Monday, November 26, 2007

Bingung nyari cara keluar dari bandara di tengah malam.

 

Senin sore, 26 Nopember 2007,

Saat berkendara menuju warung, mendekati jam 17 radio
ElShinta memberitakan kejadian air pasang menggenangi
tol Sedyatmo, arus ke/dari Bandara macet katanya.
Saya jadi teringat, ada seorang family yang jam 23.45
akan mendarat dari Bangkok dengan AirAsia, tinggalnya
di Jakarta dan akan dijemput sopir saja karena anggauta
keluarga yang lain berhalangan.

Karena warung ramai, sempat terlupa dan setelah dirumah
ingat untuk mencari berita terbaru, istri saya bilang coba
lihat CNN-nya Indonesia, eh yang ada pak SBY sedang
motong kue ultahnya Metro TV.

Normalnya dari Bandara ke Jakarta tentu melalui jalan tol
Sedyatmo, bisa langsung bablas nyambung ke tol dalam-
kota, atau keluar di beberapa exit sebelumnya yaitu di
Kamal, Pantai Indah Kapuk atau Pluit.
Kalau tidak mau masuk tol, pas melewati gerbang selamat
datang, bisa belok kekiri masuk jalan biasa yang nantinya
akan melewati Rawa Bokor - Kalideres - Cengkareng dstnya.

Tapi kalau tol terblokir, bukan saja kendaraan tidak bisa
lewat, buntut antrian bisa sampai ke-mana2, termasuk
sampai ke exit Rawa Bokor itu.

Nah tentu yang penting sekarang nyari info dari yang fihak
yang berkompeten yaitu Petugas Tol Bandara, maka
nanya ke 108 dan dapatlah nomer tilpon nya 2513702,
tapi kayaknya petugasnya "jual mahal", sampai bosen
menceti nomer itu kaga diangkat-angkat.

Lalu teringat teman saya yang tiap malam pasti lewat situ,
prakteknya di TelukNaga tiap malam lewat tol bandara
menuju rumahnya di Kelapa Gading. Ternyata dia hari itu
malah tidak berangkat praktek karena jalan tol tertutup.

Wah, kalo gitu betul nih banjir, lalu ingat ke Captain Gatot
yang pasti banyak info soal per-bandara-an, sms dikirim
dan dijawab betul ada banjir dan saran untuk lewat pintu
belakang bandara saja.
Sms berikut dari Capt.GP, bahwa jalan masih terblokir -
ada petugas security kantornya belum datang aplusan.

Masih ingin dapat laporan pandangan mata, teringat adik
saya yang setiap malam pulang dari kantornya di Sunter,
melewati jalan tol bandara ke Tangerang.
Jam 21.45 dapat kontak adik saya itu, dia pas mobiling
seputaran Ancol, kebetulan dia sedang dengarkan radio
yang memberitakan tol tertutup dua arah, maka segera
dia mengambil arah ke Grogol lanjut tol Tomang.

Butek dah nih, tidak dapat kabar pandangan mata,
terbayang kalau pesawat mendarat jam 23.45, kan
biasanya paling tidak 45 menit baru bisa keluar.
Kalau coba-coba juga lewat jalan kearah tol bandara itu
atau Rawa Bokor, lalu terjebak kemacetan di tengah
malam tentu rawan sekali.

Eh, kebetulan lihat e-mail dari bu Sofia Mansoor van
Bandung, berita banjir lihat Detik.com katanya.
Astaga!, koq bisa lupa nyari berita di portal berita yang
selalu up to date beritanya ini.
Di Detik.com jelaslah duduk perkaranya, jalan tol masih
terblokir dan kemacetan sudah ke-mana2, yang arah
ke bandara macet sudah terjadi dari Grogol !
sedangkan keluar bandara macet dari gerbang bandara !

Jadi tidak ada jalan lain selain ambil jalan lewat pintu
belakang bandara, menuju Tangerang dan lewat tol
Tangerang-Tomang menuju Jakarta.
Kini persoalannya yang boleh lewat pintu belakang itu
hanya kendaraan yang ada sticker khusus, dan juga
sopir yang ditugaskan menjemput tidak tahu jalan.

Maka saya bilang pak sopir suruh datang kerumah
saya, nanti saya pasangkan sticker dan saya antar
masuk ke bandara.

Sambil menunggu kedatangan pak sopir, saya tilpon
Sentra Medika Bandara (021-5505237).
Diawal bandara beroperasi di tahun 80-an sekian
tahun saya bergabung di unit medical emergency ini,
tempatnya di areal perkantoran dekat tower bandara.
Saya menanyakan situasi lalu lintas didepan kantor,
khawatir ekor kemacetan sampai didalam kawasan
bandara itu, ternyata lancar2 saja kata petugas jaga,

Sopir datang dan ternyata memang dia buta huruf
soal jalan masuk ke bandara dari belakang itu.
OK dah, saya pasang sticker di mobilnya, bawa
jaket untuk antisipasi begadang di airport dan
jam 22.45 kami berdua berangkat, melewati
jalan Ki Samaun - lewat depan Vihara Nimmala -
jembatan dekat bendung Sengego dan mendekati
pintu belakang bandara.
Normalnya paling lama 20 menit sampai, tapi kali ini
karena sudah malam hanya 7 menit sudah sampai di
gate pemeriksaan masuk ke pintu belakang yang
ternyata dibuka lebar - penjaganya duduk2 saja -
semua kendaraan malam itu dibebaskan lalu lalang.

Menjelang tengah malam itu lalu lintas masih ramai,
apalagi arus yang mengarah keluar bandara, karena
inilah jalan satu2nya yang terbuka keluar bandara.

Pak Sopir saya arahkan menuju terminal dua, tidak
masuk terminal tapi arah menuju tempat parkir dari
terminal dua itu, setelah dia faham kami kembali
mengarah keluar bandara.
Jadi saya akan diantar pulang, karena sopir ini sudah
faham jalan dan yakin bisa sendiri menjemput.

Dirumah buka Detik.com lagi, diberitakan jam 23.15
seputaran perempatan Cengkareng macet 4 kilometer,
sedangkan antrian di Kalideres panjangnya 7 kilometer.

Sekitar jam 00.30 yang dijemput SMS saya bahwa
sedang ambil koper, dan jam 01.30 SMS lagi bahwa
sudah tiba dirumahnya.

Kompas Selasa pagi memberitakan kejadian genangan
air di KM 27 itu, kekacauan luar biasa di jalan-jalan,
puluhan jadwal penerbangan ditunda, LionAir saja
belasan penerbangan domestik yang dibatalkan.

Lha bagaimana mau terbang, bukan saja penumpangnya nggak datang,
wong air-crew nya juga nggak nyampe2.

Bandara sore itu banyak penumpang terlantar tidak
bisa keluar bandara karena tidak ada yang menjemput,
mau naik taksi juga di getok, ke Tangerang saja yang
biasanya cuma 90 rb diminta 400 rb.

Haiyaaa - jangan sering2 dong ah kejadian begini, puyeeeng!!.


 

11 comments:

  1. waduuuhhh...repot ini bosss...
    yang kasian yang mo berangkat hajiii....

    ReplyDelete
  2. itulah kalau kita tak bersahabat dengan alam pak Sindi...
    kini kita menanggung semua akibatnya.

    ReplyDelete
  3. Om Sindhi apa ini ada hubungan sama urusan lubernya muara baru?
    konon katanya kejadian di muara baru disengaja oleh sekelompok orang frustasi kalao ga mau disebut "rese" yg sengaja menjebol tanggul supaya ada obyekan gotongin motor ke gerobak dgn tarif yg ga wajar.
    Pagi ini saya jg denger di muara karang kena imbasnya,air sdh sedengkul orng dewasa, ini kota masih ada kepemimpinan apa enggak ya,rasanya baru pilkada tuh

    ReplyDelete
  4. yah itulah Indonesia.... semakin dipikir semakin puyeng.... mending udah deh... banyakin amal dan doa, biar kita nggak kejebak yang gituan.... pas harus naik pesawat, jalanan lancar, pesawat ok.. pas mau ke kota, eh tidak macet....
    itu semua rasanya cuma amal dan perbuatan yang bisa ngatur... bukan lagi polisi, TMC, jalan tikus, atau jam sibuk... sudah tidak ada logika di jalanan jakarta sih....

    ReplyDelete
  5. untung ada Pak Sindhi yah...gubernurnya Tangerang hehehe...

    ReplyDelete
  6. wah banjir lagi yah pak? kirain dah ditinggiin gak bakalan banjir lagi...ternyata....

    ReplyDelete
  7. Beginilah kalo biking bandara nggak di survey dan amdal yang beneran, hasilnya ya malu maluin terus :))

    ReplyDelete
  8. masalah per-banjir-an saya udah biasa banget dok, wong besar di semarang yang jagoan rob (air pasang)

    ReplyDelete
  9. wah sama ibu saya dengan rombongan ibu2 lainnya tiba di bandara jam 8, sampai rumah jam setengah dua pagi, itupun naik DAmri akhirnya setelah yang bertugas menjuemput menyerah karena macet dan puter balik ke Jakarta. Akhirnya di jemput di blok M.

    ReplyDelete
  10. waduh skrg lagi musim hujan ya di Indo baru keingat kalau di jalan menuju bandara sering banjir, mudah2an sampe sana jumat ini nggak banjir.kalau nggak bisa ketahan disana cukup lama :

    ReplyDelete