http://jalanjalan.multiply.com/
Welcome Jan 20, 2006
This group is for fellow indonesians all over the world, but other nationalities are welcome as well.
Mo kunjungi tempat baru ? Perlu informasi ? Di sini temanz bisa sharing dapatkan info & pengalaman tamasya keliling dunia , sharing & ngeliat foto tempat2 cantik dan.... nambah teman baru, kalo mau :). Info umumnya dalam bahasa Indonesia.
Photo & cerita yg ditampilkan di halaman depan utk non member hanya sebagian kecil dari photo dan cerita yang ada. Penasaran ? Silakan bergabung !
Friday, July 18, 2008
Agustinus Wibowo - petualang sejati.
http://avgustin.net/profile.php
http://www.kompas.com/travel/petualang
My name is Agustinus Wibowo, 25 years old male from Indonesia, and proudly holding the green passport of the Republic of Indonesia. I love traveling and just started learning photography, thus I need much improvement to produce better pictures. And I am still learning.
At this moment, I am in the middle of my traveling around the world. It was started on July 31, 2005 from the Beijing Railway Station (China), this overland journey took all kinds of overland methods of transport, from buses and trains, until donkeys and horses. The countries that I have passed are: China, Nepal, India, Pakistan, Afghanistan, Iran, Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, and Turkmenistan. At this moment I am in Afghanistan, working to gather more money to continue the next leg of the journey. The next countries I would visit are Iran, Azerbaijan, and Armenia. I am trying to update this blog often and you can review it on journey menu of this website.
http://www.kompas.com/travel/petualang
My name is Agustinus Wibowo, 25 years old male from Indonesia, and proudly holding the green passport of the Republic of Indonesia. I love traveling and just started learning photography, thus I need much improvement to produce better pictures. And I am still learning.
At this moment, I am in the middle of my traveling around the world. It was started on July 31, 2005 from the Beijing Railway Station (China), this overland journey took all kinds of overland methods of transport, from buses and trains, until donkeys and horses. The countries that I have passed are: China, Nepal, India, Pakistan, Afghanistan, Iran, Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, and Turkmenistan. At this moment I am in Afghanistan, working to gather more money to continue the next leg of the journey. The next countries I would visit are Iran, Azerbaijan, and Armenia. I am trying to update this blog often and you can review it on journey menu of this website.
Wednesday, July 16, 2008
Foto pilihan - tebakan iseng2 tidak berhadiah.
Tuesday, July 15, 2008
The Naked Traveler yang super Nekad.

Rating: | ★★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Travel |
Author: | Trinity |
menampilkan seorang Backpacker perempuan bernama Trinity, dia
rupanya pengarang buku The Naked Traveler.
Samar-samar saya teringat kalau itu buku yang sempat di-banned
karena "ke-naked-annya".
Maka saya jadi menyimak, dan diakhir acara Trinity menyebut alamat
e-mailnya, saya langsung e-mail dia dan dikasih alamat blognya:
http://naked-traveler.blogspot.com
Trinity bilang kalau bukunya sudah lepas banned sejak Januari 2008,
setelah ada beberapa cerita dalam bukunya yang di-cut.
"Promosi" gratis dan heboh itu rupanya mendongkrak penjualan,
dalam bukunya saya baca tertera kalau itu cetakan ke lima,
diterbitkan pertama kali Juni 2007.
Di bagian bawah cover depan buku yang berwarna biru - sederhana
tapi eye catching, ada tulisan:
"memikat. Ada kejujuran dalam mengungkapkan apa yang dirasakan,
tidak hanya yang dilihat " - Bondan Winarno, ketua milis wisata boga
Jalansutra, pembawa acara Wisata Kuliner Trans TV.
Saya tanya lagi ke Trinity, apakah dia anggota milis Jalansutra
karena kenal dengan pak Bondan, dijawab :
Sebenernya saya juga nggak kenal pak Bondan secara langsung.
Waktu blog saya mau dibukuin dan saya sedang cari endorser,
saya memang niat banget supaya pak Bondan mau meng-endorse
saya, karena dia adalah penulis favorit saya.
Seandainya saya bisa ketemu langsung dengan beliau, karena
selama ini hanya hubungan via email atau chat.
Saya lihat di blog bapak, bapak kenal beliau ya ?
Salam ya dari Trinity, saya pengen banget ketemu dia :)
Membaca bukunya saya mendapati betul kalau dia bercerita
dengan gaya apa adanya, boleh dikata tanpa tedeng aling-aling.
Tentu ini membuat seru apalagi kisahnya itu sekitar kegiatan
backpacker-an yang pastilah banyak sekali suka dukanya.
Boleh dikata Trinity tidak bercerita banyak tentang obyek wisata,
hampir semua ceritanya berkisar tentang hal-hal yang dialaminya
dalam persiapan dan perjalanannya - tapi justru disitulah
kekuatan ceritanya - seru sekali. Tidak terasa dalam sehari saja
buku setebal 279 halaman yang dibandrol seharga Rp.38.500,-
itu habis terbaca.
Tulisannya pendek-pendek sehingga ada 68 buah cerita, begitu
bervariasi dan asyik sekali dibacanya sehingga terasa sayang
untuk cepat-cepat meletakkan buku itu.
Entah beberapa kali saya tergelak sendirian, antara lain saat
Trinity bercerita tentang Cabin Crew - Pramugari Singapore
Airlines saking langsing-langsing ukuran pinggangnya mungkin
hanya selebar paha saya katanya.
Terus, pramugaranyanya cakep-cakep kayak penyanyi F4,
tapi dia penasaran dengan pramugara Royal Brunai, soalnya
paling cakep pun mukenye kayak B'Jah !
Trinity juga backpacker super nekad, bukan saja siap tidur
dimanapun, termasuk tidur di kursi maupun karpet airport,
juga nekad mulai dari pinjam kartu kredit orang yang ketemu
di airport agar temannya bisa masuk ke lounge bandara,
sampai berani tidur cewek sendirian bersama empat cowok
di hostel Auckland Central Backpackers.
Puncak kenekadannya adalah maksa masuk ke hutan angker
di pulau kecil dekat Sumbawa, padahal sudah dilarang keras
oleh penduduk setempat.
Niatnya keras ingin melihat air terjun dalam hutan itu , setelah
ketemu seorang kakek berambut putih yang menyarankan
dia tetap pergi, dengan dua temannya dia memasuki hutan.
Ternyata ada mahluk hitam menghadang, sehingga mereka
lintang pukang, dan kembali sambil merasa ada orang men-
colek2 dan me-manggil2 namanya, untung mereka tidak
menoleh dan dengan ketakutan jalan terus.
Menjelang gelap mereka tiba di kampung lagi, penduduk
sudah menanti mereka dengan cemas, karena sebenarnya
tidak ada satupun penduduk berani masuk ke hutan bekas
kerajaan Mataram yang sudah tenggelam itu.
Dijelaskan pula didalam hutan penuh hantu itu kalau ada
yang menoleh saat dipanggil namanya maka dia akan diajak
masuk ke kerajaan hantu dan tidak akan kembali lagi.
Trinity bilang dia berani karena tadinya ada kakek berambut
putih yang bilang boleh kesana, pak Lurah menjawab bahwa
didesa itu tidak ada kakek-kakek, karena dia yang paling tua
disitu dan juga disitu tidak ada yang berambut panjang putih.
Lha kalau gitu kakek berambut putih tadi itu siapa- Hiiiii !!
Backpacker jagoan ini telah mengunjungi 36 negara dan
hampir seluruh propinsi di Indonesia, beberapa hari yang
lalu dia kirim email lagi :
saya lagi di olympos setelah dari cappadocia.
bagus dan aneh tempatnya. besok mau cruise naek kapal 4 hari
di mediteranean sampe ke kota fethiye/ duh bingung ngetiknya,
abis keyboard di warnet sini pake bahasa turki-=
Saturday, July 12, 2008
Pondok Kemangi : Nikmatnya terbayang berhari-hari.
Daripada bingung kalau mau cari makan enak apa diseputaran
BSD Serpong, maka paling aman nyontek Wisata Kuliner saja.
Sabtu yang lalu berdua dengan istri, kami ke Soto Betawi bang
Mamat yang pernah dikunjungi pak Bondan, tempatnya "rungsep"
sempit dan panas, tapi hebatnya selalu dijejali pembeli.
Untunglah nanti tidak perlu ber-sempit2 lagi, ada pengumuman
bang Mamat sudah buka cabang di Boulevard Gading Serpong,
lokasinya persis disebelah BII jadi mudah dicari.
Sabtu ini, kami ingin mencoba restoran lain yang juga pernah
masuk Wisata Kuliner, kali ini Restoran Pondok Kemangi yang
mempunyai semboyan : Nikmatnya terbayang berhari-hari.
Kabarnya kini menempati lokasi barunya yang parkirnya leluasa,
dilokasi lama selama ini terlihat selalu dipenuhi mobil yang bisa
membuat calon pengunjung batal mampir.
Perjalanan dari Tangerang mengarah ke Serpong siang tadi cukup
lancar, setelah melewati Villa Melati Mas kami mulai mengamati
sebrang jalan karena lokasi barunya itu disebrang jalan.
Tak lama terlihat bangunan resto itu, persis setelah showroom Isuzu
dan ternyata kami harus berputar arah cukup jauh di BSD Junction.
Saat memasuki halaman parkir yang luas, tampak sudah dipenuhi
mobil2, untunglah persis sekali ada mobil yang mundur mau keluar.
Memasuki bangunan utama resto yang ber-AC sudah diduga kalau
hampir semua meja ada orangnya, untunglah masih dapat duduk.
Sebenarnya bisa duduk di bagian belakang, disana ada hall besar
dengan atap tinggi tapi tidak ber-AC atau lesehan di deretan saung
yang letaknya lebih tinggi dari hall besar yang dikelilingi kolam itu.
Saat memilih menu, tidak mau pusing-pusing, pokoknya pilih yang
sama dengan yang pak Bondan pesan dulu yaitu Ceriping/Scallop -
kami pilih yang saus Tirem ( 23.000,-), Cumi Asin Sambal Pete -
terpaksa minus Pete karena itu musuh besar istri saya (11.000,-),
Genjer Belacan (11.000,-) dan Udang Pancet Sambal Bali (25.000,-).
Hampir 20 menit makanan baru disajikan, bisa dimaklumi agak
lama gitu karena saat itu restoran begitu penuh, saya perkirakan
ada sekitar seratus orang tamu saat itu.
Ceriping saus tirem nya, kalau pake istilah pak Bondan terasa
"kenyil2" legit enak, kata istri saya saus tiremnya istimewa, kalau
ditempat lain suka ecek-ecek encer gitu, disini begitu kental dan
sedap sekali.
Genjer Belacan-nya juga enak, hanya genjernya agak ke-tua-an.
Udang Pancet Sambal Bali juga enak, dan yang jadi juaranya adalah
Cumi Asin Sambal(minus Pete)nya - cumi asal Medan ini begitu
garing kriuk2 ditengah sambal yang sedap pedas bikin keringatan.
Karena pesanan kami serba pedas, walau tersedia begitu beraneka
sambal (sambal Cobek-Ikan-Goreng-Manado-Mangga-DabuDabu-
Padang) istri saya cuma ambil Sambal Mangga nya saja.
Istri saya bilang, porsi makanannya pas untuk ukuran kami
berdua, masakannya memang "berasa", dan suatu waktu kami
akan kembali lagi, pada malam hari dan ingin duduknya di saung
belakang yang dikelilingi kolam.
Suasana malam hari di saung yang dikelilingi kolam itu mestinya
asyik seperti suasana makan malam di Kedai Nyonya Rumah
di Jalan Naripan Bandung yang juga selalu ramai pengunjung.
Restoran Pondok Kemangi.
Jl. Raya Serpong Kav. 201.
Sektor VI No: 7. (Sebelah Isuzu)
BSD - Tangerang.
Telp: (021) 537 9226 - 537 9042.
Friday, July 11, 2008
Membuat slide show automatis di Multiply.
Berawal melihat :
http://fl4m454.multiply.com/photos/album/33/Stasiun_kereta_tangerang
Ternyata bukan saja jepretan kameranya bagus sekali, juga ada slide-
show automatis yang asyik sekali.
Saya menanyakan ke bu Caca bagaimana cara membuat slide show
automatis seperti itu, dijawab ikuti step2 dibawah ini:
1. pilih album foto yang ingin dibuat slide show automatis itu.
2. dibagian bawah gambar2 cari : Share - di klik.
3. muncul Embed Album, isinya di klik kiri lalu di klik kanan dan copy.
4. balik kembali ke album foto semula, lalu klik : Edit.
5. didalam kotak Description, pada bagian paling bawah - hasil copy tadi
di paste disana.
6. klik Save Changes - selesai, kini lihat album foto itu - maka foto2 akan
muncul bergantian secara otomatis.
Contoh bisa dilihat di :
http://smulya.multiply.com/photos/album/229/
Selamat mencoba, terima kasih kepada bu Caca atas informasinya.
http://fl4m454.multiply.com/photos/album/33/Stasiun_kereta_tangerang
Ternyata bukan saja jepretan kameranya bagus sekali, juga ada slide-
show automatis yang asyik sekali.
Saya menanyakan ke bu Caca bagaimana cara membuat slide show
automatis seperti itu, dijawab ikuti step2 dibawah ini:
1. pilih album foto yang ingin dibuat slide show automatis itu.
2. dibagian bawah gambar2 cari : Share - di klik.
3. muncul Embed Album, isinya di klik kiri lalu di klik kanan dan copy.
4. balik kembali ke album foto semula, lalu klik : Edit.
5. didalam kotak Description, pada bagian paling bawah - hasil copy tadi
di paste disana.
6. klik Save Changes - selesai, kini lihat album foto itu - maka foto2 akan
muncul bergantian secara otomatis.
Contoh bisa dilihat di :
http://smulya.multiply.com/photos/album/229/
Selamat mencoba, terima kasih kepada bu Caca atas informasinya.
Tuesday, July 1, 2008
The Town that Time Forgot - Takayama.
Perjalanan kami membelah pulau Honshu dari timur kebarat, berawal
dari Osaka yang terletak di pantai timur, menembus pegunungan tinggi
bersalju dari Japan Alps, untuk akhirnya tiba di kota Kanazawa yang
berada ditepi Laut Jepang.
Jumat pagi 4 April 2008 perjalanan dilanjutkan, kini start dari Kanazawa
kembali menyebrangi Japan Alps, untuk nanti akhirnya mencapai Tokyo
yang berada di pantai timur Honshu.
Dipelukan Japan Alps itu terdapat Takayama - sebuah kota tua kecil,
dengan penduduk hanya 60 ribu orang. Lokasinya yang begitu terpencil,
ditambah sepanjang winter terbenam salju tebal, menjadikannya luput
dari gelombang modernisasi yang menyapu Jepang.
Bangunan, budaya dan tradisi masa lampau masih terjaga keasliannya
sehingga saat menelusuri kota tuanya para turis akan merasa seolah
berada pada Jaman Edo (1600-1868).
Perjalanan menuju Takayama menelusuri lereng-lereng pegunungan
tinggi bersalju, tapi asyiknya tidak bikin mabuk karena boleh dikata
jalan bus kami "lurus" saja, tidak banyak ber-belok2 seperti di Puncak.
Ini karena jalan mulus itu kalau tidak melalui jalan layang maka nerobos
tunnel-tunnel yang rasanya tidak habis2nya entah berapa puluh buah.
Maka kami bisa menikmati pemandangan diluar jendela dengan santai,
melihat salju menutupi puncak dan lereng gunung sampai ke tepi jalan,
serta jurang-jurang dan sungai terisi air kehijauan - cantik sekali.
Setiba di Sannomachi, bagian paling antik dari Old Town Takayama,
kami turun dari bus, lalu berjalan kaki menelusuri jalan kecil yang
dipagari deretan rumah kayu tua tanpa halaman.
Kampung kuno itu dipenuhi rumah-rumah tua yang kini menjadi toko-
toko yang menjual barang2 tradisional atau souvenir, ada warung kopi
sampai rumah pembuat sake yang unik ditandai dengan sebuah drum
besar dari kayu cedar tergantung diatas pintu masuk.
Semua merasa senang, bisa masuk dan melihat isi rumah tradisional
Jepang yang selama ini lihatnya di film2 saja.
Sebenarnya dengan membayar 6000 Yen bisa nyantai naik Rickshaw
yang ditarik orang, keliling2 kampung selama 30 menit.
Tapi ternyata tidak ada teman kami yang mau mencobanya, maklum
saja - masa naik beca doang bayarnya sampai 600 ribu rupiah.
Kemudian kami menuju Takayama Matsumi Museum, yang berada
diluar kota Takayama, komplek Cultural Resort of Tradition ini besar
sekali, lapangan parkirnya bisa menampung 60 bus dan 1000 mobil.
Selain restoran besar, disitu ada berbagai museum seperti museum
Tea Ceremony, sampai ruang penyimpanan Yatai /Kendaraan Hias
yang menakjubkan karena dibuat dengan melubangi sebuah bukit.
Konon sengaja Yatai disimpan disitu agar awet, karena temperatur
didalam gua relatif stabil ketimbang diluar yang bisa dingin sekali.
Setelah makan siang, kami diajak melewati semacam tunnel yang
pendek saja, mengarah ke perut bukit dan sampailah kami diruang
bawah tanah yang luas dengan atapnya yang tinggi.
Disitulah disimpan berbagai kendaraan hias aneka bentuk yang
menakjubkan, dengan tinggi sekitar 10 meter, penuh ukiran warna
warni yang cantik sekali. Kendaraan beroda itu dibawa berkeliling
kota saat festival spring dan autumn, saat itu jumlah penduduk kota
bisa mendadak menjadi empat kali lipat.
Didalam ruang besar itu, juga terdapat berbagai benda unik, mulai
dari boneka2 kayu yang bisa di-gerak2an dengan menarik tali,
tambur ber-diameter 2,67 meter yang disebut The World Largest
Japanese Drum, sampai The Biggest Portable Shrine of Japan yang
cantik sekali berwarna keemasan.
Sore hari kami meninggalkan Takayama, saat didalam bus menuju
kota Matsumoto, Elly - local guide kami yang selalu ceria dan lucu,
cerita bahwa dua minggu lagi koridor es Tateyama akan dibuka.
Saat itu pengunjung akan bisa melewati jalan yang kiri kanannya
ada dinding salju setinggi 20 meter yang begitu spektakuler.
Sayang sekali kami tidak berkesempatan melihatnya, karena
waktunya tidak pas, kami datang ke Jepang ini tujuannya melihat
Sakura berbunga - yang sudah rontok di akhir April.
Mendadak terlihat dari dalam bus - ada monyet berjalan di salju,
Elly cerita lagi bahwa monyet disini unik, tahan dingin dan tidak
tidur (hibernasi) disaat winter.
Malah suka ikutan mandi di Onsen pria (kolam air panas alami -
kalau mandi disitu harus bugil) yang banyak terdapat disitu.
Cuma monyetnya jadi pada heran kata Elly lagi, karena teman-
teman mandinya itu koq ekornya salah posisi - ada didepan !.
Subscribe to:
Posts (Atom)