Wednesday, December 5, 2012
sindhiarta: Telusur Silk Road, part 1 : Silk Road yang melegen...
sindhiarta: Telusur Silk Road, part 1 : Silk Road yang melegen...: Silk Road yang melegenda. Xinjiang (Sinkiang), inilah salah satu propinsi China dengan segudang keunikan, luasnya aduhai 1.6 juta km2, it...
Telusur Silk Road, part 1 : Silk Road yang melegenda.
Silk Road yang melegenda.
Xinjiang (Sinkiang), inilah salah satu propinsi China dengan segudang keunikan,
luasnya aduhai 1.6 juta km2, itu sekitar seperenam luas China atau seluas Iran,
bandingkan dengan luas pulau Jawa yang "hanya" 126.700 km² .
Xinjiang berada dijantung benua Asia, disitulah ada tempat diatas muka bumi
yang terjauh dari laut, yaitu Dzoosotoyn Elisen Desert, sekitar 2,600 kilometer
dari garis pantai terdekat.
Letaknya yang dibarat laut mainland China ini berbatasan dengan banyak negara:
Russia, Mongolia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan dan India.
Maka penduduknya juga aneka ragam etnis seperti Uyghur, Han, Kazakh, Hui, Kyrgyz,
dan Mongol, mayoritas beragama Islam.
Kekayaan alamnya luar biasa, kandungan minyak bawah tanahnya berlimpah, dan
inilah wilayah di China yang paling banyak menghasilkan gas alam.
Tapi mayoritas tanahnya gurun pasir kering, hanya 4,3 % yang bisa dihuni manusia.
Xinjiang terbelah dua oleh pegunungan TianShan yang membujur barat-timur, kalau
diutara TianShan ada Dzungarian Basin yang masih pinggirannya Gurun Gobi,
maka di selatannya terdapat Tarim Basin yang luasnya 400 X 1000 km ( pulau Jawa
muat dimasukkan didalamnya).
Tarim Basin didominasi Gurun Taklimakan, yang hanyalah gurun nomer 17 terbesar
dunia tapi inilah gurun yang extremely arid, nyaris tidak pernah turun hujan disitu,
yang banyak justru badai pasir yang mematikan. Siang hari suhu bisa mencapai 40
derajat Celcius, sedangkan malam hari turun drastis, dimusim dingin bisa minus 20.
Begitu ganasnya sehingga Taklimakan punya segudang julukan :
- One of the most hostile environtment on our planet.
- Go in and you will never come back.
- The point of no return.
- The desert of death. dll
Sekeliling juga tidak kalah bengisnya, kalau ditimur ada gurun Gobi maka diutara
dan barat ada pegunungan tinggi bersalju TianShan dan Pamir, apalagi diselatan
dibentengi pegunungan tertinggi didunia - Himalaya.
Maka wilayah XinJiang yang sulit ditembus itu dijaman dulu menjadi penghalang
kontak manusia antara mainland China/Asia Timur dengan tetangga di Asia Tengah,
Asia Selatan, Asia Barat dan Eropa/Africa, sampai terciptanya Silk Road yang
menembus medan berat itu membuka kontak perdagangan.
Dikatakan Jalan Sutera karena awalnya komoditas utama jalur perdagangan kuno itu
adalah sutera, belakangan disekitar tahun 200 BC setelah Kaisar China mengutus
Zhang Qian untuk secara resmi menjajaki/membuka jalur perdagangan kewilayah
barat China itu maka perdagangan makin ramai.
Dijaman keemasannya maka beraneka komoditas lalu lalang, begitu pula pertukaran
teknologi, religion, kebudayaan, sampai penyakit Bubonic Plaque yang mematikan
juga pernah numpang lewat jalur ini.
Tentu Silk Road bukan bagaikan jalan tol yang lurus, tapi banyak cabang kesana
kemari, di wilayah China berawal dari ibukota dijaman itu yaitu ChangAn (kini Xian).
Mengarah kebarat diawali menelusuri Hexi/Gansu koridor yang ditepian Gobi Desert,
sampai ke DunHuang dan barulah menjadi tiga cabang utama.
Satu cabang di utara pegunungan TianShan menelusuri tepian Gurbantunggut Desert,
dua lainnya diselatan TianShan menelusuri tepian gurun Taklimakan.
Tentu dipilih menempuh kaki pegunungan karena disana banyak terdapat oase,
tidak mungkin ambil jalur tengah gurun yang kering ganas.
Jalur selatan Taklimakan melipir sisi utara kaki Himalaya, jalur utara Taklimakan
sepanjang sisi selatan kaki pegunungan TianShan, kedua jalur ini nantinya akan
bergabung kembali di kota Kashgar yang berada diujung barat wilayah XinJiang.
Setelah itu akan menembus sela pegunungan Pamir untuk masuk ke wilayah
Asia Tengah/Barat, menyebrangi Mediterania sampai ke Istanbul dan Rome.
Cabang Silk Road yang keselatan menembus Karakoram Pass untuk tiba di
Kashmir/Pakistan, berlanjut ke Afganistan dan India.
Silk Road tentu kini sudah meredup, tapi karena berlangsung ribuan tahun tentu
banyak peninggalan bersejarah sepanjang jalan, banyak kota2 kuno yang masih
bisa dilihat maupun yang sudah tinggal reruntuhan, belum lagi percampuran
kebudayaan antar timur barat yang tentu berjasa dalam kemajuan peradaban.
Di bekas jalur Silk Road selain pegunungan gersang yang unik dan eksotis:
http://www.google.com/search?q=danxia+landform+in+gansu+china
ada tempat2 yang masuk Unesco's World Heritage seperti :
http://en.wikipedia.org/wiki/Mogao_Caves
http://en.wikipedia.org/wiki/Terracotta_Army
bangunan makam XiangFei (istri Kaisar China yang tubuhnya berbau harum):
http://www.topchinatravel.com/china-attractions/apak-hoja-tomb.htm
semua tentunya menarik sekali untuk dikunjungi.
bersambung
part 2 : persiapan yang ribet.
Xinjiang (Sinkiang), inilah salah satu propinsi China dengan segudang keunikan,
luasnya aduhai 1.6 juta km2, itu sekitar seperenam luas China atau seluas Iran,
bandingkan dengan luas pulau Jawa yang "hanya" 126.700 km² .
Xinjiang berada dijantung benua Asia, disitulah ada tempat diatas muka bumi
yang terjauh dari laut, yaitu Dzoosotoyn Elisen Desert, sekitar 2,600 kilometer
dari garis pantai terdekat.
Letaknya yang dibarat laut mainland China ini berbatasan dengan banyak negara:
Russia, Mongolia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan dan India.
Maka penduduknya juga aneka ragam etnis seperti Uyghur, Han, Kazakh, Hui, Kyrgyz,
dan Mongol, mayoritas beragama Islam.
Kekayaan alamnya luar biasa, kandungan minyak bawah tanahnya berlimpah, dan
inilah wilayah di China yang paling banyak menghasilkan gas alam.
Tapi mayoritas tanahnya gurun pasir kering, hanya 4,3 % yang bisa dihuni manusia.
Xinjiang terbelah dua oleh pegunungan TianShan yang membujur barat-timur, kalau
diutara TianShan ada Dzungarian Basin yang masih pinggirannya Gurun Gobi,
maka di selatannya terdapat Tarim Basin yang luasnya 400 X 1000 km ( pulau Jawa
muat dimasukkan didalamnya).
Tarim Basin didominasi Gurun Taklimakan, yang hanyalah gurun nomer 17 terbesar
dunia tapi inilah gurun yang extremely arid, nyaris tidak pernah turun hujan disitu,
yang banyak justru badai pasir yang mematikan. Siang hari suhu bisa mencapai 40
derajat Celcius, sedangkan malam hari turun drastis, dimusim dingin bisa minus 20.
Begitu ganasnya sehingga Taklimakan punya segudang julukan :
- One of the most hostile environtment on our planet.
- Go in and you will never come back.
- The point of no return.
- The desert of death. dll
Sekeliling juga tidak kalah bengisnya, kalau ditimur ada gurun Gobi maka diutara
dan barat ada pegunungan tinggi bersalju TianShan dan Pamir, apalagi diselatan
dibentengi pegunungan tertinggi didunia - Himalaya.
Maka wilayah XinJiang yang sulit ditembus itu dijaman dulu menjadi penghalang
kontak manusia antara mainland China/Asia Timur dengan tetangga di Asia Tengah,
Asia Selatan, Asia Barat dan Eropa/Africa, sampai terciptanya Silk Road yang
menembus medan berat itu membuka kontak perdagangan.
Dikatakan Jalan Sutera karena awalnya komoditas utama jalur perdagangan kuno itu
adalah sutera, belakangan disekitar tahun 200 BC setelah Kaisar China mengutus
Zhang Qian untuk secara resmi menjajaki/membuka jalur perdagangan kewilayah
barat China itu maka perdagangan makin ramai.
Dijaman keemasannya maka beraneka komoditas lalu lalang, begitu pula pertukaran
teknologi, religion, kebudayaan, sampai penyakit Bubonic Plaque yang mematikan
juga pernah numpang lewat jalur ini.
Tentu Silk Road bukan bagaikan jalan tol yang lurus, tapi banyak cabang kesana
kemari, di wilayah China berawal dari ibukota dijaman itu yaitu ChangAn (kini Xian).
Mengarah kebarat diawali menelusuri Hexi/Gansu koridor yang ditepian Gobi Desert,
sampai ke DunHuang dan barulah menjadi tiga cabang utama.
Satu cabang di utara pegunungan TianShan menelusuri tepian Gurbantunggut Desert,
dua lainnya diselatan TianShan menelusuri tepian gurun Taklimakan.
Tentu dipilih menempuh kaki pegunungan karena disana banyak terdapat oase,
tidak mungkin ambil jalur tengah gurun yang kering ganas.
Jalur selatan Taklimakan melipir sisi utara kaki Himalaya, jalur utara Taklimakan
sepanjang sisi selatan kaki pegunungan TianShan, kedua jalur ini nantinya akan
bergabung kembali di kota Kashgar yang berada diujung barat wilayah XinJiang.
Setelah itu akan menembus sela pegunungan Pamir untuk masuk ke wilayah
Asia Tengah/Barat, menyebrangi Mediterania sampai ke Istanbul dan Rome.
Cabang Silk Road yang keselatan menembus Karakoram Pass untuk tiba di
Kashmir/Pakistan, berlanjut ke Afganistan dan India.
Silk Road tentu kini sudah meredup, tapi karena berlangsung ribuan tahun tentu
banyak peninggalan bersejarah sepanjang jalan, banyak kota2 kuno yang masih
bisa dilihat maupun yang sudah tinggal reruntuhan, belum lagi percampuran
kebudayaan antar timur barat yang tentu berjasa dalam kemajuan peradaban.
Di bekas jalur Silk Road selain pegunungan gersang yang unik dan eksotis:
http://www.google.com/search?q=danxia+landform+in+gansu+china
ada tempat2 yang masuk Unesco's World Heritage seperti :
http://en.wikipedia.org/wiki/Mogao_Caves
http://en.wikipedia.org/wiki/Terracotta_Army
bangunan makam XiangFei (istri Kaisar China yang tubuhnya berbau harum):
http://www.topchinatravel.com/china-attractions/apak-hoja-tomb.htm
semua tentunya menarik sekali untuk dikunjungi.
bersambung
part 2 : persiapan yang ribet.
Friday, November 30, 2012
Kisah pak Jerry yang asyik.
pak Jerry yang kini menetap di Perth, ada dua buah :
Ini kejadiannya sekitar 5 tahun yang lalu.
Bulan lalu saat saya sedang ngadem di Lippo Supermall,
Handphone saya bunyi :
"Oom, ini Grace, saya mau ngundang Oom dan Tante nih.
Papa dan mama ulang tahun, kebetulan nanti balik dari
Perth, jadi kita mau adakan surprise birthday party pada
hari Minggu 6 Mei, di Restoran Yen Yen Kelapa Gading".
Grace ini putri dari Jerry & Nelly, teman asal Jakarta yang
sudah lama sekali menetap di Perth - saya pernah mampir
kerumahnya itu sekitar tahun 1999.
Whoa, kalo urusan ngerjain orang apalagi sambil dikasih
makan enak, siapa nolak!.
Minggu sore jam 17 saya sudah meluncur dari Mangga Dua,
ambil jalan Ancol menuju Tanjung Priok, rencananya akan
belok masuk ke Jakarta By Pass - eh malah keder jadinya!
Maklum sudah sekitar 30 tahun tidak lewat jalan itu.
Sempat kaget karena melihat ada perahu2 di muara sungai,
mengira salah arah maka balik lagi dan tau-tau nongolnya
malah di Sunter, dan lewat didekat rumah Jerry/Grace.
Sambil lewat itu iseng saja saya tilpon kerumah-nya, eh
pak Jerry sendiri yang angkat. (kebeneran banget nih !!)
"Yaaah, pak Jerry ada di Jakarta yah !!??, saya dalam
perjalanan ke Bandara nih, mau ke Singapore dua hari
disana dan trus ke Perth !!"
"Waduh, pak Sindhi - saya ada di Jakarta nih!, baru saja
sampai beberapa hari yang lalu!"
" Aduh sayang amat yah, saya padahal sudah rencana
mau mampir ke rumah pak Jerry, saya bersama adik nih
mau beli rumah di Perth, pak Jerry kapan balik ?, saya
tunggu dah di Perth ya".
" Wah nggak bisa, saya masih lama disini, tapi baguslah
kalau pak Sindhi mau beli rumah disana, cuma harga
rumah kabarnya sedang naik"
"OK dah, pak Jerry, saya sudah sampai di bandara nih,
lain waktu dah kita bisa jumpa2 lagi".
"OK pak Sindhi, wah sorry banget nih yah, selamat jalan".
Sekitar jam 18 saya sudah sampai di Restoran YenYen,
dan menuju ruang VIP dilantai tiga, disana sudah ada para
kerabat dekat Jerry & Nelly (adik2/kakak2nya) dan ke tiga
putrinya : Mercy yang tinggal di London, Selly yang
tinggal di Perth, dan tentunya juga Grace.
Rupanya Anak2nya mengajak makan malam, tapi putri2
dan cucu2 itu bilang jalan duluan, alasannya mau ke
mall dulu. Sedangkan Jerry&Nelly diatur menyusul untuk
tiba di restoran jam 19 diantar menantunya.
Saatnya tiba, lampu ruangan dimatikan, kami semua
berdiri dalam kegelapan, tegang memandangi pintu yang
sebentar lagi terbuka.
Lilin kue ulang tahun sudah dinyalakan dan petugas sound
system sudah siap pencet tombol lagu Happy Birthday.
Akhirnya pintu terbuka dan terlihat keduanya yang
tampak agak terkejut dan disorientasi karena ruangan
itu gelap tapi ramai teriakan dan tepuk tangan diiringi
lagu Happy Birthday.
Tampak muka Jerry penuh kebingungan, mereka lalu
memasuki ruangan dan lampu dinyalakan.
Ramailah gelak tawa dan semua berebut memberi jabat
tangan dan pelukan kasih, selintas Nelly sempat terlihat
cepat cepat mengusap air mata yang meleleh.
Setelah tiup lilin kue ulang tahun dilanjutkan doa syukur
dan makan malam bersama.
Pak Jerry sempat bilang, masuk usia 60 tahun saya jadi
lambat nih, sama sekali saya nggak ngeh nih, biasanya
saya selalu waspada lho, ini mah bener2 kena dikerjain.
Tadi waktu naik ke lantai tiga ini saya sempat ngomel,
mau makan malam aja ngapain susah2 naik tangga begini.
Pak Sindhi juga bener2 ngerjain nih, bilang ke Perth segala.
Saya bilang, pak Jerry sungguh bahagia, bisa punya anak
menantu yang begitu sayang sama ortu-nya, terbukti
mau kompak datang berkumpul dan ngerjain begini,he3.
Puji Tuhan! , sahutnya.
Ini kisah kedua, copy paste dari emailnya pak Jerry :
Pak Sindhi,
Seperti anda tahu, aku kembali ke Perth hari Minggu malam Senin
tgl. 25 /07/05 yang lalu.
Ternyata penerbangan dengan QANTAS ini membawa pengalaman
baru bagi kami ( istri & cucu 7 thn ).
Begini ceritanya :
Kami bertiga berangkat ke Cengkareng hari Minggu jam 10 malam,
seperti biasa check-in dll
Masuk ke kapal jam 00.35 (pagi) dan kapal take-off tepat jam 01.05
pagi.(jam 02.05 waktu Perth/WA).
Perjalanan akan menempuh jarak 4 jam terbang.
Dicabin kita ‘tidur2-ayam’ dan jam 03 kita dibagikan makanan
(makan sahur kali ya?),
dan apesnya kita berdua tidak dapat jatah makanan,
- entah pramugarinya lupa atau sengaja - aku dan istri jadi bengong aja.
Untung cucu sudah lebih awal dikirimin kids mill,
kebetulan istri juga ogah makan sahur, cucu juga tidur nyenyak,
aku dah yang ngembat kids mill-nya cucu.
Dengan perut agak ngambek karena kurang supplies-nya,
aku nonton film humor QANTAS dan mencoba untuk tidur.
Mungkin aku tidur selama 1 sampai 1½ jam aku bangun ketoilet untuk
‘buang hajat kecil’ dan melihat jam tanganku waktu sudah jam 06.05
(waktu Perth/WA), tapi pesawat masih terbang dengan kecepatan tinggi,
tanpa ada tanda2 mau mendarat -
juga tidak ada announcement dari si Pilot.
Aku sudah mulai waswas kemana kita dibawa terbang?.
Jam 06.25 baru si Pilot bekoar : karena fog pesawat tidak bisa mendarat.
Dalam pikiranku masa International Airport seperti Perth tidak ada
peralatan untuk menanggulangi hal tsb.
Jam 06.35 si Pilot bilang : pesawat akan balik lagi keutara menuju kota
EXMOUTH dan akan landing di Pangkalan Udara Militer /
AUSTRALIAN AIR FORCE.
Nah lu !!! aku mikir lagi, ngapain kita dibawa keutara lagi dengan
jarak terbang 1½ jam dari Perth ?
Aku mulai curiga ketika diumumkan, kita semua harus turun dari pesawat
dan masuk keruang tunggu sampai ada pengumuman lebih lanjut.
Sampai di EXMOUTH jam 07.30 yang ternyata jauh dari pusat kota
dan di Airportnya jangan kata ‘restaurant’, kantin aja kaga ada,
(Aku rasa lebih besar airportnya kota Cirebon)
kami semua disuruh masuk diruang tunggu sebesar 10 M X 15 M.
Kami semua dilarang untuk keluar dari ruangan tersebut, dan didepan
pintu yang tertutup berdiri 2 orang polisi berseragam,
dan kami semua diberitahu harus menunggu 3 – 4 jam dengan alasan :
Mengisi ‘bensin’ pesawat yang sudah hampir habis.
Menunggu pilot baru yang akan datang dari Perth.
(pilot lama jam terbangnya habis)
Sesudah menunggu 2 jam minuman dingin mulai dibagikan, 2 jam
kemudian keluar jatah sandwich/roti bule untuk kita pangan rame-rame.
Sudah 4 jam tunggu punya tunggu belum ada tanda2 mau berangkat,
baru 2 jam kemudian (jam 13.30) baru kita disuruh masuk kepesawat
untuk take off.
Jam 15.10 kami mendarat di Perth dengan perasaan lega meskipun
badan lelah dan otak dipenuhi segala macam pertanyaan.
Belum terjawab pertanyaan-pertanyaan itu kami semua disuguhkan
‘pertunjukan’ berikut :
Biasanya setelah pesawat landing, dan pesawat menuju tempat
‘parkir’, dan tanda/sign seat-belt dipadamkan,.
Kita semua berdiri mau ambil tas/luggage yang diatas kepala kita,
lagi kejutan dari pilot yang tidak mengijinkan kita berdiri alias
harus duduk diam.
Dari luar, masuk 4 orang Police WA lengkap dengan senjatanya
dipinggang, mengambil/menciduk seorang penumpang,
yang seatnya berjarak beberapa bangku dari tempat aku duduk.
Baru setelah 5 menit kami diijinkan untuk turun/keluar dari pesawat
dengan seribu-satu pertanyaan dibenakku.
Dengan demikian (jam terbang : 7 jam) + (menunggu : 7 jam) +
(dari rumah-airport-rumah : 4 ½ ) ;
total jendral = 18 ½ jam (sampe dah ke LONDON)
Aku penasaran dan mencoba mencari informasi via teman di Perth,
jawaban dari teman yang bekerja di travel bureau :
ada issue dipesawat terbang kami ada TERRORIST.
Bujugbuneng………..
Pak Sindhi satu hal yang aku imani,
aku lupa sembahyang waktu berangkat dari Jakarta, Amin.
J&N
Friday, July 20, 2012
Menuju Damascus, part 2 : Old City Bosra
Menjelang siang 29 Desember 2010, setelah lolos dari Al Ramtha Border Jordania -
Syria maka kini kami berada di wilayah Syria selatan yang disebut Hauran, sebuah volcanic-plateau yang subur, yang membentang dari utara Jordania sampai ke sekitar Damascus.
Dataran Tinggi Golan juga bagian dari Hauran, wilayah barat daya Syria inilah yang pada
Perang Enam Hari tahun 1967 direbut Israel.
Di dataran tinggi ini terdapat Bukit Hermon dan Bukit Booster yang begitu diperebutkan
karena posisinya sangat strategis untuk mengontrol wilayah perbatasan.
Pada awal Perang Yom Kippur 1973, Golan berhasil direbut kembali oleh Syria, namun
serangan balik Israel lagi-lagi menyepak Syria dari sebagian besar Dataran Tinggi Golan.
Siang itu kami tidak langsung menuju Damascus yang berjarak seratus kilometer
keutara, tapi menuju Old City Bosra dulu, salah satu dari enam Unesco's World Heritage di Syria.
Menuju kesana kami melewati wilayah Deraa, saat itu sungguh tidak terbayang kalau
tiga bulan kemudian Syria yang begitu stabil dan kokoh, terkena imbas Arab Spring pula
yang begitu berkepanjangan dan menelan begitu banyak korban jiwa.
Disekitar Deraa yang kami lewati itulah tempat awal-awal munculnya Arab Spring di Syria.
Seperti diketahui Arab Spring bermula 18 Desember 2010 di Tunisia, gelombangnya
meluas dengan cepat keberbagai negara Africa Utara dan Timur Tengah ( untungnya belum mulai waktu saya berada di airport Tripoli Libya dan sekian hari di Tunisia pada bulan Mei 2010 ).
Arab Spring di Syria sendiri pertama kali muncul pada 15 Maret 2011, berupa unjuk rasa
di ibukota Damascus, temanya memprotes partai Baath yg berkuasa, menuntut
kebebasan politik dan menentang korupsi.
Antara 18-25 Maret 2011 pasukan keamanan membunuh tiga pengunjuk rasa di selatan
Deraa, yang malah direspon dengan demonstrasi ratusan orang di Deraa, akhirnya
sampai 23 orang tewas dalam demonstrasi itu.
Gelombang kekerasan yang menggulung Syria kini sudah mencapai puncaknya, hingga
pemerintah Syria telah menyatakan negara dalam darurat perang.
Soal pertumpahan darah di tanah Syria, sejarah mencatat hal itu kerap terjadi sejak
lama.
Wilayah Syria yang dijuluki The Center of One of the Most Ancient Civilizations on Earth,
sejak ribuan tahun sebelum Masehi sudah dihuni manusia, silih berganti berbagai
kerajaan kuno seperti Phoenicians, Arameans, Babylonians, Romawi, Nabataeans dll.
menguasai dan memperebutkannya.
Pernah dikuasai kerajaan Ottoman, diduduki Perancis dll , sampai mendapat
kemerdekaan penuh pada tanggal 17 April 1946.
Dimasa Gammal Abdel Nasser memerintah Mesir, sempat Syria bersatu membentuk
United Arab Republic, yang bertahan hanya seumur jagung.
Kudeta-kudeta silih berganti, sampai pada tahun 1970 Menteri Pertahanan Hafez Al-Assad mengambil alih dan menggenggam erat kekuasaan, yang baru berakhir 30 tahun kemudian.
Setelah Presiden Hafez Al-Assad meninggal, putranya Bashar Al-Assad menggantikannya.
Rupanya Parlemen mengamandemen konstitusi tentang batas minimal usia Presiden,
yaitu diturunkan dari 40 ke 34 tahun, sehingga memungkinkan sang putra bisa memenuhi syarat untuk melenggang naik jadi Presiden.
Ribuan tahun silih berganti bangsa begitu memperebutkan tanah Syria tentu bukan
hanyameninggalkan derita, tapi juga berbagai peninggalan sejarah yang menakjubkan, salah satunya adalah :
Old City Bosra yang kami kunjungi siang itu.
Perjalanan dari border melewati wilayah Deraa ke Bosra tidak terlalu lama, turun dari
bus langsung kami diajak memasuki sebuah restoran yang tampaknya sepi-sepi saja.
Local guide kami, pria Syria 47 tahun yang wajahnya lebih banyak tanpa expresi dan
juga irit ngomong banget, mengantar kami ke meja prasmanan - Chinese Food katanya,
tapi sampai selesai makan kami semua sepakat bingung apa-nya yang mirip chinese food.
Rampung makan siang, berjalan kaki sedikit sudah kelihatan tembok kukuh tinggi besar
berwarna coklat kehitaman, itulah benteng Old City Bosra.
Begitu memasukinya kami semua terpesona karena didalam ada sebuah amphiteater
Romawi yang masih sangat utuh sekali, padahal itu bangunan dari abad kedua yang
dibangun diatas bekas kuil Nabatean.
Amphiteater ini sangat unik, karena kalau biasanya dibangun menyender pada bukit,
di Bosra ini dibangunnya diatas tanah dataran.
Kami boleh memasuki teater kuno itu yang konon dulu bisa memuat 15 ribu penonton,
lalu bergantian mencoba berdiri disatu titik di tengah pentas - disitu dengan berbicara
tanpa berteriak maka penonton diposisi manapun bisa dengar suara kita dengan jelas.
Konon dimasa kejayaan Romawi penonton begitu dimanjakan, terpasang atap dari
kain sutera yang melindungi penonton dari sengatan matahari, sampai wewangian
pun dihembuskan kedalam teater.
Setelah itu kami menelusuri kawasan Old City yang luas sekali itu, dimana-mana
tampak reruntuhan bangunan coklat kehitaman, dengan disana sini masih ada tembok
menjulang, diselingi tiang-tiang batu berukir dari jaman Romawi/Corinthian.
Selain ada bekas bangunan gereja kuno, ada beberapa mesjid kuno didalam kawasan,
antara lain Al-Omari Mosque yang dikatakan :
"One of the oldest surviving mosques in Islamic history".
Memang Bosra pernah jadi lokasi penting transit caravan tujuan Mekah.
Terbayang betapa megahnya dulu kota yang sudah dihuni sejak 2500 tahun lalu itu
dan kini nyaris masih bisa dilihat sisa kemegahannya, konon dijaman dulu pernah
sampai dihuni 80 ribu orang.
Puas menelusuri open air museum itu, kami kembali ke bus dan kini menelusuri
highway mulus mengarah keutara menuju Damascus.
Sepanjang jalan terlihat wilayah Hauran memang termasuk daerah subur di Syria,
banyak lahan pertanian menghijau, dan dikejauhan kelihatan pegunungan bersalju.
Menjelang sore kami memasuki kota Damascus, jalan protokolnya lebar dan ramai,
banyak juga mobil sedan yang bagus, nyetirnya banyak yang gaya serobotan.
Bangunan berukuran sampai 4 - 5 lantai memagari sepanjang jalan, banyak yang
sudah tua tapi tidak sampai kumuh, dan sangat sedikit gedung pencakar langit.
Sekitar jam 5 sore kami sampai di Carlton Hotel, hotel baru berbintang empat ini
berada dibagian selatan kota Damascus.
Hotel bertingkat banyak ini tidak terlalu besar, kami surprise sekali karena ternyata
banyak turis barat menginap disana dan juga tidak disangka-sangka ada free wi-fi.
Tadinya mengira turis barat takut ke Syria dan jaringan internet dibatasi.
Tidak mau rugi, maklum hanya dua malam di Damascus, maka usai makan malam
kami sepakat untuk jalan kaki keluar hotel, jalan-nya ramean karena khawatir juga
melihat jalanan diluar sepi dan agak temaram kurang lampu penerangan jalan.
Rupanya hotel berada didaerah baru, sampai ada proyek pembuatan jalan yang harus
kami sebrangi, agak seram juga karena tidak banyak orang lain yang berjalan disitu.
Kiri kanan banyak bangunan baru kayaknya bangunan apartemen, juga sepi2 saja.
Setelah berjalan sekitar 20 menit sampailah kami ke sebuah bangunan berlantai
banyak yang terang benderang dan cukup ramai, ternyata itu sebuah mall.
Kami masuk untuk cuci mata, bentuk gedung selintas mirip Pondok Indah Mall 1,
dan ternyata kalau belanja bayarnya bisa pakai US dollar.
Puas naik turun mall, kami bergegas kembali ke hotel karena esok akan seharian
tour didalam Old City Damascus, yang juga masuk Unesco's World Heritage.
Thursday, June 28, 2012
Menuju Damaskus

Harian Kompas hari ini dihalaman 9 berjudul : Damaskus Terkurung Perang,
memberitakan bahwa Presidan Syria Bashar al-Assad menyatakan negaranya
dalam keadaan darurat perang.
Rupanya ibukota Damaskus sudah terkurung pertempuran sengit antara fihak
oposisi dengan pasukan pemerintah.
Selain itu diberitakan ruas jalan utama Damaskus-Beirut telah terblokade.
Barusan lihat2 catatan, ternyata nyaris persis 1,5 tahun lalu rombongan kami
yang ber-16 orang pada tanggal 29 Desember 2010 pagi dalam perjalanan
memasuki wilayah Syria dari arah Jordania.
Saat itu masih pagi bus kami sudah meninggalkan ibukota Jordania - Amman,
mengarah keutara ke Al Ramtha Border, perjalanan sekitar 1 jam 45 menit.
Makin mendekati border kami makin ber-debar2, sebab visanya on arrival dan
akan memasuki negara yang tidak banyak dikunjungi oleh turis Indonesia,
kami sengaja membuat rute khusus Jordania-Syria-Libanon karena tidak ada
rute yang reguler/standard kesana.
Memang Reinhard, tour leader kami memegang selembar fax yang berisikan
nama2 kami yang ada catatan dari Deplu-nya Syria yang entah apa bunyinya
karena pakai bahasa Arab, surat itu diurus jauh2 hari, tapi tentunya surat itu
tidak seratus persen menjamin bisa masuk.
Rencananya surat itu akan diserahkan ke petugas imigrasi di border Syria,
dan akan ada perwakilan tour Syria yang menjemput+menjamin kami.
Melewati border Jordania mulus, kini bus kami memasuki area antara dua
gate imigrasi kedua negara itu, tapi ternyata local guide Syria belum tiba.
Tentu lumayan tegang, kebayang kalau sampai tidak dijemput dan tidak boleh
masuk Syria, padahal kami kan sudah keluar dari wilayah Jordania.
Akhirnya "dewa penolong" itu datang juga, paspor diambil dan kami diharuskan
memasuki bangunan kantor imigrasi, satu persatu setor muka dan boleh balik
menunggu didalam bus.
Sekitar jam 11.30, berarti total hampir 2,5 jam (ke toilet saja sampai dua kali)
barulah bus kami boleh menerobos gerbang imigrasi Syria.
Sungguh lega banget, dari dalam bus besar (36 seat) yang masih baru itu,
kami menikmati perjalanan melewati dataran semi gurun dengan pemandangan
dikejauhan tampak pegunungan berselimutkan salju.
bersambung
Thursday, June 14, 2012
enjoy your life
** enjoy your life, no matter how hard it may seem when life give you a
thousands reasons to cry, show the world you have a million reasons to smile *
*
*“Twenty years from now you will be more disappointed by the things that
you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines.
Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails.
Explore.Dream. Discover.” - Mark Twain
*
Sunday, June 3, 2012
jokes - Jangan panggil aku ayah lagi!
Seorang ayah berkata pada anaknya...
"Awas, kalau nilai ujian kamu jelek, jangan panggil aku ayah lagi"
Keesokan harinya si ayah tanya anaknya...
"Gimana hasil ujian kamu nak"
Si anak jawab...
"Hancur Bro"
Subscribe to:
Posts (Atom)