Tuesday, July 27, 2010

" Nyampe " ke puncak Mount Everest.




Mount Everest, dikenal sebagai puncak gunung tertinggi didunia kalau dihitung
dari permukaan laut, Guinness Book of Records tahun 1994 mendaftarkan
puncak Mt.Everest berada setinggi 8.863 meter dari permukaan laut.
Tapi sebenarnya tinggi Mt.Everest sendiri hanya 4.300 meter, dia bertengger
diatas Qinghai-Tibet Plateau yang mempunyai ketinggian sekitar 4000-an meter.

Jadi sebenarnya gunung sungguhan yang mempunyai rekor ketinggian dari dasar
sampai kepuncaknya adalah sebuah gunung yang berada di Mauna Kea - Hawaii.
Gunung ini menonjol 4.205 meter diatas laut dan kalau diukur dari dasarnya yang
bertumpu didasar laut maka keseluruhan tingginya adalah 10.200 meter !!

Saat kami tiba di Kathmandu itu, mendadak seorang teman mengajak untuk
melihat Mt.Everest yang memang adanya di Nepal.
Tentu tidak mungkin kami melihat dengan cara trekking, apalagi mountaineering,
satu-satunya cara adalah dengan Mountain Flight.

Sempat terjadi pembicaraan seru diantara kami, karena pesawat kecil kapasitas
20 orang itu harus di charter, berarti kalau jadi terbang maka semua orang dalam
rombongan kami tanpa kecuali harus ikut.
Sebagian teman tertarik - sebagian lagi takut/ragu dengan keamanan pesawat
terbangnya, khawatir sudah tua/kurang perawatan dll.
Memang serem juga kalau naik pesawat yang nggak jelas keamanannya, ini
kan terbang tinggi sekali mengelilingi puncak gunung tertinggi didunia.

Akhirnya kami semua sepakat untuk jadi terbang esok paginya setelah dikabari
bahwa penerbangan yang dipakai adalah Buddha Air, yang mengaku :
The Best Mountain Flights in the World.
Kami juga diberitahu bahwa ini penerbangan yang benar2 safe, kalau esok pagi
cuaca tidak kondusif karena banyak awan, maka akan di undur sekitar satu jam.
Kalau masih juga tertutup maka penerbangan dibatalkan dan uang dikembalikan.

Memasuki airport domestik Kathmandu, kami semua digeledah petugas dengan
tangan, sampai tiga kali pula, sebelum bisa naik kepesawat Beechcraft 1900 D
yang kapasitasnya 19 seats.
Pesawat dengan dua pilot dan satu pramugari itu terasa lega karena penumpang
dapat berjalan didalam kabin tanpa merunduk, setiap penumpang dapat window
seat karena sebaris cuma dua kursi.

Pesawat mengudara dengan mulus, tidak lama kami sudah berada diatas
Himalaya, dibawah terlihat hamparan begitu banyaknya puncak2 runcing yang
terasa dekat sekali dengan perut pesawat, tidak terasa kalau berada di ketinggian
diatas 8000-an meter, ditempat yang dijuluki Clouds of The Earth atau
The Location Where The Earth Meets The Sky

Kemudian pramugari mempersilahkan kami bergantian masuk cockpit, disitu
pandangan terbuka sekali dan tampaklah pemandangan yang menakjubkan.

Persis didepan jelas sekali terlihat puncak Everest/Sagarmatha (8848 meter),
dengan bentuknya yang khas, didampingi puncak Lhotse (8518 meter) .
Pesawat makin mendekat ke puncak tertinggi didunia itu, untuk kemudian
memutarinya dalam jarak yang begitu dekatnya sampai kami bisa melihat
jelas lekuk-lekuk puncaknya yang coklat kehitaman berselimut salju.
Serasa bermimpi bisa melihat puncak gunung tertinggi didunia yang begitu
tenar dari jarak begitu dekatnya, sungguh begitu jelas didepan mata.

Sempat terbayang betapa hebatnya Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing
Norgay, orang pertama yang bisa menjejakkan kaki ditempat begitu sulitnya.

Saat pesawat mendarat lagi, pilot Buddha Air membagikan sertifikat yang
bertuliskan:
I did not climb Mt Everest but touched it with my Heart.

bersambung : Dalam sehari tiga kali bulu kuduk dibuat berdiri.

44 comments:

  1. I did not climb Mt Everest but touched it with my Heart.---) very touch Pak Sindhy.

    Btw : sungguh beruntung bisa menyentuh langsung Mt Everest walau dengan "hati" :P

    ReplyDelete
  2. hehehe - pinter yah Buddha Air membuat ungkapan yang
    nge-pas banget seperti itu.

    ReplyDelete
  3. keren dok! melihat dengan langsung saja itu sudah lebih dari cukup. TFS.

    ReplyDelete
  4. thanks, foto2 disitu sebagian kiriman dari teman2
    serombongan: pak Ben/pak Hendro/pak Holden.

    ReplyDelete
  5. thanks pak Bambang, pan kapan pengen
    jumpa juga dg anda di PaHoa.

    ReplyDelete
  6. wah, sungguh beruntung bisa melihat Everest gini.

    ReplyDelete
  7. paaakkk, ngakak baca judulnya.. kirain "nyampe" beneran.. saya aja gagal kesana pak..

    ReplyDelete
  8. lihat kursinya jadi kaya bendera merah putih ya sekilas..

    ReplyDelete
  9. saya sampe taroh jari loh di foto ini biar "sudah sampe" puncak sana.. keren ya deh..

    ReplyDelete
  10. hore dapat sertifikat.. selamat ya..

    ReplyDelete
  11. wah.... keren banget Pak Sindhi... ini lebih seru, karena bisa ngeliat puncaknya dari atas... :)

    ReplyDelete
  12. wah.... keren banget Pak Sindhi... ini lebih seru, karena bisa ngeliat puncaknya dari atas... :)

    ReplyDelete
  13. Salam buat Holden Atmanegara, travel nya masih di belakang HI?

    ReplyDelete
  14. Keren....
    Sayang nggak terjun yah pak.. Hihihihi...

    ReplyDelete
  15. kan kata nyampe nya pake tanda kutip hehehe

    ReplyDelete
  16. iya - untungnya teman satu itu ngotot harus bisa lihat,
    saya mah setengah hati awalnya, abis lihat kendaraan2
    didalam kota Kathmandu butut2 gitu - kebayang juga
    kalau pesawatnya bakalan sama bututnya,
    eh tau2 bagus sekali - ada teman beli DVD nya yang
    dijual si pramugari, ternyata ada foto Kofi Annan yang
    SekJen PBB juga naik pesawat yang sama.

    ReplyDelete
  17. kalo pan kapan dapat kesempatan yang sama,
    jangan pilih seat baris nomer empat kayak saya yah,
    karena bukan saja jendelanya pas diatas sayap pesawat
    juga pas mesin pesawat yang gendut, jadi kepaksa
    loncat sana sini nebeng jendela lain untuk bisa foto2,
    kalau masuk ke cockpit kan giliran dg diatur pramugarinya.

    ReplyDelete
  18. oh dia sudah lepas dari sana, skrg free-lance,
    belum lama bawa rombongan kami ke Malta-Tunis.

    ReplyDelete
  19. kalo terjun bisa jadi santapan Yeti hehe

    ReplyDelete
  20. masih gitu ya pak ada yeti.. apa mitos orang sana doang?

    ReplyDelete
  21. senang ya pak Mulya, sudah bisa liat puncak Everest dari atas.

    ReplyDelete
  22. pak Umbas, punya foto Everest yang lebih jelas lagi ?
    rasanya duduknya di baris kiri yah, sehingga bisa
    motret dg leluasa ke puncaknya.
    kalau ada kirimin dong utk saya muat disini

    ReplyDelete
  23. hehe mitos sih karena kan katanya katanya ajah

    ReplyDelete
  24. seperti biasa tulisannya menarik untuk dinikmati dan foto2nya biyutipul ....

    ReplyDelete
  25. he3, nasib saya sama dengan pak Mulya, 'nangkring' dibagian sayap juga......rasanya foto2 pak Mulya lebih baik.

    ReplyDelete
  26. keren banget pak....puncak everestnya

    ReplyDelete
  27. pak Sindhi naik pesawat keliling himalaya ini...udah include apa exclude dr biaya tur ...kira2 ke nepal itu brp USD ya pak

    ReplyDelete
  28. Berapa lama kelilingi Everest Pak Sindhi..? Sayang gak ada landasan buat pesawat yah...kalau Helicopter mungkin bisa gak mendarat ?

    ReplyDelete
  29. Om, selama perjalanan ada guidenya ga ?

    keren banget, unforgettable trip nih !

    ReplyDelete
  30. Ah dr Sindhi selama ini sy sering "ngintip" saja tanpa comment tapi sekali ini harus comment... what a view! How insignificant we are in this universe :-)

    ReplyDelete
  31. ini mendadak kesana, optional tour, 165 USD/pax
    bisa lihat di http://www.buddhaair.com/home.php

    ReplyDelete
  32. bentaran aja Gis, nggak ampe se jam.
    heli ? yah mana kuat nanjak segitu tingginya hehe

    ReplyDelete
  33. dari Jakarta di guide oleh sdr Holden yang fotonya
    ada di dalam pesawat.
    disana ada lokal guide yang mengikuti kami selama di Nepal.

    ReplyDelete
  34. benar2 pegunungan yg cantik ...

    ReplyDelete
  35. thn 1999 dalam penerbangan Chengdu-Lhasa (Tibet), sekitar
    15 menit sebelum mendarat juga melihat pemandangan serupa-
    keluar jendela tampak dibawah kita hamparan puncak2 gunung
    runcing2 warna coklat hitam dari dataran putih salju, menakjubkan.

    waktu itu bingung juga, gimana mendaratnya di ketinggian
    hampir 4000 meter itu, itu kan pesawat Air Bus yang gede,
    ternyata ada koridor yang cukup lebar dan panjang, pesawat bermanuver mendarat diantara dua tebing pegunungan.

    waktu terbang dg Silk Air Spore-Kathmandu, ternyata tidak
    lewat diatas Himalaya.




    ReplyDelete
  36. Himalaya..oh himalaya... *cukup memandang gambarnya aja.. haha

    ReplyDelete
  37. Wah, senang sekali baca ceritanya pak Sindhi ke Mt. Everest. Bagus sekali ya pak ? sampai 'thrilled' liat foto-fotonya.

    ReplyDelete
  38. thanks bung Ronny.
    ya bagus sekali - pemandangan yang
    sulit dilupakan.

    ReplyDelete
  39. waaah beruntungnya bisa melihat puncak everest dari deket..

    ReplyDelete
  40. serasa mimpi memang melihat puncak dunia dalam
    jarak begitu dekatnya.

    ReplyDelete