Thursday, June 28, 2012

Menuju Damaskus





Harian Kompas hari ini dihalaman 9 berjudul : Damaskus Terkurung Perang,
memberitakan bahwa Presidan Syria Bashar al-Assad menyatakan negaranya
dalam keadaan darurat perang.
Rupanya ibukota Damaskus sudah terkurung pertempuran sengit antara fihak
oposisi dengan pasukan pemerintah.
Selain itu diberitakan ruas jalan utama Damaskus-Beirut telah terblokade.

Barusan lihat2 catatan, ternyata nyaris persis 1,5 tahun lalu rombongan kami
yang ber-16 orang pada tanggal 29 Desember 2010 pagi dalam perjalanan
memasuki wilayah Syria dari arah Jordania.

Saat itu masih pagi bus kami sudah meninggalkan ibukota Jordania - Amman,
mengarah keutara ke Al Ramtha Border, perjalanan sekitar 1 jam 45 menit.
Makin mendekati border kami makin ber-debar2, sebab visanya on arrival dan
akan memasuki negara yang tidak banyak dikunjungi oleh turis Indonesia,
kami sengaja membuat rute khusus Jordania-Syria-Libanon karena tidak ada
rute yang reguler/standard kesana.
Memang Reinhard, tour leader kami memegang selembar fax yang berisikan
nama2 kami yang ada catatan dari Deplu-nya Syria yang entah apa bunyinya
karena pakai bahasa Arab, surat itu diurus jauh2 hari, tapi tentunya surat itu
tidak seratus persen menjamin bisa masuk.
Rencananya surat itu akan diserahkan ke petugas imigrasi di border Syria,
dan akan ada perwakilan tour Syria yang menjemput+menjamin kami.

Melewati border Jordania mulus, kini bus kami memasuki area antara dua
gate imigrasi kedua negara itu, tapi ternyata local guide Syria belum tiba.
Tentu lumayan tegang, kebayang kalau sampai tidak dijemput dan tidak boleh
masuk Syria, padahal kami kan sudah keluar dari wilayah Jordania.
Akhirnya "dewa penolong" itu datang juga, paspor diambil dan kami diharuskan
memasuki bangunan kantor imigrasi, satu persatu setor muka dan boleh balik
menunggu didalam bus.

Sekitar jam 11.30, berarti total hampir 2,5 jam (ke toilet saja sampai dua kali)
barulah bus kami boleh menerobos gerbang imigrasi Syria.
Sungguh lega banget, dari dalam bus besar (36 seat) yang masih baru itu,
kami menikmati perjalanan melewati dataran semi gurun dengan pemandangan
dikejauhan tampak pegunungan berselimutkan salju.

bersambung

No comments:

Post a Comment