Start: | May 21, '06 4:00p |
End: | May 21, '06 6:00p |
Toko Buku Cengkilung, Banjar Cengkilung.
Jl. Cekomaria 232 - Denpasar Timur.
Jam 16.00 - selesai.
Pembicara : Ketua Guide Bali.
Start: | May 21, '06 4:00p |
End: | May 21, '06 6:00p |
Seorang ibu disebuah supermarket membeli sebuah gagang pancing.
Saat menuju kasir, dia heran karena kasirnya pakai kaca mata hitam,
rupanya kasir itu tunanetra.
Saat si ibu mendekat, si kasir bilang :
Silahkan lempar barang belanjaan anda ke meja didepan saya,
dari bunyi dan baunya saya bisa menentukan jenis barang dan
juga harganya.
Si ibu melempar pancing ke meja, dan si kasir langsung bilang :
Sebuah pancing merk Blue Ocean, seharga 125 ribu rupiah.
Saking takjubnya, tak sengaja si ibu buang angin dengan dahsyat,
Tuuuuuuuuuuuuut !!!, baunya juga semerbak.
Sempat malu hati, tapi si ibu pikir - Ah sebodo lah, toh kasir ini
engga bisa melihat dia siapa.
Mendadak si kasir bilang : Semuanya jadi 200 ribu rupiah.
Wah si ibu tentu kaget dan gusar :
Gimana sih, tadi bilangnya 125 ribu, koq sekarang jadi 200 ribu !!
Si Kasir dengan kalem nyahut :
Kan ibu belanjanya nambah, satu buah Peluit buat ngusir bebek,
dan satu kilo Cumi basah.
Minggu 14 Mei 2006, saat check-in di bandara Ngurah Rai Bali,
boarding pass yang saya terima seat numbernya 36 H dan 36 J.
Ini membuat saya lega karena berarti pesawat Garuda yang akan
membawa saya dan istri ke Jakarta tentu pesawat berbadan lebar.
Benar saja, ternyata memang Airbus A330-300, yang kursinya
sederet ada 8 ( 2 - 4 - 2 ), jadi lega sekali, beda banget dengan
pesawat B737-400 Garuda yang dua hari lalu membawa kami dari
Jakarta ke Denpasar, konfigurasi kursinya sederet 3 - 3 terasa
sempit apalagi semua kursi terisi penuh.
Setelah menemui kursi kami dibaris 36 itu, handbag saya taruh di
locker atas, sedangkan tas yang berisi handycam dan kamera saya
lempar kekolong kursi yang kelihatan lega.
Kaki saya tidak terganggu oleh adanya tas tersebut saking
longgarnya ruang dibawah kursi didepan tempat duduk saya itu.
Pesawat mendarat di bandara Soekarno-Hatta jam 19.20 -
seperti biasa dengan seksama kami berkemas dan memeriksa
semua bawaan.
Setelah yakin semua ada maka kami meninggalkan pesawat.
Setelah tiba dirumah, sudah amat lelah karena sejak pagi banyak
acara : Nonton Barong, ke toko kerajinan perak di Celuk,
lunch di Kintamani, shopping kilat di Sukawati karena waktunya
sudah mepet.
Tapi tentu perasaan lega sudah selamat sampai dirumah, dan
sekitar jam 21 itu saatnya melepas lelah.
Mendadak saya teringat - Lha tas kamera saya ada dimana yah ???,
dan Astaga - Astaga - Astaga !!!....................................
Tas kamera tadi tidak saya ambil dari kolong kursi pesawat !!!.
Dalam kepanikan, saya mencoba berfikir harus bagaimana,
tapi tentu sangat sulit bisa tenang disaat perasaan campur aduk -
jengkel, marah terhadap diri sendiri, sedih mikir kehilangan bukan
saja Sony Handycam dan kamera Minolta tapi juga karena semua
film-nya pun berada didalam tas tersebut.
Sempat terfikir mau menghubungi fihak Garuda, tapi otak udah
butek engga tahu gimana nyari nomer tilponnya.
Akhirnya segera saya berkemas dan berangkat lagi ke bandara
Soekarno Hatta, diperjalanan saya sempat cari2 nomer tilpon
teman lama yang tugasnya di OIC bandara - engga ketemu.
Lalu teringat nilpon teman dokter yang tugasnya jaga emergency
bandara, tapi dia sedang dirumah dan saya minta carikan nomer
tilpon Garuda - engga punya katanya, tapi dia mau bantuin
nilpon kepetugas jaga emergency mencari nomer tersebut.
Setelah parkir, saya berjalan gontai menuju gedung terminal E-F,
sambil berfikir rasanya tipis kemungkinannya tas itu masih ada.
Dan saya tidak tahu harus berjalan menuju kemana, apakah ke
counter Garuda, atau ke Security.
Kalau saya ke kantor Lost and Found - yang hilang ini kan
bukan barang bagasi yang ada baggage-tag nya.
Lalu HP saya bunyi dan terdengar suara teman saya itu :
Eh tadi perawat emergency udah bantuin nilpon Lost and Found,
tas kamera ada tuh disana.
Nomer tilpon Lost and Found 5506076, tapi kalo udah ada
di airport yah langsung kesana aja nggak usah nilpon lagi.
Langkah saya makin gontai, setengah engga percaya mendengar
kabar begitu, koq bisa yah tuh tas balik lagi ??
Koq engga diambil orang ?, koq segitu gampangnya ketemu ?,
koq engga sesuai perkiraan saya bahwa pasti hilang dll.
Setelah permisi ke petugas penjaga, saya masuk gedung dan
menuju kantor Lost and Found, disana ada tiga orang petugas.
Saya diminta menunjukkan boarding pass, dan dicocokkan
catatan si petugas, oh ya cocok seat nomer 36 nih katanya.
Lalu dikeluarkan tas hitam itu, coba periksa isinya katanya,
saya juga bilang didalam tas itu ada name card saya.
Sempat saya tanya apakah tas ditemukan oleh petugas cleaning
service? Ternyata bukan, tas diserahkan oleh petugas security.
Setelah itu saya diminta menandatangani semacam berita acara,
dan setelah mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas
kerja mereka yang begitu profesional, dengan senang hati saya
berbagi sukacita dengan sedikit meringankan dompet.
Ada beberapa hal yang memang harus kita perhatikan dalam
melakukan perjalanan dengan pesawat :
- jangan terlalu cepat membuang sisa tiket/boarding pass,
saya bisa diijinkan masuk kembali kedalam airport dan
dipercaya pemilik barang tsb karena pegang boarding pass.
- tidak saja pasang name-tag yang jelas dan terikat kuat,
juga taruh name card didalam koper/tas tersebut.
- jangan terlalu banyak tentengan, sebisanya masukkan dalam
satu atau dua tas, jangan berceceran sehingga bingung sendiri.
Yang paling penting tentunya, jangan pikun - hehehe.