Tuesday, November 29, 2011
Jokes : Dokter Baru
Di sebuah desa yang terpencil tinggal sepasang suami istri yang hidup dari bertani.
Suatu saat, sang istri menderita sakit keras.
Berhari-hari sang suami tercinta berusaha mencarikan obat demi kesembuhan
sang istri namun sang istri tak juga sembuh.
Dari tetangga rumah, si suami mendengar kabar bahwa di desa sebelah ada
seorang dokter muda yang baru datang dari kota.
Maka tak menunggu lebih lama lagi, ia pun pergi ke desa sebelah untuk
meminta tolong pada dokter tersebut.
Sesampainya disana, ternyata sang dokter masih sibuk melayani pasien-pasiennya.
Baru setelah agak sore si dokter bisa ikut pergi untuk memeriksa istri si pak tani.
Sesampainya di rumah pak tani,dokter muda itu langsung bertanya pada pak tani,
"Mana istri Anda yang sakit"?
"Di kamar", jawab pak tani.
"Oke, saya akan memeriksa istri Bapak.
Tolong jangan diganggu selama saya bekerja", kata dokter itu.
Dokter itu kemudian masuk ke kamar dan menutup pintunya.
Lima menit kemudian si dokter keluar sambil bertanya, "Ada obeng?"
"Buat apa dokter?", tanya pak tani.
"Nanti saja saya jelaskan. Cepat carikan obeng", kata si dokter.
Pak tani segera mencarikan obeng dan memberikannya pada si dokter.
Lima menit kemudian si dokter keluar lagi dengan badan bersimbah peluh
dan bertanya, "Punya tang?"
Dengan kebingungan pak tani pun mencari tang dan menyerahkannya pada si dokter.
Tak lama kemudian si dokter keluar lagi tanpa mengenakan baju dan wajahnya
nampak kusut sekali.
Si dokter bertanya, "Punya Gergaji?"
Karena tak mampu lagi menahan keheranannya, pak tani pun berteriak,
"Dokter apakan istri saya?"
Dengan napas terengah-engah dokter menjawab,
"belum saya apa-apakan, tas saya tidak bisa dibuka"....
Serba Serbi Tour ZhangJiaJie+Guizhou 2011 di China, bagian ke-6 : "Penampakan" di Hospital
Serba Serbi ke 6 : "Penampakan" di Hospital
Berikut ini penuturan Ibu Ali yang mengantar Tour Leader masuk hospital itu :
Awalnya diterima dokter jaga UGD, trus disuruh CT Scan kebagian Radiologi,
ternyata adanya dilantai tiga dari bangunan hospital yang lumayan megah itu,
tapi ternyata pasien harus naik tangga karena tidak ada lift.
Bu Ali bilang lihat ada pasien yang sampai harus digendong naik kesana.
Hasil CT Scan kemudian dibawa ke lantai enam gedung lain yang untungnya
ada lift, dan astaga - dokter ahlinya bilang ada perdarahan di jaringan otak!.
Karena itu kondisi yang masih akut maka harus CT scan ulang 4 jam lagi,
sementara pasien akan di-infus dan minimal harus rawat inap tiga hari!
Melihat pasiennya ragu2, si dokter dengan sabar dan runtut menjelaskan
bahwa kalau ternyata perdarahan bertambah, harus dioperasi segera,
pokoknya harus bed rest, sama sekali tidak boleh melanjutkan perjalanan.
Si pasien ternyata bergeming tidak mau dirawat, sampai si dokter bilang
"kamu memang punya nyawa berapa biji?".
Akhirnya di-infus saja dulu, tapi si pasien tidak mau masuk ruang perawatan,
maka ibu Ali berjuang untuk mendapatkan ranjang pasien diruangan sebelah
UGD yang sudah penuh orang itu, untung akhirnya dapat juga.
Bu Ali juga berjuang untuk mengurus ini itu, dan banyak kesulitan, misalnya :
nama pasien di komputer susah dicari karena tidak pakai tulisan Mandarin,
obat harus beli sendiri, harus berkeras minta disediakan ranjang buat pasien -
masa orang habis trauma kepala berat di infus sambil duduk katanya.
Rupanya sore itu saat kami mengunjunginya, pasien baru saja mulai di infus.
Michael rupanya punya pendapat lain, dia sejak awal berkeras bahwa usulan
dirawat itu bukan atas indikasi medis tapi urusan cari uang.
Dia meragukan banget kebenaran diagnosa yang ditegakkan dokter disana,
kami juga jadi bingung koq orang sana meragukan dokternya sendiri.
Saya diajaknya mencari dokter rontgen sampai ke lantai tiga sambil membawa
hasil CT-Scan-nya, ketemu dan si dokter menegaskan betul ada perdarahan.
Masih tidak puas, Michael mencari dokter jaga, ternyata pendapatnya sama.
Memang lihat keadaan umum pasien yang lumayan baik maka kalau dibilang
ada perdarahan dalam otak kayaknya sih nggak nyambung .
Kalau ada perdarahan di otak mestinya pasiennya keadaannya lebih berat,
dan saya perhatikan hasil CT scannya kayaknya juga nggak ada yang aneh,
tapi masa sih kita meragukan pendapat sekian dokter ahli disana.
Akhirnya diputuskan pasien tetap disana sampai infus-nya selesai, kami ke
hotel dulu untuk check-in dan nanti membawa hasil CT scan ke hospital lain
untuk second opinion, baru memutuskan sikap berikutnya.
Baru sekitar jam 22.00 bersama Michael, local guide dan istri saya bisa
siap di lobby untuk sama-sama ke hospital yang lain dan tengok yang sakit.
Karena sudah malam, jalan sudah sepi sehingga cukup lama baru mendapat
taksi, eh sudah kemalaman gitu cari hospital lain malah pake nyasar segala.
Saya sudah pasrah, rasanya urusan berat ini bisa sampai pagi baru beres,
padahal sudah lelah, perjalanan seharian itu cukup panjang dan berat.
Mendadak handphone Michael bunyi, rupanya Tour Leader nilpon, ternyata
infusnya sudah habis dan dia sedang bicara dengan dokter jaga.
Maka kami tidak jadi ke hospital lain, segera menyusul ke hospital semula,
ternyata melihat pasiennya sudah seger - si dokter jaga memperbolehkan
pasiennya pulang !
Memang keadaan pasien sudah banyak baik, sakit kepalanya tinggal sedikit
dan dia bukan saja bisa berdiri malah bisa berjalan dengan baik, tidak ada
keluhan lain yang menonjol.
Lega sekali tentunya, tadinya sudah kebayang, kalau memang mesti dirawat,
masa sih tega kami meninggalkannya sendirian di hospital dalam keadaan
perdarahan otak, padahal kami esoknya sudah harus melakukan perjalanan
panjang/jauh lagi selama tiga hari untuk kemudian terbang ke Jakarta.
Karena sekarang sudah kembali berkumpul, perasaan tentu lega tapi tetap
waswas, kalau benar ada perdarahan dan jadi meluas, maka kondisi akan
cepat memburuk, malah bisa terlambat ditangani.
Akhirnya tiga hari kemudian sampailah kami di akhir perjalanan, sepanjang
terbang dari Guiyang - GuangZhou - Jakarta kami semua deg2an khawatir
kondisinya drop.
Tapi walau masih mengeluh ada sakit kepala, dia masih bisa melakukan
aktivitas seperti biasa dan saat mendarat di Jakarta kami semua barulah
bisa bernafas lega sekali.
Malam itu langsung saya buat appointment dengan dokter ahli penyakit saraf
disalah satu RS di Tangerang yang sangat berpengalaman untuk konsultasi
esok paginya.
Esok siangnya Tour Leader menilpon, bahwa sudah diperiksa dengan teliti
oleh dokter ahli syaraf tersebut.
CT scan yang dibuat di China dikeker habis2an, dan dinyatakan sama sekali
tidak ada tanda2 perdarahan, kondisi fisiknya pun dinyatakan baik.
Malah katanya si dokter nantangin, bilang kalo besok mau perjalanan ke China
lagi juga boleh.
Kalo gitu perdarahan di CT scan yang diliat dokter-dokter disana itu rupanya
suatu "penampakan" kaleee - hehe.
Monday, November 28, 2011
Serba Serbi Tour ZhangJiaJie+Guizhou 2011 di China, bagian ke-5 :
Bagian ke Lima : Teriakan demi teriakan diperjalanan.
Setiba di aiport ZhangJiaJie dari GuangZhou, seorang Local Guide menjemput, tapi
kali ini ada seorang lainnya, rupanya National Guide yang datang dari Beijing dan
memperkenalkan dirinya sebagai Michael.
Seperti si local guide, Michael juga tidak bisa berbahasa Inggris, tapi malah bahasa
Indonesia-nya lumayan.
Saya tanya Michael koq tumben dia jauh-jauh datang dari Beijing menemani.
Ternyata itu permintaan khusus dari Tour Leader kami (seorang ibu usia 66 tahun),
untuk menemani rombongan kami (terdiri dari 29 orang) karena hanya tiga orang
yang usianya antara 50-60 tahun, rata-rata 60-70 tahun malah satu Oma usianya
80-an tahun.
Seperti diketahui perjalanan wisata di China lumayan berat, banyak jalan kaki
dan naik turun tangga, di Tian Men Shan malah ada acara naik 999 anak tangga.
Jadi diajaklah Michael untuk jaga-jaga - yang ternyata memang nanti dia berguna.
Dihari ketiga saat menyelesaikan kunjungan ke sebuah museum lukisan pasir,
terdengar teriakan, ternyata seorang ibu terjatuh saat menuruni tangga.
Dia salah lihat dikiranya anak tangga sudah habis padahal masih dua undak lagi.
Akibat ngusruk, jidatnya mencium lantai dan muncullah tanda totol merah kayak
penari India, bedanya ini lebih gede dan makin lama makin "be-telor".
Oleh tour leader dibelikan obat gosok yang aduhai ampuh, cuma dua hari doang
telornya sudah menetas hilang entah kemana - tuntas, sampai2 banyak teman
tergiur promosi yang begitu nyata dan fresh from the oven itu, jadilah semua
ramai-ramai pesan obat gosok mujarab itu.
Selang berapa hari saja, sudah ada teriakan lagi, saat itu sudah mulai gelap di
satu obyek wisata, seorang oma jatuh ditangga lagi, untungnya cuma kaget
doang dan memar sedikit.
Akhirnya sampailah ke puncaknya acara teriak-2an - kali ini terdengar di stasiun
pompa bensin saat toilet stop, dari jauh saya lihat seorang ibu jatuh terlentang.
Rupanya sewaktu keluar dari toilet umum, dia turun bukan menapaki anak tangga
tapi jalan miring yang disemen. Jalan khusus itu sebenarnya disediakan untuk
lewat wheel chair, kebetulan rada licin pula karena habis hujan.
Setelah kami ramai2 dekati, ternyata yang jatuh itu Tour Leader kami !!
Sekian puluh detik dia tak sadarkan diri, akibat benturan keras bagian belakang
kepalanya dengan lantai. Setelah sadar, terlihat lemah, sakit kepala - ternyata
pula ada amnesia/lupa, dia tidak tahu ada kejadian apa sebelumnya.
Sekian lama tidak ada muntah - hanya mengeluh sakit sekali kepalanya.
Semua teman tentu kebingungan, kalau teman perjalanan aja sakit kita bingung,
apalagi ini yang kena celaka adalah pimpinan tour-nya!.
Setelah keadaannya sudah cukup stabil maka perjalanan dilanjutkan karena kota
tujuan masih sangat jauh.
Di pemberhentian berikut yaitu sebuah restoran tempat makan siang, diputuskan
dia dibawa ke Rumah Sakit dikota untuk diperiksa secara teliti termasuk CT Scan.
Maka dengan naik taxi, diantar oleh sopir bus dan ibu Ali yang fasih Mandarin,
tour leader kami itu dibawa ke hospital dikota sedangkan kami melanjutkan acara
perjalanan ke sebuah obyek wisata.
Sorenya setiba di kota tempat menginap malam itu, sebelum menuju hotel kami
mampir di hospital yang ternyata cukup besar, terkesan masih agak baru/modern.
Kami temukan tour leader sedang di infus di ruang dekat UGD yang ramai sekali,
banyak orang yang sudah dan sedang mendapatkan pertolongan pertama, bekas
darah di-mana2, ada pasien yang bonyok habis kecelakaan lalu lintas dll.
Berikut ini penuturan Ibu Ali yang mengantar Tour Leader masuk hospital itu :
bersambung
Jokes : What a man wants
A woman finds Aladdin's magic lamp.
She starts rubbing it and a Genie comes out as usual.
The woman looks at the Genie and she asks him to grant her a wish:
"I want my husband to have only eyes for me,
I want to be the only one in his life,
I want him to sleep always by my side,
I want that when he gets up in the morning i'm the first thing
he grabs and to take me everywhere he goes...."
And whoosh!!!
The Genie turned her into
A BlackBerry...
Sunday, November 27, 2011
Serba Serbi Tour ZhangJiaJie+Guizhou 2011 di China, bagian ke-4 :
Bukan hanya tiket masuk obyek wisata - paspor juga diteliti dg seksama
Bagian Keempat : Nyawa Kedua dikolong kursi sopir.
Asyiknya kalau keluar negeri adalah otomatis dapat bonus, yaitu: nyawa kedua!
Bonus dadakan berupa buku paspor itu tentu sih kecil saja, tapi bawa2nya yang
"berat" karena nggak boleh ketinggalan apalagi hilang.
Hilang paspor berarti hilang nyawa kedua dengan segala penderitaannya, kabarnya
kalau hilang di China maka urus visa pengganti hanya bisa di Shanghai atau Beijing.
Mending kalau hilangnya di Eropa, dimana kita masih bisa keluyuran keberbagai
negara disana, tapi kalau hilang di China sangat mustahil masih bisa gerak.
Karena urusan paspor bukan hanya soal pemeriksaan oleh petugas imigrasi bandara
saat masuk atau keluar wilayah China, tapi di-mana2 paspor ntar2 diminta perlihatkan.
Di bandara misalnya, baru kita memasuki bangunan bandara sudah diperiksa paspor,
terus saat lewat imigrasi, dan juga saat akan boarding, pokoknya baru terasa lega
dan bisa menyimpan paspor lagi setelah berada didalam kabin pesawat.
Selama perjalanan enam hari di propinsi GuiZhou, sejak awal paspor kami diminta
local guide untuk dipegangnya selama sekian hari perjalanan disana itu.
Soalnya bukan saja harus diperlihatkan ke petugas hotel saat check-in ( setiap hari
kami berganti hotel), juga diberbagai lokasi tempat wisata saat local guide membeli
tiket masuk paspor juga diminta, maka untuk praktisnya si local guide pegang terus
saja paspor kami semua, terlalu ribet kalau bentar2 dikumpulkan - dikembalikan.
Terpaksalah kami merelakan nyawa kedua terpisah dari badan, udah gitu ditaruhnya
setumpuk paspor itu dalam kantong plastik yang dengan entengnya ditenteng kesana
kemari oleh si local guide, dan cilakanya pula saat paspor selesai dipergunakan asal
taruh saja dikolong kursi sopir.
Gimana saya nggak paranoid, soalnya bus kan ditinggal saat parkir, penumpangnya
pergi jalan2 dan pak sopir juga nggak nongkrongin bus-nya terus.
Maka terpaksalah sepanjang perjalanan saya jadi nyinyir, entar2 nge-check dan
nanya lagi nanya lagi ke si local guide - paspor mana? hehe.
Karena paspor barang super penting, membawanya tentu harus super hati2 pula,
saya menyimpannya dalam semacam dompet khusus bertali yang dikalungkan dan
masuk didalam baju, kecuali saya disuruh buka baju maka dompet isi paspor itu
tidak akan terlihat.
Setiap tour leader biasanya senewen urusan paspor anak buahnya, kalau ada satu
saja peserta kehilangan paspor maka pasti perjalanan rombongan terganggu.
Maka ada seorang tour leader senior, punya kebiasaan unik, setiap pagi didalam
bus sebelum berangkat meninggalkan hotel selalu teriak mengingatkan:
"Ayo semuanya paspor diRABA - jangan diRASA ada yah !"
Memang berbahaya cuma merasa paspor ada, misalnya mengira ada didalam tas
padahal tau2 malamnya dimasukkan ke safe deposit box dikamar hotel dll, jadi
biar pasti mestinya diraba ada atau tidak.
Dibilang paranoid ? - ah egepe, emang kalo ilang ada yang peduli/bantuin?
Saturday, November 26, 2011
Dua Tangis dan Ribuan Tawa.
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Business & Investing |
Author: | Dahlan Iskan |
Friday, November 25, 2011
Serba Serbi Tour China 2011 : Bagian Ketiga : Seru2an saat rombongan dimasukkan kedalam toko.
Ikut tour di China, pastilah tidak lepas dari diajak berkunjung ke toko/tempat belanja.
Ternyata kalau sudah dijadwal kesana kita tidak bisa lepas dari acara itu, pernah kami
minta untuk tidak usah ke tempat jual obat karena waktu sempit, tapi local guide kami
bilang itu harus, soalnya sudah ada kontrak antara toko tersebut dengan travel disana.
Kalau kita sampai tetap membelot, harus bayar denda.
Si local guide membujuk kita, bahwa kita datang saja, nggak beli juga nggak apa2.
Tidak ada pilihan lain terpaksa setuju, dan mulailah didalam bus si local guide cerita
kehebatan salah satu obat disana yang terbuat dari semacam jamur/kulit pohon.
Diceritakannya bahwa pernah ada pria turis Taiwan bawa pulang bubuk obat itu,
sampai dirumahnya minta istrinya buatkan Mie, trus istrinya lihat bubuk obat itu tapi
suaminya melarang menyentuhnya. Si istri ngambek dan malah menuangkannya
kedalam mie tersebut dan astaga!
Mie itu berdiri semua ! - rupanya itu bubuk obat kuat pria!.
Didalam toko kami digiring kedalam ruang pamer dan mulailah didongengkan aneka
kedahsyatan berbagai bahan obat2an alami, tapi selesai presentasi yang cukup lama
itu, bukan belanja malah teman2 pada ke toilet dan langsung balik ke bus.
Ternyata si manager toko yang tadi kasih penjelasan ikut naik ke bus sambil nenteng
sebungkus dagangannya, tapi tetap saja nggak ada yang mau beli.
Sampai akhirnya kami putuskan beli saja sebungkus, tapi rupanya si manager udah
keburu ngambek, turun dan tidak mau menjual.
Suasana tentu jadi tidak enak, dan kebetulan teman kami ada yang lihat dan denger
sopir bus kami ngegerundel bahwa dia hilang muka karena tidak ada satupun yang
bersedia membeli obat sebagus itu.
Dia sampai beli sendiri obat itu dan bilang bahwa padahal setiap pembelian 100 Y
dia dapat komisi 5 Y.
Mendengar itu sebagian teman naik darah, dan usul ganti aja tuh sopir daripada dia
nyetirnya jadi nggak beres, tapi akhirnya bisa didamaikan oleh tour leader dan saya
perhatikan pula si sopir tetap steady dalam membawa bus jadi aman.
Di kesempatan lain, kami dibawa kedalam sebuah toko batu Giok yang besar, setelah
duduk rapih berkeliling dalam ruang presentasi yang nyaman, masuklah owner toko itu -
seorang wanita keturunan satu negara di Asia Tenggara, keren banget dengan busana
kulit hitam yang mahal, dan sepatunya pun bertaburkan "permata".
Setelah memperkenalkan dirinya, dan rupanya surprise banget begitu tahu kami dari
Indonesia, dia langsung cerita bahwa dia punya kenangan dahsyat tentang Indonesia.
Alkisah 43 tahun lalu orangtuanya dalam perjalanan di Indonesia mendapat kecelakaan,
untung ditolong oleh seorang Satpam dibawa ke RS, telat 5 menit saja ayahnya pasti
sudah mati, tapi ibunya yg sedang hamil tak tertolong, dia sendiri sempat dikeluarkan
dari rahim ibunya dan selamat sampai sekarang.
Sebagian teman terhanyut dengan kisah itu dan entah bagaimana ada yang memulai
menyanyikan lagu tentang Mama, merembeslah air mata di pelupuk mata si owner
dan beberapa ibu dari rombongan kami.
Berikutnya si owner mengumumkan karena itu dia tidak boleh jualan hari ini, malah
akan memberikan hadiah pada kami semua (yang baru boleh dibuka dirumah).
Minuman teh hangat yang nikmat diedarkan, dan dongeng berlanjut, yaitu suaminya
di negara tetangga buka kasino, jadi kapan2 kami kenegara itu akan disambut
dengan hangat, dan kalau kapan2 juga ke kota ini lagi akan ditraktir makan.
Selesai acara diruangan itu kami diajak berpindah masuk ke ruangan tokonya untuk
dia jelaskan bagaimana cara memilih batu Giok yang asli supaya jangan salah pilih.
Setelah penjelasan serta peragaan yang cukup lama juga, si owner bilang karena
dia hari itu sudah bilang tidak boleh jualan, maka dia tawarkan satu batu Giok yang
tertera harganya 680 Y, dia akan kasih hanya dengan harga 50 Y saja dan segera
pula satu ibu menyambarnya dan astaga! - setelah itu semua teman langsung balik
kanan menuju bus.
Entah gimana mimik si owner toko - rasanya sih sudah tujuh rupa maki2 dalam hati.
Rupanya tour di China bisa pilih, apakah tour dengan ketentuan masuk ke beberapa
toko, atau tour tanpa shopping yang biaya tournya jadi lebih mahalan.
Jadi lain kali kalau merancang tour insentif disana, kalau memang tidak ingin ada
acara shopping, harus disampaikan sejak awal, dan biayanya jadi lebih mahal dari
pada tour dengan shopping.
Thursday, November 24, 2011
Serba Serbi Tour ZhangJiaJie+Guizhou 2011 di China, bagian kedua : Keunikan Bus + Jembatan + Toilet
Waktu keluar airport ZhangJiaJie (wilayah yang hanya seukuran kabupaten), kami
surprise sekali karena diantar menuju sebuah bus besar hijau keren bertuliskan VIP.
Bus itu dua lantai, penumpang naik ke lantai atas melalui dua buah tangga sedangkan
koper rombongan kami yang berjumlah 30 orang, leluasa masuk perut bus dilantai dasar.
Serasa naik bus Mercedes saja, padahal setelah ditanya ternyata merk-nya King Long.
Selama perjalanan sekian jauh di propinsi Hunan dan GuiZhou itu, selalu melewati jalan
mulus, bukan hanya highwaynya tapi jalan biasa juga bagus banget.
Saat menelusuri GuiZhou yang wilayah pegunungan, perjalanan juga tetap nyaman,
rupanya daripada bikin jalan muter2, kalo ketemu perut gunung ditembus saja dengan
bikin terowongan yang entah berapa banyak kami lewati, dan kalau ketemunya jurang
dibuatlah begitu banyak jembatan, ada yang tingginya aduhai karena menghubungkan
dua puncak bukit yang tinggi.
Salah satu jembatan yang aduhai adalah Beipanjiang Bridge karena antara 2003-2005
memegang rekor dunia sebagai The World's Highest Bridge .
Kami sengaja kesana, turun diujung jembatan yang panjangnya 388 meter tersebut
dan berjalan menyebranginya, terasa banget kemegahan jembatan setinggi 366 meter
diatas sungai yang mengular jauh dibawah, konon kalau kita jatuhkan batu kesungai -
perlu waktu lebih dari 10 detik baru menyentuh air sungai yang berwarna hijau.
Lebih ajaibnya lagi, ternyata diatas Beipanjiang river ini, terpisah sekitar 50 kilometer
ada dua jembatan tinggi lainnya. Kalau diatas bumi ini diluar China - tidak ada sungai
yang mempunya lebih dari satu jembatan tinggi - Beipanjiang malah punya Tiga !
Dalam perjalanan tentu kebutuhan vital lainnya adalah Toilet, untungnya di China cukup
banyak tersedia toilet, baik di stasiun pompa bensin maupun di tempat2 wisata -
kebanyakan gratis, ada juga yang menarik biaya 1 Yuan/orang - kalau kebetulan tidak
ketemu toilet dimana-mana banyak WC alam hehe.
Sebagian toilet masih tradisional banget, jangankan WC nya ada pintunya malah sekat
antar WC paling tembok setinggi satu meter, sehingga penggunanya bisa ciluk-ba.
Pernah suatu kali saya memasuki toilet umum, saya masuk duluan daripada teman2,
WC-nya berpintu tapi ada seorang pria yang sedang asyik jongkok didalamnya tanpa
menutup pintu.
Saat keluar bangunan toilet itu saya berpapasan dengan teman2, saya pesan nanti
masuk jangan tengok kekiri yah.
Ternyata semua tetap saja tengok kekiri, dan salah seorang teman bilang :
"Gile banget tuh orang - masa dia jongkok sambil sms-an" .
Yang anehnya lagi di suatu tempat wisata, toiletnya bersih banget serta modern,
saking modern-nya sampai kita semua yang menggunakannya ter-bingung2, sebab
disetiap urinoir ada sebuah layar monitor terpampang.
Kami semua tidak bisa memecahkan rahasia apa kegunaan layar monitor disitu,
ada yang bisa menebaknya ?
Wednesday, November 23, 2011
Serba Serbi Tour ZhangJiaJie+Guizhou 2011 di China, bagian pertama : Hotel.
Serba Serbi Tour di China, bagian pertama : Hotel.
Perjalanan kami selama 10 hari ke ZhangJiaJie dan propinsi GuiZhou (propinsi miskin
tapi alamnya cantik), mengharuskan sembilan malam menginap di hotel -
yang ternyata setiap hari kami berpindah hotel, total ada delapan hotel disinggahi -
karena ada satu hotel diinapi dua malam (tidak pada hari yang berturutan).
Ajaibnya semua hotel itu mempunyai sekian persamaan :
- kunci kamar, bukan lagi berbentuk kunci logam seperti dirumah kita, atau kartu yang
di colokkan/digesekkan tapi kartu magnetic yang berbentuk seperti kartu nama dari
plastik - cukup ditempelkan saja di satu titik di pintu, sim salabim pintu bisa dibuka.
kartu itu tidak ada magnetic band atau chips, polos aja dari plastik.
- air minum, hanya satu hotel yang menyediakan botol aqua berbayar, yang lain free,
malah disatu hotel ada keran air minum khusus yang berada disebelah keran wastafel.
- semua hotel menyediakan sandal kamar tapi beberapa hotel sampai kondom juga,
yang diletakkan didalam laci meja.
- yang tidak ada : - TV tentu ada, tapi tidak ketemu siaran CNN.
- AC juga ada tentunya, tapi heater tidak ada.
- ada satu hotel menyediakan sabun tapi harus bayar, yg lain free.
- sekat antara kamar tidur dengan kamar mandi: semua hotel sekatnya dari kaca yang
transparan, jadi semua aktivitas teman sekamar didalam kamar mandi bisa dengan jelas
dilihat dari kamar tidur.
yang jadi masalah kalau teman sekamar bukan pasangan suami istri, dan tentu walau
suami istripun tentu tidak elok dilihatnya kalau teman sekamar kita itu dalam posisi
sedang menggunakan toiletnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)