Saturday, November 10, 2007

Patung Bunda Maria yang meneteskan air mata darah - Naju Korea Selatan.




Senin siang, 7 Nopember 2005, pesawat Korean Airline
yang membawa kami dari Shanghai mendarat di airport
Kwangju Korea Selatan.
Nama Kwangju lekat di ingatan saya sebagai kota
dimana 20 tahun yang lalu sebanyak 1300 mahasiswa
tewas dalam bentrokan dengan militer yang dengan
kejam menumpas demonstrasi mahasiswa militan itu.
Rencana kami akan langsung dengan bus menuju Naju -
kota kecil didekat Kwangju yang terkenal karena ada
tempat ziarah Bunda Maria.

Saat antri pemeriksaan imigrasi saya mulai was-was,
teringat kejadian tanggal 12 April 2002 di Airport Busan.
Waktu itu rombongan kami hampir saja ditolak masuk
Korea dalam perjalanan menuju pulau wisata Cheju.
Korea memang khawatir ada tenaga kerja ilegal masuk,
dan kami masuknya juga dari Shanghai bukan langsung
dari Indonesia. Jadi mereka curiga koq paspor Indonesia
datang dari China, apalagi paspor kami tidak ada visa
Korea - saat itu belum ada keharusan minta visa Korea.

Kali ini beberapa teman kami ada pria usia produktif,
paspornya kosong karena belum pernah keluar negeri,
celakanya lagi mereka salah mengisi formulir kesehatan,
apa2 yang seharusnya Yes - malah ditulis No.

Dan astaga ! - jantung saya naik ke tenggorokan melihat
orang pertama dari rombongan kami yang menghadap
petugas imigrasi disuruh menepi - wah terulang dah nih
kejadian tiga tahun lalu itu.
Segera saya ajak teman kami yang ber-16 orang ikut
menepi, dan saya maju menemui si petugas Imigrasi.
Saya perlihatkan itinerary yang memang sudah dipersiapkan
dalam bahasa Inggris, return ticket, nomer HP local guide
Korea yang menjemput , dan mulailah saya di-interogasi
oleh dua orang petugas.

Ditanya mau kemana saja, berapa lama akan berada di
Korea ? (dijawab 4 malam), nama hotel tempat menginap?,
nomer tilpon hotel juga ditanyakan.

Kamu orang Indonesia, mengapa datangnya dari Shanghai ?
(dijawab - kami memang tour di China dulu baru ke Korea).

Di Itinerary ada mengunjungi lokasi ziarah Bunda Maria,
orang Indonesia kan beragama Islam ?
(Saya bilang betul mayoritas demikian, tapi saya Katolik)
Kini ditanya - apa nama baptis saya.

Lalu ditanya siapa dalam rombongan yang juga Katolik.
(nah saya kan tidak mengenal teman seperjalanan sampai
sejauh itu, wong kenalannya juga baru saat kumpul di
bandara Soekarno Hatta).
Maka saya teriaki siapa-siapa yang Katolik angkat tangan.
Astaga!, koq cuma 6 orang yang angkat tangan, untung
saja hal ini tidak jadi masalah.

Saya minta dia mengontak HP local guide yang mestinya
sudah menunggu kami di luar airport itu.

Kami disuruh menunggu, cukup lama dan tampak para
petugas itu kasak-kusuk dan bolak balik ke kantornya.
Saat harapan saya mulai ciut, eh si petugas bilang :
OK, saya kasih kamu stay 10 hari katanya.
(Wah saya mikir, jangan2 dia mau nge-test nih, kan
tadi sudah dibilang sesuai itinerary kami akan menginap
cuma 4 malam saja di Korea, koq ditawari 10 hari ! ).
Maka saya bilang tidak mau, saya perlu 5 hari saja.
Nah giliran dia sekarang bengong, tapi dia main stempel
saja paspor kami - semua dikasih 10 hari.
(he3, barangkali memang aturan minimum-nya 10 hari).

Wah lega deh, kini kami boleh lewat, karena begitu
lamanya pemeriksaan tinggal rombongan kami saja
yang berada di lokasi itu.
Sebelum sampai ke tempat pengambilan koper,
ada petugas menghadang sambil memegang anjing
pelacak narkotika yang menciumi kami semua.

Koper kami sudah berbaris menunggu, disitu sudah
tidak ada lagi orang lain, maka segera ambil koper
masing-masing dan keluar menuju ruang kedatangan.

Saat kami sudah keluar semua, terlihat didalam
masih ada satu koper tertinggal, jelas itu koper
rombongan kami karena ada sticker/tanda pengenal
grup tour kami di koper tersebut.
Kami saling mengingatkan dan bertanya koper siapa
tuh, tapi tidak ada yang bergerak mengambilnya.
Dalam kebingungan itu (petugas didalam gedung
juga kelihatan keheranan ada koper tidak diambil),
eh seorang pria teman kami perlahan maju, masuk
lagi kedalam dan mengambil koper itu.
Karuan saja kopernya di bongkar habis2an oleh
petugas yang tentu saja mencurigai sikap aneh itu.

Setelah dia keluar, tentu kami semua penasaran -
mengerumuninya dan tanya kenapa tadi dia tidak
segera mengambil kopernya, koq bengong saja,
koq bisa lupa kalau belum ambil kopernya dll.

Dia bilang :
Abis saya stress berat!! Kelewatan banget tuh!!,
masa anjing di-cium-ciumkan kebadan kita !! .
Bujugbuneng !! - rupanya dia yang belum pernah
keluar negeri, tidak mengetahui cara kerja anjing
pelacak narkotika.

Setelah bertemu penjemput, Mr.Chang pria usia
60-an, maka kami naik bus menuju Naju.
Dia cerita bahwa tadi dia memang ditilpon petugas
imigrasi, saya bilang mereka itu orang kaya semua -
datang kesini bukan untuk cari kerja katanya, he3.
Saat itu sudah sekitar jam 14, dan kami tanya
kami makan siang dimana. Mr.Chang bengong,
tidak ada tuh di itinerary katanya, Astaga !!

Tapi dia langsung ambil inisiatif, OK kita cari
restoran, tapi saat ini banyak restoran sudah tutup
karena sudah lewat waktu makan siang disana.
Benar saja mampir2 ke beberapa restoran semua
tutup, akhirnya ketemu restoran yang kecil saja.
Ternyata hidangan sederhana Mie Korea dengan
KimChi nya itu sungguh lezat dan sangat
menghibur kami semua yang loyo - bukan saja
habis stress juga karena sudah lapar habis2an.

Naju yang artinya "kota sutera" sebenarnya kota
yang kecil saja, tapi sekarang menjadi begitu
terkenal sejak patung Bunda Maria milik Julia Kim
tanggal 30 Juni 1985 meneteskan air mata.
Sejak itu, Bunda Maria menyampaikan banyak
pesan agar segera bertobat atas dosa-dosa,
kembali kepada Kebenaran dan Kasih-Nya, juga
agar saling mengasihi serta saling mengampuni.
Bunda Maria juga meminta kita untuk menghormati
hidup manusia sejak pembuahan.

Berbagai kejadian aneh susul menyusul seperti
keluarnya air mata darah dari patung Bunda Maria,
berbagai stigmata yang dirasakan Julia Kim,
keluarnya minyak harum, turunnya roti ekaristi,
dan berbagai mujijat melalui Julia Kim.

Walau kota itu kecil saja, tapi untuk menemukan
rumah tempat menyimpan patung Bunda Maria itu,
ternyata sopir bus pakai nyasar kesana kemari.

Turun dari bus, kami diajak berjalan kaki menelusuri
jalan sepanjang sungai kecil, terasa nyaman karena
diudara sejuk berjalan di suasana pedesaan yang
sunyi dan asri.

Diluar dugaan ternyata rumah nya sederhana dan
kecil saja, memasuki halaman terlihat ada patung
Bunda Maria setinggi orang.
Ternyata bukan itu patung yang bisa menangis,
yang kami cari itu adanya didalam rumah.
Memasuki rumah, buka sepatu dan kini kami
berada didalam aula beralas karpet dan didepan
tampak patung Bunda Maria berukuran kecil,
dikiri kanan ada foto Patung Bunda Maria yang
meneteskan air mata darah dan lukisan Jesus.

Kami ternyata boleh kedepan mendekat ke patung
Bunda Maria yang ditutup box kaca, tapi cukup
jelas terlihat aliran air mata warna kekuningan
yang meleleh dari mata ke pipi/dagu.

Disitu juga ada box kaca yang didalamnya ada
permadani yang dulu kena tetesan minyak harum
yang menetes dari patung Bunda Maria.
Bagian atas box kaca ada lubang2 kecil, kami
dipersilahkan mencoba mencium harumnya
permadani itu lewat lubang kecil tersebut.

Kami tidak berlama-lama karena perjalanan ke
hotel Concorde tempat menginap di Kjongju
masih berjarak 270 Km.
Setelah perjalanan sekitar 4 jam, maka jam 21
diudara sekitar 4 derajat tibalah kami di hotel
berlantai lima untuk beristirahat.

23 comments:

  1. Suatu Miracle,tidak percaya buktinya ada Pak Sindhi.

    ReplyDelete
  2. Pak Sindhi, untung yah Anda sudah pengalaman.... Kalau saya belum pernah lho diperiksa sampai seketat itu, bisa2 saya stress juga kayak teman Anda itu... :)

    ReplyDelete
  3. arrrgh... segitunya ya orang Indonesia di curigai... kecian deh... Makin males dah ke LN... :D

    ReplyDelete
  4. Wah apakah tampang Pak Sindhi seperti TKI??? Hi hi hi, kacian.
    Sungguh suatu berkat besar bisa melihat patung Maria tsb.

    ReplyDelete
  5. Bolehkah nitip Alkitab dengan bahasa/tulisan Korea pak?

    ReplyDelete
  6. bung Yohanes,

    sorry - perjalanan itu Nopember dua tahun yang lalu.

    ReplyDelete
  7. bung Richard,

    teman2 yang langsung datang ke Korsel dari
    Indonesia bilang tidak mengalami seperti kami itu,
    jadi kemungkinan karena kami masuk dari Shanghai,

    waktu masuk ke Busan tahun 2002 itu gawat bener dah,
    untunglah kami menyimpan nomer HP local guide Korea
    yang menunggu di Cheju,
    local guide ini belakangan waktu ketemuan di Cheju bilang
    bahwa memang hampir saja kami di tolak masuk -
    setelah orang imigrasinya kontak dia dan dia jamin maka
    barulah kami dilepas.

    jadi sebisanya memang kita mempunyai nomer HP orang
    yang menjemput kita, dua kali timbul masalah disana -
    keduanya tertolong berkat nomer HP itu.

    ReplyDelete
  8. Peter,

    iya memang suka lucu2 kejadian di saat memasuki
    pemeriksaan imigrasi/custom, selalu memang terasa
    tegang, syukur lah selama ini tidak pernah gagal masuk.

    dulu waktu baru diberlakukan visa Schengen, kami naik
    bus dari Swiss ke Perancis, lewat border kecil di desa,
    visa Schengen kami tidak dikenal si penjaga, pokoknya
    harus ada visa Perancis katanya, dikasih tau dia nggak
    mau pusing - pokoknya balik ke Zurich - silahkan minta
    visa disana, padahal itu hari Sabtu lagi, minta ampun dah.

    kami tertahan lama sekali, tour leader kami nilpon kesana
    kemari, akhirnya dapat kontak dg atasan si penjaga dan
    tentu saja boleh lewat, wah kelihatan malu banget dah
    si penjaga bloon itu.

    ReplyDelete

  9. bu Elly,

    di Gramedia dijual dua macam buku tentang
    Julia Kim dan miracles ini.

    ReplyDelete
  10. Maaf ya tante Elly, tapi daku agak skeptis soal ini :), tapi daku menghormati orang yang mempercayainya.

    ReplyDelete
  11. beneran nih pak? nanti kayak dulu di surabaya... pak thomas yg menggegerkan itu...

    ReplyDelete

  12. Thomas mana ? nggak pernah denger tuh.
    Kalau ke Gramedia ada tuh buku ttg Julia Kim.

    ReplyDelete
  13. Yang meneteskan darah dan yang menangis patungnya beda ya Om?
    Atau mahkota-nya baru dipasang Om?

    ReplyDelete
  14. Thanks ya Om Shindi for Sharing, walau nga bisa kesana langsung tapi bisa liat di foto2 sini ... God Bless you ..

    ReplyDelete
  15. pengalaman yang mendebarkan :)
    paling tidak ada gambaran buat saya kalo suatu hari nanti bepergian ke luar negeri...
    than u for sharing :)

    ReplyDelete

  16. sama - patungnya yang itu2 juga,
    iya yah sekarang pake mahkota -
    saya malah nggak perhatiin tuh.

    ReplyDelete
  17. Gereja cukup hati-hati dengan kebenaran aneka penampakan dan butuh proses yang panjang melalui penelitian dari berbagai sudut sebelum mengakui secara resmi kebenaran suatu penampakan. Tujuannya, agar iman kita dan keyakinan kita akan peran serta Bunda Maria bukan dilandaskan atas penampakan dan mujizat, tetapi harus lebih mendalam dari itu.

    Saya tidak tahu persis apakah penampakan di Naju telah diakui Gereja secara resmi samapai sejauh ini. Sebab yang saya tahu sepertinya belum diakui bahkan ibu Juli Kim sendiri telah diekskomunikasi.

    ReplyDelete
  18. kebetulan kemarin dihalaman gereja saya beli tabloid Sabda,
    dihalaman depan gambar Julia Kim, yg pada Jumat Agung kemarin
    di Naju mendapat tanda2 luka cambukan dan darah spt Jesus.
    saya belum baca seksama tabloidnya, baru lihat2 gambarnya saja.

    ReplyDelete
  19. Pak Sindhi, apakah ketika masuk ke rumah Julia kim itu ada batasan waktu nya ? Itu rumah atau Gereja ya ? Saya dengar di naju juga ada mata air yang airnya dapat menyembuhkan penyakit , apa benar ?

    ReplyDelete

  20. Bentuknya rumah, tapi kayaknya Julia Kim tidak tinggal disitu lagi,
    karena bagian utama rumah sudah dijadikan aula dimana ada patung
    Bunda Maria diletakkan.
    Dibagian belakang ada bagian rumah yang jadi toko buku dll.

    Waktu saya masuk sedang sepi, shg leluasa disana bisa mendekat
    kedepan dan melihat dari dekat sekali patung Bunda Maria itu,
    kayaknya tidak ada pembatasan waktu, entah kalau sedang ramai.

    Kami tidak sempat ke suatu tempat yang ada gereja dll -
    katanya di kaki gunung dan sedikit diluar kota Naju,
    mungkin disitu yg ada mata air itu ?

    ReplyDelete
  21. Bisa tidak saya minta no telp dari tour guide local . Sebab dalam bulan ini saya akan ke naju .Dan saya ingin memperoleh informasi daerah mana saja di naju yang dapat saya kunjungi . Terima kasih banyak sebelumnya.Email saya :yellowstar_lw@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  22. aduh, dulu itu orang tour yang punya nomernya,
    saya coba tanya2 dah ke mereka, tapi rasanya
    kecil kemungkinan dapat karena sudah lama .
    oh ya, istri saya barusan mengingatkan kalau
    si local guide bukan orang Naju - memang saat
    kami men-cari2 rumah Julia Kim itu sempat
    nyasar ber-kali2, dia tinggalnya di Seoul.

    ReplyDelete