Thursday, December 29, 2011

JALANSUTRA - Ranking 6 Indonesia Most Recommended Consumer Community



Keluarga JSkyu yang berbahagia,

Kabar manis kami terima untuk menjelang akhir tahun 2011 ini, kebetulan beberapa saat
lalu Jalansutra pernah di wawancara oleh Majalah SWA mengenai Bisnis danKomunitas,
tak dinyana komunitas tercinta kita ini masuk ke dalam nominasi 24 Komunitas pilihan,
titlenya "Indonesia Most Recommend Consumer Community 2011"
dan setelah dilakukan penilaian dengan ukuran 7 variabel, kita boleh berbangga hati bahwa
Jalansutra masuk dalam ranking ke 6.

Tentunya prestasi ini hasil kerja keras semua pihak, para moderator, owner milis,
Pak Kepsuk dan tentunya partisipasi seluruh Keluarga JS menyemarakkan diskusi
tentang makan-makan dan jalan-jalan baik di milis maupun kegiatan-kegiatan  off-air
yang sering kita laksanakan bersama.

Berikut kami salinkan isi artikel tentang Jalansutra, daftar komunitas nominasi dan
variable yang dipergunakan dalam penilaian.
Semuanya dapat dibaca lengkap di Majalah SWA Edisi paruh pertama Desember 2011
(Edisi 26) dengan tajuk depan Strategi Kolaborasi Komunitas dan Bisnis.


KOMUNITAS JALANSUTRA – DILIRIK SEJUMLAH PERUSAHAAN

Kekompakan dan Jumlah Anggota komunitas yang besar merupakan daya tarik bagi
perusahaan. Kondisi inilah yang membuat banyak pihak ketiga yang bermitra dengan
Komunitas Jalansutra. Komunitas ini menawarkan pengalaman jelajah budaya dan
kuliner .
Moto jalan-jalan sambil makan-makan itu menjadi kegiatan yang mengasyikkan.

"Jalansutra adalah salah satu komunitas yang mempunyai kepedulian terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan boga dan budaya.
Berdiri sejak delapan tahun lalu, komunitas kami sekarang sudah mempunyai lebih
dari 20 ribu anggota" kata ArieParikesit, salah satu Moderator Komunitas Jalansutra.

"Kekuatan besar kami adapada rasa kekeluargaan yang ditumbuhkan dari awal.
Bukan karena kami pintar ataujago masak," ungkapnya.
Nah rasa kekeluargaan itu memunculkan bisnis, tidak hanya bisnis bagi komunitas
ini sendiri , tetapi juga bisnis personal untuk masing-masing anggotanya.
Tidak sedikit anggota Jalansutra yang menjadi seorang blogger dan akhirnya berprofesi
menjadi foodblogger.
Atau, ada juga anggota yang memiliki hobi mengabadikan makanan dalam gambar.
Lama kelamaan menjadi Food photographer.

Banyaknya kegiatan yang dilakukan Jalansutra dilirik sejumlah perusahaan yang ingin
menjadi mitranya. Misalnya, PT Unilever Indonesia, PT Adira Finance dan Sosro.
"Setiap tahun terdapat berbagai kerjasama dengan pihak ketiga"kata Arie.
Melihat potensi bisnis ini, para punggawa komunita ini merasa harus segeramembuat
wadah untuk memayunginya.

Akhirnya, pada 2009 terbentuklah koperasi Jalansutra. "Namun kami tidak bermitra
pada perusahaan yang hanya ingin memanfaatkan anggota kami saja tanpa ada
manfaatnya untuk komunitas" ucap Arie menegaskan.

PS: ada dua Foto JSers lagi kanmakan di RM Aceh Spesifik Banda Aceh dan RM
Kepiting Saigon, ada Kak Frelon, Thio, Dewi Trisnani, Sari, Linda Rakabina,
Rhania, Defy , Herlin abaw, Ambar , Ade , Primi, Ayu, DIkreza dan Arfi, Tiny,
Lili Lubis, Ririn, Ambar, Handoko dan masih banyak lagi, plus versi botak salah
satu Moderator 



KOMUNITAS NOMINASI
1. Bike to Work
2. Kaskus
3. Bogasari Baking Center
4. Forum Pembaca Kompas
5. ID-Blackberry
6. Jalansutra
7. Yaris Groovy Nation
8. Sahabat Nestle
9. Milanisti Indonesia
10. Avanza Xenia Indonesia Club
11. Honda Tiger Milis
12. Komunitas Onthel Indonesia
13. Indosat Community
14. Yamaha Mio Club Indonesia
15. HDCI
16. Toyota Kijang Club Indonesia
17. Honda Jazz Fit Club
18. Multiply Indonesia
19. Slanker
20. Indonesia Manchester United
21. Innova Community
22. Masyarakat Komik Indonesia
23. Nokia Communicator
24. Jakmania

VARIABEL PENILAIAN
1. Soliditas Komunitas
2. Manfaat bagi anggota
3. Peduli – kepedulian terhadap social dan lingkungan
4. Pengakuan – eksistensi dan kompetensi di bidangnya
5. Menerima hal hal baru
6. Kinerja – kemampuan komunitas bekerja sama
7. Kontribusi _ kontribusi komunitas terhadap bisnis

Skor ke 24 Komunitas antara 6.24-7,60 (Jalansutra 7,13) dimana Majalah SWA memberi
catatan semakin tinggi skor semakin baik bagi Bisnis mengajak Komunitas tersebut
bekerja sama

Jalansutra Rawks!

Salam
Arie Parikesit
Salah satu Mod

Tuesday, December 27, 2011

flashpackerindonesia] [Sharing] : Trik & Tips Menulis Cerita/Catatan Perjalanan

From:

To:
"Indobackpacker" <indobackpacker@yahoogroups.com>,
"flashpackerindonesia@yahoogroups.com" <flashpackerindonesia@yahoogroups.com>

Dear temans,

belakangan ini, banyak sekali yang kirim email ke saya,yang intinya, teman2 ingin sharing cerita atau catatan perjalanan, akan tetapi, nggak tau gimana mulainya, atau gimana cara menulisnya dan minta trip & tips menulis cerita/catatan perjalanan.

Saya bingung menjawabnya, karena, setiap orang punya gaya tulisan yang berbeda-beda, and some people are gifted with writing talents. Tapi ketika saya buka2 lagi blog saya, saya ketemu rangkuman mengenai catatan di dunia tulis menulis ini

Ja, kebetulan beberapa tahun yang lalu, di acara ulang tahun Indobackpacker, saya dan teman2 panitia HUT pernah mengundang Mas Teguh Sudarisman dan Trinity untuk sharing info, bagaimana caranya membuat tulisan supaya menarik dan enak dibaca. Dari sharing session mereka, saya rangkum informasi2 tersebut ditambah dengan catatan kaki saya, menjadi satu artikel.

Silahkan dibaca, semoga infonya berguna

================================================================================================

Broaden Your Audience,
by Teguh Sudarisman.

 
Teguh Sudarisman adalah Group Managing Editor-PT Indomultimedia : (inflight magazine Garuda, JalanJalan, Jakarta Java Kini) - yang sudah bertahun2 malang melintang di dunia media - memandu kita untuk memberikan tips2 bermanfaat mengenai cara penulisan catatan perjalanan yang menarik untuk dimuat di media.
 
Sebenar nya Teguh memberikan beberapa contoh penulisan di media cetak, akan tetapi yang akan saya bahas adalah penulisan catatan perjalanan atau laporan pandangan mata dalam bepergian yang disukai oleh media.
 
Menulis itu sulit ???
 
Menurut Teguh, ada beberapa kendala untuk kebanyakan orang awam dalam dunia tulis menulis, antara lain adalah takut untuk mencoba, tidak tahu harus menulis seperti apa, tidak tahu harus dikirim kemana, tulisan nya tidak unik, gaya bahasa yang jelek, mutu photo yang jelek. Jadi blom apa2 udah nggak PeDe dan mundur dari niat untuk menulis.
 
Tapi ada juga orang2 yang merasa udah sering menulis ini itu dimana, tapi dia nggak tahu apa yang menyebabkan tulisan dia tidak pernah lulus sensor dan seleksi untuk dianggap layak dimuat di media, dalam hal ini, majalan travel.
 
Bagi kita (baca : saya) yang mungkin sudah biasa dalam dunia tulis menulis, emang rasanya sangat mudah untuk menulis, (istilahnya, ngeliat laptop nganggur aja bawaan nya udah mau ngetik melulu), akan tetapi ternyata lain hal bagi orang lain, apalagi bagi pemula.
 
Teguh juga menekankan bahwa ada perbedaan besar antara penulisan di blog dan penulisan di media. Catapan perjalanan di blog tidak selalu cocok menjadi artikel di suatu majalah travel, akan tetapi artikel di majalah akan selalu cocok menjadi catatan perjalanan dalam suatu blog.
 
Seperti apa artikel perjalanan yang bagus?
 
• 90% pengalaman pribadi, 10% informasi/fakta.
Jadi jangan ngarang bebas ! Jangan mengada2 dan jangan pernah untuk mengutip catatan perjalanan orang lain tanpa seijin atau tanpa sepengetahuan yang punya. Contoh kasus, ada satu orang teman yang saya kenal yang mem-perkara-kan orang lain hanya karena orang tersebut memuat tulisan yang diambil secara paksa dari multiply dia tanpa seijin yang punya artikel dan memuatnya di media seakan2 dia itu penulisnya. Atau ada teman yang tau kita sedang menulis sebuah artikel/buku, lalu dia copy paste dan buat buku yang sama. Hati2, kita bisa berhadapan dengan hukum kalo begitu, atau hukum karma dan hukum alam. Tulislah sendiri pengalaman mu dalam bepergian, dengan gayamu sendiri...
 
• Unik
Carilah gaya bahasa yang berbeda dari orang lain. Word does matter indeed, karena sekalinya tulisan kita disukai, believe me, orang akan kembali dan terus kembali untuk mencari tulisan2 kita.  
 
Gaya bahasa yang simpel tapi elegan.
Ingat, pembaca dan pembeli suatu majalah di media cetak itu terdiri dari berbagai macam latar belakang. Jadiiiiiiiiiiii, gunakan bahasa yang dimengerti oleh semua orang, dan untuk ukuran media, gunakan bahasa yang simple dan elegan
 
• Deskriptif, detail
Jangan lupa untuk memberikan info yang lengkap, misalnya nama hotel yang kita rekomendasikan itu berada dijalan apa, biaya penyewaan kapal motor itu berapa, makanan minuman yang kita coba rasanya seperti apa, kira2 seperti itulah intinya.
 
• Menceritakan joy of traveling
Ini benar sekali. Saya sendiri pernah punya pengalaman menyebalkan ke suatu tempat, tetapi akhirnya berusaha untuk menikmati setiap detiknya, karena saya pikir, toh udah bayar ini, so make the most out of it ! Apalagi kalo bepergian nya tidak ada kendala, sehingga kita main bisa menuliskan catatan perjalanan kita dengan sepenuh hati, menceritakan nya dengan semangat yang menyala2, dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan perjalanan itu sendiri, yang akan menjadi inspirasi bagi orang lain yang membacanya, dan membawa seseorang kedalam dunia yang seolah2 kita ciptakan sendiri !
 
•Memberikan kesan mendalam kepada pembaca.
Ceritakan bagian yang sangat menarik yang mungkin tidak dialami oleh orang lain, misalnya ketika kita menjelajah suatu tempat, ternyata secara tidak sengaja kita melewati sebuah lokasi dimana terdapat sebuah upacara adat yang sakral sehingga kendaraan kita harus berhenti selama beberapa waktu, dan waktu berhenti yang cukup lama itu kita gunakan untuk berkenalan dengan penduduk lokal, pada akhirnya kita malah diajak oleh penduduk setempat itu untuk mampir kerumahnya diperkampungan dekat situ dan diajak makan siang bersama. Hal2 seperti inilah yang membuat tulisan kita berbeda dari orang lain dan tentunya memberikan kesan yang mendalam kepada pembacanya
 
Tips membuat tulisan bagus yang layak tampil di media
 
Berikut adalah Tips dari Teguh agar punya  kita bisa membuat tulisan yang bagus (sebenernya bisa dijabarkan lebih luas lagi, tapi maaf sekali, saya lagi nggak konsen ngetiknya, hehe. Tapi yang jelas, silahkan catat dan terapkan tips2 yang bermanfaat ini, yang mungkin hanya bisa kita dapatkan dari seorang expert pada saat sharing session seperti ini aja!
 
•          Pelajari gaya tulisan traveling yang dimuat di majalah-majalah
•          Pilih angle penulisan yang berbeda
•          Persiapan yang matang: riset
•          Don’t mix business with pleasure
•          Gigih, serius, fokus!
•          Foto, rekam, catat semua detail info
•          Segera tulis!!!Makin lama jeda waktu liputan dengan penulisan, tulisan akan makin kehilangan greget.

 
Tips2 Cara Penulisan di Blog/Buku,
by Trinity

Sesi terakhir adalah sesi yang dibawakan oleh Trinity, seorang pengarang/penulis buku ”The Naked Traveler”. Trinity adalah salah satu penulis buku dan journal backpacking yang cukup dikenal di dunia traveling & backpacking. Bukunya sudah dicetak sampai 10 kali dan menjadi salah satu buku “best seller” yang wajib dipunyai.
 
Disini Trinity membahas dan menceritakan pengalaman2 dia sewaktu travelling dan backpacking keliling dunia, baik itu pengalaman unik, menyenangkan, menyeramkan, yang semuanya berkesan baginya. Kalo kalian sudah membaca buku nya,  mungkin kalian juga membaca salah satu bab mengenai toilet di suatu negara yang tidak ada flush nya dan membuat dia panik, yang ternyata flush tersebut akan bekerja secara otomatis apabila kita mau keluar kamar mandi dengan membuka pintu. Info2 semacam itulah yang Trinity sharing dalam sesi presentasinya, jadikan tulisan mu berbeda dengan tulisan orang lain!
 
Trinity juga menceritakan proses pencetakan bukunya, yang semuanya dimulai dari penulisan si blog pribadinya : http://naked-traveler.blogspot.com/ Dan ketika hits yang masuk ke blog pribadinya sudah begitu banyak, sehingga dia mempunyai nilai jual yang bisa ditawarkan kepada penerbit. carilah nilai jualmu sendiri !
 
Dia juga memberikan tips2 dalam menulis yang cukup penting, mengingat bukunya sempat di ”cekal” karena tulisan nya dirasa sedikit extrim untuk ukuran orang Indonesia (dia menceritakan ketika dia berenang di suatu tempat sepi di sebuah negara secara skin-deep – if you know what I mean), dan disitulah terjadi kompromi, bahkan cetakan akan tetap diteruskan dengan catatan bahwa bagian yang itu harus dihilangkan karena kurang ”kena” adat istiadat dan ”mind set” orang kita.
 
Jadi ternyata ya teman2, kalo menulis di blog itu ”aman2” aja karena toh blog blog kita ini, tapi kalo udah dicetak ternyata cerita kita menjadi milik umum. Publik juga penerbit berhak menentukan mana yang boleh ditulis mana yang tidak, karena nantinya selain bermasalah dengan ijin cetak, juga bisa merembet ke UU pornografi dll dsb. Jadi alangkah baiknya apabila kita juga berhati2 dalam menuliskan artikel kita, apalagi apabila tulisan kita akan/sudah menjadi konsumsi khalayak ramai.

so tunggu apalagi ? LET"S WRITE !!!
 
*di copy paste dari blog saya sendiri, http://deedeecaniago.multiply.com*
 
salam,
Deedee Caniago
*they don't care how much you know until they know how much you care*

Friday, December 23, 2011

Xijiang Qianhu Miao Village - The Largest Miao ethnic village all over the World.




Kebetulan sebulan sebelum mengunjungi propinsi Guizhou, saya menjemput
Agustinus Wibowo di bandara Soekarno Hatta, saat itu Agus cerita bahwa
tadi didalam pesawat disebelahnya duduk orang dari propinsi GuiZhou, di
China itu propinsi miskin katanya.

Memang propinsi yang terletak di selatan mainland China itu alamnya sulit -
wilayah baratnya merupakan bagian dari Yunnan-Guizhou Plateau, konturnya
tidak rata dengan begitu banyak puncak gunung dan lembah yang dalam.
Maka tranportasi serta lahan pertanian menjadi sangat terbatas, ditambah seperti
wilayah-wilayah selatan mainland China yang lain, sering mengalami kekeringan.

Ekonominya jadi sulit berkembang, pendapatan per kapitanya nomer buncit di China,
tapi kini justru diketahui tanahnya itu kaya akan sumber daya alam seperti batubara,
fosfor, aluminium, sampai emas dll. Saking begitu berlimpah kandungan batubaranya
sampai-sampai dijuluki "home of coal in south China".

Propinsi ini mulai menggeliat, pembangunan infrastruktur menyebar dengan dahsyat,
dan turisme juga mulai berkembang. Alam pegunungan yang cantik dan unik,
tradisi-kebudayaan dan sejarah panjangnya, disertai suhu subtropical yang nyaman
antara 10-20 derajat C mengundang turis berdatangan.
Disana ada 120 obyek wisata, tiga obyek spektakuler diantaranya akan kami kunjungi
yaitu Huangguoshu Waterfalls - the biggest and most famous waterfall in China and
Asia, Dragon Palace - spectacular underground Karst cave, dan Maling River Valley.

Jumat pagi, 11 Nopember 2011, dihalaman parkir hotel FengHuang, telah menunggu
bus dan local guide yang baru karena perjalanan kami akan berpindah dari propinsi
Hunan memasuki propinsi Guizhou.
Kalau tadinya busnya hijau keren dua lantai, sekarang bus turis biasa yang warnanya
kuning ngejreng norak mencolok mata.
Local guidenya kalau kemarin si A-Mei yang tinggi gagah modis, sekarang SiaoWang
cewek kecil kurus sederhana, maklum dah kan katanya mau masuk propinsi miskin.

Tapi SiaoWang kecil-kecil cabe rawit, kami jadi terpesona lihat dia dengan ber-api2
dan begitu ekpresif menceritakan berbagai keunikan dan kehebatan Guizhou.
Misalnya tentang Ketua MaoTseTung yang konon pertama kali menyusun kekuatan
Tentara Merah di wilayah itu, sebelum memulai LongMarch-nya yang legendaris dan
membuahkan Tiongkok Baru.
Ketua Mao katanya pernah diramal, anehnya si peramal cuma nyebut angka 8341,
tentu menjadi pertanyaan besar. Sampai Ketua Mao meninggal barulah orang tahu
artinya, yaitu meninggalnya diusia 83 tahun dan 41 tahun pimpin rakyat Tiongkok.

Perjalanan hari itu jauh sekali, tapi menyenangkan karena melewati jalan mulus terus,
dimana-mana ada jembatan antar puncak gunung, kalau ketemu perut gunung main
tembus bablas saja pakai terowongan, dan lewat tengah hari barulah kami tiba di :
Xijiang Qianhu Miao Village, inilah "The Largest Miao ethnic village all over the World".
Xijiang artinya marga Xi dan Qianhu berarti seribu rumah.
Memang dilokasi itu terdapat seribuan rumah yang dihuni sekitar 6.000 orang suku
Miao, inilah pemukiman suku Miao terbesar di China dengan adat istiadat serta
budaya yang masih terjaga kelestariannya.

Suku minoritas Miao terkenal dengan sejarah panjangnya yang penuh gejolak,
entah berapa kali memberontak dijaman pemerintahan kekaisaran Ming dan Qing.
Semua ditindas dengan keras, akibatnya berpencaran kesana kemari, sampai ke
luar negeri seperti Laos, Vietnam yang dikenal dengan sebutan suku Hmong.
Suku minoritas ini dalam sensus terakhir berjumlah sekitar 9 juta dan berada di
peringkat ke lima dari total 56 suku di Tiongkok.
Jumlah ini kalau di bandingkan dengan peringkat pertama yaitu suku Han yang
jumlahnya 1,2 milyar orang, maka hanyalah sekitar 0,75 % saja.
Tapi di propinsi Guizhou 12% penduduknya adalah suku Miao yang menempati
peringkat kedua setelah suku Han (62%), jadi mencapai seperlima-nya.

Turun dari bus kami antri mobil shuttle, setelah berkendara sekitar dua kilometer
tibalah di gerbang perkampungan suku Miao itu, kini diharuskan berjalan kaki.
Melewati gerbang kami disambut meriah oleh penduduk kampung itu, diawali
seorang tetua suku yang siap memberikan secangkir arak kepada para tamu.
Kami sudah diberitahu bahwa kalau tidak mau minum arak itu maka kedua tangan
harus dilipat dibelakang tubuh.
Kemudian kami melewati barisan pemusik pria, yang memainkan alat musik unik
semacam suling bambu tapi dibentuk mirip saxophone, bunyinya ramai melengking.
Berikutnya kami melewati deretan wanita Miao pakai busana biru hitam dengan
sulaman warna warni ditambah aksesoris perak dan ada beberapa yang dikepalanya
terpasang aksesoris mirip tanduk kerbau, atraktif sekali.

Memasuki perkampungan kami terpesona dengan pemandangan yang menyejukkan
mata dan hati, didepan tampak jalan utama yang sejajar sungai dangkal yang airnya
jernih sekali, membelah tengah-tengah perkampungan.
Rumah kayu berlantai tiga berwarna hitam kecoklatan tampak susun-menyusun
begitu rapatnya sampai keatas pebukitan yang memagari jalan/sungai itu.
Warna hitam kecoklatan rumah tampak keren sekali dilatar belakangi warna hijau
dari pegunungan, terasa benar kedamaian berada ditempat yang asri seperti itu.

Setelah menonton pertunjukan tari2an dan musik tradisional, dengan mobil shuttle
kami dibawa mendaki bukit kesatu tempat dimana pemandangan terbuka kearah
bawah yang sungguh indah sekali.
Saat itu sore mulai berganti malam, jauh dibawah /dikejauhan tampak sebuah aliran
sungai memisahkan dua pebukitan yang dipenuhi rumah berwarna coklat kehitaman.
Cuaca makin gelap dan mulailah bintik-bintik lampu muncul dari arah perkampungan
menyeruak kegelapan malam. Makin lama makin banyak dan sungguh indah sekali
akhirnya ratusan bintik terang itu bagaikan kunang-kunang memenuhi bukit dari
bawah sampai kepuncaknya, sungguh pemandangan yang menakjubkan.

bersambung : Malinghe canyon - "Beautiful Scar of the Earth"


Tuesday, December 20, 2011

FengHuang - " One of The Two Most Beautiful Towns in the whole China"





Pagi masih berkabut waktu kami meninggalkan kota ZhangJiaJie, sengaja berangkat
sepagi mungkin karena perjalanan lumayan jauh. Diperkirakan menjelang sore baru
akan tiba di FengHuang - sebuah kota kabupaten yang walau masih berada didalam
propinsi Hunan, tapi sudah mendekati perbatasan dengan propinsi GuiZhou.
Kota tua berusia hampir seribu tahun ini dikelilingi pegunungan, didalamnya terdapat
sekitar 300 rumah kayu kuno, 20 jalan kecil serta 10 gang yang beralaskan batu,
kelenteng tua, benteng kota dan town gate, serta rainbow bridge.
Inilah " one of the two most beautiful towns in the whole China" (kota satunya lagi
adalah kota tua ChangTing di propinsi FuJian).

Kata FengHuang rupanya merujuk pada nama burung yang ada dalam mitologi China,
di western disebutnya Phoenix, dikalangan Tionghoa di Indonesia disebut burung Hong.
Dimasa lampau dipercaya ada jenis jantan yang disebut Feng dan betina disebut Huang,
tapi belakangan diyakini FengHuang itu jenisnya betina. Burung ini sering dipasangkan
dengan Naga (yang memiliki konotasi jantan) sebagai metafora Yin-Yang.
Konon pernah datang burung cantik berekor panjang itu, yang warna ekornya merah -
biru - kuning - putih dan hitam, sehingga dinamailah wilayah itu FengHuang.

Setiba dikota FengHuang, kami berjalan kaki menuju bagian kota tua, persis sebelum
memasuki kawasan itu, tampak sebuah patung burung Hong besar yang seakan siap
mau terbang, sayang terbuat dari perunggu sehingga warna ekornya yang warna warni
tidak tampak.
Memasuki kawasan kota kuno, kami menapaki jalan kecil beralaskan pasangan batu
yang sampai licin diinjak begitu banyak orang selama ratusan tahun.
Kiri kanan jalan berjejer rapat rumah kuno terbuat dari kayu yang kini banyak sudah
menjadi toko yang menjual aneka makanan kecil, cindera mata, perhiasan/pernak-
pernik dari silver, baju2 buatan tangan dll.
Uniknya banyak rumah bagian atapnya berbentuk segitiga/nok, dengan ujungnya
berbentuk kepala burung Hong atau Naga.

Sekian lama menelusuri jalan sambil sesekali mampir ke toko sampailah kami ke
dinding tembok kota yang kabarnya panjangnya sampai dua kilometer.
Benteng kota itu tingginya 5,7 meter dan tebal nya pun tidak tanggung-tanggung
sampai 3,7 meter.
Rupanya dijaman dulu penduduk asli wilayah ini yaitu etnis Miao sering berontak,
sehingga dibuatlah Great Wall itu oleh pemerintah dynasti Ming.
Sekitar tahun 1800-an suku Miao ditindas dan dibantai sehingga berserak sampai
masuk ke wilayah South East Asia - disana dikenal sebagai suku Hmong.
Tetapi kini di FengHuang suku Miao hidup damai dengan suku Han, dan masih
menjadi penduduk terbanyak diwilayah ini.
Memang terlihat banyak wanita tua suku Miao yang berpakaian warna biru dengan
dengan tutup kepala yang atraktif sekali mirip gentong.

Begitu kami melintasi gerbang sebuah tembok kota, tampaklah sungai TouJiang
yang tidak begitu lebar, tapi pemandangan kedepan sangat menarik.
Tampak deretan rumah kuno dari kayu yang bertingkat , bersusun-susun sepanjang
tepian sungai. Uniknya lagi ada jembatan untuk menyebrang, tapi terbuat dari
tonggak2 batu, mudah sih menyebranginya tapi salah langkah bisa kecebur.
Sungai yang membelah kota kuno ini menjadi urat nadi kehidupan kota, terlihat
masih ada penduduk yang mencuci pakaian disitu, menjaring ikan, dan mendayung
perahu membawa turis menikmati suasana.

Di kota tua inilah terjadi harmony antara manusia - pegunungan - air dan kota,
ditambah begitu warna warninya kebudayaan dan adat istiadat setempat, sehingga
FengHuang dijuluki The Chinese Most Beautiful Town, alasannya :
1. one of the top ten tourism destination
2. national best liveable county
3. chinese green county
4. 4-A grade scenic spot
5. one of the most favored tourism counties in china.

Menjelang sore, kami menuju keluar kawasan kuno itu dengan perlahan-lahan,
menelusuri jalan beralas batu hampar kuno yang sudah licin diasah sepatu orang
yang lalu lalang, sempat di gerbang kota kuno yang lain kami lihat ada sekelompok
anak muda dengan busana keren masa kini asyik berkaraoke dan bergaya.

Manusianya boleh berubah tapi kota tua tetap setia dengan keasliannya.

Friday, December 16, 2011

Kisah membuat Makanan Terlezat No:1 Di Dunia - Rerie Arimia Marda

Rating:★★★★
Category:Other


RENDANG

Apaan tuh Rendang…… ?, itu loh daging yang di masak lama pake santen dan pedes, pastinya bisa di temuin di RM Padang manapun di dunia ini termasuk di semua rumahnya orang Minang… ^^, kalaupun menurut Wikipedia, Rendang adalah:

Rendang is a dish which originated from the Minangkabau ethnic group of Indonesia,[1] and is now commonly served across the country.[2] One of the characteristic foods of Minangkabau culture, it is served at ceremonial occasions and to honour guests.[3] Also popular in Malaysia, Singapore, Brunei, the southern Philippines and southern Thailand, rendang is traditionally prepared by the Malay community during festive occasions. Though rendang is sometimes described as being like a curry, and the name is sometimes applied to curried meat dishes in Malaysia, authentic rendang is nothing like a curry.[1] In Malay classical literature, rendang is mentioned in Hikayat Amir Hamzah[4] as early as the 1550s.[5]

Rendang is made from beef (or occasionally beef liver, chicken, mutton, water buffalo, duck, or vegetables like jackfruit or cassava) slowly cooked in coconut milk, spices and sometimes kerisik (toasted coconut paste) for several hours until almost all the liquid is gone, allowing the meat to absorb the spicy condiments. The cooking process changes from boiling to frying as the liquid evaporates. The slow cooking process allows the meat to absorb all the spices and to become tender. The spices may include ginger, galangal, turmeric leaf, lemon grass and chillies. Chicken or duck rendang also contains tamarind and is usually not cooked for as long as beef rendang

There are two kinds of rendang: dried and wet. Dried rendang can be kept for three to four months, and it is for ceremonial occasions or to honour guests. Wet rendang, also known as kalio, can be found in Minangkabau restaurants, and without refrigeration, it should be consumed within a month.[3]

Rendang is often served with rice, ketupat (Indonesian compressed rice cake), and lemang (glutinous rice barbecued in bamboo tubes) in Indonesia.



Rendang kalau buat saya, dulu…dulu loh… potongan daging kaya semur tapi pedes, itu doang dan biasanya di buat kalau mau Lebaran atau ada acara hajatan.

Rendang yang di buat di keluarga saya masih rendang basah yang masih berkuah, maklum karena kita keluarga jawa yang ngga terlalu spesifik dengan bumbu dan kekentalan, yang penting enak bisa di makan…hehehehe.

Bertemu rendang lagi karena sekarang ini menu wajib di keluarga. Suatu keharusan buat saya untuk bisa membuat rendang kalau ngga mau di PHK jadi mantu ..wkwkwwkkwkw…

Pertama - tama saya pikir halah cetek’lah bikin rendang karena udah terbiasa buat kalau Lebaran, ternyata saudara – saudara, rendang yang asli resep mertuaku ini ribeeeeet banget… jeeeeemmmber kalau orang Betawi bilang.



Dari mulai berbagai bumbu yang masuk, jumlah komposisi bahan…waaalaaaaah…tuluuung, lieur kieu euy… dari mulai berbagai dedaunan, salam , sereh, daun kunyit, dun jeruk, jahe, laos, kunyit, merica, kemiri, pala, cengkeh, kapulaga, adas, kayu manis… wuuuuuuuaaaaaa semua ada. Ini mah kaya mindahin isi tempat bumbu ke wajan…. Kelapa tua , perlu 3 butir, di ambil yang kentalnya, baru yang encernya berikut air kelapanya. Hehehehe ngga kebayang.

Percobaan pertama dengan Supervisornya Kakak Ipar alias Ante, cukup daging setengah kilo saja…, pertama mengaduk..senang – senang, hehehe tapi kok lama – lama jadi pegel ya… dah dua jam nih ngaduk, ini kapan kentelnya, aduuuuuh ngaduk terus… eh ada suara ketok – ketok pintu depan ngobroll deh sama si tamu …..Daaah... apinya lupa di kecilin lagiiii…. lah balik – balik ..gosong….. yahhh terpaksa hari ini menunya rendang bakar.

Si Ayah pas makan cuma nyengir mangut – mangut, ya ngga apa – apa lah, namanya juga pertama masak, maaf ya kalau gagal. Yang penting rendangnya enak walaupun item gosong , rasanya dah pas, pedasnya cukup dan di masak dengan semangat dan cintaaaaah…aiiih. Untuk pembuatan berikutnya rendangnya mulai di campur dengan berbagai tambahan seperti kacang merah, kentang kecil…kentang bukit tinggi loh, potongan singkong goreng kecil – kecil, sampai rebusan telur… di campur hati sapi juga cakepwuiiiih pokok’e seruuuuuu. Termasuk juga orderan khusus rendang kancing lepis…wkwkwkkwkwk.

Seterusnya..sampai kesekian kalinya akhirnya lancar, Alhamdulillah, bahkan sangat lancar, karena seiringnya acara icip – icip rendang daging buatan Ibu Afdal ini, akhirnya setiap Lebaran buka lapak..rekor pada Lebaran 2008, bikin rendang sendiri 11 Kg dalam 2 hari. Alhamdulillah banget dong, walaupun pake plus tukang pijit, koyo cabe, cap kaki tiga, tolak angin, orange water dan kaos kaki. Ternyata umur memang ngga bisa bohong…wkwkwkwkwkwkw….

Saking seringnya bikin rendang untuk urusan bumbu, ngga perlu nakar lagi…. (gaya banget ya) kesannya udah nempel di memori kepala, berapa perbandingannya, udah alami saja… maen cemplung, dan kadang – kadang tergantung mood.

Selain rendang masakan yang pasti sangat nempel di kepala adalah sambal lado hijau , balado jariang, balado campur, gulai Udang besar dengan kacang panjang, Toco si masakan anak Daro, Gulai putih, Sop Padang dan masakan Minang lainnya. Satu yang sampai saat ini saya belum berani membuatnya, Gulai Itiak Lado Hijau... masakan keramat boooo ( boooonya, sambil menirukan logat Novita Angie di Cosmopolitan FM).

Gulai Itiak Lado Hijau di keluarga suami memang sangat terkenal, bisa jadi KEPALA JAMBA kalau di hidangkan, rendangnya musti ngalah dulu… di tambah lagi karena salah satu Etek”, tante suami memang bersuamikan orang Koto Gadang, nagari Suhu para pemasak Gulai Itik. Masakan paling ribet yang pernah saya lihat, bebeknya harus di bakar dulu lalu di gantung di angin – anginkan. Baru bisa di masak, belum bumbu – bumbunya yang amboiiiiiii baaaaaanyaaaaaak booo (lagi bonya biar semangat), mahal di ongkos banget. Dengan bebek satu ekor, bawang merah yang di perlukan 250 gr, bawang putih 100 gr, di tambah cabai hijau ½ kg dan bumbu daun semuanya…….. hijau royo – royo…. Tapi hasil yang di dapat memang luar biasa, super maknyus…. Yaitu seperti biasa mertua lewat pasti di cuekin kalau makan ini, sampe rebutan untuk mendapatkan bagian – bagian bebek yang paling sip.

Balik lagi ke rendang ( Oke Mr. Rendang, you ngga usah sedih gitu, you always be my signature babe…. Ngga usah ”sampik kalang” karena kalah urusan ama si bebek).

Semakin banyaknya rendang rumahan yang marak di pasaran, hati kecil saya juga sudah berkeinginan, bagaimana ya menyalurkan ide saya ini, karena saya pikir ini komoditi bagus untuk di pasarkan dan jelas mengusung budaya kita sendiri. Sedangkan saya hanya punya waktu yang terbatas , karena otomatis semua orderan saya hanya bisa buat di hari libur saya saja. Biarpun emak – emak gini saya kan masih punya angonan jelas di kantor yang tidak bisa saya abaikan, prospeknya jelas dan merupakan saran untuk memantain network saya hehehehehe…

Ternyata nasib baik memang datang pada saat yang tidak di duga, saya musti berterima kasih banyak pada Mas Mark Zukerberg atas idenya membuat FB, sehingga saya akhirnya terhubung kembali dengan salah satu bos saya sekarang, Juragan Nenden Rospiani dan suaminya, Uda Amril. Halooo Bosss…. ^^

Kenapa juga saya mau mengsusung Restu Mande, alasan utamanya adalah semua perizinan sudah lengkap mulai dari Sertifikat Halal, Izin DinKes, Uji Kadaluarsa, Uji Nilai Gizi … Apalagi di tunjang dengan kemasan yang “eye catching” dengan 3 bahasa pula. Kalau soal rasa buat saya tentu Oke, karena kalau ngga Oke, saya ngga mungkin mau memasarkannya, paur isin. Namun saya juga tidak akan memaksakan selera, karena kalau soal selera kembali ke individu masing – masing.

Akhirnya pada pertengahan Oktober 2011, saya mengusung Rendang Restu Mande sebagai Main Signature saya untuk berbisnis kuliner, hahaha, maaf ya julukan Juragan Medenya saya simpen sebentar saja, toh nanti pasti muncul juga pada saat dan waktu yang tepat. Alhamdulillah ternyata supporting saya untuk memulai bisnis ini paling utama datang dari my beloved only, si Ayah tea…. Harus dong, selain ini makanan nenek moyangnya, masa juga dia mau support lapak yang lain.

Dan ternyata support Ayah ngga main – main, di sela waktunya yang sibuk, masih sempet juga si Ayah ketemu Om William Wongso untuk pengenalan Produk, mendampingi istrinya ini untuk interview di detikfood, sampai ikutan Kumpul JS dan berfoto Ria dengan pak Kepala Suku , Pak Bondan Winarno (untuk kesempatan ini saya sangat berterimakasih kepada Dokter Sindhiarta, sang Gupernur Tangerang dan Capt. Gatot Purwoko, Sochonya Umaku) yang dilalah dalam acara yang sama bisa bertemu dengan Pak Andy Noya dan Bu Palupi ( asli yang ini heboh sekali, TOP deh Bunda). Belum lagi untuk bertemu dengan berbagai kalangan kolega, tidak pernah lupa selalu beramunisi leaflet dan Kartu Nama Rendang Padang Restu Mande… terakhir – terakhir sempat pula bertemu dengan dengan Pak Kuwat Subarja, penggagas Kuliner University, terimakasih ya Pak Rully, Telaga Seafood atas undangannya.

Tidak pernah menyangka, berkenalan dengan rendang membuat saya jadi “terjerumus enak” akan bisnis ini, atau karena saya dan Boss Rospiani bernasib sama, di jajah orang Minang…wkwkwkwkwk. Yang pasti dalam dua bulan ini wawasan kuliner semakin bertambah, silaturahmi makain panjang dan Insya Allah ada penambahan pemasukan… (Sssssttttttt, lumayan juga buat nambah – nambah beli KS hihihihihi…). Atau karena hoki si ayah juga kali ya…wkwkwkwk…. Bisa jadi kalau bersuamikan orang Menado saya jualannya Klappertaart atau Panada, bersuamikan orang Sunda, saya akan mengembangkan Masakan serba Pepes, atau punya suami orang Palembang jualannya Mpek – Mpek….

Mungkin kata orang , cita-cita saya terlalu muluk – muluk, padahal saya hanya ingin RENDANG sebagai kuliner asli dari Indonesia, bisa juga mendunia.. jangan salah loh, Pak William Wongso saja sudah memulainya dengan membuat Rendang dari Wagyu dan di nikmati dengan Wine. Bahkan beliau menyajikannya dengan Roti Prancis. Sayang bila kuliner asli negeri ini tidak dilestarikan, saya khawatir dalam puluhan tahun ke depan, banyak orang yang tidak mengenal makanan asli negerinya karena di bombardir makanan dari luar. Tidak ada salahnya memang mencoba makanan dari negeri orang, hanya sangat di sayangkan bila kita tidak bisa merasakan nikmatnya makanan dari tanah sendiri yang tidak kalah eksotisnya dengan makanan dari manca negara.

(Pengen tahu juga dong kalau Gordon Ramsay, Jamie Oliver, Claus Meyer ataupun Curtis Stone masak Rendang..hehehe... pasti seru..... mimpiiiiiiiii ngga siiiih kalau nanti rendang masuk di menunya French Laundry atau Noma...wkwkwkwkwkw ....)



In 2011 an online poll by 35,000 people held by CNN International chose Rendang as the number one dish of their 'World’s 50 Most Delicious Foods' list.[6]

dikutip dari :
http://www.facebook.com/notes/rerie-arimia-marda/rendang/#!/notes/rerie-arimia-marda/rendang/10150535215289104

Randang Padang Restu Mande
www.restumande.com
021-5379461

Rerie Arimia Marda


Thursday, December 15, 2011

King Dragon Cave - GuiZhou




Disisi kiri adalah danau, dimana sebelumnya kami naik perahu dayung memasuki gua yang cukup panjang dan sempit. Disisi kanan tampak air terjun yang walau tidak terlalu besar tapi unik karena kalau dilihat dari posisi hilir - seakan mulut naga yang menganga lebar.

Foto satunya : di ZhangJiaJie - Three Sisters, pilar batu tinggi besar seakan tiga orang berjalan beriringan

Tuesday, December 13, 2011

Jokes : Cough Syrup.


-------------------------
Cough Syrup
-------------------------

The owner of a drug store walks in to find a guy leaning heavily against the wall.

The owner asks the clerk, "What's wrong with that guy over there by the wall?"

The clerk says,
"Well, he came in here this morning to get something for his cough. 
I couldn't find the cough syrup, so I gave him an entire bottle of laxative." 

The owner says, "You idiot! You can't treat a cough with laxatives!" 

The clerk says, "Oh yeah? Look at him, he's afraid to cough!"