Sunday, September 16, 2007

Travelink - Belitung part 2 : Kamar tidur dengan lima pintu.




Travelink = guratan tinta perjalanan.

Billiton, mendengar ini mungkin banyak orang jadi bingung,
ini nama lama pulau yang sudah berganti menjadi Belitung.

Pulau ini garis tengahnya timur - barat sekitar 79 km, dan
utara - selatan 77 km, diutara terdapat Laut China Selatan,
di sisi timur ada Selat Karimata, selatan Laut Jawa dan arah
barat dipisahkan dari pulau Bangka oleh Selat Gaspar.

Di peta, kota terbesar disana - Tanjung Pandan, letaknya
sejajar dengan Palembang, atau tepat diutara Subang.
Kota Tanjung Pandan selain mempunyai airport, juga
pelabuhan yang terletak di pantai dari Selat Gaspar itu.

Dari Tanjung Pendam - pantai kota Tanjung Pandan itu,
kalau menelusuri pantai mengarah keutara maka sekitar
20 Km akan tiba di Tanjung Binga, desa nelayan Bugis
yang menghadap ke p.Lengkuas.
Di pantai ini lah semula kami akan naik perahu ke pulau
Lengkuas, tapi pagi itu air sedang surut sehingga sangat
sulit untuk bisa turun dari dermaga ke perahu.

Maka perahu dipindah ke Tanjung Kelayang yang letaknya
lebih keutara lagi, persis disudut kiri atas pulau Belitung.
Tanjung Kelayang pantainya landai sehingga mudah turun
naik ke perahu.
Siang itu pula sekitar jam 15, setelah mengunjungi pulau
Burung kami mendarat kembali di pantai Tanjung Kelayang
yang berjarak sekitar 27 Km atau 30 menit berkendara
dari kota Tanjung Pandan.

Karena sudah lelah hampir seharian main di laut itu,
maka kami menuju Lor-In, resort bintang tiga, yang
berada ditepi pantai Tanjung Tinggi.
Ternyata perjalanan singkat saja, dan kami langsung
menuju ke cottage masing2, dan sepakat satu jam
kemudian kumpul lagi untuk melihat "pantainya Dian
Sastro" lalu mengunjungi Resort Bukit Berahu yang
kabarnya tempat terbaik di Belitung untuk menikmati
keindahan Sunset.

Lor-In cottage memang asri, hanya dipisahkan oleh
sebuah jalan dengan pantai Tanjung Tinggi yang landai
berpasir putih dan ditepi laut tampak bebatuan granit
menyembul indah.

Tapi saat memasuki kamar cottage, kami terheran-
heran melihat begitu banyak pintu didalam kamar tidur:
pintu masuk, pintu belakang, pintu kamar mandi dan
anehnya ada lagi pintu samping - sampai dua buah lagi !

Saat membuka pintu kamar mandi, kami makin bengong
karena kamar mandi tidak ada atapnya !, tidak pakai
tralis pula!
Memang ada temboknya setinggi 2,25 meter, tapi
komplek cottage itu tidak ada pagar sama sekali.
Didepan langsung ada jalan raya dan dibelakang malah
hanya terlihat tanah kosong.
Astaga!, kunci kamar mandi ternyata rusak, tidak bisa
di kunci dari dalam, komplit dah bikin senewen-nya!.

Yah sudah, nanti malam gimana nanti lagi dah, sejam
kemudian kami sudah didalam kendaraan lagi dan hanya
beberapa menit sudah sampai di "Pantai Dian Sastro" -
yang jadi beken karena disitulah dulu Dian Sastro berfoto
untuk iklan sabun mandi.

Ternyata pantai Tanjung Tinggi disitu memang sungguh
indah, berbentuk teluk kecil, berpasir putih halus dengan
dikedua ujung teluk tampak menjulang tinggi bebatuan
granit besar-besar beraneka bentuk, cantik sekali.
Tampak pantai ini banyak dikunjungi wisatawan yang
bisa berenang, menyelam atau bermain dipantai berpasir.

Seru sekali kami selusupan diantara/dibawah bebatuan
besar-besar yang tingginya sampai belasan meter itu.
Sayang sekali masih ada orang yang tega meninggalkan
sampah begitu saja - botol plastik bekas malah sampai
box karton-nya pula ditinggal begitu saja diatas pasir
pantai yang begitu putih bersih.

Dipantai ini terlihat Warung Rindu Pantai yang masakan
Gangan-nya dijagokan oleh Robiyati, tapi karena belum
waktunya makan maka tidak mampir.
Perjalanan diteruskan ke Tanjung Binga untuk mampir
ke Kampung Nelayan Bugis.
Kami menelusuri dermaga yang dibangun menjorok jauh
ketengah laut, dan tampak banyak pulau tidak jauh dari
pantai diantaranya pulau Burung dan pulau Lengkuas.

Tidak berlama-lama disitu karena matahari tampak
makin turun, maka segera menuju Bukit Berahu Resort
yang berada diatas bukit tepi pantai Selat Gaspar.
Resort ini terletak 18 km dari kota Tanjung Pandan,
setelah parkir kami memasuki restoran dan tampak
pemandangan dari tempat ini sungguh mengagumkan.
Dibawah tampak kolam renang yang cantik sekali,
dengan latar belakang laut dikejauhan.
Cottage-cottage nya dari kayu dengan gaya tradisional
Belitung, dibangun pada lereng bukit sampai ke pantai.
Karena menghadap ke barat/kearah laut lepas, maka
saat Sunset akan mendapatkan pemandangan yang
leluasa dari ketinggian kearah matahari tenggelam.

Kami ramai-ramai duduk di meja, menikmati kopi/teh
dan pisang goreng, nun jauh dibawah/didepan kami
tampak laut lepas dan sang surya yang sinarnya makin
menguning melemah mulai menuju peraduannya.
Sayang sekali ada gumpalan awan hitam persis berada
dititik matahari akan tenggelam, tapi tidak mengurangi
suasana syahdu perubahan dari terang ke gelap itu.

Kini saatnya makan malam untuk menikmati makanan
Belitung yang tentunya tidak boleh dilewatkan, yaitu
aneka sea food, khususnya Gangan - sup asam pedas
kepala ikan, Ilak bakar,tumis genjer, cumi, udang
dan rajungan.
Kami menuju Restoran Mabai dipantai Tanjung Tinggi,
hebatnya restoran besar yang terkenal itu, yang jumlah
kursinya saya hitung ada sekitar 250 - malam itu tamu
yang datang hanya kami bersepuluh orang saja !
Sempat terfikir, jangan-jangan karena ada berita ombak
tinggi di pantai selatan yang terjadi tadi siang hari itu
membuat orang takut ke pantai.

Tapi sudah kepalang dan tentunya makanan yang lezat
membuat kami melupakan berita itu, dan menutup malam
gembira itu dengan bebas ber-karaoke sepuasnya,
maklum tidak ada tamu lain.

Setiba di kamar cottage, supaya bisa tidur nyenyak tentu
harus "mengamankan" dulu pintu yang begitu banyak,
termasuk pintu kamar mandi yang tidak bisa dikunci -
sempat "setengah mati" nyari akal bagaimana membuat
pintu itu tidak gampang dibuka dari dalam kamar mandi
yang tidak beratap itu.

Awalnya tentu dibayangi kekhawatiran didatangi tamu tak
diundang, satu dari atas (orang naik pagar tembok kamar
mandi) dan satunya lagi dari bawah yaitu datangnya ombak
besar dari laut yang berjarak hanya sekian puluh meter.
Untunglah berkat rasa lelah akibat perjalanan seharian
yang seru itu, kami langsung terlelap sampai pagi.


24 comments:

  1. Ini cuminya kira2nya dibumbui apa yah dok..menarik banget...hingga terbit air liurku di bulan puasa... bukanya tinggal satu jam lagi kok....gak papalah...he..he...

    ReplyDelete
  2. Pak Sindhi...gimana nih kalo puasa saya batal...?
    Warna gosongnya itu lho....nyam-2...!

    ReplyDelete
  3. Trus hasil nostalgia Mie Belitung di Greenville gimana Pak? Oke juga gak rasanya? Alamatnya di mana ya? Jadi pengen cobain, kalau ke Belitung lum sempet at least ke Greenville dulu deh.. ^_^

    ReplyDelete

  4. belitung emank bener2 top pisan yaks dok ..

    ReplyDelete
  5. Gara2 model kamar mandi seperti ini nie, istri memutuskan utk tdk menginap di Lor In walaupun sdh saya bujuk2. Akhirnya kami nginap di Pondok Impian pada kunjungan terakhir kami ke Belitung.

    ReplyDelete
  6. kayaknya cumi asem manis nih...., duh jadi pengen segera pulang dan makan cumi.....

    ReplyDelete
  7. ...beneran tanpa atap ya? kalo pas harinya hujan gimana?
    (mungkinkah kucing masuk lewat situ? :P )

    ReplyDelete
  8. ...ihh, jorok amat...tidak diamankan >:(

    ReplyDelete
  9. ...rajungannya dimasak apa niy?
    hehe, ngeri ahh... :P

    ReplyDelete
  10. ..woooww...kereenn... :)
    menggugah selera nih, enak ya Oom?

    ReplyDelete
  11. nah...keren juga nih :)
    dapat view untuk sunset sighting bersama-sama yang mantap...
    *mulai ngiler*

    ReplyDelete
  12. batu2nya luar biasa Pak... indah sekali. mudah2an tetap terpelihara tidak diganggu tangan2 jahil seperti "graffiti artist" dll. kayaknya dive pointsnya juga msh asli ya Pak. mudah2an

    ReplyDelete

  13. saya dulu pernah ke Bangka juga,
    ada juga sih sedikit bebatuan seperti di Belitung ini,
    tapi bebatuan di Belitung jauh lebih banyak dan bagus2,
    pak Mochtar harus mampir kesini kalo pas lagi pul-kam.

    ReplyDelete
  14. Pak Sindhi, pemandangannya indah sekali. Kok bisa terpikir jalan2 ke Belitung? :)

    ReplyDelete


  15. dulu kan ke Bangka doang,
    lalu JSers Robiyati yang ngomporin,
    dia cerita ttg indahnya pulau2 kecil disana,
    sampai ngasih alamat HSL Tour yg akhirnya
    kami kontak dan bimbing kami kesana

    ReplyDelete
  16. kalo gambar pemandangan pantai di belitung yang ukurannya lebih besar bmp yang kira2 6MB keatas ada nggak ya. makasih sindhiarta's, salam dari serkeng

    ReplyDelete
  17. saya barusan lihat lagi foto2 aslinya itu,
    rata2 ukurannya 800-an KB

    salam
    sm

    ReplyDelete
  18. bwahahhahahahahha oom Hadi gak kuattttttttttt,Loren dah liat ini poto belon??

    ReplyDelete
  19. Villa Lor-In bisa untuk berapa orang yaaa? 1 cottage ada brp kamar? Thanks :)

    ReplyDelete
  20. Dalam 1 cottage cuma ada 1 kamar,
    cottagenya banyak tuh, coba check
    ke websitenya.

    ReplyDelete