Wednesday, September 12, 2007

Intisari Agustus 2007 : Dubrovnik - Mutiara Cantik Ditepi Adriatic.





“Those who seek Paradise on Earth should come to see Dubrovnik”.

Demikian ujar George Bernard Shaw, yang rupanya begitu terpukau
saat berkunjung ke kota tersebut.
Selintas tentu ungkapan itu terasa berlebihan, tapi yang bicara ini
bukan orang sembarangan, dia pemenang Nobel Kesusasteraan tahun
1925, dan juga Oscar tahun 1938 untuk naskah film Pygmalion.
Maka tentulah pantas sanjungan-nya itu kita simak atau malah kita
uji sendiri kebenarannya dengan berkunjung pula ke Dubrovnik.

Tentunya dimana letak Dubrovnik tidak banyak orang yang tahu,
jangankan kota kecil itu - mencari letak negaranya saja yaitu
Croatia didalam peta, kita bisa “keringatan”.
Negara pecahan Yugoslavia ini ternyata menyimpan segudang
keunikan, bentuk wilayahnya seperti Boomerang dengan sisi
panjangnya adalah tepian Laut Adriatic.
Laut terbersih didunia ini adalah cabang Laut Mediterania,
bentuknya seakan sebuah kanal selebar 175 kilometer yang
menusuk masuk ke ulu hati benua Eropa sejauh 800 km.
Kalau salah satu sisi “kanal” itu adalah pantai Italy, maka sisi
lainnya adalah Semenanjung Balkan dimana Croatia berada.

Garis pantai Italy relatif lurus, datar dan tanpa pulau di lepas
pantainya, sebaliknya pantai Semenanjung Balkan berbukit-bukit
serta berkelok-kelok indah sekali, dengan banyak sekali pulau
besar kecil berjajar sepanjang dan tidak jauh dari pantai.
Hal inilah yang membuat pantai semenanjung Balkan bukan saja
indah juga nyaman dan aman, sehingga menarik turis berdatangan.

Diujung paling bawah boomerang-shaped Croatia itulah terletak
Dubrovnik, kota ditepi laut Adriatic yang saking cantiknya sampai
dijuluki : Pearl of the Adriatic.

Dubrovnik memang sungguh menakjubkan, berusia ratusan tahun
dengan dinding benteng tinggi mengelilingi kota, dan sejak
tahun 1979 ditetapkan oleh Unesco sebagai World Heritage karena
sarat dengan berbagai gereja-biara-istana dan air mancur bergaya Gothic/Renaissance/Baroque yang sangat terpelihara baik.
Seluruh isi kota seakan menjadi monumen, ditambah dengan
arsitektur dan alam yang begitu indah, menjadikan Dubrovnik
kota yang paling cantik di Croatia.

Mencapai Dubrovnik paling praktis tentu lewat udara.
Ada penerbangan reguler setiap hari dari London dengan
British Airway (beberapa kali seminggu dengan Croatia Airlines).
Penerbangan harian juga ada dari ibukota Croatia Zagreb atau
dari Dublin dengan Air Lingus.
Lewat laut, bisa dengan ferry internasional dari Bari (Italy).
Kami sendiri memilih jalan darat, berangkat dari Sarajevo/Bosnia
pada pagi hari Sabtu 28 Oktober 2006.
Karena mampir dulu ke Medjugorje dan Mostar, dan harus melalui
pemeriksaan imigrasi yang cukup lama di border Bosnia dan Croatia
(negara Balkan belum masuk Schengen), sekitar jam 21 barulah bus
kami tiba direstoran Komin di Babinkuk Holiday Park Dubrovnik.

Selesai makan malam, kami menuju President Hotel yang berbintang
empat dan setelah menerima kunci kamar, dengan ter-kantuk2 kami
memasuki kotak lift, lalu tekan tombol angka 7 .
Tapi kemudian kami semua terperangah, sesudah pintu lift tertutup
bukannya lantai lift terangkat sesuai asumsi kami, malah sangkar lift
itu bergeser kesamping dan mulai miring menurun!
Astaga!, ternyata hotel dibangun mengikuti kemiringan lereng bukit.
Jadi lobby-nya ada di atas bukit, dan tingkat-tingkat lantai hotel
berikutnya ada dibawahnya sampai ke tepi pantai, tidak ubahnya
bentuk terasering petak-petak sawah di lereng pegunungan.
Maka sangkar lift itu berjalan miring diatas sebuah escalator.
Pengalaman teman kami lebih heboh lagi, pasangan yang membawa
dua anak kecil ini sampai histeris, dikiranya kabel lift itu mau putus.
Sambil teriak-teriak kalap mereka berebutan memenceti seadanya
tombol-tombol yang ada didalam lift.

Esok pagi-nya, hiruk pikuk semalam itu langsung terbayar lunas,
karena saat terbangun kami mendapati pemandangan dari kamar
kearah laut yang luar biasa indahnya.
Tampak laut yang berwarna crystalline blue, airnya tenang sekali
terlindungi oleh deretan pulau-pulau besar kecil, dan kebetulan
sekali ada sebuah kapal pesiar besar warna putih sedang melintas.
Tampak cantik dan anggun sekali bak Angsa putih sedang
meluncur tenang diatas air membiru itu.

Setelah makan pagi, dengan bus kami menuju highlight perjalanan
kami di Croatia ini yaitu memasuki Old City of Dubrovnik.
Dubrovnik mempunyai sejarah yang menarik, pernah selama ratusan
tahun menjadi Republik Ragusa yang perdagangannya maju sekali
Mereka bisa berdagang dengan banyak negara, mulai dari Turki
sampai India di timur (dengan menempatkan seorang consul di Goa),
dan punya perwakilan perdagangan di Afrika (Cape Verde).
Selain menjadi negara yang kuat dalam perdagangan, art dan culture
juga maju sekali.
Republik Ragusa yang mencapai jaman keemasan pada abad 15 dan
16, sangat menghormati kebebasan termasuk menyetop perdagangan
budak pada tahun 1418. Dan ternyata negara pertama yang mengakui
kemerdekaan Amerika adalah Republik Ragusa ini.

Belakangan perdagangan di Mediterrania meredup, kemalangan
demi kemalangan menerpa – terjadi gempa bumi dahsyat tahun
1667 yang meluluh lantakkan Dubrovnik.
Pukulan maut bagi Republik Ragusa bukanlah kejadian itu, tapi
datang dari pasukan Napoleon pada tahun 1806.
Awalnya Napoleon hanya memblokade Dubrovnik, tapi akhirnya
memasuki kota. Pada hari itu seluruh bendera didalam kota
Dubrovnik di cat hitam sebagai tanda duka yang mendalam.

Perjalanan dengan bus hanya sebentar saja dan kami diturunkan
di depan Pile Gate, salah satu dari dua gate dari bentengan kota
kuno yang diameternya sekitar 500 meter itu.
Memang bentengan banyak dimana-mana, tapi bentengan ini
unik sekali karena dibuat bukan cuma untuk melindungi sebuah
kastil, tapi sebuah kota yang cukup besar.
Panjang kelilingnya sampai dua kilometer, tingginya 25 meter
dan mempunyai 15 buah menara.
Dinding benteng yang dibangun antara abad 13 dan 16 , masih
sangat utuh seperti awalnya.

Bersama banyak turis lain kami berjalan memasuki Pile Gate dan
kemudian kami seakan terdampar mundur ke abad pertengahan.
Didepan kami tampak membentang Stradun, jalan utama Old City
dan disebelah kanan tampaklah Big Onofrio Fountain yang dibangun
tahun 1348, yang tampak atraktif berupa huge central dome dengan
16 buah pancuran disekelilingnya.
Anak tangga sekeliling fountain tampak menjadi tempat duduk para
pengunjung yang kelelahan.
Juga tampak Franciskan Monastery, pabrik farmasi tertua di Eropa
yang sudah mulai beroperasi pada tahun 1391.

Dimana mana terlihat gedung-gedung kuno yang tinggi-tinggi,
dengan tembok batu kapur warna coklat keabuan, semua gedung
seragam beratapkan genteng warna merah.
Sama sekali tidak terlihat tanda tanda modernisasi, walaupun
banyak rumah itu dijadikan toko atau restoran tetapi tidak ada
satupun yang memasang papan nama atau spanduk.

Kami kemudian menapaki Stradun, city promenade yang panjangnya
292 meter dan lebar 15 meter ini sejak tahun 1468 beralaskan
batu marmer. Telapak kaki orang yang lalu lalang selama berabad-
abad menjadikannya seolah digosok setiap hari, hingga kini tampak
licin berkilat.
Dimalam hari lantai itu memantulkan cahaya lampu, maka tampak
menakjubkan - berkilau indah sekali.
Diujung Stradun sampailah kami di Orlando Column, sebuah
plaza yang menjadi tempat paling favorit bagi para turis untuk
menikmati suasana kota.
Tampak banyak orang duduk-duduk santai di kursi yang
disediakan oleh cafe-cafe, maupun ditangga St. Blaise Church
yang bergaya Baroque dan merupakan gereja dari Santo Blaise –
Santo pelindung kota.
Sekeliling plaza tampak berbagai bangunan kuno lainnya seperti
Small Onofrio Fountain, Sponza Palace ( Gothic Renaissance
Palace ini salah satu dari sedikit bangunan yang selamat dari
gempa bumi dahsyat tahun 1667 ), Bell Tower, dan Rector
Palace yang dibangun tahun 1441 dan kini dijadikan city museum.
Benarlah kata walikota Dubrovnik bahwa kota ini bukanlah
Museum Kota tapi Kota yang sarat dengan Museum.

Kini saatnya kami naik ke atas dinding benteng dan akan
berjalan disana mengelilingi kota kuno yang dibangun
menjorok kelaut itu.
Begitu sampai diatas dinding kami langsung terpana melihat
pemandangan kearah luar benteng yang indah sekali.
Kami rupanya berada diatas St.John Fort, dan dibawah kami
tampak Old Port Dubrovnik. Diatas air laut yang membiru
banyak boat sedang berlabuh dimuka berbagai gedung kuno
yang memakai genteng merah, dengan dilatarbelakangi
lereng kehijauan dari Mount Sergius, mempesona sekali.

Tak jauh dari Old Port tampak sebuah kapal wisata besar
sedang berlabuh, perahu perahu tampak menjemput para
penumpang yang mau mendarat di kota Dubrovnik atau
bertamasya menuju ke pulau2 sekitar.

Kalau pandangan dialihkan kedalam kota, tampak lautan
genteng merah yang terlihat rapih sekali karena semua
gedung didalam kota tua seragam memakai genteng
warna merah sehingga kontras dengan warna hijau dari
lereng Mount Sergius dibelakang kota dan langit yang
berwarna biru cerah.

Sepanjang perjalanan menelusuri dinding benteng itu kami
disuguhi pemandangan yang sungguh luar biasa cantik.
Baik kearah laut yang terlihat begitu bersih membiru,
maupun kearah kota kuno yang begitu terjaga keasliannya
seperti sekian ratus tahun lalu, sungguh menawan hati.

Saat tiba kembali dihotel, persis Sunset menjelang, kami
semua berebut mencari tempat yang strategis ditepi pantai,
untuk menyaksikan bola kemerahan yang makin meredup
sinarnya itu dengan perlahan masuk ke peraduannya.
Hari dan tahun boleh berganti tapi tidak dengan Dubrovnik
yang tetap abadi, setia dengan keaslian dan keindahannya.

27 comments:

  1. wah keren abis nih tempat ... udaranya juga oke banget lagi utnuk foto2an ...

    ReplyDelete
  2. Jadi rute perjalannya gimana nih, dokter Sindhi?
    Berpetualang berapa hari?

    ReplyDelete
  3. ini sih bukannya indah lagi..tapi indaaah buangeettthhh... ^_^

    ReplyDelete
  4. P' Sindhi seorang dokter ya? salam kenal ya dok.
    aku terkesan sekali dgn tulisan yang menggambarkan perjalann ke Dubrovnik. lumayan sekali buat aku yang jauh dari kemungkinan jalan2 ke benua lain :> boleh aku mampir2 ke blognya ya kapan2

    ReplyDelete
  5. wow unik banget ... baru liftnya aja udah seru gini..

    ReplyDelete

  6. Awalnya ke Rumania, trus jalan darat ke Bulgaria,
    Serbia, Bosnia, baru ke Kroasia dimana Dubrovnik berada,
    lalu ke Split-Trogir-Plitvice (ini tempat mirip JiuZhaiGuo-China,
    danau cantik ber-susun2), dan terakhir ke Zagreb, total 15 hari.

    ReplyDelete
  7. hallo,
    salam kenal juga,
    silahkan mampir2 ke blog Multiply ini,
    ditunggu komentar/saran nya - thanks

    salam
    sm

    ReplyDelete
  8. Nah terus Dokter kok bisa aja nemu itu tempat ?? maksdnya kok kepikiraann gitu jalan2 ke sini ?? salut deh salut..

    ReplyDelete
  9. Cantik bangetsss inii...gimana liat asli nya yah ? gak pengen pulang kale...

    ReplyDelete
  10. Feb,

    istri saya yang nyari, dia kontak Golden Rama yang
    sering2 punya tour2 dg rute yg unik, waktu itu kebetulan
    kami ketemu dg pemiliknya - almarhum Oom Haditono,
    yang bercerita tentang tempat2 menarik di Balkan itu.

    ReplyDelete
  11. maksudnya berenang di situ, Om ?

    wuuuih keren banget pemandangannya, Om !

    ReplyDelete


  12. Sien,

    itu dibawah dinding benteng kelihatan ada
    beberapa orang sedang berjemur, kayaknya
    mereka mandi2 disana, asyik yah airnya
    begitu bersih membiru.

    sepanjang jalan diatas dinding benteng itu memang
    pemandangannya aduhai, keren sekali.

    ReplyDelete
  13. Bp Sindhi, cuma satu kata: WOW. Apalagi pemandangan lautnya, tidak bisa saya gambarkan dgn kata2. Kalau dr Canada u/ kesini, international airport-nya apa?

    ReplyDelete


  14. Dari Canada ?
    yang saya catat dari internet yah itu :
    Ada penerbangan reguler setiap hari dari London dengan
    British Airway (beberapa kali seminggu dengan Croatia Airlines).
    Penerbangan harian juga ada dari ibukota Croatia Zagreb atau
    dari Dublin dengan Air Lingus.
    Kalo pastinya coba lihat2 di situs penerbangan2 itu.

    Bolehlah mampir kesana, sekalian jalan ke Split-Trogir-
    Plitvice karena sekalian jalan, Plitvice bagus sekali karena
    danau bersusun susun, apalagi awal musim gugur, cantik sekali.

    ReplyDelete
  15. Bp.Sindhi, terima kasih u/ penjelasannya. Aku coba google dech & cari tau mengenai visa nya juga.

    ReplyDelete
  16. P.Dokter bagus banget reviewnya, bisa jadi resource bagi bila nanti kesana. Smoga syahwat saya tuk pergi kesana bisa terkabul. Makasih P.Dokter.

    ReplyDelete
  17. bung Huda,

    Croatia bagus, sepanjang pantai nya itu selainDubrovnik
    kami ke Split-Trogir ini kota kuno ditepi Adriatic juga,
    lalu ke Plitvice - lembah dg air terjun ber tingkat2 yang
    cantik, orang Croatia juga kelihatannya ramah2.

    ReplyDelete
  18. Indah , indah sekali ciptaan Tuhan. Terima kasih dr.Sindhiarta yang telah sharing pemandangan & pengalaman di Dubrovnik.

    ReplyDelete
  19. Lorong old city mengingatkan saya akan lorong2 di kota tua Toledo, Spanyol.

    ReplyDelete
  20. Wah kerennn buangettttt... Tempat ini sudah dimasukan dalam wish-list saya, what to do after my retirement hehehe....

    ReplyDelete
  21. wish nya jangan gitu dong, masa nunggu pangsiun,
    tahun depan bisa ah kesana gitu, he3

    ReplyDelete
  22. kan ada pepatah: bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian...
    Jadi, syarat untuk senang harus susah dulu kan? hehehe...
    Satu hal lagi, pengennya sih di umur 40 saya udah berhasil keliling indonesia... mengunjungi semua tempat di tanah air tercinta ini... Jadi, semua di luar indo dimasukkin ke wish-list...
    Lagian, wish-list ini membuat saya semakin semangat bekerja sekarang hehehe...

    ReplyDelete