Monday, May 15, 2006

Lost and Found

 


Minggu 14 Mei 2006, saat check-in di bandara Ngurah Rai Bali,
boarding pass yang saya terima seat numbernya 36 H dan 36 J.
Ini membuat saya lega karena berarti pesawat Garuda yang akan
membawa saya dan istri ke Jakarta tentu pesawat berbadan lebar.


Benar saja, ternyata memang Airbus A330-300, yang kursinya
sederet ada 8  ( 2 - 4 - 2 ), jadi lega sekali, beda banget dengan
pesawat B737-400 Garuda yang dua hari lalu membawa kami dari
Jakarta ke Denpasar, konfigurasi kursinya sederet 3 - 3 terasa
sempit apalagi semua kursi terisi penuh.


Setelah menemui kursi kami dibaris 36 itu, handbag saya taruh di
locker atas, sedangkan tas yang berisi handycam dan kamera saya
lempar kekolong kursi yang kelihatan lega.
Kaki saya tidak terganggu oleh adanya tas tersebut saking
longgarnya ruang dibawah kursi didepan tempat duduk saya itu.


Pesawat mendarat di bandara Soekarno-Hatta jam 19.20 -
seperti biasa dengan seksama kami berkemas dan memeriksa
semua bawaan.
Setelah yakin semua ada maka kami meninggalkan pesawat.


Setelah tiba dirumah, sudah amat lelah karena sejak pagi banyak
acara : Nonton Barong, ke toko kerajinan perak di Celuk,
lunch di Kintamani, shopping kilat di Sukawati karena waktunya
sudah mepet.
Tapi tentu perasaan lega sudah selamat sampai dirumah, dan
sekitar jam 21 itu saatnya melepas lelah.


Mendadak saya teringat - Lha tas kamera saya ada dimana yah ???,
dan Astaga - Astaga - Astaga !!!....................................
Tas kamera tadi tidak saya ambil dari kolong kursi pesawat !!!.


Dalam kepanikan, saya mencoba berfikir harus bagaimana,
tapi tentu sangat sulit bisa tenang disaat perasaan campur aduk -
jengkel, marah terhadap diri sendiri, sedih mikir kehilangan bukan
saja Sony Handycam dan kamera Minolta tapi juga karena semua
film-nya pun berada didalam tas tersebut.


Sempat terfikir mau menghubungi fihak Garuda, tapi otak udah
butek engga tahu gimana nyari nomer tilponnya.
Akhirnya segera saya berkemas dan berangkat lagi ke bandara
Soekarno Hatta, diperjalanan saya sempat cari2 nomer tilpon
teman lama yang tugasnya di OIC bandara - engga ketemu.


Lalu teringat nilpon teman dokter yang tugasnya jaga emergency
bandara, tapi dia sedang dirumah dan saya minta carikan nomer
tilpon Garuda - engga punya katanya, tapi dia mau bantuin
nilpon kepetugas jaga emergency mencari nomer tersebut.


Setelah parkir, saya berjalan gontai menuju gedung terminal E-F,
sambil berfikir rasanya tipis kemungkinannya tas itu masih ada.
Dan saya tidak tahu harus berjalan menuju kemana, apakah ke
counter Garuda, atau ke Security.
Kalau saya ke kantor Lost and Found - yang hilang ini kan
bukan barang bagasi yang ada baggage-tag nya.


Lalu HP saya bunyi dan terdengar suara teman saya itu :
Eh tadi perawat emergency udah bantuin nilpon Lost and Found,
tas kamera ada tuh disana.
Nomer tilpon Lost and Found 5506076, tapi kalo udah ada
di airport yah langsung kesana aja nggak usah nilpon lagi.


Langkah saya makin gontai, setengah engga percaya mendengar
kabar begitu, koq bisa yah tuh tas balik lagi ??
Koq engga diambil orang ?, koq segitu gampangnya ketemu ?,
koq engga sesuai perkiraan saya bahwa pasti hilang dll.


Setelah permisi ke petugas penjaga, saya masuk gedung dan
menuju kantor Lost and Found, disana ada tiga orang petugas.
Saya diminta menunjukkan boarding pass, dan dicocokkan
catatan si petugas, oh ya cocok seat nomer 36 nih katanya.
Lalu dikeluarkan tas hitam itu, coba periksa isinya katanya,
saya juga bilang didalam tas itu ada name card saya.
Sempat saya tanya apakah tas ditemukan oleh petugas cleaning
service? Ternyata bukan, tas diserahkan oleh petugas security.


Setelah itu saya diminta menandatangani semacam berita acara,
dan setelah mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas
kerja mereka yang begitu profesional, dengan senang hati saya
berbagi sukacita dengan sedikit meringankan dompet.


Ada beberapa hal yang memang harus kita perhatikan dalam
melakukan perjalanan dengan pesawat :
- jangan terlalu cepat membuang sisa tiket/boarding pass,
  saya bisa diijinkan masuk kembali kedalam airport dan
  dipercaya pemilik barang tsb karena pegang boarding pass.
- tidak saja pasang name-tag yang jelas dan terikat kuat,
  juga taruh name card didalam koper/tas tersebut.
- jangan terlalu banyak tentengan, sebisanya masukkan dalam
  satu atau dua tas, jangan berceceran sehingga bingung sendiri.


Yang paling penting tentunya,  jangan pikun - hehehe.


 

16 comments:

  1. Makasih tipsnya Dok. Wah... untung ya semua berjalan lancar :D.

    ReplyDelete
  2. Untung ketemu yah..kalau kagak Pak Sindhi gak bisa tidur deh :)

    ReplyDelete
  3. Wah, benar2 pengalaman berharga, yg berakhir happy-end :)

    ReplyDelete
  4. terima kasih sharingnya Pak ! kita bisa belajar dari pengalaman orang lain.

    ReplyDelete
  5. wah pak Sindhi...syukur ya akhirnya tas kameranya ketemu. Oya, kenapa harus mengeluarkan dompet pak? Apakah petugas lost and found pasang muka 'minta' , gitu pak? he he he

    ReplyDelete
  6. hallo semua,
    tadinya saya udah kepikir ini bakalannya jadi ulangan
    kejadian kehilangan kamera sekian tahun lalu,
    waktu itu saya dan istri baru saja tiba di Vancouver dari
    Jakarta, masih dalam keadaan jet-lag kami ke McDonald.

    setelah ambil makanan kami duduk berempat semeja,
    setelah duduk barulah saya lepaskan tas isi kamera -
    (yang selalu saya jaga sepenuh hati dengan cara
    diselempangkan melintang dipundak),
    baru saja tas dilepas ke lantai, teringat saya belum ambil
    sedotan Coca-Cola - yang tersedia dimeja dekat kasir,

    karena istri saya lagi asyik ngobrol maka saya engga nitip tas
    itu sama dia,
    saya angkat dan tenteng saja tas itu, tidak diselempangkan
    lagi - kan hanya mau comot sebatang sedotan saja,
    eh tau2 lihat ada mangkok isi sambal di meja tsb -
    karena mengisikan sambal ke pot plastik kecil mesti memakai
    dua tangan maka saya lepaskan-lah tas itu dilantai,
    setelah itu saya enak aja balik ke meja makan dengan menenteng
    sedotan dan pot isi sambal -
    sedang tas nya tidak dibawa - ditinggalin aja dikaki meja sambal itu.

    setelah makan selesai, barulah ribut nyari2 tas kamera yang
    isinya bukan saja kamera kesayangan juga sejumlah uang yang
    cukup buat ngajak seorang lagi ikut tour ke Alaska-Canadian
    Rockies tersebut.

    bego-nya saat itu saya engga ngeh tas itu terakhir saya taruh
    dimana, saya malah mengira saya taruh dikolong meja makan,
    esoknya barulah saya tersadar duduk perkaranya.
    (ini mungkin pengaruh jet-lag).

    di McD Burrad Street itu banyak gelandangan, tentu saja tas
    yang menggeletak tak bertuan itu langsung disikat.

    Maka saat kejadian kemarin saya mikir, kan ada pepatah
    keledai saja tidak akan keseleo dilubang yang sama,
    masa saya bisa kehilangan kamera lagi karena kebodohan
    yang serupa ? - he3.

    Petugas Lost and Found kerjanya baik, sama sekali tidak
    menunjukkan ingin sesuatu.

    Dulu saya pernah berurusan pula disana, saat itu dalam
    perjalanan marathon : CapeTown-Johanesburg-Bangkok-
    Singapore-Jakarta, ternyata satu koper saya engga muncul.
    Langsung lapor, dan cepat sekali dapat kabar bahwa koper
    ada tertinggal di Changi, dan akan segera diberangkatkan
    dengan pesawat Silk Air yang kebetulan menuju Jkt.
    Jadi saya tunggu saja, dan benar saja nongol tuh koper.

    rupanya saking banyaknya pindah2 pesawat maka ada satu
    label tujuan yang terlepas dari koper, untunglah saya selalu
    memasang identitas yang jelas dan kuat di koper saya itu
    sehingga memudahkan petugas Lost and Found di Changi
    menemukan dan mengirimkan ke Jakarta.

    salam
    sm







    ReplyDelete
  7. Dok aduh saya deg2an neh , takut hal serupa terjadi dengan saya, kalau ketinggalan sih kayaknya nggak mungkin soalnya tas Kamera saya segede bagong. Tapi kalau dicolong mungkin nihhh

    ReplyDelete

  8. Rie,
    inget engga cerita pak Bondan : kameranya yang gede
    dan mahal ditenteng orang didepan Museum Louvre,
    pak Bondan sempat lihat tapi nggak nyangka itu kameranya,
    rupanya bu Yvonne yg dititipi kamera itu meleng, he3

    ReplyDelete
  9. Fiuh lega deh Pak SM ya, kamera itu harta yang tak ternilai untuk seorang traveler ya hehehe. Saya juga pernah lalai nih soal kamera waktu di Hongkong di Ocean World. . Tadinya emang suami saya titip jaga ke saya, dia lagi asik melihat sesuatu dan kamera saya letakkan di meja bersama tas bawaan. Dan ketika kami beranjak, saya sama sekali lupa ngecek ulang bawaannya. Baru ngeh saat menuju pintu keluar, waktu suami nanyain mana kamera. Huaaaa langsung suami saya lari ke tempat terakhir kami duduk-duduk (cukup jauh jaraknya, naik turun pula) dan kamera itu masih tergeletak dengan manisnya di situ. Fiuh!

    ReplyDelete
  10. Iya tuh komplotannya pake Anjing buat narik perhatian, Bu Yvonne liatin anjing bagus itu trus diembat deh

    ReplyDelete
  11. Sebenarnya dari cerita ini, kita tidak boleh cepat putus asa ya pak Sin !
    Syukur ...akhirnya happy ending !

    ReplyDelete
  12. wah.. horeeee.... bisa ngebayangin rasa leganya seperti apa :D

    ReplyDelete
  13. pak dokter ini memang pasti orang baik, makanya semua happy ending...hehehehe...
    tapi itu di lost and found-nya, coba di shuttle bus bandara juga bisa cekatan kayak pengalaman pak dokter ini. tahun 2004 saya naik shuttle bus bandara dari bekasi, begitu turun karena laper ke McD dulu...yaiksss.....HP kok gak ada, pasti jatuh dari kantong celana. buru2 ke tempat turun shuttle bus....clangak clinguk gak ada orang...10 menit baru muncul pengurus, kalo di terminal Blok M timer-nya kali ya...hehehe....kasih tau dia dan suruh cek bus yg baru sampe dari bekasi. eh, malah dikuliahin...bapak sih gak hati2....huhh bete banget pengen ngegampar aja...hehehe...akhirnya dia kontak base-nya bus pake HT, katanya gak ada tuh HP saya, padahal cuma 15 menitan dari saya turun bus sampe si timer ngecek....plus saya penumpang bus dibaris paling belakang dan paling akhir turun....padahal saya udah niatin kalo HP balik, saya juga bersedia meringankan isi dompet seperti yg dilakukan pak dokter sindhi....

    ReplyDelete
  14. bung Andri,
    iya kalo ketinggalan-nya di bis mah relain aja deh, hehehe.

    kalau di pesawat rupanya memang harapan ketemunya gede -
    dibawah ini e-mail dari bu Sri Maya Gauvin (pernah kerja di airline),
    tentang prosedur bersih2 pesawat sesudah para penumpang turun :
    sebelum para Petugas Darat (Tehnik,Catering,Cleaning Service,Security),
    kami para Awak Kabin,selalu mengadakan Sweeping/Cabin Check,begitu penumpang terakhir turun.
    bila barang2 tersebut sangat berharga,seperti Kamera,Handphone,dlsb,biasanya kami menyerahkannya ke Petugas Keamanan,yg kemudian diteruskan ke bagian Lost & Found/L&F.
    Dengan tidak lupa mencatat nama Petugas Keamanan tsb.
    Tetapi jika kebetulan,kami telah mengakhiri Tugas, Cabin Superviser/Purser
    kami kadang2 menyerahkan langsung kapada Petugas L&F.
    Bila barang yg tertinggal,terletak di dalam Kantung Kursi,biasanya ditemukan
    oleh Petugas Cleaning Service.

    ReplyDelete
  15. Mungkin tergantung "amalan" orangnya juga yah Om... hihihi

    ReplyDelete
  16. saya posting sedikit sharing tentang pengalaman kehilangan bagasi di pesawat.
    http://k-4-s.info/2009/07/kehilangan-koper-di-bagasi-pesawat/
    cukup datangi lost n found service berhasil juga dengan sedikit kesal :-(
    untungnya barang2 tersebut tidak hilang...

    ReplyDelete