Saturday, June 25, 2005

Chiou-Thau Alex & Ratna, Sabtu 11 Juni 2005




Chiou-Thau Alex & Ratna, Sabtu 11 Juni 2005,
Modernland Tangerang.

Semula rangkaian acara pernikahan Alex & Ratna dipusatkan
pada hari Minggu 12 Juni 2005, yaitu diawali pagi hari dengan
acara Teepai dirumah saya Jl.Mt Haryono 12 Tangerang,
dilanjutkan Catatan Sipil sekaligus Pemberkatan di Gereja
Santa Maria Tangerang, dan sore harinya resepsi bertempat
di Gading Raya Serpong Sport Club.
Jadi tidak ada acara Chiou-thau, karena waktunya sudah penuh.

Mama saya kecewa karena Mama yang merupakan penerus Oma
adalah pemilik persewaan baju pengantin Chiou-Thau itu,
yang tentunya bangga sekali kalau cucunya juga memakainya.

Dua minggu sebelum hari pernikahan, mama sakit dan sempat
dirawat beberapa hari di Rumah Sakit, maka untuk menghiburnya -
Alex dan Ratna bilang mau memakai pakaian Chiou-Thau pada
hari Sabtu 11 Juni.

Wuaah, Mama yang baru kembali dari RS terlihat girang banget,
sampai-sampai saya kasih batasan bahwa acaranya hanya yang
simple saja, tidak pakai acara makan dua belas mangkok segala.
Jadi hanya boleh dipakaikan baju penganten Chiou-thau lalu difoto
dan selesai, diadakannya juga dirumah Mama saja dan tidak perlu
mengundang banyak orang - jadi dihadiri kerabat dekat saja.
Tujuannya adalah agar Mama tidak terlalu lelah.
Mama sih mengiyakan, tapi saya sudah curiga dia cuma iya doang -
ternyata memang benar karena diam-diam semua prosedur
Chiou-Thau disiapkannya juga

Hari Jumat saya dapat kabar, bahwa ortu Ratna mau hadir juga -
rupanya di Cirebon tidak lazim ada acara ini, sehingga mereka ingin
menyaksikan acara unik ini.

Jumat malam ponsel saya bunyi, rupanya dari pak Bondan Winarno -
beliau bilang Minggu sore akan take-off ke Paris untuk nonton
Airshow, sehingga diusahakan Minggu siang akan hadir di acara
gereja, setelah itu akan langsung ke Airport.
Saya tentu senang dan berterima kasih sekali, tapi saya bilang jangan
dipaksakan untuk hadir mengingat beliau akan perjalanan jauh ke Paris.
Malam-nya saya e-mail beliau, menjelaskan urutan acara Minggu siang
dan sampaikan juga bahwa Sabtu jam 10 ada acara Chiou-Thau.
Sabtu pagi ponsel saya bunyi dan terdengar lagi suara pak Bondan,
yang bilang bahwa akan hadir di acara Chiou-thau itu.

Tepat jam 10 Ratna digandeng kedua ortu-nya menuju ruang tengah
dimana tukang rias sudah menanti, dan mulailah rangkaian acara
yang dimulai dengan adiknya menyisir rambut Ratna secara simbolis.
Lalu dipakaikan berbagai aksesoris yang aduhai banyaknya.

Bajunya juga berlapis-lapis, ini baju terbaik yang khusus sudah sekian
lama disiapkan oleh Mama, sambil ditonton sekian banyak pasang
mata keluarga dan tetangga -
fihak besan menaruh "uang pelita" di nampan didepan Ratna.

Akhirnya lengkaplah Ratna tampil dalam baju kebesarannya yang
cantik warna hijau merah dengan mahkota kembang goyang dan
untaian manik2 menutupi wajahnya.

Gantang dan kursi lalu disingkirkan dan meja untuk acara berikutnya,
yaitu acara "makan dua-belas mangkok" disiapkan.

Kedua orang tua Ratna dengan dipandu tukang rias mulai menyuapkan
secara simbolis makanan itu, melambangkan untuk terakhir kali ortu
menyuapi anaknya - sekarang memasuki babak baru, yaitu :
kehidupan berumah tangga.
Event unik ini tentu diabadikan oleh beberapa "mat kodak" termasuk
pak Bondan - "mat kodak" istimewa yang sudah menyempatkan
datang jauh-jauh dari Bukit Sentul Bogor.

Selesai acara Ratna, dibawa masuk kamar, dan sekarang giliran Alex
yang tadinya "disembunyikan" dikamar lainnya.
Acaranya sama, hanya tentunya tidak serumit Ratna karena hanya
pakai topi cetok dan jubah hitam saja.

Diluar skenario semula, yaitu sesederhana mungkin agar mama tidak
terlalu capai, ternyata malah mama mempersiapkan semuanya -
termasuk acara Sawer segala - jadi penganten dipertemukan dan
disawer oleh opa/omanya dipintu masuk, suasana jadi riuh rendah
gembira karena anak-anak berebut coin yang disawerkan keatas
pasangan pengantin.

Acara yang penuh keceriaan ini ditutup dengan makan siang bersama.


28 comments:

  1. Pak Sindhi,

    Wah, acaranya seru yah Pak. Selamat yah buat Anda sekeluarga!

    Congratulations!

    Peter

    ReplyDelete
  2. Dr. Sin,

    Congrats yaaa... Bener kata Peter, the wedding seemed very exciting! ^_^ God bless you all

    ReplyDelete
  3. Hallo pak Sindhi,

    Wah hebat acaranya..sayang fotonya hanya sedikit alangkah bagus kalau fotonya lengkap dari awal sampai akhir, hehe..maklum dulu waktu menikah saya sudah tidak ada acara seperti itu...bagi saya acara tee phai saja sudah sangat menyiksa..deg-deg an terus...

    salam,
    m

    ReplyDelete

  4. hallo bung Peter, Sinta dan Mariani juga,

    thanks,
    fotonya buanyak, nanti sedikit2 saya kirimkan
    yang lainnya via japri.
    salam
    sm

    ReplyDelete
  5. Menurut saya sih pak Sindhiarta ini professional fotografer. Thanks utk berita dari pak Sindhiarta. Saya baru membacanya. Umur saya 66 thn
    (abdi mah enggus kolot, lahir di Bogor ngomong Sunda na heunte becus deui) Sejak thn 1996 masuk pensiun dan pernah bekerja di Philips Telecom Industrie lalu AT&T join venture dgn Philips dan achirnya Lucent Technologies di Huizen. Tempat tinggal saya jaitu Huizen (noord holland) 25 km dibawah Amsterdam. Saya sudah kangen utk melihat foto2 dari keukenhof. Salam utk Ibu , bapak dan anak2 (biarpun tak kenal). Rob.

    ReplyDelete

  6. pak Robert,

    hehehe jangan gitu lah, jadi malu ati -
    kaga pernah sekolah motret dibilang prof,
    kameranya aja kamera murahan.
    OK pak sebentar lagi saya kirim foto Keukenhof di milis Jalan-jalan.

    Sebenarnya di Multiply saya ini sudah saya upload foto2 keukenhof - yaitu foto paling awal yang saya masukkan ke multiply ini

    salam

    sm

    ReplyDelete
  7. very beautiful. I like these pics.

    ReplyDelete
  8. Oom Sindhi, selamat yah...
    Jadi ingin lihat foto yang lain, soalnya waktu married dulu ngak ada acara seperti ini =)

    ReplyDelete
  9. wah pak dokter, selamat yah. Kalau cerita ke riva sebelum acara pasti dia semangat unt adu jadi mat kodak dengan pak bondan deh. Terlebih lagi pakai baju & acara Chiou-Thau. Dulu waktu kita menikah hanya pakai te' pai, itu pun secara simbolis.

    ReplyDelete
  10. Bentar bentar.....kayaknya kok pernah liat ya.....di mana ya?? Hmmm.......bungkus jamu Ny Meneer? Hehehehehehe..... *Dok, becanda dok....becanda...ampuuunn....*

    ReplyDelete
  11. wah bagus sekali ya om.. masih pake adat seperti ini..
    seandainya...

    ReplyDelete


  12. Tia,
    iya sayang yah, baru tahu kalau Riva senang fotografi,
    tahun sebelumnya pak Bondan bersama anggota Jalansutra
    ramai2 no-bar (nonton bareng) acara Chiou-thau lainnya di
    Tangerang, waktu itu putra pak Herdy menikah dengan acara
    chiou-thau yang dibuat secara lengkap dan seksama.

    ReplyDelete
  13. Han,

    tiada maap bagimu ! - langsung dilaporin ke orangnya !,
    hehehehehehe.

    ReplyDelete


  14. Natalia,
    sudah jarang yang mau pakai acara ini,
    karena ribet, tapi buat kenang2an memang berkesan sekali.

    saya pernah terfikir bikin acara no-bar chiou-thau lagi yang
    ditonton anggota Jalansutra saat datang rame2 ke Tangerang,
    jadi dalam acara Tangerangsutra II, tentu penganten-nya bukan
    penganten beneran,
    acara seperti ini pernah ada yang buat di Teluknaga yang ditonton
    banyak turis Singapore.

    ReplyDelete
  15. Mbak Ratnanya cantik, mas Alex ganteng. Wah pasangan yang benar-benar serasi.

    ReplyDelete
  16. om kapan ngadain acara itu?
    pengen liat... pasti menyenangkan sekali...

    di makassar sendiri ada malam midodareni untuk keturunan cina-makassar, namanya Korontigi. Adat seperti ini sudah hampir punah, dan syukurnya, adik saya yang mau menikah tahun depan, mau ngadain upacara adat ini.. jadilah mami saya dikasih kerjaan nyariin org yang ngerti banget adat ini :))) ah, semoga bisa kelaksana, doain ya! ntar saya bagi2 ceritanya *dan foto2nya tentu* :))

    ReplyDelete
  17. Oom, upload video nya dong, kalau ada.
    Jarang-jarang nih, bisa lihat tradisi yang lengkap.
    Terutama yang ini:
    "Bajunya juga berlapis-lapis, ini baju terbaik yang khusus sudah sekian lama disiapkan oleh Mama, sambil ditonton sekian banyak pasang
    mata keluarga dan tetangga -
    fihak besan menaruh "uang pelita" di nampan didepan Ratna."

    Btw, uang pelita itu apa yah?

    ReplyDelete
  18. .


    upload video ?,
    saya belum pernah nyoba tuh, pakai dial-up kayak gini apa bisa ?.

    uang pelita, sedikit uang yang berikan oleh keluarga dekat yang hadir
    saat chiou-thau itu, katanya sebagai "wisit" - agar nanti usahanya bisa maju dll.
    sorry saya nggak ngerti mendalam - ada satu rekan : David Kwa, yang
    sangat mendalami hal itu, dia ini yang menjadi EO saat chiou-thaunya
    putra pak Herdy (yg disaksikan pak Bondan & anggota Jalansutra).
    .


    ngadain acara itu ?
    nanti berunding dulu dengan Mods Jalansutra, tadinya mau
    saat Peh-Tjun kemarin tapi ada kesibukan.
    Korontigi ? - kalau betul seperti Chiou-thau, anda bisa tanya2
    bung David Kwa - dia ahli soal itu.

    ReplyDelete
  19. wauhh pasangan yang ganteng (kayak papanya :-) 'n cantik banget oom

    ReplyDelete
  20. unik sekali dan istimewa.....beruntung Pak Sindhi sekeluarga dapat melaksanakannya

    ReplyDelete
  21. tq,
    memang jadi berkesan sekali pakai acara ini

    ReplyDelete
  22. duh ... cantiknya ratna. sayang sekali keluarga ku walaupun chines, sudah tidak mengenal adat seperti ini.Selamat ya!

    ReplyDelete
  23. wow baru tahu seperti itu toh prosesinya, krn sering lihat di film saja...

    ReplyDelete
  24. Cerita menarik tradisi lama orang baru. Excellent! 好主意好彩頭好新人!好好好!

    ReplyDelete
  25. dalam acara menyambut SinTjhia kemarin,
    pakaian adat ChiouThau itu dipinjam oleh panitia
    dan diperagakan di hotel Citra Land Grogol, dan
    diliput berbagai TV Swasta,
    sayang saya tidak sempat ke sana atau lihat tayangannya

    ReplyDelete
  26. Sudah lama tersimpan sampai terlupakan untuk dijawab di sini, kalau bisa baca bahasa Tionghwa silakan dapati sejarah "cao tou 草頭" di http://www.keko.com.cn/upfile/material/1161062637265.

    Istilah lengkap lagi, 草頭结发 - cao tou jie fa. Cao tou, nama sejenis rumput wangi, sejarah cerita berasal dari dinasti Song Selatan (Nan Song). Inti cerita sejarah bermaksud dan berharap supaya banyak anak cucu keturunan. Jie fa, pada satu tahap acara, rambut calon suami isteri digelung bersama menandakan sehidup sampai rambut putih... Ini tata cara dari Tiociu.

    ReplyDelete
  27. ya ampun ... saya baru ngerti ada acara demikian ... baru sekali ini saya dengar ada acara chiou thao ...

    ReplyDelete