Saturday, May 6, 2006

Nonton Jurus Dewa Mabok di ShaoLin Temple - DengFeng China





Puluhan tahun lalu para pengarang cerita silat China kuno seperti
Kho Ping Hoo, OKT, Gan K.L., memukau pecinta dunia "Kang-Ouw"
dengan berbagai kisah persilatan yang seru penuh warna warni.
Membaca kisahnya pembaca bisa "terbawa melayang" ke berbagai
puncak-puncak gunung seperti GobiSan, HoaSan dan lain-lain.
Dikisahkan digunung tersebut ada kuil kuno yang dihuni para biksu
yang mempunyai ilmu kungfu yang sangat tinggi.
Entah apakah tempat atau puncak-puncak gunung itu benar ada
atau hanya khayalan semata, tapi tahun 1999 saya berkesempatan
mengunjungi salah satu tempat dalam kisah silat itu - puncak gunung
Emei-shan/Omei-shan/Gobi-san.
Dipuncak Emei-shan yang yang dijuluki Ding-Qing (puncak emas) itu
terdapat sebuah kuil besar, dan dalam cerita silat konon penghuni kuil
Gobi-san itu hanyalah biksuni perempuan.

Untuk mencapai Emei-shan, gunung tinggi sekitar 3000-an meter yang
berada diselatan kota Chengdu - Sichuan province, kami menginap
semalam dikota Emeishan yang berada dikaki gunung itu.
Sore hari setelah taruh koper di hotel, kami berjalan kaki menelusuri
pertokoan kota kecil yang tampak sepi dan sederhana sekali dan
gunung Emei terlihat tinggi menjulang misterius dibelakang kota kecil ini.


Pagi-pagi sekali bus sudah berangkat, perjalanan terasa lama terus
mendaki melewati hutan, sampai sebagian teman perjalanan tertidur.
Setelah tiba di sebuah terminal kendaraan, diteruskan dengan jalan
kaki menuju stasiun cable-car, yang membawa kami naik ke puncak.

Dipuncak Emei-shan memang ada perumahan para biksu, kami
berjalan melewatinya sambil membayangkan barangkali disitulah
dulu para biksuni perempuan itu tinggal.
Selepas perumahan tampak dikejauhan sebuah kuil yang tinggi besar,
bertingkat-tingkat gagah sekali. (foto)
Kami boleh naik memasuki keseluruh bagian dari kuil kuno .
Sayang sekali kabut tebal menyeliputi, kalau saja udara terang
pemandangan dari puncak kuil kearah bawah gunung kabarnya
indah sekali.

Saat berjalan meninggalkan kuil menuju stasiun cable car, terlihat
ada orang yang memegang monyet yang unik sekali karena bulunya
berwarna kuning emas.
Kami boleh berfoto dan membayar sesuai berapa ekor monyet
yang dibiarkan naik ke pundak dan kepala kami (foto).

Penasaran karena di GobiSan itu tidak ada kejelasan apakah betul
disitu ada kegiatan persilatan, maka di tahun 2002 kami mengunjungi
kuil kuno lainnya yang pasti masih menjadi lokasi perguruan silat
yaitu ShaoLin Temple, yang terletak tidak jauh dari kota DengFeng -
Henan Province.
Di peta tampak lokasi kota DengFeng dibawah kota Zhengzhou -
jadi berada jauh ditengah pedalaman mainland China.
Disekitar ShaoLin Temple inilah terdapat berbagai perguruan silat
besar-besar yang menerima banyak siswa, yang berasal dari dalam
China, maupun dari luar negeri.

Setelah satu jam perjalanan dari kota LuoYang, dan saat mendekati
lokasi ShaoLin Temple, bus melewati satu komunitas perguruan silat.
Dipagi hari itu terlihat banyak anak remaja sedang berlatih silat
dihalaman komplek perguruan silat tersebut.
Gerakan-gerakan silat serempak puluhan anak itu, terlihat keren sekali,
sungguh rapih dan indah.

Bus berhenti di satu tempat parkir khusus, kami langsung "mengkeret"
disambut udara dingin sekitar 13 derajat.
Kami sekarang berada didasar lembah diapit dua deretan pegunungan,
di ketinggian antara 600 - 1500 m dari permukaan laut.

Kunjungan di ShaoLin diawali dengan memasuki : komplek kuburan !!.
Ditempat inilah sejak tahun didirikannya - tahun 495, abu jenasah para
biksu dari Shaolin Temple ini ditempatkan dalam sekitar 240 buah
pagoda besar kecil. (foto)
Komplek pekuburan biksu ini konon merupakan komplek pekuburan
khusus biksu yang terbesar diseluruh China.

Seperti tempat wisata lainnya di China, pengunjung cukup banyak tapi
untunglah tidak sampai berjejal sewaktu memasuki gerbang komplek.
Berbagai bangunan kuno dalam komplek terlihat dirawat bagus,
didominasi warna merah dan dihalamannya yang luas banyak pohon
yang rindang.
Berbeda dengan temple lain, disini terdapat dua buah pagoda tinggi,
yang dibangun disisi kiri dan kanan.
Pada satu sisi tembok tampak terpampang foto orang-orang terkenal
yang pernah mengunjungi temple kesohor ini, antara lain tampak Jet Lie -
yang rupanya juga alumni Shaolin.

Posisi bangunan-bangunan dalam komplek makin kedalam makin
tinggi karena komplek ini berada di kaki gunung, dan kami melewati
beberapa buah gerbang besar yang dikawal patung penjaga ukuran
raksasa yang tampangnya seram-seram.
Gedung-gedung ditengah komplek tentunya banyak terdapat patung
Budha, disatu tempat yang paling utama patung Budha yang terbuat
dari emas itu mempunyai rambut berwarna biru !!

Banyak lokasi-lokasi menarik dilihat disana, disatu tempat kami
boleh memukul lonceng besar dengan cara mengayunkan kayu
pemukul yang digantung dengan tali, juga berfoto dengan biksu
penjaganya.
Dan yang paling menarik perhatian adalah pohon besar yang konon
berusia 1400 tahun - terlihat banyak lubang-lubang seukuran jari di
batangnya - katanya dulu bekas latihan totok jari !

Setelah makan siang, maka untuk melengkapi kunjungan ke tempat
yang terkenal dengan Shaolin Kungfu ini maka kami diajak memasuki
komplek sebuah perguruan silat ranking kedua terbesar di China.
Kompleknya megah dengan gedung bertingkat untuk asrama dari
sekitar 3000 siswa, sekolah ini sekolah private.
Didalam sebuah gedung besar yang dikhususkan untuk pertunjukan,
para siswa mempertunjukkan berbagai jurus silat, mulai dari gaya
macan - monyet - Dewa Mabok - sampai gaya cengcorang !!
Juga diperagakan kehebatan tenaga dalam yaitu kepala dipukul
pakai lempeng besi, kaki dipukul pakai kayu bulat dan lain-lain.

Atraksi satu anak kecil usia12 tahun mengundang tepuk tangan,
setelah memperagakan kehebatannya ber-kungfu dia mengambil
sebuah mangkuk besi, ditempelkan diperutnya, lalu dibuatnya
mangkuk itu bisa menempel diperutnya.
Lalu dia tiduran di lantai - begitu lekatnya mangkuk besi diperutnya,
karena badannya bisa diangkat oleh temannya dengan cara
mengangkat mangkuk yang terus nempel diperutnya itu.

Perjalanan diteruskan menuju tepian sungai HuangHo yang terkenal,
dimana ada pangkalan Hovercraft, kami semua setuju untuk ikut
wisata air di sungai HuangHo itu dengan naik hovercraft, biayanya
60 yuan/orang.

Ada dua hovercraft disana, kami ditawarkan naik hovercraft yang
sudah hampir penuh penumpang, tapi semua tidak mau karena
penampilan kendaraan air itu sungguh meragukan - kelihatan sudah
rombeng banget.
Kami inginnya naik yang satunya lagi yang kelihatannya lebih
gagahan, tapi ternyata yang bagusan ini justru lagi rusak !!.
Wah bingung deh, tapi keinginan melihat dari dekat sungai kesohor
itu kuat sekali maka akhirnya semua naik juga walau tentunya benar-
benar dengan setengah hati.
Terpaksa, karena tanpa naik hovercraft maka tidak bisa melihat
sungai Huang Ho - yang tidak terlihat dari tempat parkir hovercraft itu.
Tempat parkir itu bukan persis di pinggir sungai, tapi berjarak sekitar
beberapa ratus meter dari sungai yang tak terlihat dari situ karena
sekitar penuh pepohonan.

Setelah semua teman naik memasuki ruang kapal berkapasitas 50
orang, maka kendaraan butut itu mulai di-start, mendengung keras
dan terangkat, lalu berputar dam melayang memasuki kanal yang
sedang kering menuju tepi sungai dan semua penumpang berteriak
kesenangan sewaktu kapal meluncur dengan tenangnya melayang
dan menerjang masuk permukaan sungai HuangHo yang berwarna
coklat pekat.
Kapal melaju dengan cukup kencang ditengah sungai, pemandangan
disebelah kiri adalah deretan bukit, dan sebelah kanan adalah tanah
datar berumput yang luas.
Setelah itu kapal mendarat disebuah dataran ditengah sungai yang
rupanya sebuah delta luas yang terbentuk karena sedimentasi sungai
HuangHo yang dahsyat itu.
Dataran itu cukup keras untuk diinjak, kami bisa berjalan-jalan dan
berfoto disana. (foto)

HuangHo merupakan sungai yg paling banyak membawa sedimen
pasir didunia, dia membuang 4 milyar ton pasir kelaut setiap tahun-
nya, atau membuat daratan baru di muara sungai seluas 25 km2
(seluas Macao) setiap tahunnya.

Note :

Shaolin Temple :
http://www.travelchinaguide.com/attraction/henan/luoyang/songshan_shaolin.htm

7 comments:

  1. dok,trims ceritanya...jadi mbayangin cersil "to liong to"-nya chin yung *perguruan ouw mei,gurun gobi,shaolin,etc* ...mudah2an tugas kedua saya nanti di beijing ;D

    ReplyDelete

  2. Hi Zelda,
    masih di Polandia ?
    Mudah2an, sesuai harapan anda nanti bisa tugas di China,
    banyak sekali tempat menarik disana.
    hari ini bung Teddy Halim van Shanghai posting berita
    tentang akan segera ber-operasinya train dari Chengdu
    ke Tibet - luar biasa, kereta bisa nanjak/naik ke-sana,
    dulu saya pakai pesawat kesana dari Chengdu itu.

    salam
    sm

    ReplyDelete
  3. iya,dok,saya juga baru baca postingannya teddy halim.wah asyik bgt yah kayaknya naik kereta itu.jangan2 bentar lagi dokter sindhi udah posting cerita & foto nyobain kereta itu?hehehe

    ReplyDelete
  4. Tahun 1999 saya mencoba kereta malam di Silk Road
    (dari Dunhuang ke Turfan) saat itu saya surprise karena
    kalau tadinya mikir keretanya bakalannya amburadul -
    ternyata lumayan "mewah" - AC sejuk, air bersih melimpah,
    beda sekali dengan kereta malam yang saya tumpangi
    dari Moskow ke St.Petersburg.
    Maka saya yakin kereta wisata ke Tibet ini akan sangat
    memanjakan penumpangnya.
    Ditunggu foto2 Zelda didepan lokomotif Tibet Train itu.

    ReplyDelete
  5. "Ditunggu foto2 Zelda didepan lokomotif Tibet Train itu" --> amiiiiiinnnnn ......... (fingers crossed)

    ReplyDelete
  6. Menarik sekali ya kalau pengalaman pandangan pertama begitu... salam.

    ReplyDelete