Sunday, April 17, 2005

Karnaval Samba - Rio de Janeiro Brasil


 


 


Pagi tadi sebuah stasiun TV swasta memberitakan bahwa Parade paling
akbar sedunia yaitu Karnaval Samba di Rio de Janeiro - Brasil akan segera
berlangsung  : Jumat mendatang sampai tanggal 8 Februari 2005.
Diberitakan pula sekitar 770.000 pasang mata akan menonton langsung final
parade para penari dari sekitar 14 sekolah tari itu, bertempat di Sambadrome
yang dibangun pada tahun 1984.


Langsung ingatan saya melayang ke bulan Februari 1996, saat itu semalaman
saya duduk dibangku Sambadrome tersebut menonton karnaval yang
memang sungguh luar biasa seru.


Saat itu saya dalam tour ke Argentina dan Brasil - negara ini bertetangga
tapi mempunyai beberapa perbedaan yang cukup unik :
Orang Argentina berbahasa Spanyol karena dulu pernah lama diduduki 
Spanyol dan kabarnya seratus persen penduduknya berkulit putih -
memang beberapa hari berada di Buenos Aires saya tidak melihat satupun
orang berkulit gelap.
Sedangkan Brasil lama diduduki bangsa yang bertetangga dengan Spanyol
yaitu Portugal - maka penduduk disana berbahasa Portugal dan terlihat
campur baur antara yang berkulit terang dengan yang berkulit agak
gelap seperti halnya pemain sepakbola legendaris Pele.


Rio de Janeiro, mempunyai pantai yang sangat cantik yaitu Copacabana -
pantainya berkelok indah yang disalah satu ujungnya dihiasi oleh Sugar Loaf,
sebuah bukit karang berbentuk unik seakan sebuah permen raksasa yang
ditancapkan tegak ditepi laut. (foto)


Sebuah jalan yang sangat lebar memisahkan pantai dengan deretan gedung-
gedung yang berjejer sepanjang pantai, dan tampak Corcovado -
gunung tinggi yang melatar-belakangi kota Rio de Janeiro -
sebuah patung Jesus ukuran raksasa tampak berdiri dipuncaknya -
menambah cantiknya kota ini. (foto)


Siang harinya kami mempersiapkan diri dengan matang karena sudah
diwanti-wanti bahwa akan menonton karnaval itu semalaman -
dari malam sampai pagi - diudara terbuka lagi !!.


Malam hari bus mengantar dari hotel kami yang terletak di pantai
Copacabana ke restoran dulu untuk makan malam -
saat dinner itu hujan turun begitu lebatnya seakan laut disebrang restoran
ditumpahkan keatas genteng restoran,
sampai saya pikir kalo gini sih bubar deh acara nonton karnavalnya -
kan berlangsungnya outdoor dijalan raya.
Karena sudah tiba waktunya maka dalam suasana masih hujan
lumayan besar dengan terpaksa kami berlarian menuju bus,
lalu menuju lokasi karnaval yang berada dibagian kota yang lain.


Sungguh mengherankan, saat turun dari bus -
koq langit terang benderang !!,
boro2 hujan lebat !! - sungguh aneh sekali -
barangkali ini ulah pawang hujan yang konon bisa menangkal
hujan turun disatu tempat dengan cara memindahkan awan hujan
dari satu tempat ketempat lain.


Kami lalu jalan beriringan menuju sebuah bangunan agak tinggi yang
kelihatan didalamnya terang benderang, suara tetabuhan genderang
yang terdengar keluar dari dalam gedung begitu membahana membuat
kami makin bersemangat ingin cepat-cepat masuk.
Penjagaan sangat ketat dan sangat banyak orang disana sini.
Kami harus memasukkan tiket seharga 100 US Dollar berbentuk
mirip credit card kedalam sebuah mesin dan barulah palang terangkat
dan kami bisa lewat.
Lalu kami diarahkan memasuki sebuah pintu dan kemudian muncullah
kami didalam Sambadrome :
sekarang kami berada didalam satu tribune tanpa atap yang persis
berada ditepi jalan.


Rupanya gedung yang tadi tampak dari luar itu adalah salah satu dari
sekian puluh gedung aneka bentuk yang berhadapan dan berderet
sepanjang Sambadrome - mengapit jalan beraspal selebar sekitar
20 meter yang memanjang sekitar satu kilometer.
Ada yang berbentuk tribune memanjang seperti tempat kami menonton,
ada yang seperti bangunan bertingkat tanpa dinding.
Semua tempat itu terlihat sudah dipenuhi orang yang duduk/berdiri.
(foto)


Tempat duduk kami yang rupanya masuk VIP Class -
didepan kursi ada meja kecil untuk menaruh makanan dan minuman.
Bangku kami dibaris ke tiga dari tepian jalan - cukup dekat untuk
bisa dengan mudah melihat detail para penari yang lewat sekitar
sepuluh meter didepan kami.
Dibelakang tribune kami ada bangunan lebih tinggi yang dipenuhi
orang yang berdiri.


Tapi akhirnya praktis kami jarang duduk, sebab suara musik yang
begitu bergelora membuat banyak penonton tidak hanya berdiri -
juga ikut bergoyang Samba - kiri kanan kami, dibelakang maupun
di bangunan disebrang jalan -
cowo cewe tua muda, pengunjung lokal maupun turis mancanegara
(disebelah kami tampaknya turis Jepang ) -
tersihir asyik bergoyang mengikuti dentam genderang .
(foto)


Malam itu kami menonton acara final, sekian belas grup tari/musik
bergiliran berjalan dari ujung jalan yang satu ke ujung jalan lainnya
sepanjang Sambadrome untuk mempertontonkan kebolehannya
dan mendapat penilaian dari para juri.
Grup terdiri dari puluhan penari yang berjalan kaki, dan juga
kendaraan hias yang diatasnya juga banyak penari - semua
kostumnya ruuar biasa,
aneka bentuk dan berwarna warni yang ngejreng,
dan thema nya juga aneka ragam - ada thema jungle dll. (foto)
Musiknya yang begitu bergelora, keluar dari speaker mobil hias -
luar biasa bisa menyihir penonton sehingga ga tahan untuk tidak
ikut bergoyang.
 
Selesai satu grup lewat didepan kami, tak lama menyusul muncul
grup berikutnya - tidak ada satupun yang sama kostum maupun
musiknya, dan semua berlomba mempertontonkan keindahan
kostum, musik dan tarian dan hiasan mobilnya.
Juara lomba akan mendapat kemashuran yang bernilai tinggi di
masyarakat Brasil.


Dan yang membuat penonton pria makin bersemangat menonton
adalah kalau lewat grup yang menampilkan penari perempuan
yang busananya irit buanget - dari pinggul kebawah doang !! -
mana tahaan !!.
(foto)



Foto akan dikirimkan via japri kepada yang berminat melihatnya.


 


 

No comments:

Post a Comment