Minggu pagi 31 Agustus 2008, saya dan istri ke Bandung lagi,
sebenarnya dirumah sedang "banyak kerjaan" tapi Minggu depan
Nuke konser nyanyi maka setelah maju mundur jadi jugalah pergi.
Arus kendaraan ramai lancar sampai memasuki tol Cikampek -
inilah jalan tol yang "aneh tapi nyata" karena kalau biasanya
jalur paling kanan untuk jalur cepat/mendahului maka disini
bus-bus sa-gede2 Engkongnya Gajah jalannya disitu.
Udah jalannya lambat, kadang berjejer pula di dua jalur paling
kanan - kayak bikin barikade saja.
Nyaris ditemui sepanjang jalan, saya pikir apa memang sudah
diubah kali aturan berlalu lintas disini. Soalnya yang jalan pelan -
dikanan dan sedang yang mau nyusul sampai pake bahu jalan.
Ampun deh, kenapa nggak ditertibkan sih ?
Seperti biasa makan pagi di Cibungur, nggak geser dari Sate
Maranggi + Sop Dengkul Sapi dan Es Kelapa Muda, dari jaman
dulu menu pilihan itu terus.
Sate Cibungur ini selama bulan Puasa akan ganti jam bukanya,
kalau biasanya pagi sampai sore, ganti ke sore sampai malam.
Selesai makan, jalan dilanjutkan menuju Sadang, lewat jalan
biasa yang setelah ada jalan tol menjadi merana, semua
pompa-bensin terlihat sepi, beda sekali dibanding masa lalu.
Tapi kami terkesan sekali dengan kebersihan jalan dan bahu
jalannya juga, sampai saya pikir apa lagi ada lomba kebersihan,
serasa berkendara di luar negeri - rapih dan bersih sekali.
Di perempatan Sadang belok kekanan menuju Toll Gate, kalau
biasanya setelah Gate itu kita bisa pilih kekiri arah Bandung
atau lurus menuju Jakarta. Kali ini sebelum gate sudah ada
petunjuk bahwa tujuan Bandung ambil lorong gate yang kiri
dan tujuan Jakarta lorong gate yang kanan.
Untung saya nggak nge-bandel karena ternyata setelah gate
terpasang pembatas jalan, jadi kalau saja saya ambil lorong
kanan maka mau nggak mau harus masuk arus tol ke Jakarta.
Jalan tol kemudian mulai banyak tanjakan, dan disini juga ada
petunjuk yang "aneh", yaitu Truk yang kecepatan nya dibawah
60 Km/jam akan ditilang dan dikeluarkan dari jalan tol.
Rupanya Truk bermuatan berat memang diharuskan lewat jalan
biasa, karena walau jalan tol ini tanjakannya tidak berat tapi
panjang, sehingga rawan mogok dan membahayakan pengguna
jalan lainnya.
Rata-rata kendaraan berkecepatan tinggi tapi banyak sekali
terlihat tapak hitam karet ban di aspal bekas nge-rem habis2an,
dan juga bekas benturan pada pembatas jalan, inilah jalan tol
yang juga memang sering "makan orang".
Pemandangan sepanjang jalan memang enak dimata, tapi
kecepatan tinggi, turun naik dan belokan sambil turun bisa
membuat pengemudi lengah.
Di Bandung setelah Nuke bergabung, kami menengok ibu Sofia
Mansoor di Apartment Ciumbeuluit yang dalam penyembuhan
patah lengan kanan dua bulan yang lalu, dan setelah itu ikutan
acara orang Betawi kalo ke Bandung - nengok Factory Outlet!
Saat makan siang, tak lupa nanya Jser Bandung - kalau-kalau
ada restoran baru yang unik, kali ini ke bu Janti dan disarankan
ke Grandma Kitchen atau Bebek Rica-Rica.
Bebek Rica-Rica tentu pedas, dan istri saya yang menghindari
masakan berminyak awalnya tidak mau Grandma Kitchen yang
Chinese Food, tapi karena kesiangan akibat kelamaan di FO
akhirnya ke Grandma Kitchen saja yang dekat biar cepat.
Grandma Kitchen memakai rumah Jadoel, yang pintu dan
jendela rumahnya masih terlihat kuno, mejanya juga ada yang
lumayan antik.
Pesanan kami berupa Burung Dara Goreng, Kapri saus XO,
Cumi Goreng Telur Asin, Iga Saos Grandma, muncul tidak lama
karena saat itu tidak banyak tamu.
Sore kami kembali ke Jakarta, jalan ramai sekali dan kecepatan
tinggi membuat nyetir cukup menguras konsentrasi dan enersi,
apalagi saat tiba di Km 66 tempat bergabung dengan arus yang
berasal arah Cikampek/Pantura.
Dijalan tol inilah sering terjadi kecelakaan fatal, karena biasanya
selain pengemudi sudah lelah juga banyak kendaraan besar
seperti truk yang berjalan agak lambat ditambah lampu
belakang yang kurang terang.
Saya selalu was-was disitu, apalagi dulu ayah dari seorang
teman tewas karena kendaraannya nyerudug pantat truk.
Maka selalu saya sempatkan mampir di Rest Area dulu untuk
istirahat sejenak, karena biasanya tiba disitu setelah nyetir
selama satu jam dari Bandung.
Sekitar jam 20 kami menepi lagi ke Rest Area berikutnya
sebelum exit Tangerang, kali ini bukan untuk istirahat sejenak
tapi untuk makan malam di Restoran Dapur Sedap.
Pesan makanan itu2 juga, yaitu Kerapu Tim Asam Pedas
kesukaan istri saya.
Saat memasuki halaman rumah saya lihat trip meter yang
saya re-set saat isi bensin di Bandung sekitar 180 Kilometer,
berarti seharian saya nyetir sekitar 360 Km.
Kapan yah Tol diteruskan sampai ke Jawa Tengah/Timur,
kan menghemat waktu dan tenaga kalau mau ber-nostalgia
nyetir kayak jaman dulu sendirian ke Bali p.p.
Sate Maranggi Cibungur.
Jl. Raya Cibungur Purwakarta.
Telp (0264) 351077.
Grandma Kitchen.
(Chinese Food - non halal)
Jl. Sindang Sirna No: 12. Bandung.
Phone : 022-92630297.
Dapur Sedap.
Palm Square Rest Area
Tol Jakarta - Tangerang Km.13