang Afganistan.
Pengemudi disana juga rata2 doyan ngebut, termasuk temannya
yang walaupun sudah nenek2 kalau nyetir bagai orang kesetanan.

Dina dalam bertamu sangat terpesona oleh dapurnya orang Iran,
yang dikatakannya begitu "cling", wanita Iran begitu sangat menjaga
penampilan dirinya sampai ke penampilan dapur sekalipun.
Soal pakaian wanita tentu busana yang tertutup, ada yang ber-
cadar, tapi katanya belakangan ada yang berani dengan kerudung
seadanya yang memperlihatkan sedikit rambut bagian depan.

Satu kebiasaan lagi orang Iran yang oleh Dina sampai disebut
"parah" yaitukebiasaan membawa oleh2 kalau bertamu.
Basa-basi ini begitu "ritual" sampai memang terkesan lucu.
Bayangkan kalau bertamu selalu harus bawa sesuatu dan itu
diberikan sambil mengucapkan kalimat2 basa basi bersambutan
panjang2 seakan berbalas pantun.

Dina sempat mengunjungi Qomsha, kota bunga Muhammadi yang
biasa disuling menjadi air mawar dan minyak wangi. Setiap tahun
kain penutup Ka'bah dicuci dengan air mawar dari kota ini.

Disatu tempat dijalan tol yang menuju kota Kashan, pemandangan
sungguh menakjubkan, dikiri kanan terdapat pegunungan dengan
warna yang bergradasi mulai dari hijau muda-hijau tua, coklat,
merah tua - merah marun.
Di satu tempat Dina merasa berada dipersimpangan peradaban
yang begitu jomplang, dikiri jalan menuju Natanz - lokasi reaktor
nuklir Iran yang menghebohkan dunia, sedangkan lurus menuju
Abyaneh - desa yang berusia 5 ribuan tahun !

Berbeda sekali dengan di Irak dimana ada persaingan antara Sunni
dengan Syiah, maka di Iran yang mayoritas Syiah itu tidak terjadi,
mereka hidup rukun dan damai.
Orang Iran dikatakan sangat toleran dan santun terhadap para
penganut agama dan mazhab lain.
Dalam situs http://www.persia-tour.com/ disebut bahwa pada
poster para martir yang dipajang di sebuah pusat perbelanjaan
tertera pernyataan pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomaini, :
“Aqallayatha-e mazhabe dar Islam ihtiram-e khasi darand
(Para penganut agama minoritas memiliki kehormatan khusus
dalam Islam.)”
Hal inilah pula yang membuat peninggalan kuno agama lain masih
bisa utuh dilihat di Iran, antara lain kuburan Raja Darius II yang
disebut "K'abah nya kaum Zoroaster" - kaum yang selalu memakai
api suci dalam kuil pemujaan-nya.

Dina juga mengunjungi Isfahan, kota indah yang menakjubkan,
konon Isfahan dijuluki "nisf-e-jahan" yang artinya "setengah dunia".
Maksudnya dengan mengunjungi Isfahan sudah bisa melihat
setengah keindahan dunia.
Memang seperti dikatakan pak Bruriadi Kusuma, pengelana yang
pernah mengunjungi 158 negara, mengunjungi Isfahan adalah
keharusan bagi para pelancong.
Karena Isfahan dipenuhi bangunan2 kuno yang sungguh cantik
seperti pintu gerbang Masjid Hakim, berbagai menara dan masjid,
Gereja Vank - sebuah gereja Armenia yang bernilai sejarah tinggi,
Sio-se-Pol atau Jembatan 33 yang dibangun pada tahun 1500.

Buku Pelangi di Persia ini, terasa penting dan perlu dibaca
bukan saja oleh orang yang ingin berwisata kesana, juga oleh
orang yang ingin mendapatkan informasi yang jujur dan terbaru
tentang Iran. Banyak sekali pencerahan yang didapat dengan
membaca buku setebal 297 halaman dan dibandrol Rp.63.000,- ini.

Wednesday, January 16, 2008

Pikiran dan Materi oleh : Dr Akino W Azzaro

Rating:★★★★★
Category:Other
Selama ini kalau mendengar kata Fengshui, yang terlintas di
kepala saya adalah hal yang "berat" tentang aturan ini itu yang
serba ribet misalnya bagaimana posisi rumah dan sebagainya.
Tapi setelah membaca artikel2 tulisan Dr.Akino W Azzaro -
Konsultan Fengshui, yang rutin muncul di Majalah Kontan,
saya malah jadi tidak pernah melewatkan membacanya karena
disampaikan dengan cara yang populer, ringan - enak dibaca
dan mencerahkan.

Asyiknya lagi karena tidak bicara melulu soal posisi rumah dsbnya,
tapi bisa dikaitkan dengan hal2 yang sedang ramai dibicarakan,
misalnya tentang buku The Secret.
Seperti diketahui, inilah buku yang sedang banyak menarik perhatian
dunia, sebenarnya isinya kontroversial sekali - tapi pengarangnya
pernah ditampilkan di acara Oprah Winfrey yang begitu bergengsi.

Tertarik membacanya dan ingin berbagi cerita, maka setelah
mendapat alamat e-mail Dr.Akino W Azzaro dari Redaksi Kontan,
saya e-mail beliau untuk minta ijin memuat artikelnya itu di blog saya.
Setelah diijinkan oleh Redaksi Kontan dan Dr.Akino W Azzaro,
inilah artikelnya yang telah dimuat di majalah Kontan No.15-XII.

Selamat membaca.



Pikiran dan Materi.

Oleh: Dr Akino W Azzaro

Kalau kita telusuri semua ilmu dan praktek, pasti akan bermuara pada
dua hal, yakni pikiran dan materi.
Bahkan, bisa dikatakan semua karya manusia baik yang menimbulkan
kesejahteraan atau penderitaan, semua berawal dari kedua hal tersebut.
Mengingat begitu pentingnya pengaruh pikiran dan materi terhadap
kehidupan manusia, serta munculnya asumsi dan konsep baru berkaitan
dengan kedua hal tersebut seperti tercermin dalam buku The Secret,
maka perlu suatu kejelasan mengenai kedua hal tadi agar kebahagiaan
yang ingin dicapai bisa diketemukan..

Didalam buku The Secret, hukum alam yang disebut dengan Law of
Attraction dianggap satu-satunya jalan untuk mewujudkan keinginan.
Menurut hukum ini, asal seseorang memiliki keinginan positif yang kuat
dalam melakukan visualisasi terhadap keinginan tersebut, maka semua
keinginan akan terwujud menjadi kenyataan.
Dengan kata lain, pikiran telah menarik materi seperti magnet menarik
benda-benda. Jika ingin rumah yang besar, bayangkanlah seolah-olah
telah tinggal di rumah besar.
Jika ingin mobil bagus, bayangkanlah dan rasakan semua sensasinya
seolah-olah telah mengendarai mobil mewah tersebut.
Bahkan, dengan teori ini Anda boleh memiliki keinginan menjadi kaya
seperti Bill Gates. Cukup berkeinginan, visualisasi dan percaya,
maka Anda telah menjadi Bill Gates. Semua menjadi kenyataan,
rumah besar dan mobil bagus, sehebat Bill Gates, dll.

Sayangnya, realitas kehidupan tidak demikian dan bukti di alam juga
tidak demikian. Karena jika benar, maka minimal 50% orang yang
duduk di warung kopi adalah Bill Gates.
Lagipula, hati nurani manusia mengenal intisari hukum alam yakni
tidak bekerja menurut mimpi apalagi menurut visualisasi.
Sejak jaman dahulu sampai sekarang dan di masa depan, satu prinsip
hukum alam yang pasti, semua fenomena alam ditentukan oleh hukum
sebab dan akibat.
Mobil berjalan karena ada mesin dan energi yang mengerakkan mesin.
Pohon menjadi besar karena sumber makanan yang diperoleh berkualitas
dan energi lingkungan yang pas.

Begitu pula materi, hanya mungkin diperoleh kalau ada energi.
Betul bahwa segalanya berawal dari pikiran seperti dikutip dari Budhha
Gautama. Namun, mengutip sedikit perkataan Buddha, sungguh berbahaya
jika tidak menguasai keseluruhan konsepnya.
Mereka lupa, ada dua aspek penting dalam proses penciptaan.
Pertama, kemurnian pikiran dan kedua adalah energi untuk mencipta.
Kemurnian pikiran dapat diperoleh jika pikiran selaras vibrasinya dengan
alam semesta.
Dengan perkataan lain, makin tinggi kemurnian pikiran makin mirip pikiran itu
dengan hukum alam. Kemurnian pikiran diperoleh dengan berbagai cara.

Pertama melalui moral yang baik, maka pikiran pun menjadi murni.
Misalnya kita bersedekah atau beramal, maka pikiran menjadi makin bersih.
Kita tidak berniat merugikan orang lain, maka pikiran menjadi makin bersih.
Tidak pernah berniat berzinah, maka pikiran menjadi makin bersih.
Melakukan bakti sosial, maka pikiran menjadi makin bersih dan tenang.
Tidak membenci terhadap siapapun dan apapun, maka pikiran menjadi stabil.
Jika semua niat dan aktifitas ini diakumulasikan, maka pikiran menjadi
termurnikan.

Aspek kedua penciptaan adalah energi.
Jika tidak ada energi, maka pikiran akan padam dengan sendirinya.
Ini seperti sebatang kayu kering dengan api.
Jika api adalah pikiran, maka kayu adalah sumber energinya.
Jika kayu tidak ditambah, maka api pun padam.
Energi ini dapat diperoleh dengan tiga cara.

Pertama dari makanan, kedua dari alam atau lingkungan tempat kita berada.
Kedua jenis energi ini disebut dengan chi (nafas kehidupan) yang dapat
diurai dalam lima manifestasi atau sering disebut lima elemen.
Sebagai contoh, jika kita memakan cabai atau menerima energi api dalam
lingkungan kita, maka kita cenderung menjadi panas.
Jika kita banyak minum air, maka tubuh juga akan kelebihan air, dan
seterusnya.
Ketiga ialah kemurnian pikiran, pikiran yang selaras dengan kemurnian
alam semesta adalah pikiran yang penuh energi.

Pikiran yang memiliki energi berlimpah, selanjutnya akan mengubah diri
dalam wujud materi atau apapun bentuknya sesuai dorongan keinginan.
Yang perlu dipahami, di sini tidak ada attraction atau menarik milik siapapun.
Semua karena diri sendiri. Jika ada satu niat mengambil yang bukan milik
kita, maka pikiran menjadi berkurang energinya dan proses penciptaan
akan terhenti atau diperlambat.

Kemudian, proses pikiran menjadi materi dipengaruhi emosi, baik emosi
positif maupun negatif. Dua emosi ini berfungsi untuk mengarahkan atau
memprioritaskan proses penciptaan.
Semakin besar emosi positif yang muncul atau dirasakan, maka semakin
cepat proses itu terjadi. Tetapi, emosi juga merupakan musuh kebahagiaan.
Semakin positif emosi, maka efek ketagihan akan semakin besar.
Sementara itu, emosi negatif menimbulkan marah dan benci yang
mendorong orang terjebak untuk melebih-lebihkan suatu peristiwa.

Misalnya seorang yang lagi jatuh cinta.
Suatu hari secara tidak sengaja dia menubruk orang yang dia taksir
di persimpangan jalan.
Kedua belah pihak mengalami benjol di kepala.
Yang satu karena cinta maka benjol di kepala tidak terasa sakit,
bahkan mungkin akan dinikmati.
"Ini tanda yang bagus buat cinta saya, ini tentu tanda positif.
Bakal jadian nih," demikian bisik hatinya, sehingga benjol tadi tidak
terasa sakit. Bahkan senyuman bahagia tersungging di bibirnya.
Sebaliknya, jika yang satunya lagi tidak cinta atau membenci,
maka benjol di kepala akan terasa sangat sakit.
Luar biasa sakit! Benjolan sama, tapi reaksinya bisa berbeda karena
emosi meningkatkan atau menurunkannya.

Karena itu, emosi perlu dipertahankan dalam kondisi seimbang yaitu
kita terikat dengan sensasi positif sekaligus tidak ingin menghindar
dari emosi negatif.
Kestabilan dalam emosi akan menentukan kualitas kebahagiaan.
Makin seimbang makin bahagia. Sedikit seimbang sedikit bahagia.
Dengan emosi yang seimbang, maka proses penciptaan berjalan secara
obyektif sesuai dengan kodratnya.
Proses lambat dan cepat tidak menimbulkan ketidakbahagiaan.
Bahkan pada saat semua tercapai juga tidak memancing ketidakbahagiaan
baru yang biasanya muncul akibat mulai memasang keinginan baru.

Yang perlu juga disadari, semua proses penciptaan ini berhubungan
dengan kebijaksanaan yang diperoleh bukan dari wacana intelektual.
Orang dapat berdebat tentang teh manis, bahkan mungkin bisa menulis
puluhan disertasi mengenai hal itu.
Akan tetapi satu pengalaman mencicipi teh manis akan mendapat
kebijaksanaan seribu kali lebih kuat dibanding membaca
Journal of Teh Manis.
Begitu pula dalam hal penciptaan, materi dan pikiran bukan dibijaki
dengan intelektualitas, tetapi melalui pengalamanan indera.
Pikiran harus masuk dalam pengalaman indera dan selanjutnya
baru melahirkan kebijaksanaan.
Dari kebijaksanaan baru akan lahir apapun sesuai keinginan kita.

Untuk melompat parit kecil, tentu tidak perlu ancang-ancang.
Namun jika ingin melalui parit yang lebar, maka perlu mundur
beberapa langkah kebelakang. Makin lebar parit makin mundur.
Dalam hidup prinsip ini berlaku universal jika ingin maju besar,
harus mundur besar. Jika tidak dapat memikul kewajiban besar,
tidak mungkin memiliki bisnis besar. Itu sudah hukum alam yang pasti.

Satu kemunduran yang perlu dilakukan adalah meditasi,
karena dapat memperoleh tiga keuntungan.
Pertama, pengalaman indera.
Kedua, kemurnian pikiran dan ketiga energi yang berlimpah.
Jika ditambah dengan fengshui lingkungan yang tepat (meditasi di
sektor timur laut), maka level energi akan semakin tinggi.

Meditasi vipassana seperti yang diselenggarakan oleh Mr. Goenka
( www.dhamma.org) adalah jalan yang tepat untuk memurnikan pikiran
dan meningkatkan energi.
Melalui meditasi ini, semoga Anda bebas dari penderitaan dan
memperoleh kebahagiaan tertinggi batin dan materi.



Wednesday, January 2, 2008

50 STEPS TOWARDS A GREAT MARRIAGE (by Steve Stephens).

 

50 STEPS TOWARDS A GREAT MARRIAGE

(by Steve Stephens)


Lets start practicing these......

1. Start each day with a kiss.
2. Wear your wedding ring at all times.
3. Date once a week.
4. Accept differences.
5. Be polite.
6. Be gentle.
7. Give gifts.
8. Smile often.
9. Touch.
10. Talk about dreams.

11. Select a song that can be "our song".
12. Give back rubs.
13. Laugh together.
14. Send a card for no reason.
15. Do what the other person wants before he or she  asks.
16. Listen.
17. Encourage.
18. Do it his or her way.
19. Know his or her needs.
20. Fix the other person's  breakfast.

21. Compliment twice a day.
22. Call during the day.
23. Slow down.
24. Hold hands.
25. Cuddle.
26. Ask for each other's opinion.
27. Show respect.
28. Welcome the other person home.
29. Look your best.
30. Wink at each other.

31. Celebrate birthdays in a big way.
32. Apologize.
33. Forgive.
34. Set up a romantic getaway.
35. Ask, "What can I do to make you happier?".
36. Be positive.
37. Be kind.
38. Be vulnerable.
39. Respond quickly to the other person's request.
40. Talk about your love.

41. Reminisce about your favorite times together.
42. Treat each other's friends and relatives with courtesy.
43. Send flowers every Valentine's day and  anniversary.
44. Admit when wrong.
45. Be sensitive to each other's  sexual desires.
46. Pray for each  other daily.
47. Watch sunsets together.
48. Say "I love you" frequently.
49. End the day with a hug.
50. Seek outside help when needed.

PASS THIS ON TO YOUR MARRIED -  AND UNMARRIED - FRIENDS &  FAMILY,
SO THAT THEY MAY HAVE LOVE, GIVE  LOVE & SHARE LOVE.