Saturday, December 13, 2008

Ayo ber-NPWP dan ber-Sunset Policy - ria





Kemarin di perempatan Sukasari/didepan Puskesmas Sukasari
saat menunggu lampu lalu lintas yang sedang menyala merah,
terlihat ada sekelompok pemuda pemudi yang berdiri dibawah
fly-over sambil membentangkan spanduk.
Awalnya dikira mahasiswa yang sedang demo atau kampanye
anti narkoba, ternyata bukan - mereka membentangkan spanduk
yang bertuliskan himbauan untuk membuat NPWP bagi yang
belum memilikinya dan ajakan memanfaatkan Sunset Policy -
yang akan berakhir pada tanggal 31 Desember mendatang.

Soal NPWP, sejak jaman "kuda gigit besi" saya sudah punya -
karena PNS otomatis dapat NPWP, tapi soal Sunset Policy
adalah hal yang baru dan cuma sekali diadakan.

Program Sunset Policy ini sedang gencar disosialisasikan, dan
muncul pula kursus2 singkat yang memberikan pencerahan bagi
orang yang masih belum mengerti apa itu NPWP/Sunset Policy.

Kebetulan sore tadi saya mendapatkan brosur salah satu kursus
perpajakan tersebut, barangkali ada yang berminat hadir.

Wednesday, December 3, 2008

Mohon bantuan untuk masalah di MP bu Inggil S Goendono

Man temans,

Saya baru saja dapat e-mail dari bu Inggil (inggil@satucitra.com),
rupanya ada gangguan di Multiplynya  (http://inggil.multiply.com/).

Mohon bantuan teman2 bagaimana cara mengatasi masalahnya,
dibawah ini e-mail bu Inggil :

===============================================
Dok Sindhi yb,
mau konsul dok..
ada yang ga beres di MP saya nih..
 
Saya memang tidak secara berkala mengisi MP saya.
Suatu hari, di mid November kok MP saya ter pampang tulisan
bahwa MP saya ada di Bucket photo / deleted..
wuah.. sedih saya...
mohon saran, musti nya saya gimanain ya Dok..
secara itu bagian besar dari hidup saya terekam di sana, hik....s
 
salam,
inggil
================================================

Banyak terima kasih atas perhatian dan bantuan teman2,
silahkan bisa langsung japri ke bu Inggil.

salam
sindhiarta
 

Friday, November 28, 2008

Domain & DNS free / gratis

http://alvian.multiply.com/reviews/item/26
Alvian menulis :

Category: Computers & Electronics
Product Type: Other
Manufacturer: www.co.cc
Just like what i inform @ my link section. I've satisfy to use this domain & DNS provider. It's totaly free for my alvian.co.cc and it's so easy to forward my multiply to my name domain.

Seperti informsi di bagian link MP g. G puas banget pake penyedia domain & DNS ini. Betul2 gratis buat dapetin alvian.co.cc dan gampang lagi forward MP g kesitu. Beda sama penyedia domain lain yang rata2 udah bayar settingnya ngejelimet pula..kekeke...

Mudah2an selamanya gratis. Dan mudah2an temen2 lain beruntung bisa mendapatkan nama.co.cc nya secara gratis..

Note:
Mengikuti petunjuk sdr.Alvian diatas itu, saya bisa membuat:
www.sindhiarta.co.cc
silahkan mencoba membuatnya pula atau iseng2 masuk ke
www.sindhiarta.co.cc (akan langsung menuju ke MP saya)

Wednesday, November 26, 2008

Sarajevo – Seabad tiga kali memukau Dunia.




Sarajevo – Kota yang dalam seabad tiga kali memukau dunia.


Terbenam dipelukan pegunungan Alpen Dinaric yang membujur sepanjang
Balkan Peninsula, mestinya kota Sarajevo dengan luas hanya seperlima
Jakarta tidak banyak menarik perhatian dunia, tapi nyatanya ibukota
Bosnia-Herzegovina ini malah sampai tiga kali menyedot perhatian dunia.

Pertama tahun 1914, saat putra mahkota kerajaan Austria-Hungary dibunuh
ditengah kota Sarajevo, kejadian inilah yang menjadi pemicu meletusnya
Perang Dunia Pertama .
Persis 70 tahun kemudian ketika masih tergabung dalam negara Yugoslavia,
Sarajevo berkilau menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin ke XIV.
Hebatnya - inilah satu2nya kota dari negara komunis yang bisa menjadi
tuan rumah perhelatan akbar tingkat dunia itu.

Terakhir antara tahun 1992-1995, dunia terpukau ngeri melihat pengepungan
disertai bombardemen kejam atas Sarajevo. Inilah pengepungan kota terlama
dalam sejarah perang modern, dengan korban 11.000 penduduk tewas.
Tapi begitu terjadi perdamaian turis langsung berdatangan ke Sarajevo,
karena tertarik aspek sejarah, agama dan kultural-nya yang bernilai tinggi.
Antara tahun 1995 - 2000 tercatat peningkatan kedatangan turis ke Bosnia
mencapai 24 % per tahun.

Lonely Planet, "kitab sucinya" pelancong dunia, tahun 2006 menerbitkan
buku tentang 200 kota yang paling diminati para turis, judulnya :
The Cities Book, A Journey Through The Best Cities In The World.
Dalam buku itu memang Sarajevo diurutan 43, bukan di puncak yang
diduduki Paris, juga jauh dibawah Bangkok (nomer 8 - top rank se Asia),
tapi bisa mengalahkan Dubrovnik - kota wisata cantik ditepian Adriatik
yang berada di ranking 59.

Pagi hari tanggal 27 Oktober 2006 kami meninggalkan Beograd menuju
Sarajevo, menjelang tengah hari tiba di border Serbia – Bosnia.
Perasaan mulai tegang maklum akan segera memasuki wilayah yang
pernah menjadi ajang perang saudara yang begitu ber-darah2.
Petugas cewek Imigrasi Serbia naik ke bus dan langsung menyetempel
paspor kami, lalu bus boleh melewati jembatan sungai Drina yang menjadi
batas alami wilayah kedua negara itu.
Di wilayah Bosnia, paspor dikumpulkan dan kami harus tetap duduk di-
dalam bus, keruan jadi makin tegang.
Akhirnya beres juga, bus kami bergerak lagi tapi tak lama berhenti lagi
karena sudah tiba Hotel Vidikovac untuk makan siang.
Dari restoran hotel yang terletak di lereng gunung itu, dibawah tampak
danau yang airnya berwarna hijau, disebrangnya tampak rumah-rumah
beratapkan genteng merah diantara padang rumput hijau – cantik sekali.
Sulit dibayangkan kalau dinegeri yang indah dan terasa begitu damai ini
bisa terjadi perang saudara yang begitu kejam.

Menjelang sore kami memasuki kota Sarajevo dan langsung menuju
ke Stari Grad, inilah bagian kota tua yang paling diminati para turis.
Kalau sisi timur Stari Grad banyak bangunan dengan pengaruh Ottoman,
maka sisi baratnya penuh bangunan dengan arsitektur dan pengaruh budaya
yang diterima dari Austria-Hungary.
Maka Stari Grad menarik sekali karena disitulah barat dan timur berpadu.
Kami diturunkan di Bascarsija, pasar kuno ini bagian Stari Grad yang
merupakan awal kota Sarajevo yang dibangun oleh penguasa Ottoman
pada abad ke 15.
Rencananya kami dengan berjalan kaki mengunjungi berbagai bangunan
kuno dan bersejarah disana, termasuk tempat ditembaknya putra mahkota
kerajaan Austria-Hungary seratus tahun yang lampau itu.

Bersama banyak pejalan kaki kami menelusuri lorong-lorong kuno dari
Bascarjica yang beralaskan batu. Setelah melewati toko-toko souvenir
yang memagari pedestrian itu, tibalah kami di Beg's Mosque, salah satu
dari 200 mesjid yang ada di Sarajevo.
Beg’s Mosque menampilkan ciri indah arsitektur Ottoman, dibangun
tahun 1531 oleh arsitek terkenal, Mimar Sinan.
Di sisi barat Stari Grad, kami melewati simbol kota Sarajevo yaitu
Cathedral of Jesus' Heart yang terlihat terang benderang disinari lampu.
Inilah katedral terbesar di Bosnia yang dikenal pula sebagai Katedral
Sarajevo, selesai dibangun tahun 1889, dengan mengambil model
Notre-Dame Paris, bergaya Neo-Gothic dan arsitektur Romania.

Pada tanggal 28 Juni 1914, Archduke Franz Ferdinand, putra mahkota
kerajaan Austria-Hungary beserta Sophie istrinya berkendara memakai
mobil terbuka di Sarajevo.
Young Bosnia, organisasi yang ingin Bosnia merdeka dari kerajaan
Austria-Hungary, berniat membunuh sang putra mahkota.
Sebuah granat dilemparkan kedalam mobil tapi luput/melenting dan
meledak ditepi jalan, mengakibatkan banyak pejalan kaki terluka.
Pangeran yang tidak cedera ini segera diselamatkan ke City Hall, tapi
bukannya segera meninggalkan kota malah berkeras ingin menjenguk
para korban di Rumah Sakit, maka terjadilah berbagai kejadian apes
yang menimpa bukan saja pada pasangan itu, juga pada seluruh dunia.

Sopir mobil yang orang Ceko, salah mengerti perintah, didekat Latin
Bridge mengambil arah yang salah yaitu membelok ke jalan sempit –
ini apes yang pertama. Saat mencoba berbalik arah di jalan sempit itu,
mendadak mobil itu mogok – apes kedua.
Puncak apesnya - Gavrilo Princip, anggota tim pembunuh sedang
berada disitu, dua tembakan pistol dilepaskannya, satu peluru nyasar
mengenai lambung Sophie yang sedang hamil besar, satu lagi tepat
kena leher Franz Ferdinand.
Para staf berusaha menghentikan perdarahan, tapi upaya melepaskan
baju Pangeran ini sangat sulit - harus memakai gunting, rupanya dalam
upaya ingin terlihat ramping, ia memakai baju yang dijahit ketat.
Akibatnya pertolongan terlambat, dalam beberapa menit keduanya tewas.

Kerajaan Austria-Hungary murka, Serbia langsung di ultimatum dan
laksana bola salju yang bergulir, cepat sekali insiden ini berkembang
menjadi perang terbuka yang sangat dahsyat.
Sekutu yang dipimpin Perancis, Rusia, Inggris, dan belakangan ikut
pula Italy dan Amerika Serikat, melawan Central Power yang terdiri
Kerajaan Austria-Hungary, Jerman, Bulgaria dan Kerajaan Ottoman.
Perang Dunia I ini adalah perang besar dengan jutaan orang tewas.

Kami semua berdiri terpaku di trotoar sebuah jalan sempit Stari Grad -
persis di lokasi penembakan, memperhatikan prasasti berupa papan
marmer pada tembok gedung, yang bertuliskan bahwa disitulah
Gavrilo Princip menembak sang Pangeran.
Terbersit juga rasa haru, bukan saja karena sedang berada ditempat
terjadinya pembunuhan, juga karena teringat bahwa dari kejadian di
titik tempat kami berdiri itulah berawal Perang Besar yang berakibat
jutaan jiwa anak manusia melayang sia-sia.

Malam hari kami menginap di Holiday Inn, hotel berwarna kuning ini
adalah satu2nya bangunan didalam kota Sarajevo yang utuh, sama sekali
tidak ditembaki pasukan musuh saat perang Bosnia.
Rupanya karena wartawan dari seluruh dunia menginapnya disitu .
Kami terpana melihat sekeliling hotel, dimana-mana terlihat gedung
yang rusak atau hangus terbakar, setidaknya dindingnya berlubang
besar kecil bekas kena tembakan meriam atau peluru senapan.

Pengepungan empat tahun atas Sarajevo yang menghebohkan dunia,
berawal tanggal 2 Mei 1992, akibat jalan-jalan utama ditutup maka
pasokan makanan/obat2an/air bersih/ listrik dan gas terputus.
General Ratko Mladic, komandan pasukan musuh yang memblokade
Sarajevo, dilaporkan memerintahkan :
'Shoot at slow intervals until I order you to stop.
Shell them until they can't sleep,
don't stop until they are on the edge of madness'.
Memang selama blokade, rata2 per hari datang 329 tembakan meriam/
mortir, dengan rekor 3.777 tembakan pada tanggal 22 July 1993.
Maka September 1993 nyaris semua bangunan sudah terkena tembakan
dengan berbagai derajat kerusakan.
Tercatat 35.000 bangunan hancur total, boleh dikata kota bersejarah
berusia 600 tahun itu hancur lebur, korban banyak sekali, dilaporkan
10.500 penduduk Sarajevo tewas dan 50.000 terluka.

Berada di lembah yang dikelilingi pebukitan, membuat Sarajevo mudah
diblokade musuh yang mengambil posisi dipebukitan sekeliling lembah.
Tapi lingkaran blokade yang nyaris menjadi satu lingkaran penuh itu
terputus di satu lokasi karena adanya airport yang dikuasai pasukan PBB.
Dibawah landasan pacu itulah pejuang Sarajevo membuat Tunnel of Hope,
terowongan bawah tanah sepanjang 800 meter yang melintas dibawah
landasan pacu airport pasukan PBB itu.
Berkat adanya terowongan rahasia yang menghubungkan kota Sarajevo
dengan wilayah bebas diluar lingkaran blokade, membuat penduduk
Sarajevo sanggup bertahan selama empat tahun pengepungan itu.

Esok harinya, kami mengunjungi salah satu ujung Tunnel of Hope, yang
berada didalam garasi rumah seorang petani sedikit diluar kota Sarajevo.
Rumah itu persis berada ditepi landasan airport PBB, seperti kebanyakan
rumah lainnya di desa itu, dindingnya berhiaskan lubang peluru.
Didalam rumah berlantai dua yang kini dijadikan museum itu, dipamerkan
berbagai alat sederhana seperti sekop dan pacul yang dulu digunakan untuk
menggali terowongan berukuran tinggi 1,5 meter dan lebar 1 meter.
Diputarkan film dokumenter tentang kegiatan penggalian terowongan,
saat sudah bisa dipergunakan, dan juga tentang pertempuran seru waktu itu.

Tanggal 28 Maret 1993, kegiatan penggalian dimulai dari dua arah, dan
tanggal 30 Juli 1993 sekitar jam 21, pekerja dari dua arah itu bisa saling
menempelkan telapak tangan.
Maka berbagai barang seperti makanan, rokok, minyak, obat2an, senjata,
dan juga orang yang terluka bisa disebrangkan dengan cara digendong.
Belakangan dipasang lori sederhana, maka bisa gerak lebih cepat, tapi tetap
harus dengan perjuangan karena dibeberapa lokasi terowongan membelok,
atau menurun ke kedalaman sampai 5 meter dibawah permukaan tanah.
Melalui terowongan sempit itu orang tidak bisa jalan berlawanan arah,
harus bergantian.
Dalam sehari bisa lewat sekitar 4000 orang serta 20 ton barang/perbekalan..

Terowongan kini telah runtuh, hanya tersisa sekitar 20 meter, kami boleh
berjalan memasukinya sambil agak merunduk karena atapnya rendah.
Ujung terowongan memang dekat sekali dengan pagar bandara, dan
dari situ kami bisa melihat kota Sarajevo diseberang landasan.
Sejarah telah mencatat berkat tunnel sederhana yang dibuat dengan tangan
inilah jiwa 300 ribu penduduk Sarajevo bisa terselamatkan..

Perang telah usai, bangunan hancur tentu bisa dengan cepat dibangun lagi,
tetapi tentunya luka batin perlu waktu yang panjang untuk sembuh.
Sejarah memang seringkali begitu pahit, tapi kehidupan harus tetap berjalan,
termasuk menjaga jangan sampai timbul konflik baru, karena sejarah juga
mencatat kalau perang selalu membawa nestapa.
Menang jadi arang – kalah jadi abu.


Cerita Perjalanan ini telah dimuat di majalah Intisari Oktober 2008.

Friday, November 14, 2008

jokes : Tidak Bau dan tidak Bunyi.



Seorang wanita masuk ruang praktek dokter,
langsung nyerocos :
Dok, saya punya masalah dengan perut saya,
sering banget buang angin - dalam sejam bisa
sampai belasan kali, tapi saya bersyukur sekali
selain tidak bunyi juga samasekali tidak bau.
Nah tuh - maaf ya Dok, disini saja tiga kali saya
buang angin tuh.
Untung nggak kedengeran dan nggak bau nih Dok.
 
Dokternya, langsung nulis resep, dan bilang :
Tebus obat di Apotik - minum obatnya !!.
 
Sekian hari kemudian, pasien itu muncul lagi :
Dok, koq minum obat dari dokter malah sekarang
kentut saya jadi bau banget, kenapa gitu sih.
Tapi untungnya masih tetap nggak bunyi Dok!.
 
Si Dokter langsung nulis resep lagi dan kali ini
bilang : Sekarang minum ini - obat Budeg !.


Wednesday, November 5, 2008

Indonesia Geographic

http://ebbie.multiply.com/

Ebbie Ebony, menulis :

Aku 3 tahun ini sengaja nganggur...
Kerjanya cuma keliling Indonesia buat motret keliling..
Mau bikin buku tentang Indonesia.. Semacam guide book begitu..
80% isinya foto destinations dari Aceh sampai Papua, 33 provinsi lengkap.

Target 2 tahun ternyata ga cukup maklum semuanya sendiri..
2 bulan lewat baru selesai hunting semuanya sejak dimulai dari pertengahan 2005..
hampir semua sudut Indonesia aku datangin.. 1000 objek mungkin lebih..

Aku cuma bisa sedikit berbagi disini untuk menunjukan betapa Indonesia tercinta
alam dan budayanya tak kalah dengan negri-negeri lainnya di dunia ini.
Dan sedikit berharap orang-orang Indonesia akan lebih mencintai negeri ini..
Juga wisatawan asingpun tertarik untuk datang.. Semoga.....

Di Multiply ini saja mungkin cuma 5% dari seluruh koleksi fotoku..

Ini hanya sekedar apresiasi tentang Indonesia yang sangat kaya akan budaya
dan objek wisata tapi tidak dikembangkan secara maksimal oleh pemerintah...

Ebbie Ebony.
Jogya-Jakarta-Palembang

Wednesday, October 29, 2008

Dari Dubai - Kukurilingan di Tangerang.




Rabu 22 Oktober 2008 jam 9.15, saya sudah tiba ditempat yang
selalu saya pakai kalau menjemput tamu yang datang ke Tangerang,
yaitu tepi jalan M.H.Thamrin, persis sebrang Carrefour.
Soalnya tempat itu mudah dicari, tamu yang datang dari arah Jakarta,
tinggal keluar di exit tol Tangerang/Serpong, mengikuti petunjuk arah
dan langsung memasuki Jalan M.H. Thamrin.
Sekitar satu kilometer kemudian sudah tiba disebrang Carrefour itu.

Pagi itu saya menunggu Juan Anthony, teman Jalansutra asal Bali,
yang karena bekerja di Emirates maka nge-pos-nya di Dubai UAE.
Saya belum pernah jumpa Juan, selama ini hanya kontak e-mail
dan sesekali nilpon, tapi wajahnya pernah lihat karena muncul di
tayangan Wisata Kuliner episode Dubai bersama pak Bondan.

Juan kebetulan sedang cuti agak panjang dan memang sudah
lama ingin main ke Tangerang, mau nyobain makanan Tangerang
tapi yang amigos ("agak minggir got sedikit") yah katanya.
Jadi maunya ke tempat2 bukan semacam restoran besar tapi
warung pinggir jalan - ada di pinggiran got sekalipun jadilah gitu.
Rupanya sekian lama terbang kesana kemari bersama Emirates,
hanya sesekali terbang ke Indonesia, membuatnya kangen berat
dengan makanan keseharian Indonesia.
Sehari sebelumnya Juan bilang kalau dia akan siapkan perutnya
untuk diisikan segala macam makanan di Tangerang, siap kalap
makan katanya - dasar JSers he he.

Tidak lama menunggu sebuah mobil merapat dibelakang, kami
turun dan salaman ditepi jalan, surprise karena pemuda guantenk
ini ternyata jangkung sekali, di TV terlihat tidak setinggi ini.
Setelah meng-konfirmasi bahwa serius mau ke tempat "amigos",
maka kami menuju Pos pertama isi perut yaitu Laksa Tangerang,
yang terletak di Jalan TMP Taruna.
Sebenarnya yang masuk Wisata Kuliner dulu adalah laksa yang
di dekat Bendung Sengego, tapi selain agak jauh juga kalau
pagi disitu biasanya macet berat.

Saat makan Laksa itu, Juan cerita bahwa oleh pak Bondan,
disarankan tidak melewatkan mengunjungi Mesjid Pintu Seribu.
Tadinya saya tidak merancang kesana, tapi setelah memastikan
Juan betul siap masuk ke basement MPS yang seperti labyrinth
dan gelap gulita itu, maka rencana diubah.

Kami menuju gedung parkir Mal Metropolis dulu, untuk menaruh
mobil Juan, tempatnya aman dan parkir seharian cuma 5000,-,
lalu kerumah saya dulu, ganti mobil yang kecilan agar leluasa
menelusuri jalan sempit sekitar Mesjid Pintu Seribu itu, dan
tentu sekalian ambil lampu senter.

Barulah menuju Pasar Lama, China Town nya Tangerang, kami
memasuki kelenteng BoenTekBio, dan foto2 didalam termasuk
didepan Genta kuno yang berukiran cantik dan gerbang masuk
yang bertuliskan Pintu Kesusilaan.

Di Pasar Lama yang crowded dan becek itu, setelah mencoba
aneka kue basah khas Tangerang termasuk kue Cerorot, kami
menuju Otak-Otak Ncim Amoy, ternyata antrian panjang, ada
yang pesan sampai 150 biji, mesti nunggu lama katanya.
Memang ada beberapa orang sedang menunggu dan anak buah
si Ncim juga sedang sibuk2nya memanggang dll.
Saya bilang ini teman saya jauh-jauh dari Dubai mau nyobain
Otak-Otak yang yahud ini dan kami tidak ada waktu banyak.
Eh ternyata dipersilahkan duduk, sambil menunggu saya lihat
Juan mewawancara si Ncim yang sedang kerja nge-bungkusin,
mem-fotonya, maklum JSers selalu gitu kalau lihat makanan.

Menunggu sekitar seperempat jam, datang beberapa buah
Otak-Otak serta Teh Botol, lumayan asal bisa nyobain saja.
Juan menikmati dan memuji kelezatan Otak-Otak yang selain
memang terkenal enak juga mahal itu.
Saat mau pulang ternyata si Ncim nggak mau nerima uang
kami, jangankan Juan - saya juga bingung, he he.
Dia rupanya seneng banget didatangi tamu dari jauh ini.

Perjalanan ke Mesjid Pintu Seribu lancar karena sudah siang,
diantar si Nacing - juru kunci MPS, kami bertiga beriringan
memasuki basement, posisi saya ditengah memegang senter.
Nacing dalam kegelapan yang membutakan mata itu dengan
lancarnya membawa kami entah kemana - pusing nggak tahu
arah lagi belok-belok dilorong-lorong sempit yang ber-cabang2
kesana kemari, luar biasa orang itu - hafal banget.
Jadi ingat Engkong Karim yang biasa meng-guide rombongan
Jalansutra, dia pernah bilang sambil merem juga bisa nyari
jalan keluar.

Sempat kami berhenti dua kali, pertama di ruang yang ada
Tasbih Raksasa, sekali lagi di ruangan yang ada kolam kecil.
Nacing bilang dasar kolam itu di semen, tapi airnya muncul
sendiri disitu entah dari mana dan tidak pernah kering pula.
Juan nempel trus dibelakang saya, diseparuh perjalanan minta
izin pegang pundak saya - rupanya ngeper juga takut tertinggal,
memang bisa dipastikan kalau tertinggal tidak bakalan bisa
menemukan jalan keluar.
Setelah sampai keudara bebas lagi, kami keluar bangunan
empat lantai itu lewat jalan lain yang tidak masuk basement lagi.

Udah kepalang ke MPS, sambil pulang kami naik ke puncak
bendung Sengego, dari sana bisa melihat bangunan-bangunan
yang berada dikawasan Bandara Soekerno -Hatta.
Perjalanan diteruskan ke Saung KemalaSari, untuk melihat
koleksi foto-foto lomba mancing Dr. Benyamin, salah satu foto
memperlihatkan Dr.Ben sedang mengangkat ikan seberat 95 Kg !

Mendekati jam 13.00, saya tawarkan Juan memilih, mau makan
di Restoran Pondok Lauk, atau Sate Wahab, dua2nya masuk
Wisata Kuliner.
Kalau Sate Wahab, baru buka jam 14.30 - tapi waktu bisa diisi
dengan makan Asinan Benteng Ny.Yance dan ke Modernland
untuk menikmati Es Selendang Mayang bang Sapri.

Sudah diduga Juan ambil pilihan yang kedua, tangki perutnya
rupanya standar Jsers, siapa takut !
Betul saja, Juan tampak menikmati keduanya, dan jam 14.30
kami sudah memasuki warung Sate Wahab.
Warung sate memang baru saja buka, tapi kalau mau kebagian
sop-nya yang dahsyat harus datang sekitar jam 14.30 itu,
telat dikit nggak kebagian.

Juan menyimpulkan, juara kali itu adalah Sate Wahab, untuk
runner-up ada juara kembar yaitu Asinan Yance dan Otak-Otak.

Esok malamnya, Juan kirim sms - sedang di Bandung, sudah
makan sekian macam dan tanya enaknya makan apa lagi.
Karena bukan wilayah saya, maka sms nya di forwardkan ke
para penguasa Bandung seperti bu Sofia, Janti, Mariani dan
Sienny juga.

Ternyata bukan cuma di sms malah langsung diajak makan
bareng malam itu, bukan main - JS banget dah, he he.

Kemarin Juan e-mail, sudah terbang lagi ke Entebbe Uganda,
dan dalam penerbangan ke Addis Ababa di First Class nya ada
King and Queen of Zulu katanya, asyiiik - kukurilingan trusss!

Monday, October 27, 2008

The Crow Castle - Matsumoto, Chubu Region - Japan.




Setelah sekian hari menelusuri Japan Alpen, tiba saatnya meninggalkan
wilayah pegunungan cantik bersalju itu, turun ke dataran rendah lagi.
Tapi sebelum mencapai Tokyo, kami akan menginap dulu di Matsumoto
yang berada dikaki Japan Alps itu.

Honshu - pulau terbesar dari kepulauan Jepang, bagian tengahnya terbagi
menjadi tiga region, yaitu Kanto di timur, Kansai di selatan dan ditengah
terdapat Chubu region dimana kota Matsumoto berada.
Masing2 region punya keunikan tersendiri, kalau di Kanto terdapat Tokyo,
maka Osaka dan Kyoto di Kansai, sedangkan Chubu adalah daerah yang
banyak terdapat puncak pegunungan tinggi bersalju.

Matsumoto lokasinya tidak lagi ditengah Alpine yang sulit dijangkau,
dan kota kedua terbesar di Nagano prefektur ini "dekat" dengan Tokyo,
sehingga popular bagi turis dari Jepang maupun luar negeri.
Inilah lokasi start yang terbaik sebelum mendaki Japan Alps.

Matsumoto yang terletak antara Japanese Alps dengan Dataran Tinggi
Utsukushigahara (artinya "beautiful plateau") bernuansa metropolitan,
dengan tetap mempertahankan tradisi dan situs2 bersejarahnya.
Jalannya bersih, udara pegunungan segar dan penduduknya terkenal
ramah. Dan disitulah terdapat Fukashi Castle, yang dikenal pula
sebagai Crow Castle karena berwarna hitam dan berbentuk unik sekali.
Benteng ini awalnya didirikan tahun 1504, berkembang dengan tambahan
menara dan bagian2 lain dari istana yaitu Tenshu (Donjon Tower),
Inui-Kotenshu (menara kecil di barat laut), sampai parit sekeliling istana
serta jembatannya.
Diperkirakan istana komplit dibangun pada tahun 1593.

Pada tahun 1872, seiring Meiji Restoration menara sempat di lelang dan
hampir saja dibongkar, untunglah Ichikawa Ryozo dan rakyat Matsumoto
menyelamatkan dengan membelinya.
Belakangan di rekonstruksi dan kini masuk salah satu dari empat National
Treasure of Japan.

Sabtu pagi, 5 April 2008 kami sudah tiba di Fukashi Castle, setelah
menyebrangi jembatan kayu berwarna merah, tibalah di gerbang masuk
Tenshu (Donjon Tower) yang unik sekali.
Dihadapan kami menjulang benteng megah berwarna hitam yang terdiri
dari dua tower yang berdempetan. Pengunjung harus masuk dari tower
yang lebih kecil yang disebut Inui Kotenshu, dari luar terlihat tiga lantai
padahal empat lantai.

Kami harus melepas alas kaki, jadi kami memasukkan sepatu kedalam
kantong yang disediakan, mulailah masuk dan mulai menapaki tangga
kayu yang bukan saja sempit tapi curam sekali.
Tentu lumayan repot mendaki tangga sambil nenteng kantong sepatu itu,
dengan susah payah kami pelan-pelan mendaki.

Semua anthusias memasuki bangunan yang sangat unik arsitekturnya
ini, yang konon tidak ditemui dimanapun di Jepang.
Lorong penghubung menuju menara utama se level dengan lantai Inui -
Kotenshu, tapi kita harus berjalan menurun dulu sekitar satu meter.
Ini untuk membingungkan infiltrator, dan Menara utama yang sebenarnya
terdiri dari enam lantai, dari luar terlihat hanya terdiri dari lima lantai.
Ini karena lantai ketiga tidak mempunyai jendela, rupanya didesain
sebagai ruang rahasia - tempat tinggal penjaga selama perang.

Karena sulitnya menaiki tangga didalam ruangan sempit yang kurang
penerangan itu - sebagian teman batal meneruskan menelusuri
menara utama sampai kepuncaknya setinggi 22 meter itu.
Memang berat naik turun tangga curam bersudut 55 - 61 derajat itu,
tangganya sempit sekali dan memusingkan karena tidak terkoneksi satu
sama lain - konon ini cara pertahanan terhadap penyerang.

Saya terus menaiki tangga dan menemui berbagai ruangan yang
dulunya tempat menyimpan makanan, amunisi/peluru, dan berbagai
senjata.
Castle ini dibangun 50 tahun setelah pedagang Portugis memperkenalkan
senjata api, itulah sebabnya dinding dibuat tebal agar tidak tembus peluru.
Senjata api juga menjadi pertahanan Donjon, maka terdapat 55 lubang
segi empat teppozama pada dinding untuk mengarahkan musket kearah
para penyerang dibawah tower.

Akhirnya setelah dengan hati-hati menaiki tangga itu, sampailah dilantai
enam yang dijaman dulu dipakai untuk pengamatan sekaligus kuil yang
didedikasikan bagi Nijuroku-ya-shin (God of 26 Nights).

Memang bangunan ini untuk benteng pertahanan, tapi disisi barat tower
utama, terdapat Moon Viewing Wing yang terbuka kearah timur utara dan
selatan. Bagian sayap bentengan ini adalah balkon cantik berwarna
merah terang, dirancang bukan untuk pertahanan tapi untuk ber-senang2,
dan ada kamar untuk menikmati pemandangan.

Terbayang dimasa lampau penguasa Castle itu bisa melihat angsa2
berenang di parit yang disebrangi jembatan merah, bunga Sakura yang
mekar cantik dihalaman istana dengan pegunungan beratap salju tampak
dikejauhan, sungguh pemandangan yang menawan hati.


Friday, October 24, 2008

Jokes : One of the Horses.



At Heathrow, a 300-foot long red carpet is stretched out to Air Force One and
President Bush strides to a warm but dignified handshake from Queen Elizabeth II.

They ride in a silver 1934 Bentley limousine to the edge of central London where they
board an open 17th century coach hitched to six magnificent white matching horses.


They ride toward Buckingham Palace, each looking sideways and waving to the
thousands of cheering Britons lining the streets, all is going well.


But suddenly the right rear horse lets fly with the most horrendous, earth-rending,
eye-smarting blast of gastronomic flatulence ever heard in the British Empire,
including Bermuda, Tortola and the Falkland Islands. It shakes the coach.


Uncomfortable, but under control, the two dignitaries of state do their best to ignore
the whole incident, but then the Queen decides that's ridiculous.
She turns to Mr.Bush and explains, "Mr. President, please accept my regrets.
I'm sure you understand that there are some things that even a Queen cannot control."

George W.Bush, ever the gentleman, replies,
"Your Majesty, please don't give the matter another thought.
You know, if you hadn't said something, I would have thought it was one of the horses...."

Friday, October 10, 2008

Kaunas, salah satu kota di Lithuania - Baltic




Latvia - salah satu dari tiga negara Baltic.




Riga ibukotanya.

Sarajevo - Bosnia.


Berada di lembah yang dikelilingi pebukitan, membuat Sarajevo mudah
diblokade musuh yang mengambil posisi dipebukitan sekeliling lembah.
Tapi lingkaran blokade yang nyaris menjadi satu lingkaran penuh itu
terputus di satu lokasi karena adanya airport yang dikuasai pasukan PBB.
Dibawah landasan pacu itulah pejuang Sarajevo membuat Tunnel of Hope,
terowongan bawah tanah sepanjang 800 meter yang melintas dibawah
landasan pacu airport pasukan PBB itu.
Berkat adanya terowongan rahasia yang menghubungkan kota Sarajevo
dengan wilayah bebas diluar lingkaran blokade, membuat penduduk
Sarajevo sanggup bertahan selama empat tahun pengepungan itu.



Cerita lengkap ada di majalah Intisari terbitan Oktober 2008, berjudul:
Sarajevo - Tiga kali Memukau Dunia.

Tiga kali masuk keluar pesawat dalam sehari.




Kiranya perasaan semua orang yang sekian lama meninggalkan rumah akan
sama saat roda pesawat yang ditumpanginya menjejak beton landasan bandara
Soekarno Hatta, yaitu lega dan senang segera akan bisa tiba kembali dirumah.
Itu pula yang kami rasakan Selasa, 7 Oktober 2008 menjelang malam, apalagi
sebelumnya terbang lumayan panjang - sampai harus tiga kali masuk keluar
pesawat Lufthansa, yaitu di Warsawa, Frankfurt dan Singapore.

Awalnya tanggal 6 Oktober, jam 07 waktu setempat (beda 5 jam dengan Jakarta),
kami sudah breakfast di Holiday Inn Warsawa Poland, dan jam 10 kami sudah
menuju bandara.
Itu adalah hari terakhir perjalanan darat dari utara ke selatan menelusuri tiga
negara Baltic ( Estonia - Latvia - Lithuania ) sampai di Warsawa Polandia.

Pesawat Lufthansa Airbus A319-100 take-off jam 14.30, hanya 1 jam 20 menit
sudah mendarat lagi di Frankfurt.
Di airport ini kami harus menunggu 6 jam, sekian lama berada didalam airport
yang jauh kalah nyaman dibanding Changi tentu menyebalkan, ditambah harus
jalan kaki yang nggak kira2 jauhnya dari terminal B ke terminal C.
Ribetnya lagi, setelah pemeriksaan security yang tidak meloloskan air minum
tidak ada drinking water seperti di Changi, kalau beli Aqua lumayan 3 Euro sebotol.

Pesawat berikutnya B 747-400 yang gede, dengan posisi seatnya 3 - 4 - 3,
tapi jarak kursinya sempit, kebetulan orang didepan saya suka merebahkan
kursinya habis2an, nyaris sejengkal lagi mentok ke jidat saya dah tuh kursi.
Mana kursinya keras lagi, lumayan tepos duduk 12 jam ke Singapore itu,
memang kalau mau nyaman sih duduk di business class, tapi asal tau aja -
mesti nambah per orang 3000 USD - mana tahan.
Terpaksalah harus bisa bertahan di RSS-SSS itu, Ruang Sangat Sempit-
Selonjor Saja Susah.

Untungnya duduk di aisle, jadi gampang duduk bangun ke toilet sekalian
menghilangkan pegal dan mengurangi ukuran kaki saya yang mendadak
nambah gede sedikit karena kelamaan duduk itu.
Memang duduk terus2an didalam pesawat, membuat kaki sedikit bengkak,
perlu jalan hilir mudik dilorong dan gerakan senam di dekat toilet belakang
yang agak lebar agar berkurang bengkaknya.
Untuk menghibur diri, bisa sih dengerin musik pakai headphone, atau
menikmati pemandangan keluar jendela - walau ketinggian sekitar hampir
sepuluh kilometer diatas permukaan bumi, dimalam hari kita bisa melihat
kumpulan kerlip lampu kota yang cantik sekali.

Soal makan juga ribet, makan pagi di hotel - makan siang di airport karena
bawa lunch-box, sorenya di Frankfurt keluarkan bekal Indomie karena benar
saja dinner baru disajikan jam 01 saat pesawat melintas diudara Ankara.
Makan ditengah malam itu tentu nggak dipikirin lagi apa rasanya, soalnya
biar seenak apapun yang penting isi perut saja.

Pesawat melintas diatas Jaipur India jam 05, di layar monitor terbaca
Singapore masih 5 jam terbang lagi, dan setelah breakfast disajikan pada
jam 8.30 maka jam 10.15 (masih waktu Poland) pesawat mendarat.

Di Changi berbeda sekali dengan di Frankfurt, boleh dikata kami cuma
keluar pesawat dan langsung masuk ruang boarding lagi, lha cuma ada
waktu setengah jam mah sama aja bo-ong cuci mata disana.

Setiba di rumah, esoknya cari Intisari yang jadwal terbitnya 8 Oktober,
dan ternyata cerita perjalanan saya dimuat disana.

Adanya di rubrik Langlang, berjudul : Sarajevo - Tiga Kali Memukau Dunia.

Berlangganan Intisari ?, lihat dihalaman 54.
Tidak berlangganan ?, ayo beli atuh, he he.



Wednesday, October 8, 2008

Tallinn - Estonia




Foto2 kota Tallinn, ibukota Estonia, salah satu dari tiga negara Baltic.
Old Town nya masuk Unesco's World Heritage.

Tuesday, September 16, 2008

Turki Barat dan Tengah yang Menawan




Bu Ole menanyakan kapan foto perjalanan ke
Turki Barat&Tengah di muat di MP, ternyata
tidak terasa itu perjalanan setahun yang lalu.
Karena belum sempat membuat ceritanya, maka
sementara dimuat dulu beberapa foto2nya.

Wednesday, September 10, 2008

Perkenalan Meditasi Kristiani di Paroki Santa Maria Tangerang.



Bulan lalu setelah urusan di RS Pantai Indah Kapuk beres, ternyata
kami tidak bisa langsung pulang, karena jalan masuk ke awal jalan tol
bandara di Pluit terblokir oleh demo karyawan sebuah pabrik.

Daripada stress kejebak macet dijalanan mending ngadem dulu dalam
MegaMall Pluit, yang ternyata sedang dalam renovasi besar2an.
Seperti biasa kalau ke Mall, saya memasuki Gramedia, dan secara
tidak sengaja melihat sebuah buku kecil yang judulnya atraktif bisa
terlihat dari jauh : Latihan Harian Meditasi Kristiani.

Selama ini saya cukup banyak membeli buku tentang Meditasi,
tapi baru kali ini ketemu buku Meditasi yang dibuat oleh Pastor.

Dalam buku kecil itu, Pater Laurence Freeman,OSB menjelaskan
tentang pendiri, tradisi dan latihan Meditasi Kristiani, dan juga ada
informasi tentang Pusat Meditasi Kristiani Indonesia yang
beralamat di RS Atmajaya, serta alamat e-mail contact person nya
yaitu Dr. Lukas Kristanda dan Dr. Lucia Gani.
Ternyata pula kegiatan Meditasi Kristiani ini sudah berjalan di
berbagai kota seperti Jakarta - Bogor - Bandung - Semarang -
Malang dan Surabaya.
Di Jakarta, kegiatan Meditasi bersama diadakan di RS Atmajaya
dan SMP St.Ursula.

Selesai membaca buku itu dan menelusuri websitenya :
www.meditasikristiani.com , terfikir apakah di Tangerang sudah
ada kegiatan Meditasi Kristiani ini.

Dr.Lucia Gani menjawab pertanyaan saya, menjelaskan bahwa di
Tangerang belum ada kegiatan Meditasi Kristiani.
Kalau mendapat izin dari Romo Paroki Santa Maria Tangerang, bisa
diselenggarakan pertemuan dengan Romo Tan Thian Sing MSF,
moderator-nasional Meditasi Kristiani yang tinggal di Salatiga.

Tawaran menarik ini segera kami sambut, ternyata walau sudah dapat
izin dari Romo Paroki, tidak mudah untuk bisa menyelenggarakannya,
karena Romo Sing kegiatannya begitu padat, beberapa usulan tanggal
pelaksanaan tidak cocok terus.
Di saat hampir pupus harapan, mendadak muncul tanggal 9 September,
yang berarti hanya ada waktu sekitar seminggu saja untuk persiapan.
Sudah kepalang, kami segera persiapkan tempat dan menyampaikan
berita ini kepada orang2 yang kira2 berminat.

Pada hari H, menjelang pembukaan acara  yang dimulai jam 19.30
kami menyambut kedatangan para peserta pertemuan dengan hati
dag-dig-dug karena khawatir melebihi kapasitas ruangan yang 75 kursi.
Persiapan yang waktunya mepet membuat kami kesulitan menyiapkan
ruangan yang lebih besar.
Untunglah saat acara dimulai, hanya nyaris semua bangku terisi.

Dalam pertemuan selama dua jam itu, Romo Sing menunjukkan
bahwa beliau memang pantas menjadi Moderator Nasional dari
Meditasi Kristiani Indonesia, penjelasan diberikan dengan begitu
jelas, runtut dan rinci, dengan penuh kesabaran memberikan
pelatihan Meditasi dan juga menjawab pertanyaan2.

Meditasi Kristiani begitu sederhana, menjalaninya hanya dengan
sikap duduk punggung tegak, diam dan hening, bernafas biasa
pakai perut, bersikap santai tapi sadar penuh dan mengucapkan
doa dalam hati yang begitu sederhana pula.

Tuesday, September 9, 2008

Cetak Ulang buku Drg.Oei Hong Kian : Dokter Gigi Soekarno, Peranakan yang Hidup dalam Tiga Budaya.




Senin kemarin teman saya Dr.Julius menilpon, habis beli buku bagus
katanya, berjudul : Drg. Oei Hong Kian - Dokter Gigi Soekarno,
Peranakan yang Hidup dalam Tiga Budaya.
Dr.Julius ke Gramedia setelah membaca berita cetak ulang buku itu
di Intisari, dan buru-buru beli karena "diancam" Intisari - ada tulisan:
"persediaan terbatas".

Pada 8 Maret 2001saya telah membeli buku itu dan begitu membaca
langsung terpesona, kisah kehidupan Drg.Oei Hong Kian yang kini
berusia 87 tahun ternyata begitu warna warni, seru sekali.
Diterjemahkan oleh Irawati dari buku aslinya yang berbahasa Belanda,
dan disunting Helen Ishwara dengan begitu bagusnya, ceritanya
menjadi begitu mengalir - enak sekali dibaca.

Ceritanya sungguh menarik bukan saja menceritakan asal usul
kakek buyutnya yang datang dari mainland China ke Indonesia,
juga tentang kehidupannya dalam budaya Cina, Jawa dan Belanda.
Semua diceritakan dengan runtut dan seru, dan hebatnya lagi data-
datanya lengkap, suatu hal yang menambah asyik membacanya.

Perjalanan hidupnya tidak selalu mulus, kisahnya berupaya
membeli mobil yang dimasa lampau sangat sulit, mengundang
senyum geli karena penjual yang sombong dibuatnya keok,
jadilah mobil Austin A40 mengisi garasinya.
Sayangnya keceria-an perjalanan menyetir ke Jawa Tengah
sekeluarga mempergunakan mobil yang dengan susah payah
diperolehnya itu, berakhir tragis karena menabrak penyebrang
jalan sampai meninggal.

Ada ceritanya tentang Mayor Jenderal S.Parman yang dua hari
sebelum diculik masih dirawat gigi olehnya, juga saat merawat
gigi Bung Karno di tahun-tahun terakhir kehidupannya.

Selesai membaca saya berupaya kontak beliau, dan berhasil
mendapatkan alamat e-mailnya, ternyata menetap di Amsterdam.
Setelah sekian lama kontak, saat beliau berkunjung ke Jakarta
saya ajak kerumah orang tua saya di Tangerang untuk mencoba
memakai pakaian pengantin ChiouThau yang diceritakannya
dalam bukunya itu.

Setiap kali berkunjung ke Indonesia kami bertemu lagi, suatu
waktu kami ke Rengasdengklok, memang tidak melewatkan
menikmati Serabi Hijau Daun Suji "Hidup baru" yang terkenal itu.
Tapi tujuan utama kesana adalah melihat Monumen Perjuangan
Rengasdengklok dan Rumah tempat dulu Bung Karno diinapkan
saat diculik di tahun 1945.
Tentu Drg.Oei Hong Kian senang sekali bisa menelusuri sejarah
yang berkaitan dengan orang besar yang dulu dirawat gigi olehnya.

Pada kesempatan lain, kami berkunjung ke La Cuesta Encantada-
rumah kediaman pak Bondan Winarno di Sentul City.
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/09/07/01194894/bukit.yang.memesona

Beberapa bulan lalu saat bertemu lagi di Jakarta, drg.Oei cerita
bahwa bukunya kini sedang dipersiapkan terbit dalam bahasa
Inggris di Singapura.

Di Majalah Intisari terbitan September 2008, memang disebutkan
bahwa persediaan-nya terbatas.
Buku setebal 260 halaman itu dijual seharga Rp. 35.000,-
sungguh murah untuk sebuah buku yang begitu bagus.

Sunday, August 31, 2008

Engkong Gajah di Jalan Tol Aneh Tapi Nyata.




Minggu pagi 31 Agustus 2008, saya dan istri ke Bandung lagi,
sebenarnya dirumah sedang "banyak kerjaan" tapi Minggu depan
Nuke konser nyanyi maka setelah maju mundur jadi jugalah pergi.

Arus kendaraan ramai lancar sampai memasuki tol Cikampek -
inilah jalan tol yang "aneh tapi nyata" karena kalau biasanya
jalur paling kanan untuk jalur cepat/mendahului maka disini
bus-bus sa-gede2 Engkongnya Gajah jalannya disitu.
Udah jalannya lambat, kadang berjejer pula di dua jalur paling
kanan - kayak bikin barikade saja.
Nyaris ditemui sepanjang jalan, saya pikir apa memang sudah
diubah kali aturan berlalu lintas disini. Soalnya yang jalan pelan -
dikanan dan sedang yang mau nyusul sampai pake bahu jalan.
Ampun deh, kenapa nggak ditertibkan sih ?

Seperti biasa makan pagi di Cibungur, nggak geser dari Sate
Maranggi + Sop Dengkul Sapi dan Es Kelapa Muda, dari jaman
dulu menu pilihan itu terus.
Sate Cibungur ini selama bulan Puasa akan ganti jam bukanya,
kalau biasanya pagi sampai sore, ganti ke sore sampai malam.

Selesai makan, jalan dilanjutkan menuju Sadang, lewat jalan
biasa yang setelah ada jalan tol menjadi merana, semua
pompa-bensin terlihat sepi, beda sekali dibanding masa lalu.
Tapi kami terkesan sekali dengan kebersihan jalan dan bahu
jalannya juga, sampai saya pikir apa lagi ada lomba kebersihan,
serasa berkendara di luar negeri - rapih dan bersih sekali.

Di perempatan Sadang belok kekanan menuju Toll Gate, kalau
biasanya setelah Gate itu kita bisa pilih kekiri arah Bandung
atau lurus menuju Jakarta. Kali ini sebelum gate sudah ada
petunjuk bahwa tujuan Bandung ambil lorong gate yang kiri
dan tujuan Jakarta lorong gate yang kanan.
Untung saya nggak nge-bandel karena ternyata setelah gate
terpasang pembatas jalan, jadi kalau saja saya ambil lorong
kanan maka mau nggak mau harus masuk arus tol ke Jakarta.

Jalan tol kemudian mulai banyak tanjakan, dan disini juga ada
petunjuk yang "aneh", yaitu Truk yang kecepatan nya dibawah
60 Km/jam akan ditilang dan dikeluarkan dari jalan tol.
Rupanya Truk bermuatan berat memang diharuskan lewat jalan
biasa, karena walau jalan tol ini tanjakannya tidak berat tapi
panjang, sehingga rawan mogok dan membahayakan pengguna
jalan lainnya.
Rata-rata kendaraan berkecepatan tinggi tapi banyak sekali
terlihat tapak hitam karet ban di aspal bekas nge-rem habis2an,
dan juga bekas benturan pada pembatas jalan, inilah jalan tol
yang juga memang sering "makan orang".
Pemandangan sepanjang jalan memang enak dimata, tapi
kecepatan tinggi, turun naik dan belokan sambil turun bisa
membuat pengemudi lengah.

Di Bandung setelah Nuke bergabung, kami menengok ibu Sofia
Mansoor di Apartment Ciumbeuluit yang dalam penyembuhan
patah lengan kanan dua bulan yang lalu, dan setelah itu ikutan
acara orang Betawi kalo ke Bandung - nengok Factory Outlet!

Saat makan siang, tak lupa nanya Jser Bandung - kalau-kalau
ada restoran baru yang unik, kali ini ke bu Janti dan disarankan
ke Grandma Kitchen atau Bebek Rica-Rica.
Bebek Rica-Rica tentu pedas, dan istri saya yang menghindari
masakan berminyak awalnya tidak mau Grandma Kitchen yang
Chinese Food, tapi karena kesiangan akibat kelamaan di FO
akhirnya ke Grandma Kitchen saja yang dekat biar cepat.

Grandma Kitchen memakai rumah Jadoel, yang pintu dan
jendela rumahnya masih terlihat kuno, mejanya juga ada yang
lumayan antik.
Pesanan kami berupa Burung Dara Goreng, Kapri saus XO,
Cumi Goreng Telur Asin, Iga Saos Grandma, muncul tidak lama
karena saat itu tidak banyak tamu.

Sore kami kembali ke Jakarta, jalan ramai sekali dan kecepatan
tinggi membuat nyetir cukup menguras konsentrasi dan enersi,
apalagi saat tiba di Km 66 tempat bergabung dengan arus yang
berasal arah Cikampek/Pantura.
Dijalan tol inilah sering terjadi kecelakaan fatal, karena biasanya
selain pengemudi sudah lelah juga banyak kendaraan besar
seperti truk yang berjalan agak lambat ditambah lampu
belakang yang kurang terang.
Saya selalu was-was disitu, apalagi dulu ayah dari seorang
teman tewas karena kendaraannya nyerudug pantat truk.
Maka selalu saya sempatkan mampir di Rest Area dulu untuk
istirahat sejenak, karena biasanya tiba disitu setelah nyetir
selama satu jam dari Bandung.

Sekitar jam 20 kami menepi lagi ke Rest Area berikutnya
sebelum exit Tangerang, kali ini bukan untuk istirahat sejenak
tapi untuk makan malam di Restoran Dapur Sedap.
Pesan makanan itu2 juga, yaitu Kerapu Tim Asam Pedas
kesukaan istri saya.

Saat memasuki halaman rumah saya lihat trip meter yang
saya re-set saat isi bensin di Bandung sekitar 180 Kilometer,
berarti seharian saya nyetir sekitar 360 Km.
Kapan yah Tol diteruskan sampai ke Jawa Tengah/Timur,
kan menghemat waktu dan tenaga kalau mau ber-nostalgia
nyetir kayak jaman dulu sendirian ke Bali p.p.

Sate Maranggi Cibungur.
Jl. Raya Cibungur Purwakarta.
Telp (0264) 351077.

Grandma Kitchen.
(Chinese Food - non halal)
Jl. Sindang Sirna No: 12. Bandung.
Phone : 022-92630297.

Dapur Sedap.
Palm Square Rest Area
Tol Jakarta - Tangerang Km.13

Wednesday, August 27, 2008

MP-ku yang Dijarah | Welcome Back Again.! My Home Sweet Home..

http://allaboutmarley.multiply.com/journal/item/99/MP-ku_yang_Dijarah_Welcome_Back_Again._My_Home_Sweet_Home..

Kisah nyata, Multiply-nya Marley tiba2 tidak bisa lagi dilihatnya,
rupanya ada yang membajak.
Menarik sekali upaya mendapatkan kembali MP-nya.
Pelajaran berharga untuk ber-hati2 dalam berMP-ria.
Perlu pula dicatat proses mendapatkan kembali MP itu.

Thursday, August 21, 2008

Best Hotel in Ubud: TEGAL SARI

http://batikfreak.multiply.com/reviews
Ruth Wibisono, baru saja kemarin membuat blog di Multiply, tapi
tulisan pertamanya berjudul Best Hotel in Ubud : Tegal Sari, bukan saja
sangat informatif, unik dan menarik, juga foto2nya seakan dibuat oleh
fotografer profesional.
Gadis usia 27 tahun ini, yang berprofesi sebagai Teacher, Musician,
adalah seorang FoodLover, MusicLover, HolidayLover, ChildrenLover, and
of course... BatikFreak!

Wednesday, August 20, 2008

hi5 Friends Network yang membingungkan.

Berawal ada invitation masuk hi5 dari pak Ben Darmawan, karena saya
kenal baik - tidak pikir panjang saya terima.
Ternyata setelah itu muncul semua alamat email orang2 yang pernah
saya kontak di Gmail, dan ditawarkan kalau hi5 akan meng-invite semua
orang yang ada di list itu, langsung saya tolak.

Sehari kemudian saya terima e-mail dari sdr. Teddy Rachman :

----- Original Message -----
From: Teddy Rachman
To: sindhiarta
Sent: Wednesday, August 20, 2008 2:03 AM
Subject: Fwd: Shindiarta Mulja has sent you a hi5 Friend Request

Bung Sindhiarta,
Apa kabarnya selama ini?
Ngomong-ngomong saya agak ragu kalau e-mail berikut ini berasal dari anda.
Salam,
Teddy

---------- Forwarded message ----------
From: info@hi5.com <info@hi5.com>
Date: Tue, Aug 19, 2008 at 6:07 PM
Subject: Shindiarta Mulja has sent you a hi5 Friend Request
To: teddyr@gmail.com

hi5 Friend Request from Shindiarta Mulja
Hi Teddy,
I'd like to add you to my hi5 friends network.
You have to confirm that we are friends, and we'll each get to meet more people.
Please approve or reject my request by accessing the hi5 web site:
Accept Friend»

Thanks,
Shindiarta    
 
 ------------------------------------------------------
Copyright 2002-2008 Hi5 Networks, Inc. All rights reserved.
55 Second Street, Suite 300, San Francisco, CA 94105


Langsung saya jawab, itu bukan dari saya, dan ada perbedaan tipis
dengan nama saya Sindhiarta Mulya, yaitu pada posisi huruf H pada
kata Sindhiarta dan beda huruf Y - J pada kata Mulya.
Di undangan itu tertulis Shindiarta, dan Mulja !

Anehnya saya juga diundang oleh Shindiarta Mulja itu, dan makin
anehnya lagi saya juga menerima pemberitahuan bahwa si anu ini,
si anu itu setuju/terima invitation masuk hi5 dari Shindiarta Mulja.
Bingung kan, saya di invite tapi juga dikasih tahu kalau ada yang
menerima invitation yang berasal dari nama Shindiarta Mulja.

Bagaimana pengalaman/pendapat anda ? 

Monday, August 18, 2008

HUT Jalansutra - Mudik Nasional Jalansutra 18 Agustus 2008.




Dalam memperingati HUT JS ke 5, diadakan acara yang unik,
seakan sekian anggauta Jalansutra habis pulang mudik dan
membawa makanan dari daerah masing.
Bedanya kali ini berkumpul di Showroom Suzuki yang persis
disebrang Pondok Indah Mall - Jakarta.
Sambutan luar biasa, lebih dari seratus anggota menyatakan
akan hadir dan membawa makanan dari berbagai daerah itu.
Untuk memudahkan, makanan dikelompokkan menjadi tujuh
kelompok yaitu Sumatra Satu dan Dua, Jabodetabek+Banten,
Jawa Barat, Pantura+Bali dan Madura, Pantai Selatan dan
Indonesia Timur (Sulawesi dan Papua).

Tiba di lokasi tepat waktu jam 10, untung masih bisa parkir
dihalaman showroom, dan sudah cukup banyak teman2 JS.
Teman2 terus berdatangan dan makanan makin memenuhi
meja2 yang disediakan, aneka warna dan bentuk menarik
sekali dan mengundang selera.
Terlihat display aneka foto makanan yang ikut lomba.

Sebelum mencicipi makanan itu diadakan acara dulu, yang
dipimpin Harnaz, antara lain memperkenalkan moderator JS,
para penulis buku Kuliner Jalansutra yang pada kesempatan
ini meluncurkan buku terbarunya berjudul:
Rayuan Pulau Kelapa.

Wednesday, August 13, 2008

" Janji sang Optimis "


"Janji sang Optimis" dibawah ini terdapat dalam buku berjudul :
" The Key " karangan Joe Vitale, Guru The Secret.



"Janji sang Optimis"

Berjanjilah kepada Diri Sendiri :

Menjadi kuat sehingga tak ada yang bisa mengganggu ketenangan
      pikiran Anda.

Bicara tentang kesehatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan kepada
     setiap orang yang Anda temui.

Membuat semua teman Anda merasa ada sesuatu dalam diri mereka.

Melihat sisi baik segala sesuatu dan mewujudkan optimisme Anda.

Berpikir hanya yang terbaik, bekerja hanya untuk yang terbaik, dan
      mengharapkan hanya yang terbaik.

Bersikap sama bersemangatnya tentang kesuksesan orang lain
      seperti tentang kesuksesan Anda sendiri.

Melupakan kesalahan masa lalu dan terus maju menuju pencapaian
      yang lebih besar di masa depan.

Berwajah ceria setiap saat dan tersenyum kepada setiap makhluk
      hidup yang anda temui.

Memberikan begitu banyak waktu untuk perbaikan diri sendiri
      sehingga Anda tidak punya waktu untuk mengkritik orang lain.

Menjadi terlalu bijaksana untuk khawatir, terlalu mulia untuk marah,
      terlalu kuat untuk takut, dan terlalu bahagia untuk membiarkan
      ada masalah.

Berpikir baik tentang diri sendiri dan menyatakan fakta ini kepada
    dunia, tidak dalam perkataan sombong tapi dalam tindakan mulia.

Hidup dalam keyakinan bahwa seluruh dunia memihak Anda selama
       Anda selalu memberikan upaya terbaik Anda.



Catatan :
"Janji sang Optimis" pertama kali dipublikasikan di tahun 1912  dalam
buku karya Christian D.Larson, Your Forces and How to Use Them.
Sebuah versi pendeknya sekarang digunakan Optimist International,
suatu kelompok orang dari seluruh dunia yang berfokus untuk
membuat perubahan positif di dunia.



Multiply-ing Ollie - Belitung Islands - A Hidden Paradise

http://salsabeela.multiply.com/journal/item/184/Belitung_Islands_-_A_Hidden_Paradise
foto2nya buagus2 banget

Tuesday, August 12, 2008

[HUT JS] Mudik Nasional Jalansutra, 18 Agustus 2008

Start:     Aug 18, '08 11:00a
Location:     Showroom Suzuki Pondok Indah - Jakarta Selatan
[HUT JS] Mudik Nasional Jalansutra, 18 Agustus 2008

1. Kapan acaranya? Dimana?
Acaranya tanggal 18 Agustus 2008, mulai jam 10 pagi sampai kelar.
Diadakan di Showroom Suzuki Pondok Indah, pojokan lampu merah
Pondok Indah, dekat PI Mall, seberang Masjid Raya Pondok Indah.
O,ya..Jakarta..

2. Acaranya apa?
Perayaan ulang tahun JS ke-lima, peluncuran buku Kuliner seri 6 - 7
dengan tema Indonesia Raya, Pameran dan Lomba Foto Kuliner,
potluck (bawa dan berbagai makanan).
Foto-foto, ngobrol-ngobrol, ketawa-ketawa.. makan-makan!

3. Siapa yang boleh ikut?
Anda! Semua JS-er, baik yang aktif menulis maupun aktif membaca,
baik yang rajin review atau kerjaannya nanya melulu..
Ya, semua diundang, semua boleh datang. Daftar dulu ya..

4. Daftarnya kemana? Bagaimana caranya?
Kirim mail ke kuliner@jalansutra.or.id (kuliner at jalansutra dot or dot id),
dengan menyebutkan nama, nomer telepon dan nama makanan yang
akan dibawa. Nomor telepon anda tidak akan dipublikasikan, hanya untuk
konfirmasi saja. Jangan mendaftar kalau nggak niat datang. Kami sangat
membenci orang yang mengumbar JJTJ (Janji Janji Tinggal Janji..)

5. Apakah semua harus bawa makanan?
Ya, anda harus bawa makanan. Makanan yang dibawa boleh berupa menu
utama, cemilan, kue, dessert atau lainnya, yang penting HARUS makanan
Indonesia. Beli atau bikin sendiri, terserah. Mohon membawa dengan
jumlah yang cukup untuk 2 - 5 orang saja. Panitia menyediakan alat
makan dan alat membungkus buat bawa pulang.
Wadah untuk menyajikannya (kalau diperlukan) anda bawa sendiri ya?

6. Apa itu "Mudik Nasional"?
"Mudik Nasional" adalah tema kita kali ini, nanti seluruh makanan
bawaan dari peserta yang hadir akan dikumpulkan sesuai dengan daerah
asal makanan tersebut, lalu dipajang di depan mobil yang "ceritanya"
baru pulang mudik. Meskipun anda "jaga meja", anda boleh (dan harus)
berkeliling ke seluruh area untuk icip-icip.
Bayangkan kalau seluruh JS-er mudik, lalu melakukan kumpulsutra
sesudahnya sambil bawa oleh-oleh..

7. Ada dress-code?
Nggak ada.. tapi kalau mau pakai aksesoris yang berkaitan dengan
daerah asal makanan yang anda bawa boleh banget. Misalnya, saya mau
bawa colenak, terus nanti saya mau pake dandanan kayak wayang golek..

8. Apakah jumlah peserta dibatasi?
Nggak! Makin banyak yang dateng makin meriah bukan?
Pokoknya, tiada kesan tanpa kehadiranmu!!

9. Bagaimana nasib JS-er di kota lain?
Kalau anda ingin bergabung ke Jakarta, kita seneng banget.
Kalau mau bikin yang serupa atau kumpulan dalam bentuk lain
di kota anda.. Silakan..

Kalau ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut, atau ada sponsor yang
mau nambahin isi goodie-bag oleh-oleh buat peserta atau doorprize,
silakan email ke kuliner@jalansutra.or.id (kuliner at jalansutra dot
or dot id).

Hatur nuhun.
wass,
Irvan Kartawiria
Untuk HUT JS: Mudik Nasional Jalansutra


UPDATE PESERTA] [HUT JS] Mudik Nasional Jalansutra, 18 Agustus 2008
Posted by: "Grace Khoesuma" graceque@gmail.com graceque
Date: Tue Aug 12, 2008 4:42 am ((PDT))

Halo teman-teman,

Berikut daftar peserta sementara per tanggal 12 Ags 2008 jam 18.30
(hayo hayo buruan daftar, makin banyak niiihh):

1. Early Rahmawati, Cemilan khas Riau, Riau
2. Julia Pratikno, siomay Cawang, Jakarta
3. Lidia Tanod, Ayam buluh, Manado
4. Cindy, Be siap sisit sambal matah, Bali
5. Arie Parikesit + Erna, mangut ikan Nila, Magelang
6. Sisca, krupuk sanjay, Padang
7. Nana, tape ketan Muntilan, Muntilan
8. Charles Santoso, pempek, Palembang
9. Diah Permatasari (Didiet), Botok, Madiun
10. Ichay Taher + Bahgia Triana, Sop Ikan dan sable ranjau,
11. Barens Hidayat Sutan batuah, Singgang Ayam, padang
12. Hesty Wulandari, Salak Pondoh, Jogjakarta
13. Boentaran Lesmana + Janti Winata, nasi Tumpeng ala Bali, Bali
14. Julia + Sarah dan Mentari + Jelita, sayur bunga pepaya dan sop
brenebon, Manado
15. Grace Khoesuma, Lempah ikan Pari dan rujak Honje, Bangka
16. Andrew M+ Iping, nasi bebek Madura, Madura
17. Dinny, kue lapis Lolongok, Bogor
18. Jsers Bandung : Janti, Yenny, Aisa, Ruth, Rina, Sienny, macam2
makanan khas, Bandung
19. Euis Reni, krupuk melarat dan empal gentong, Cirebon
20. Rani Setiawan, tape ketan ijo cocolan uli, Bandung
21. Meiliana, bika Ambon, Medan
22. Yudhiawati, pisang Rai, Bali
23. Qumaya Hamid, pindang Kudus, Kudus
24. Harry Nazarudin, sayur Babanci, Betawi
25. Benny Chandra, nasi gurih, Aceh
26. Andhy Petrus, Ombus ombus, Lapet, Batak 27. Ayulik & Tejo,
Abon tenggiri dan lauk kering, Papua
28. Djenny Tanius & Yati Alfian, Kue talam, Bangka
29. Jeffry S., Nasi gudeg & buntil, Yogyakarta
30. Sindhiarta M, Opak bakar karamel, Tangerang
31. Chandiek, Aneka kue kering, Jakarta
32. Ariwati Ali, Kue Blinjo, Surabaya
33. Neny Widjaja, Cemilan Bogor, Bogor
34. Wasis Gunarto, Mendoan, Purwokerto
35. Bambang Muhtar, Pallumara, Makassar
36. Ervita Widyastuti, Es pisang ijo, Makassar
37. Finka, Mie kuah ikan dan kue bludar, Bangka
38. Irvan Karta, Sayur kacang merah, Garut
39. Adi Taroepratjeka, Bebek kurma & kuah pli'u, Aceh
40. Oemar Rustam, Otak-otak, Jakarta
41. Chica, Camilan cirebon, Cirebon
42. Indra Wihodo, Ketupat sayur, Betawi
43. Tina Susanti, Kue kue Makassar, Makassar
44. Natalia, Sate padang, Padang
45. Tatyo Meirianto, Jangan klenyer ala Gadri, Yogyakarta
46. Alin, Lumpia, Semarang
47. Yohan Handoyo, Asinan Ahaw, Bogor
48. Houdy & Amelia Yahya, Moci, Semarang
49. Erwan, Serabi Notosuman, Solo
50. Gerrie & teman, Getuk, Jateng
51. Irene Dewanto, Lumpia, Padang
52. Tjhia Se Tjie & Eng San, Salad ikan, Bangka
53. Mus Asmara Kahesti, Ampyang, Yogyakarta
54. Ari P & Meitha, Tahu barokah + makanan bandung, Bandung
55. Amanda, Lepat Bugis, Padang
56. Anna Lucinda, Masakan melayu-india
57. Lorentia, cemilan singkong (alen2, potil, criping, bajingan), Magelang
58. Jeny & Hendra, Jajan pasar khas medan, Medan
59. Irma, Kue-kue khas jateng, Jateng
60. Donny Prasetya & Endah, Krengsengan kambing, Padang
61. Jane Ardaneshwari & suami, Oseng daging cabe rawit, Betawi
62. Telly Indah Permata & Ibu & Adik, kue jajan pasar, Jateng
63. Herri S & Diah, ketan tetel, Betawi
64. Sujono Alim, Lupis ketan hitam, Medan
65. Gatot Purwoko, Papeda kuah asam, Papua
66. Odilia Winneke, Iwak pe + pepes ikan mangga muda, Jateng
67. Michelle Walewangko, Kue kue manado, Manado
68. Vira Khairunisa, Sosis solo, Solo
69. Herlina Iskandar, Klepon, Palembang
70. Natalia Tanyadji, Es pisang ijo, Makassar
71. Chriswan+Jeremia+Tommy+Samuel, Wingko & lemper ayam, Bandung
72. Oktav Triantoro, Kue cucur, Betawi
73. Diah Arianti & The Chaidir's, sanjay-kacang tojin-dakakdakak-rendang,
Padang
74. Yunita Sidauruk, Kerupuk ikan, Palembang
75. Dendy+Rita+Anandita Borman, Palumati + sambal dabu-dabu, Palu
76. Donny & anak, Tumis kecombrang, Bali
77. Priska, Teng teng, Medan
78. Heri Mulyadi, Sayur ubi tumbuk, Medan
79. Ronaldy, bacang, Jakarta
80. Retno Susilowati, Nasi Liwet komplit dan lemper kodok, Solo
81. Masayu Susilo, Jadah Manten & Martabak Pisang khas Suryowijayan, Yogya.
82. Tonny Syiariel & Francisca Moniaga, Ayam Rica-Rica –Manado + Jalangkote,
Makassar
83. Inggil S Goendono & Goendono Rahardjo, Pindang Tempe + Es sirup kawis,
Rembang
84. Suherlin Ganefi & Amel, papais monyong + rangginang, Cirebon
85. Ratna Somantri & Alex, Sarikaya + kerupuk, Palembang
86. Jerry Turangan + Fanda Rungkat + Joshua, Klapertart/kelapa + kue kering,
Manado
87. Rina Tantri – Adia - Betty Sinaga, Sop Buah, Bandung
88. Aliyah Mustika Sari - Nancy Verawati Kalangi, Tahu Campur, Surabaya
89. Lusi – Efi - Rina, sambal tumpang/lethok, Jawa timur
90. Mariza & Ibu Widya, Nasi Uduk, Betawi
91. Ira Husain+Nugi, Paria Kambu, Makassar.

--------------------------------------------------------------

Sunday, August 10, 2008

Istirahat Nyaman dan Aman di Jalan Tol Tangerang - Bandung.




Memasuki jalan tol, kini yang terfikir tidak lagi semata ingin cepat
cepat sampai ke tujuan, bayangkan saja sekarang dari Tangerang
bisa bablas sampai Bandung tanpa ketemu lampu merah satupun.
Tentunya perjalanan sejauh hampir 200 kilometer itu lebih nyaman
kalau ditempuh tidak non-stop, setidaknya sekedar melepas
kepenatan habis duduk sekian lama melototi aspal terus, untuk
toilet stop atau malah urusan ngisi perut.

Kita lihat Rest Area sepanjang tol Jakarta - Cikampek, kalau dulu
hanya deretan Warung dan WC Umum yang seadanya, kini terlihat
besar, rapih, lengkap, aman dan nyaman.

Tidak mau kalah, diruas Jakarta - Tangerang juga sudah ada
Rest Area serupa, baik di ruas ke arah Jakarta maupun sebaliknya
dan lokasinya nyaris bersebrangan di sekitar Km 13.
Kerennya tuh, sampai tersedia sambungan internet gratis segala.

Semalam kami berempat mampir di Rest Area Jakarta - Tangerang
yang rupanya dinamai Palm Square,
ternyata disini tidak hanya tersedia Pujasera untuk bisa sekedar
"nangsel" perut, tapi ada berbagai restoran untuk "makan serius".

Memasuki komplek Rest Area terlihat Starbucks yang menyediakan
pelayanan Drive Thru, disebelahnya terdapat bangunan besar dengan
aula didalamnya.
Disitu berkumpul nama2 beken seperti Holland Bakery, Solaria, AW,
Bakso Lapangan Tembak, Simpang Raya , Wendy's, Dunkin Donat,
Baskin Robbins, Exelso's dan Rumah Buah.

Kami memasuki Restoran Dapur Sedap yang baru saja buka cabang
disitu, sebenarnya sudah beberapa kali mampir di cabangnya yang
di Espana Food Corner Lippo Karawaci.
Kali ini kami tidak pesan Kerapu Tim Asam Pedas serta Kerang Tahu-
Tauco Pedas favorit istri saya, tapi Paket Nasi Bakar Oncom, Nasi -
Kastrol Teri Medan, Gurame Pletok dan Kangkung Hotplate Seafood.
Sempat heran juga kenapa pakai nama Pletok kayak Bir Pletok,
rupanya memang disajikan panas2 dan bunyi tak-tek-tak-tek.

Kelihatannya antara Jakarta - Tangerang tidak ada penambahan
Rest Area Baru, tapi di buku menu Dapur Sedap saya lihat selain
sudah ada cabangnya di Rest Area Jakarta-Cikampek Km 19 Lt 2,
akan buka lagi di Rest Area Jakarta-Bandung Km 72 (Sadang) -
Rest Area yang terakhir ini kabarnya akan segera beroperasi.

Harapannya perjalanan berkendara sepanjang jalan tol akan makin
nyaman dan aman, kalau selama ini suka malas mampir karena
rest area suka penuh, maka mudah2an dengan makin banyaknya
rest area, kecelakaan akibat kelelahan pengemudi jadi menurun.

Wisata ke Kuburan ? Siapa Takut !




Berwisata, lazimnya mengunjungi/melihat tempat dengan pemandangan
yang menyejukkan mata dan hati, tapi ternyata tempat yang seram2
juga diminati turis.

Beberapa tokoh dunia dimakamkan ditempat yang begitu terhormat
dan jauh dari kesan seram, misalnya Presiden John F.Kennedy yang
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Arlington Washington,
berdampingan dengan istrinya Jaqcueline.
Berada disana, jangankan terasa seram, malah serasa berada di
taman yang hijau asri saja, padahal kiri-kanan nisan melulu.

Beberapa makam orang terkenal bisa dilihat tapi hanya boleh dari
kejauhan, misalnya makam Napoleon Bonaparte yang ada didalam
Des Invalides Paris, kita hanya bisa melihat dari atas balkon saja.
Berbeda dengan makam Josef Broz Tito yang berada di dalam kota
Beograd-Serbia para pengunjung boleh berfoto maupun menyentuh
marmer makamnya.

Tentu makam paling aduhai adalah makam Mumtaz Mahal yang
berada didalam Taj Mahal, saking indahnya sampai masuk salah
satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Tapi walau kita bisa masuk
kedalam bangunan dan melihat makamnya, sebenarnya jenasah
sang Ratu ada di basement bangunan cantik itu.
http://smulya.multiply.com/photos/album/166

Di Benua Africa juga ada, yaitu Mausoleum dari Raja Mohamed V
(kakek raja Maroko sekarang), dan Raja Hassan II (ayah raja) di
dalam kota Rabat - Maroko.
Bangunan Mausoleum berbentuk segi empat, dari luar kelihatan
sederhana saja, tapi bagian dalamnya ternyata sangat menarik,
dindingnya dilapisi porselin corak mozaik warna warni.
Apalagi atapnya yang berupa kubah : terbuat dari kayu hitam penuh
ukiran cantik yang begitu detail beraneka motif yang sangat indah,
diselingi Glass Art warna warni - sungguh karya seni yang sangat
bernilai tinggi.
Pengunjung boleh masuk dan berjalan disepanjang tepian dinding
lantai dua dari gedung yang yang ada vide-nya itu , dan dilantai
dasar tampak makam dari kedua Raja itu.
http://smulya.multiply.com/photos/album/171

Dibeberapa tempat malah pengunjung bisa melihat/menyentuh
keranda dari orang terkenal, misalnya Columbus.
Pengelana jagoan itu, ternyata bukan semasa hidupnya saja
kesana kemari, jenasahnyapun pindah2 sampai beberapa kali.
Didalam sebuah katedral bergaya Gothic di Sevilla Spain yang
bernama Santa Iglesia Cathedral terdapat patung besi dari empat
satria berukuran raksasa, berbaju kebesaran dengan gagahnya
berdiri diatas sebuah podium sambil mengusung sebuah keranda
besi yang konon berisi jasad Columbus.
http://smulya.multiply.com/photos/album/39

Para turis di Lisbon Portugal tentu berkunjung ke Hieronymites
Monastery, inilah masterpiece Manueline Art Style yang sejak
tahun 1983 masuk salah satu Unesco's World Heritage.
Didalam bangunan kuno awal abad 16 yang merupakan transisi
dari gaya Gothic ke Renaissance, terdapat tomb dari Vasco da
Gama yang bentuknya unik sekali.
Diatas makam dari marmer berbentuk kotak empat segi panjang
yang penuh ukiran itu diletakkan patung marmer Vasco da Gama
seukuran aslinya dalam posisi tidur terlentang dengan kedua
tangan terkatub didada.
http://smulya.multiply.com/photos/album/92

Ternyata tidak hanya bangunan makam yang diperlihatkan
kepada turis, kerangka dan jenasah juga bisa diperlihatkan.
Tentu kalau bicara kerangka tidak jauh-jauh dari hasil kekejaman,
seperti yang diperlihatkan di penjara Toul Sleng PhnomPenh
Kamboja, tengkorak manusia bertumpuk didalam lemari.
http://smulya.multiply.com/photos/album/11
http://smulya.multiply.com/journal/item/19

Lebih sadis lagi di penjara Dalian, China bagian Utara, pejuang
yang di eksekusi oleh penjajah Jepang masa itu, jenasahnya
dimasukkan kedalam tong kayu kecil dalam posisi terlipat -
lutut nempel kedada. Jadi menghemat lahan penguburan.
Masuk penjaranya saja sudah seram, apalagi melihat dari dekat
sebuah tong kayu yang sudah pecah2 dan didalamnya ada
kerangka, jelas terlihat batok kepala dan tulang pahanya.
http://smulya.multiply.com/photos/album/72

Berbeda lagi dengan di Pompeii Italy, korban letusan gunung
Vesuvius terkubur lava pekat sehingga seakan menjadi cetakan.
Unik sekali bisa melihat dari dekat replika jenasah2 dengan
berbagai posisi dan mimiknya saat meregang nyawa, begitu
orsinilnya dan ditempat bencana itu terjadi.
http://smulya.multiply.com/photos/album/112

Tentu wisata melihat jenasah utuh adanya dinegara komunis yang
begitu memuja pemimpin besarnya, sampai2 mengawetkannya.
Didalam mausoleum di Hanoi Vietnam, setelah tegang antri lama
yang panjang sekali dan melewati berbagai penjagaan yang super
ketat, masuklah kami kedalam bangunan megah itu.
Kami harus jalan perlahan, tidak boleh berhenti maupun berbicara,
boro-boro dah motret, dan tampaklah berbaring ditengah ruangan
temaram yang AC-nya disetel super dingin itu: Ho Chi Minh.
Jenasah disorot lampu terang sekali, saya langsung mengenali
beliau dengan janggutnya yang khas, tapi kelihatan lebih gemuk.
Pengunjung jalan memutari jenasah yang ditutupi kaca, mulai dari
arah pipi kanan kepala - sisi kanan jenasah - ujung kaki - sisi kiri
dan langsung harus keluar ruangan.
http://smulya.multiply.com/photos/album/22
http://smulya.multiply.com/journal/item/32

Akhirnya kuburan Raja-Raja, tentu menjadi tempat tujuan
wisata yang menarik, di China dan Mesir ada persamaannya,
berukuran gigantic dan awalnya serba rahasia.
Ming Tomb di utara Beijing China, konon dulu dirahasiakan
keberadaannya, kini telah digali dan dibuka untuk umum.
Walau boleh memasukinya tapi dilarang mengambil foto,
padahal makam kuno yang begitu luas dan berada terbenam
jauh didalam tanah itu sungguh mengagumkan.

Dari sekian tempat seram itu paling seru adalah memasuki
kuburan raja yang ribuan tahun umurnya yaitu Pyramid Giza.
Awalnya tidak terfikir untuk memasukinya, melihat dari luar
saja bangunan raksasa yang sudah ancur2an itu sudah ngeri.
Dinding Pyramid yang dalam foto terlihat licin mulus, ternyata
sudah bopeng2 tidak keruan, maklum saja sekian ribu tahun
disapu angin keras berpasir sama saja seperti di amplas.
Tapi terlihat ada tangga dan orang keluar masuk lubang di
dinding pyramid, maka saya nekat saja mau masuk dan
ajaibnya istri saya juga mau ikut masuk.

Setelah sampai dipuncak tangga, dilanjutkan memasuki lubang
selebar pas dua orang berpapasan, dan kami menuruni lorong
dengan sedikit merunduk agar kepala tidak terantuk atapnya.
Ada penerangan lampu, dan udara tidak pengap, berjalan ramai-
ramai beriringan dan berpapasan dengan orang yang mau keluar.
Entah berapa jauh kami menapaki lorong yang menurun itu,
tahu2 sampai disebuah ruangan yang lumayan besar, tampak
beberapa buah kamar dan tangga lagi yang menurun kebawah.

Tapi nyali kami sampai disitu saja, soalnya nggak kebayang
dah kalau sampai gunung dari batu sa-gede2 anak gajah itu
runtuh, bisa-bisa kita jadi teman main sang Firaun.
Segera saja balik kanan, kembali menelusuri "lorong waktu",
dan lega sekali saat kembali menghirup udara luar, selesai
sudah perjalanan ke ruang ribuan tahun lalu itu.

Thursday, August 7, 2008

Tebak Gunung - Laut -Danau - Istana - Taman.


pelabuhan di pulau Capri yang cantik sekali - Italy.

Klik gambarnya nanti muncul penjelasannya.

Saturday, July 26, 2008

Rapat Pengurus Koperasi & Moderator Jalansutra.


baju batik : Wasis Gunarto -
owner milis Jalansutra,
Ketua Koperasi JS, sekaligus moderator Jalansutra.

baju putih : Yohan Handoyo.
moderator Jalansutra, penulis buku Rahasia Wine

Bertempat di Pan&cook Jalan Puri Indah Raya, Sabtu siang tadi
kembali berlangsung rapat pengurus Koperasi&Moderator Jalansutra.
Beberapa orang berhalangan hadir termasuk Kepala Suku Jalansutra-
pak Bondan sedang berada di luar kota, sedang Irvan Karta dan Dadi
Krismatono ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan.

Setelah makan siang (saya kali ini memilih Hawaiian Beef Steak)
rapat dimulai, berbagai agenda rapat dibahas dengan seru tapi akrab,
hangat tapi fokus - jauh dari debat kusir, benar-benar demokratis
dan cerdas membuat saya yang lebih banyak jadi pendengar sungguh
"menikmati" serunya lontaran argumentasi yang silih berganti itu.

Kalau sering2 suatu rapat ngalor ngidul dengan hasil yang tidak jelas,
maka rapat tadi sungguh fokus dan padat, hasilnya juga jelas, antara
lain penunjukan GM Koperasi yang baru yaitu Capt.Gatot Poerwoko.
Berbagai hal juga bisa disepakati antara lain her-registrasi anggota
Koperasi, rencana kerja moderator maupun Koperasi dari organisasi
yang didasari azas kekeluargaan sesuai pesan Kepala Suku.

Tidak terasa sekian jam berada di ruang meeting restoran Pan&cook
yang sejuk nyaman dan memang cocok sekali untuk meeting karena
selain berada di lantai dua yang terasa privacy nya juga cukup kedap
suara, sehingga bicara/tertawa keras tidak jadi soal.

Seperti biasa pertemuan Jalansutra, kalau ada makanan selalu ada
kilatan kamera teman2 yang mengabadikan makanannya, saya tidak
sempat memotret makanan pesanan teman2.
Sedangkan foto2 makanan di Pan&cook yang saya pesan beberapa
bulan lalu ada di :
http://smulya.multiply.com/photos/album/218

Tebak foto tapi tidak berhadiah lagi -
soalnya jawabannya ada di descriptionnya,
silahkan di klik pada fotonya.

Friday, July 25, 2008

jokes : Three Holes-in-One.


One day a man went golfing. On the fourth tee he was separated from his
friends momentarily, and bumped into a passing demon.
 
"Hey," said the demon, "How'd you like to make a hole in one?"

"What's the catch?" said the man suspiciously.

"It will shorten your sex life by five years," replied the demon.

"Hmmm . . . okay," said the man, and went on to make a spectacular shot,
a hole in one, just as ordered.

On the next tee, he again bumped into the demon.
"How'd you like to make it two holes-in-one, back-to-back?" said the demon.
"It's only been done five times in the history of golf."

"What's the pay back this time?" said the man.
"It will shorten your sex life by another twenty years," said the demon.

"I guess," agreed the man, and again he made an amazing shot.
All his friends were amazed and people were coming from miles around
to see the man who had made two holes-in-one in the same game!

On the next hole, the man again bumped into the demon, who proposed
yet again. "Look, another hole-in-one would mean three in a row.
It's never been done in the history of the world! C'mon!"

"No problem," said the man, agreeing.
"What do I have to give up this time?"

"You may never touch a person of the opposite sex ever again for the
rest of your life." said the demon.

"Okay!" said the man.

He went on to make his third consecutive hole-in-one.

And that's how Father Jones got into the Guinness Book of Records! 

Wednesday, July 23, 2008

Sampai tua-pun dikejar terus !




Kompas Rabu 23 Juli 2008, dihalaman muka ada berita besar yaitu
tertangkapnya Radovan Karadzic, buronan kakap yang diburu
dunia karena kejahatannya atas kemanusiaan.
Diperlukan waktu 13 tahun sampai tertangkapnya di Beograd, kini
akan dihadapkan kemuka Pengadilan Penjahat Perang di DenHaag
untuk mempertanggungjawabkan pembantaian puluhan ribu orang
saat perang Bosnia-Herzegovina 1992 - 1995.
Fotonya di Kompas itu jelas sudah berbeda sekali dengan saat
dia masih sangat berkuasa, kini kurus tua, berewokan putih.

Oktober 2006, saya sempat berada di Beograd, disana memang
masih terlihat sedikit puing sisa-sisa perang itu, beberapa gedung
milik militer terlihat hancur lebur karena di rudal pesawat NATO,
termasuk Kedutaan Besar China yang kesalahan tembak.
Gedung2 itu rupanya sengaja tidak diperbaiki, mungkin untuk
memperlihatkan kepada dunia dampak tindakan NATO.
Pemboman oleh NATO itu dalam upaya menekan fihak Serbia,
dan memang berhasil - Serbia menarik pasukannya dari Bosnia.

Hanya beberapa gedung hancur itu tentu tidak bisa menutupi
keanggunan kota Beograd yang cantik, gedung2 antik di pusat
kotanya begitu terawat apik.
Kami sempat berjalan-jalan sore di pusat kota, dan juga mampir
ke makam Josef Broz Tito, bapak bangsa Jugoslavia.

Tapi saat kami memasuki kota Sarajevo, barulah terlihat nyata
betapa hebat dan kejamnya perang saudara waktu itu.
Kota kuno yang berada didalam lembah ini di blokade dan di
bombardir habis2an hampir setiap hari antara tahun 1992 -1995.
Pasukan Serbia-Bosnia pimpinan General Ratko Mladic bisa
leluasa membokade dan menembaki bangunan dan apapun
yang bergerak didalam kota Sarajevo karena menguasai
lereng pegunungan yang melingkari kota.

Malam hari saat kami tiba di Hotel Holiday-Inn tempat kami
menginap, melihat sekeliling terasa ngeri, sebab boleh dikata
hanya hotel itu yang utuh, gedung lainnya kalau tidak terbakar,
pastilah penuh dihiasi lubang2 bekas peluru.
Holiday-Inn selamat karena saat itu menjadi tempat menginap
para wartawan dari seluruh dunia yang meliput perang Bosnia.

Hebatnya walau di blokade sekian lama, kota Sarajevo tidak
jatuh ke tangan musuh, antara lain karena para pejuang Bosnia
membuat tunnel rahasia, terowongan bawah tanah sepanjang
800 meter inilah yang menjadi urat nadi Sarajevo.
Saya sempat memasuki sedikit awal tunnel itu, yang kini
sebagian besar sudah runtuh.
Bahan makanan, obat2an, senjata dan peluru secara rahasia
dialirkan lewat sana, walau kota boleh dikata hancur lebur tapi
perlawanan jalan terus sampai akhirnya bombardemen NATO
atas Beograd itulah memaksa Serbia undur dari Sarajevo.

Radovan Karadzic sudah masuk bubu, tapi General Ratko Mladic,
komandan pasukan yang memblokade Sarajevo, masih bebas.
Saat blokade itu dialah yang dengan kejamnya memerintahkan :
'Shoot at slow intervals until I order you to stop.
Shell them until they can't sleep,
don't stop until they are on the edge of madness'.

Waktu masih panjang, kita lihat penjahat perang di Kamboja -
biar sekian lama mereka sembunyi tapi keadilan rupanya
tetap ada dan jalan terus - mereka terus dikejar sampai tua ! -
terbukti sudah jadi kakek-nenek justru mereka tertangkap.

Monday, July 21, 2008

Pelajaran dari Tiongkok.

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:Dahlan Iskan
Berada di Gramedia Mall Taman Anggrek, seperti biasanya saya
nyantai cuci mata keliling-keliling di dalam toko yang bagaikan
lautan buku saja itu.
Mendadak sebuah buku menarik perhatian saya, bukan
karena judulnya : Pelajaran dari Tiongkok, tapi karena foto dan
nama pengarangnya : Dahlan Iskan.
Mengapa demikian?, ceritanya beberapa bulan lalu adik saya
Lanny memberikan sebuah buku dan langsung mewanti-wanti
saya untuk membacanya, sangat bagus sekali katanya.

Awalnya saya malas membacanya, nama pengarangnya yaitu
Dahlan Iskan tidak saya kenal dan judulnya "Ganti Hati" juga
tidak jelas kemana maksudnya.
Tapi setelah mulai membacanya, saya begitu terpukau akan
penuturan yang begitu seksama tapi santai, berani tapi terukur
dalam menjalani transplantasi hati yang tentu sungguh luar
biasa berat dan sulit.
Sangat inspiratif, proses ganti hati yang begitu menyakitkan dan
"makan hati" dijalaninya dengan tabah dan tetap semangat tinggi.
Membaca buku itu, bolehlah kita merasa malu hati kalau selama
ini kita "cengeng" atau gampang menyerah dalam menghadapi
kesulitan hidup - Dahlan Iskan "mengajari" kita dengan contoh
ketabahannya untuk lulus dari ujian hidup yang begitu berat

Buku Pelajaran dari Tiongkok itu tentu tidak pikir panjang saya
beli, saya yakin pasti akan se-menarik buku pertamanya.

Nama Dahlan Iskan kemungkinan tidak begitu dikenal karena
tinggalnya di Surabaya - bukan di Jakarta, tapi jelas dia bukan
orang sembarangan.
Dia adalah Chairman/CEO Jawa Pos Grup, sebuah jaringan
media cetak terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 100 surat
kabar tersebar diseluruh Indonesia dan 12 stasiun TV Lokal
antara lain JakTV di Jakarta.

Diawal bukunya yang ternyata merupakan kumpulan tulisan
singkatnya di Jawa Pos, Dahlan Iskan bercerita pergulatan
batinnya saat diminta menerbitkan kumpulan tulisannya itu.
Alasan utamanya sungguh jernih, dia takut buku itu menjadi
barang yang kelak selalu dia tunjuk-tunjukkan ke orang lain
dengan rasa bangga. Bangga akan masa lalu.
Padahal ia ingin seperti bapaknya, yang gampang melupakan
sesuatu yang sudah lewat.

Ternyata memang kumpulan tulisan yang topiknya sangat
bervariasi ini sangat menarik dan seperti sudah saya duga -
inspiratif sekali.
Dalam buku setebal 268 halaman ini, terdapat 76 judul cerita,
diawali dengan kisahnya mempelajari bahasa Mandarin,
yang diyakininya dalam 10 -15 tahun lagi akan sangat penting.
Dia memilih mempelajari berbicara dan membaca saja, tidak
sampai bisa menulis, itupun sudah setengah mati karena
kata Mandarin mengenal empat nada.
Sehingga walau misalnya kata "mai" diucapkan sudah benar,
tapi kalau nadanya salah maka artinya bisa beda sekali, yaitu
niatnya bilang "membeli" bisa dikira bilang "menjual".

Ceritanya mengenai KB di Tiongkok sungguh menarik,
seperti diketahui kini sudah lebih dari 20 tahun pemerintah
menetapkan kebijakan satu anak yang keras sekali.
Kini penduduk ada sekitar 1,3 miliar, tanpa kebijakan satu anak
mestinya sudah 1,7 miliar, jadi lumayan menghemat sekitar
400 juta jiwa - suatu jumlah yang tidak kecil ( dua kali jumlah
penduduk Indonesia !).
Nilai tambahnya antara lain keluarga bisa memfokuskan biaya
untuk anak tunggalnya sehingga mendapat cukup makanan,
pendidikan dan kesehatan yang baik.
Bagi negara, mendapat penduduk yang berkwalitas tinggi.

Karena ada kecaman melanggar HAM maka DPR membuat
UU yang memperbolehkan satu keluarga kini punya dua anak.
Tapi ada tapinya, yaitu boleh kalau pasangan pengantin itu
mempunyai orang tua yang merupakan anak tunggal.
Jadi pasangan2 yang sekarang usia menikah akan kecil
kemungkinannya boleh punya dua anak, karena orang tua
mereka biasanya punya adik/kakak.
Barulah nantinya anak dari pengantin yang sekarang2 ini
menikah akan boleh punya dua anak karena anak2nya itu
pastilah orangtuanya merupakan anak tunggal semua.

Ternyata kebijakan boleh punya dua anak ini karena ada
pertimbangan bahwa kalau masih terus diterapkan hanya
satu anak maka 30 tahun lagi jumlah orang tua mendominasi
penduduk, akibatnya produktivitas nasional turun -
negara menjadi lemah.

Dahlan Iskan juga bercerita tentang ironi jalan kereta api,
di Shanghai memang sudah beroperasi Maglev yang bisa
mencapai kecepatan 430 Km/Jam, tapi ternyata hanya
itulah yang dibuat, rencana membuat jalur Maglev antara
Shanghai - Beijing sudah dibatalkan, karena dianggap
tidak praktis, orang ribet harus menuju ke stasiun yang
malah membuang waktu karena kemacetan dll.
Sebagai gantinya dibangun jaringan jalan tol dengan
semangat gila2an, dia mencatat tahun 1987 Surabaya
sudah punya jalan tol Perak -Gempol sepanjang 42 Km,
saat itu panjang jalan tol di Tiongkok masih 0 km.
Namun tahun 2003 jalan tol di Tiongkok sudah mencapai
30.000 Km, sebaliknya jalan tol Perak-Gempol tidak
bertambah satu kilometer pun.

Dia juga melihat bahwa pembuatan jalan kereta api akan
membuat tanah yang dilaluinya menjadi tidak flexible,
harga tanah menjadi jatuh, berbeda dengan pembuatan
jalan tol yang selalu membuat harga tanah menjadi naik.
Maka dia berfikir, daripada PJKA merugi terus pada jalur
Jakarta - Surabaya, mengapa tidak jalurnya dialihkan
saja menjadi jalan tol, dia yakin jutaan petani sepanjang
jalan tol baru itu akan menjadi kaya.

Dahlan Iskan juga bercerita tentang kebingungan saat
mau ikut Salat Id di Harbin, seperti kebiasaan di tanah
air pagi2 dia sudah sampai di mesjid yang anehnya
masih sepi2 saja - rupanya mulainya jam 9.
Dia bingung lagi karena melihat orang masuk Mesjid
tanpa melepas sepatu, rupanya dilepas didekat tepi
karpet tempat sembahyang.

Buku seharga 32.500,- ini masih cetakan pertama yang
baru diluncurkan April 2008, rasanya tidak diragukan
nantinya akan bisa menyusul prestasi "kakaknya " -
buku Ganti Hati yang sejak diluncurkan tahun 2007,
dalam enam bulan sudah enam kali cetak ulang,
dengan jumlah peredaran lebih dari 150.000 eksemplar.
Ganti Hati juga sudah diterbitkan dalam bahasa Inggris
dan bahasa Mandarin.

Belum tertarik juga membaca buku-buku hebat ini ?
Ah masa sih ?


Perjalanan Nuke dan Wimpie - Susur Pantai Ujung Kulon 2001.




Ini catatan perjalanan Nuke ke Ujung Kulon tahun 2001.


PERJALANAN SUSUR PANTAI UJUNG KULON
13-20 AGUSTUS 2001

Saya dan Wimpie beserta teman-teman satu kelompok perjalanan
(3 perempuan & 3 laki-laki) melakukan perjalanan susur pantai
sebagai salah satu syarat untuk menjadi anggota tetap organisasi
pecinta alam di FK UNPAD (AMP/Atlas Medical Pioneer).

Pada perjalanan kali ini, saya dan Wimpie berlaku sebagai mentor
perjalanan yang bertugas mengawasi dan bertanggung jawab
terhadap keselamatan regu selama perjalanan berlangsung.

Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk perjalanan ini antara
lain mengurus perijinan ke Polda Bandung, surat keterangan dari
organisasi, carrier, persiapan bahan makanan selama 3 hari +
2 hari untuk cadangan, alat2 masak (misting, kompor parafin,
kompor spiritus), bahan bakar untuk memasak (parafin & spiritus),
pakaian lapangan & tidur + cadangan, sendal gunung, sepatu kets,
kamera (untuk dokumentasi), dan lain-lain sehingga kurang lebih
beban yang harus dibawa :
15 kg untuk perempuan dan 20 kg untuk laki-lakinya.

H1 (13 Agustus 2001)
Persiapan berangkat (packing dll), jam 00.30 ke terminal
Leuwipanjang Bandung, lalu naik bus ekonomi Garuda Pribumi
(kami sengaja naik bus pada jam tersebut agar dapat sampai
di desa Taman Jaya pada sore hari).

H2 (14 Agustus 2001)
Perjalanan menuju Serang (melewati jalur Puncak/Cipanas),
sampai di Serang jam 06.00 pagi.
Makan pagi di terminal Serang (sempat kesal juga karena
harga makanan terlalu mahal karena dikenai tarif turis!).
Naik bus ke Labuan sampai pukul 09.30, lanjut naik Elf menuju
desa Taman Jaya pukul 10.30 pagi.

Ada sepasang turis dari Swiss (Pierre & Virginie) yang ternyata
punya tujuan yang sama dengan kami sehingga akhirnya grup
kami menjadi 10 orang.
Perjalanan dari Labuan sampai Taman Jaya selama 4 jam
(akibat Elf sering menaik turunkan penumpang dan kondisi
jalan dari Sumur sampaiTaman Jaya rusak).
Sampai di Taman Jaya pk. 14.30 siang,
langsung disambut oleh petugas wana wisata di desa tsb
(dia bertindak sebagai guide kami di desa itu, sekaligus
menawarkan tempat menginap).
Kami mengurus perijinan di rumah sekretaris desa untuk
melakukan penelitian kesehatan mengenai sanitasi air di
desa Taman Jaya, kemudian kami menuju tempat menginap
(sebuah cottage sederhana yang cukup nyaman bagi kami).

Setelah membereskan barang-barang, saya dan Wimpie
mengurus ijin masuk ke PHPA Ujung Kulon sedangkan yang
lain melakukan penelitian.
Petugas PHPA mengharuskan kami membawa guide selama
perjalanan, tetapi kami terpaksa menolak karena sebenarnya
kami tidak boleh membawa guide selama perjalanan).
Setelah berdiskusi panjang lebar, akhirnya kami diijinkan
tidak usah membawa guide.
Setelah mandi dan makan malam lesehan, kami tidur ditemani
nyamuk2 pantai yang gigitannya lumayan bikin gatel2 badan.
Saya dan anak laki-laki tidur di lantai ruang tengah.

H3 (15 Agustus 2001)
makan pagi, packing ulang, meneruskan penelitian, makan siang,
menunggu perahu yang akan mengantar kami ke pulau Peucang.
Ternyata perahu yang dicarikan oleh petugas wana wisata tidak
ada yang mau menunggu di pulau Peucang keesokan harinya
untuk menyeberangkan kami ke muara s. Cidaun,
sehingga akhirnya kami harus menunggu perahu jaga wana
yang mau mengantar kami besoknya.
Kami membereskan biaya administrasi selama menginap, lalu
kami pindah ke cottage yang lebih murah tapi letaknya tepat
di pinggir pantai.
Turis dari Swiss memilih tidur di tenda yang mereka sewa dari
wana wisata.

H4 (16 Agustus 2001)
Setelah makan pagi, mandi dan packing, kami naik perahu
jagawana menuju pulau Peucang pk. 08.00 pagi.
Di tengah perjalanan, perahu sempat berlabuh di pulau
Handeuleum untuk mengambil bahan bakar.
Di perahu itu ada perapian untuk memasak dan kami sempat
menikmati ikan bakar yang sungguh nikmat karena ikannya
segar dan dagingnya juga enak.
Sebelum sampai di P. Peucang, salah seorang petugas
mendapat ikan cucut hasil pancingan di perahu tersebut.
Kami cukup dibuat kaget karena ikannya mengamuk di atas
perahu sebelum akhirnya mati.

Kami tiba di P. Peucang pk. 12.00 siang, ke kantor jagawana
untuk melapor, lalu melanjutkan perjalanan ke Cidaun.
Pantai di P. Peucang cukup bagus untuk berenang karena
ombaknya tenang dan lautnya dangkal, dengan pasir putih dan
pemandangan yang indah.
Sayang kami tidak sempat menikmati keindahan pantai pulau
Peucang lebih lama karena kami harus melanjutkan perjalanan.
Perahu tidak dapat merapat ke pantai karena pantainya terlalu
dangkal, sehingga akhirnya kami harus nyebur ke laut yang
dalamnya sepinggang sambil mengangkat carrier di atas
kepala sejauh 20 meter.


Kami mencari tempat untuk makan siang di pinggir sungai,
dan di tengah jalan kami melewati padang rumput yang
merupakan habitat banteng.
Setelah cukup puas melihat banteng dan berfoto, kami
memasak dan makan siang sampai dengan jam 14.30.
Kami melanjutkan perjalanan melalui jalan setapak ditengah
hutan menuju titik bivoac kami di muara S. Cibunar.
Jalur ini merupakan jalan tembus dari pantai utara (Cidaun)
ke pantai selatan (Cibunar).

Setelah berjalan naik turun bukit selama 2,5 jam sejauh 8 km,
akhirnya sampai juga di pantai selatan yang pemandangannya
cukup membuat kami terbengong-bengong karena ombak
yang begitu besarnya sehingga pantai yang kami temui
berupa tebing karang yang sangat curam.
Kami menuju pos PHPA di muara sungai Cibunar.
Setibanya di sana,kami bermalam di dalam pos bersama
petugas yang sedang berjaga di sana.
Karena sumber air tawar yang ada hanya sungai, akhirnya
kami memutuskan mandi dan mengambil air di sungai sambil
tetap berjaga-jaga terhadap bahaya serangan buaya.
(dengar2 buaya cukup banyak di Ujung Kulon!).

H5 (17 Agustus 2001)

Pada pagi hari, kami mengalami sedikit masalah mengenai
sumber air sebab air sungai di daerah muara menjadi sedikit
payau akibat air laut yang sedang pasang sehingga kami
harus mengambil air lebih ke dalam atau bisa juga dari
anak sungainya.
Kami terkejut ketika melihat pasir di muara sungai yang
berubah warna menjadi hijau muda dan setelah kami
melihat lebih dekat, ternyata warna hijau tsb adalah
kumpulan jutaan anak kepiting yang keluar dari dalam
pasir menuju air laut!

Kami berangkat menuju titik perberhentian kami berikutnya ke
arah timur jam 10 pagi.
Pada awalnya, medan pantai yang kami lalui berupa tebing
karang setinggi 20 meter-an, sambil sekali-kali wajah kami
sedikit basah oleh angin yang bercampur air laut dari pecahan
ombak yang begitu kencangnya!
Di tengah jalan, kami bertemu kelompok peziarah yang sedang
beristirahat.
Mereka berkata hari ini angin bertiup begitu kencang, tidak
seperti biasanya.
Kemungkinan disebabkan karena hari ini kebetulan adalah
hari kemerdekaan Indonesia yang jatuhnya pas Jumat Kliwon.

Setelah bertemu muara sungai berikutnya, barulah medan
yang kami lalui berubah menjadi medan pasir yang sangat
luas sehingga kami seperti berjalan di gurun pasir.
Kami mengalami hambatan2 yang cukup berat akibat angin
yang sangat kencang dan bertiup berlawanan arah dengan
arah kami berjalan.
Selain itu, daerah pasir yang mudah diinjak adalah di sekitar
garis pantai, yaitu batas antara air dengan pasir sehingga
kami harus super hati-hati terhadap ombak yang sering
tidak bisa diduga, sewaktu-waktu bisa menyambar kami!

Setelah berjalan kurang lebih 10 km, kami sampai di muara
sungai Cikeusik pk. 13.00.
Kami bertemu dengan Alan Compos,seorang pembuat film
dokumenter yang sedang membuat film tentang badak cula
satu yang habitatnya di sekitar s. Cikeusik.

Kami sulit sekali memasak untuk makan siang akibat angin
yang sangat kencang bercampur dengan pasir yang
mengotori makanan dan alat masak kami.
Kami berjalan lagi sejauh 10 km menuju muara sungai
Cibandowoh selama 2,5 jam saja.
Kami berjalan sangat cepat untuk keadaan medan seperti itu,
mungkin karena kami sangat bersemangat untuk menyamai
kecepatan kedua turis Swiss yang berjalan cepat sekali.
Kami harus memeras tenaga kami karena satu langkah kaki
mereka adalah 3 langkah kaki kami!

Kami akhirnya sampai di shelter s. Cibandowoh jam 5 sore.
Disana kami bertemu dengan bapak tua yang ternyata adalah
porter Alan Compos yang mau kembali ke Taman Jaya,
tapi tidak bisa meneruskan perjalanan akibat sakit.
Kami membuat camp dan mencari sumber air tawar, dan
ternyata satu-satunya sumber air adalah sebuah kubangan air
yang kondisinya sangat diragukan kebersihannya, karena
airnya sedikit dan terlihat kotor, selain itu ada ikan-ikan yang
berenang di dalam kubangan air itu.
Kami tidak bisa menggunakan air itu untuk minum, sehingga
persediaan air minum kami menipis sekali.
Untung Pierre membawa neutralizer sehingga kami bisa
membuat minuman hangat seadanya.
Kami tidak bisa mandi, sehingga badan yg kotor oleh pasir
dan keringat hanya dibersihkan dgn tissue basah saja.

H6 (18 Agustus 2001)
Pierre dan Virginie memutuskan untuk mendahului kami ke
Taman Jaya karena mereka berencana mau ke Bali, sehingga
kami harus berpisah hari ini.
Kami berencana membawa bapak yang sakit ke pos berikutnya,
tapi bapak itu menolak dan menitip pesan kepada kami agar
meminta anaknya di Taman Jaya untuk menjemput dia di shelter.
Kami menyuntik dextrose iv agar bapak tersebut tidak terkena
hipoglikemi akibat tidak makan selama berhari-hari.
Selain itu kami membekali dia makanan dan minuman
seadanya karena persediaan kami pun terbatas.

Kami meneruskan perjalanan ke pos Karang Randjang
selama 2 jam, di sana kami menemukan sumur yang airnya
cukup banyak.
Kami mengisi cukup air untuk diminum selama perjalanan
sampai pos berikutnya.
Kami makan pagi dan siang sekaligus di sana.
Sayangnya tidak ada orang yang menjaga pos tersebut
sehingga kami tidak bisa meminta bantuan untuk menolong
bapak yang sakit tersebut.

Kami meneruskan perjalanan menembus hutan sejauh 2 km
yang merupakan jalan tembus dari pantai selatan ke pantai utara.
Setelah berjalan selama 0,5 jam, kami sampai di tepi pantai
yang keadaannya sangat berbeda dengan pantai selatan,
dimana ombak begitu tenangnya sehingga pantainya berupa
rawa yang tergenang.
Kami tidak bisa jalan di pantai, sehingga harus berjalan di
jalan setapak melipir pantai. setelah berjalan sejauh 2 km,
rawa berganti menjadi pasir putih sehingga kami bisa berjalan
di pantai lagi.
Di tengah jalan kami bertemu kelompok besar kerbau yang
sedang berjemur di pantai.
Kami menebak-nebak bagaimana kerbau tsb bisa mencapai
pantai tsb karena tidak ada penduduk di sana.

Kami sampai di Tanjung Lame yang merupakan pusat kegiatan
Konservasi Badak Ujung Kulon jam 15.00, dan beristirahat
di sana sambil melapor kepada petugas.
Kami bersantai sambil memakan kelapa yang dipetik dari pohon
kelapa di sana (Wimpie yang memanjat menggunakan webbing!).
Setelah itu kami meneruskan perjalanan ke Taman Jaya.

Pemandangan di tepi pantai sangat indah dan kami dapat
menikmati sunset di sepanjang jalan.
Di tengah jalan, kami bertemu muara sungai yang cukup dalam
sehingga kami tidak bisa menyeberang dengan berjalan kaki.
Untung saja ada sampan penduduk yang kebetulan lewat dan
mau menyeberangkan kami walaupun harus bolak balik
sebanyak 4 kali.
Kami akhirnya sampai kembali di Taman Jaya pukul 6 sore
dan langsung membuat camp di dekat cottage tempat kami
menginap waktu itu.
Kami lega sekali karena dapat kembali ke desa dan beristirahat
serta mandi dengan tenang.
Sayangnya ketenangan kami diganggu oleh peringatan dari
pemilik cottage yang memperingatkan kami agar berhati-hati
terhadap barang-barang kami karena sering terjadi pencurian.
Memang ternyata tempat kami berbivoac sekarang dipakai
untuk menjaga udang hasil tangkapan nelayan setempat
pada malam hari.

H7 (19 Agustus 2001)
Pagi harinya kami sadar kalau beberapa barang kami yang
kami jemur hilang. Untungnya tidak ada barang yang berharga.
Setelah melapor ke petugas Jagawana di sana, kami
meneruskan perjalanan kembali ke titik akhir perjalanan yaitu
di muara sungai Ciawipaeh.
Kali ini medan yang kami lalui tidak begitu berat karena dekat
dengan penduduk dan jalan raya.
Tantangan yang kami hadapi hari ini adalah panas teriknya
matahari yang cukup membuat lelah dan lemas serta
membuat muka kami seperti kepiting rebus.
Sebelum makan siang, kami ditraktir makan kelapa oleh
penduduk setempat yang lagi memetik kelapa menggunakan
galah panjang
(lebih modern dari cara kami yang memanjat langsung!)
Setelah kekenyangan makan kelapa, kami makan siang di
rumah penduduk dekat pantai pk 12.30.
Kami meneruskan perjalanan ke titik akhir, dan melewati
pantai dan laut yang sangat indah.
Ingin sekali kami berenang di laut yang jernih dan dangkal
yang kami lewati, tapi kami memutuskan untuk meneruskan
perjalanan karenatuntutan rencana operasi yang bisa tertunda.

Tetapi kemudian kami melewati kolam renang di pinggir pantai
milik resort Ciputih.
Kebetulan mbak yang menjaga kolam tsb mengijinkan kami
berenang di kolam tsb sehingga akhirnya kami tidak tahan
untuk tidak berenang di sana.
Karena tidak membawa pakaian renang, kami akhirnya
berenang menggunakan pakaian lengkap!
Setelah berenang selama 15 menit saja, kami harus
meneruskan perjalanan kembali ke titik akhir karena waktu
sudah pukul 5 sore.
Kami sampai di titik akhir pk 6 sore dan langsung menuju
ke desa Ciawi tempat pool elf yang akan kami tumpangi
keesokan harinya menuju Labuan kembali.
Kami menginap di pesantren depan pool elf.
Tempat mandi di sana berupa sumur yang hanya dibatasi
oleh tembok yang tingginya hanya 0,5 meter saja.
Ketika kami tidur, angin bertiup sangat kencang di atas
atap sehingga kami merasa seperti ada di pinggir pantai
yang sedang terkena badai.
Anehnya sendal2 kami diluar tidak terkena angin tsb.

H8 (20 Agustus 2001)
Kami naik elf pk. 6 pagi menuju Labuan dan makan pagi
disana, setelah itu naik bus ekonomi ke Serang dan
akhirnya bus AC yang kami tunggu2 datang dan kami
duduk dengan tenang menuju Tangerang.
Disana saya turun di pool dijemput papi sedangkan teman2
yang lain kembali ke Bandung.