Saturday, January 30, 2010

Dua Untung dihari Selasa.


Selasa pagi lalu masuk tilpon dari bengkel Honda Serpong,
beritanya silahkan datang - empat ban baru sudah siap dipasang.
Saya jawab OK, segera meluncur kesana.

Tentu ada yang heran, koq keren amat ganti ban sekaligus empat,
kan biasanya dua ban saja yang sudah tipis, karena yang dua lagi
biasanya masih lumayan.
Nah ceritanya gini :
Kira-kira seminggu yang lalu saya ke bengkel Honda itu untuk service
mobil yang kilometernya sudah mencapai 20.000 KM.
Selesai service, diingatkan untuk juga spooring&balancing ban, maka
meluncurlah ke Start Tire yang juga di BSD, langganan saya untuk
urusan itu.

Setelah ban dicopot, eh si montir ban bilang, lho pak koq ban-nya
pada boncel2 gini, emang suka dipake dijalanan jelek.
Lha nggak lah, dijalan hot mix terus koq.
Saya lihat memang permukaan ban se-akan2 dicungkili halus-halus.
Si montir bilang kalau gitu coba claim aja, pernah ada yang gini dan
ternyata diganti.

Saya tilpon bengkel Honda, dijawab silahkan datang untuk mengisi
formulir claim dan ban mobil itu difoto. Dipesan tunggu dua minggu,
ternyata baru seminggu sudah dikabari kalau claimnya diterima.

Pikir2 asyik juga, boleh sering2 nih tiap dua tahun ganti empat ban
sekaligus gratis  .
Rupanya satu batch produksi ban itu kwalitasnya buruk, teman yang
saya beritahu malah bilang kalau sudah dari tahun lalu dia dapat
penggantian ban itu.

Selesai urusan ban, karena sudah menjelang siang saya jemput istri
dan menuju Komplek Mahkota Mas Cikokol untuk makan siang di
restoran D'Cost.
Dua minggu yang lalu pas makan disana, baru tahu kalau sedang
ada promo diskon sesuai umur setiap Selasa.
Jadi kalau di KTP salah satu orang yang duduk semeja itu tertera
usianya 60 tahun, maka diskon nya 60 %. 

Kalau dulu itu tidak begitu ramai, kali ini nyaris semua meja restoran
yang cukup banyak itu terisi, rupanya banyak orang sudah tahu ada
promo unik itu.

Untung walau pengunjung ramai, tidak menunggu terlalu lama pesanan
kami sudah datang, yaitu : Baby Kailan Saus Tiram, Ikan Patin Tim -
Bawang Putih, Udang Mayonaise, Es Rumput Laut Jelly dan Teh Es.

Selesai makan, saya menuju meja kasir, ternyata sodara-sodara,
saya hanya perlu bayar 32.275, itupun sudah termasuk tax sebesar
6.455,-, jadi kalau murni makanannya hanya 25.820,- saja.

Buru-buru aja dah bayar, malu ketahuan orang lain makan di restoran
besar tapi bayarnya segitu

Promo Diskon Sesuai Umur D'Cost ini sampai bulan Maret, di Jakarta
juga ada yaitu di cabang Menteng dan Puri Indah.

Jadi sodara-sodara, kalau kesana jangan lupa ajak Eyang/Mbah,
kalau bisa yang umurnya 95 tahun, KTP harus dibawa, siapa tahu nanti
si kasir bilang udah gratis aja dah daripada ditarik cuma 5 ribu




Friday, January 29, 2010

Joke : The same size as an infant.



Jim decided to propose to Sandy, but prior to her acceptance Sandy had to
confess to her man about her childhood illness. 

She informed Jim that she suffered a disease that left her breasts at maturity
of a 12 year old. 

He stated that it was OK because he loved her soooo much.

However, Jim felt this was also the time for him to open up and admit that
he also had a deformity too.

Jim looked Sandy in the eyes and said.... "I too have a problem.
My manhood is the same size as an infant and I hope you could deal with
that once we are married."

She said,
"Yes I will marry you and learn to live with your infant size manhood."

Sandy and Jim got married and they could not wait for the Honeymoon.

Jim whisked Sandy off to their hotel suite and they started touching,
teasing, holding one another...

As Sandy put her hands in Jim's pants she began to scream and
ran out of the room!    

Jim ran after her to find out what was wrong.

"You told me your thingy was the size of an infant!", she said.

"Yes it is..... 8 pounds, 7 ounces, 19 inches long!!"


Sunday, January 24, 2010

Selimut Debu.

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Biographies & Memoirs
Author:Agustinus Wibowo




Kalau umumnya traveler memilih mengunjungi tempat yang menarik, mudah
dijangkau dan pastinya aman, maka traveler satu ini sungguh berbeda.
Agustinus Wibowo, pemuda 28 tahun asal Lumajang ini kalau traveling bukan
saja backpacker-an ke lokasi2 yang eksotis/unik seperti Mongolia/Uzbekistan
tapi juga masuk kewilayah yang sulit dan sangat rawan seperti Afganistan.
Petualangan memasuki Afganistan itu bukan sekedar satu dua hari sampai
ke ibukota Kabul saja misalnya, tapi bulanan keberbagai pelosok negara.

Semua itu dijalani karena jiwa petualangan yang berpadu dengan semangat
jurnalisme yang menggebu, yang membawanya sampai ke Kandahar - kota
basis Taliban diselatan Afganistan yang tidak sembarang orang berani datang.
Dia juga ke Bamiyan untuk melihat puing patung kuno Buddha yang di dinamit
Taliban - disitu dia tidak menyangka kalau lahan yang dilaluinya adalah ladang
ranjau, untung saja dia selamat.

Perjalanan menarik lainnya adalah saat menelusuri Koridor Wakhan yang unik
sekali karena wilayah sempit yang menuju ke China itu berbatasan dengan
Tajikistan dan Pakistan disisi lainnya.
Perjalanan didaerah pegunungan dan menyebrangi sungai itu berat sekali,
jalan begitu rusak dan kendaraan yang digunakan sudah tua, malah dia sempat
tidak sengaja berjalan kaki sampai sekitar 9 jam karena penduduk yang ditemui
selalu bilang sudah dekat, padahal ternyata 40 kilometer jauhnya.
Disitu dia tidak berhasil memasuki Tajikistan, tapi berikutnya saat mengarah ke
barat dia berhasil memasuki wilayah Iran sampai ke Teheran.

Begitu lama berada di pedalaman Afganistan yang dihuni berbagai etnik seperti
Pashtun, Hazara, Uzbek dan lain-lain, Agustinus bisa menyerap silang pendapat
tentang politik, agama, pemakaian Burqa dan lain-lain, maklum saja wilayah
itu silih berganti penguasa/penjajah mulai dari Iskandar Agung, orang Mongol,
Komunis Soviet, Taliban sampai penguasa sekarang.

Keberaniannya ber-petualang itu bukan tanpa risiko, dia harus menginap di
tempat2 rawan dan sangat kotor, beberapa kali ditipu dan kecurian uang,
dipukuli polisi Kabul karena dicurigai teroris, sampai hampir disodomi pemuda
yang tadinya tampak baik hati memberikan tempat menginap.

Pengalaman yang direguknya di perjalanan itu telah ditulisnya dalam bentuk
laporan petualangan yang disampaikannya dengan unik sekali karena berupa
campuran sastra dan sejarah dengan jurnalisme.

Sebagian ceritanya itu pernah dimuat serial di kolom petualang kompas on-line,
dan bulan Januari 2010 telah dibukukan dengan judul Selimut Debu.

Saya telah membaca habis buku setebal 461 halaman yang dibandrol seharga
Rp. 69.000,- dan saya sungguh setuju dengan pendapat di kata pengantar yang
mengatakan bahwa Agustinus Wibowo bukanlah sekedar traveler yang datang
ke satu tempat, lihat2, motret2 dan pulang, tapi dia adalah seorang explorer.
Memang dengan membaca buku ini kita serasa ikut dibawa berkelana ke
berbagai sudut/ wilayah Afganistan yang begitu sulit medannya dan rawan sekali.
Sambil menyerap suasana kehidupan keseharian berbagai suku/etnik yang bisa
berbeda pandangan politik maupun pemahaman agama.

Sayangnya buku ini sampulnya kurang eye catching, dan saya lihat dibeberapa
toko buku Gramedia (Mall Taman Anggrek dan Summarecon Mall) tidak dipajang
di rak buku baru, sayang sekali - terbenam di rak buku grup Novel !

Saya sempat memberitahu tentang itu kepada Agustinus yang kini berada di
Beijing, dan dia sudah meneruskannya ke fihak Gramedia - yang mengontak
ke dua toko buku itu untuk menaruh di rak buku baru.

Mudah2an teman yang ke Gramedia lainnya bisa tolong juga melihat apakah
disitu buku Selimut Debu sudah diletakkan di rak buku baru, kalau belum
mohon bantuannya memberitahu saya via japri, nanti saya teruskan ke Agus.

Tuesday, January 19, 2010

Selimut Debu - Agustinus Wibowo.


Agustinus Wibowo, backpacker hebat yang luar biasa berani
dan sempat menetap sekian lama di Afganistan,
ini cerita tentang Agus :
Agustinus Wibowo - Jsers yang backpacker luar biasa.
                              http://smulya.multiply.com/journal/item/107

Agus telah menuliskan kisah perjalanannya di Kompas-online.
Kisahnya bukan saja begitu menarik, foto2 yang dibuatnya juga
begitu berkelas seakan fotografer profesional.

Ternyata kisahnya itu sudah dibukukan oleh Gramedia Pustaka
Utama, dan sudah terbit pada 12 januari 2010.

Malam ini saya terima e-mail dari Agus, yang mungkin dikirimnya
dari Mongolia, selama ini dia masih tetap berkelana di luar negeri.
Ini e-mailnya :


Bapak Sindhi yang baik,

Buku travel writing pertama saya sudah terbit, 12 Januari 2010 ini oleh
Gramedia Pustaka Utama. kalau sempet, baca juga ya, Pak.
Masukan dari Pak Sindhi sangat saya harapkan.

Terima kasih banyak

Agustinus

http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=KAHI4419&kat=4








Monday, January 11, 2010

Talk show oleh Gobind Vashdev.

Start:     Jan 12, '10 5:00p
End:     Jan 12, '10 6:00p
Location:     Delta FM Jakarta , freq 99.1 FM
Interaktif "Latihan untuk berbahagia"
Type: Education - Lecture

Date: Tuesday, January 12, 2010 Time: 5:00pm - 6:00pm
Location: Delta FM Jakarta , freq 99.1 FM

Description :

Bagaimana melatih diri agar selalu berbahagia?
Latihan apa saja yang di perlukan agar kita selalu dapat tersenyum
menghadapi kejadian yang sulit?.

Saturday, December 19, 2009

Malam Natal 1995, hampir saja bertemu Yasser Arafat di Bethlehem.




Iseng2 lihat foto2 lama, ketemulah foto2 di Bethlehem dan Jerusalem,
kami kebetulan sekali berada di Bethlehem persis dimalam Natal 1995.
Sebenarnya sudah sampai dimuka gereja St. Catherine tempat Misa
Natal berlangsung, tapi tidak bisa masuk gereja yang tidak begitu
besar itu, orang begitu banyak apalagi didalam hadir Yasser Arafat.
Penjagaan begitu ketat oleh petugas keamanan Palestina, hari itu
juga adalah hari pertama penyerahan kedaulatan Bethlehem kembali
ketangan Palestina.

Awalnya kami naik bus dari hotel di Jerusalem sekitar jam 21, jalan
lancar karena tidak terlalu banyak kendaraan, agak tegang karena
dibeberapa tempat ada barikade/penjagaan serdadu Israel.
Tapi sebelum sampai kota Bethlehem bus harus stop dan kami harus
melanjutkan dengan jalan kaki sekitar 30 menit, untung cuaca di akhir
Desember itu tidak terlalu dingin.

Suasana lapangan dalam kota Bethlehem dimana gereja St Catherine
itu berada ramai sekali, rupanya sekaligus merayakan pengembalian
kota Betlehem oleh fihak Israel kepada Otoritas Palestina.
Sekian lama berdiri ramai-ramai didepan gereja dan setelah mendapat
kepastian bahwa tidak mungkin bisa masuk, maka kami pulang.
Dikamar hotel sempat nonton TV perayaan Natal didalam gereja itu,
tampak Yasser Arafat hadir sampai persis sebelum acara Misa dimulai.

Esok paginya balik lagi, dan masuk ke Church of the Nativity
http://www.sacred-destinations.com/israel/bethlehem-church-of-the-nativity -
gereja kuno yang berdampingan dengan Church of St. Catherine -
http://www.sacred-destinations.com/israel/bethlehem-st-catherine.htm,
inilah gereja yang lebih baru baru dimana semalam Misa Natal berlangsung.

Didalam gereja kuno itulah terdapat Grotto of the Nativity, yaitu
lokasi yang diyakini tempat Jesus lahir, untuk kesana ternyata
harus agak berebutan dulu berkerumun didepan sebuah gerbang kecil.
Setelah menuruni beberapa anak tangga dan sampailah ke ruangan
bawah tanah yang tidak terlalu luas.
Tampak sebuah meja marmer dengan lubang bulat, sekeliling lubang
ada bintang terbuat dari logam bersudut 14 - itulah titik yang diyakini
tempat lahirnya Jesus 2000 tahun yang lalu.
Para peziarah sejenak berdoa dan ada yang mencium meja marmer.
Tidak bisa ber-lama2, karena pengunjung terus mengalir memasuki
grotto kuno yang sempit itu.
Sayang dilarang berfoto disitu, tapi ada foto dari postcardnya.

Untuk keluar dari ruangan ada pintu lainnya, karena tidak dijaga seperti
di pintu masuk, maka saya sempat nyelusup balik masuk lagi karena
masih ingin bisa meresapi suasana disana.

Kemudian kami masuk ke gereja St. Catherine, yang memang tampak
lebih baru - ditempat itulah semalam Misa Natal berlangsung.
Saya sempat menemukan bangku dimana semalam saya lihat di TV
disitulah tempat Yasser Arafat duduk.



Friday, December 18, 2009

Karena nggak bisa ke Bali, jadilah kukurilingan sampai ke Kedai Jawa.



Jumat 18 Desember 2009 pagi, masuk sms dari bung Gobind Vashdev:
Morning Dok, apa kabar ?
Kemarin saya siaran di Indonesia Siesta Delta FM,
nama dokter disebut pendengar kalau tidak salah namanya Hendro..
Jadi ingat kalau saya ingin mengirim buku Happiness Inside ke dokter,
boleh saya di sms alamat lengkapnya Dok ?

Waduh, tentu nggak usah ditanya saya pasti mau banget mendapatkan
buku karangan Gobind yang pemikirannya begitu bijak, teduh dan damai.

Ternyata sms-an di pagi itu berlanjut, melebar kesana-sini sampai siang.
Rupanya Gobind yang masih ada di Jakarta siang itu akan ke Bali untuk
mudik dan nonton acara off-air Kick Andy, dan rupanya hari ini pula bung
Sofyan - pemilik Dapur Sedap juga ke Bali untuk persiapan pembukaan
cabang ke lima-nya di Tuban Bali.

Sampai juga terjadi sms-an antara Gobind dengan pak Bondan yang
sedang nongkrongi cabang Kopitiam Oey di Legian Bali, akhirnya Gobind
bilang seusai nonton Kick Andy off-air akan pintong (pindah tongkrongan)
ke Kopitiam Oey yang berjarak hanya 200 meter dari Monumen Bom Bali.

Saya sempat sms pak Bondan, liat gini kayaknya Jakarta melompong -
orangnya pada ke Bali semua nih :))
Denger itu istri saya jadi gerah dirumah, yah udah kita ngadem aja deh
di Mall - jadilah kami meluncur ke Emporium Mall Pluit.
Perjalanan melalui tol bandara lancar sekali, kini dibeberapa tempat jalan
sudah ditinggikan sehingga mestinya kalau banjir-pun tidak lagi terhambat.

Sempat empat jam di Emporium Mall, saat keluar Mall rasanya koq masih
siang maklum masih jam 16, mumpung situasi lalu lintas di Jakarta sedang
lancar gitu, kami putuskan untuk tidak pulang kerumah tapi menuju Taman
Impian Jaya Ancol.
Kami masuk kawasan itu dari pintu timur, sambil coba mengingat-ingat
seperti apa dulunya tempat itu.
Saat berkendara menelusuri pantai kearah timur, masih teringat lokasi
circuit balap yang dulu sejajar pantai.
Sampai di kawasan makam ternyata jalan antara makam dengan pantai
kini sudah jadi laut padahal dulunya jalan itu cukup lebar.
Konon itu makam orang Belanda yang di eksekusi di jaman pendudukan
Jepang, jadi dulu agak seram juga kalau lewat sana.

Yang kami tidak temukan adalah kelenteng kuno disana, dulu sempat
tenar beritanya karena pernah dirampok.
Si penjaga yang sendirian rupanya jago kungfu, pakai golok dia melawan,
dia terluka parah, tapi beberapa perampok tewas ditangannya.
Dulu di tembok kelenteng itu dipajang foto-foto para perampok yang tewas
bergelimpangan bersimbah darah.

Sepanjang pantai penuh kendaraan yang parkir dengan rapih, setelah
berputar-putar dapat juga parkir dan kami berjalan kaki sepanjang pantai
yang tertata rapih, bersih dan terasa aman, dibeberapa tempat tersedia
toilet-toilet yang bertuliskan Gratis dan buka 24 jam.
Hebatnya di toilet yang bersih itu, saat saya berikan tip ke si petugas
yang tampak tekun bekerja - dia bilang gratis pak !

Yang menarik kini telah ada dermaga yang panjang menjorok berliku
ke tengah laut, bersama sekian banyak pengunjung yang tampak ceria
kami berdua berjalan menelusuri dermaga sampai jauh ketengah.

Menjelang jam 18 rencananya mau masuk ke restoran Bandar Jakarta,
tapi tidak dapat tempat parkir.
Lalu teringat ada teman Jalansutra bilang ada restoran Bebek Goreng
di Jalan Raya Serpong BSD, yah sudah balik kanan dan menuju ke
tol Tomang -Tangerang dan keluar di exit Alam Sutra.
Setelah melewati Omni Hospital yang sedang ramai masuk koran,
belok kekiri memasuki Jalan Raya Serpong menuju BSD, dan didepan
RS Ashobirin berputar arah kembali mengarah ke Tangerang.

Tapi saat tiba didepan restoran itu, juga susah parkir karena lokasinya
berdampingan dengan tempat hiburan, kayaknya kendaraan yang parkir
bukan tamu restoran karena tampak sepi.
Jadi males mampir, perjalanan diteruskan, dan persis setelah restoran
Gado-Gado Boplo tampak papan nama restoran :
Kedai Jawa, Spesial Bebek Goreng dan Ikan Balita.
Nah, parkirnya juga longgar dan dari luar tampaknya restoran yang cukup
lebar itu terlihat terang dan rapih, jadilah parkir disitu.

Masuk kedalam restoran yang baru sebulan buka ini, terasa sejuk dan
bersih nyaman, interiornya walau sederhana tapi apik.
Istri pesan bebek goreng dan bakar, ikan mas balita dan tumis jamur.

Pesanan cepat datang karena tamu tidak banyak, istri saya memuji
bebek bakarnya karena bumbunya sedap berasa sekali, begitu pula
tumis jamur-nya, ikan balita nya garing kriuk-kriuk.
Yang lucu-nya, ada menu sambel, tapi tersedia counter sambal yang
gratis berikut lalapannya, sayurannya juga berlimpah segar sekali.

Malam itu makan sambil ditemani musik gending Jawa yang sayup-
sayup terdengar, maka saya bilang ke istri anggap ajah kita lagi
sedang berada/liburan di Jogya nih. Makanan tentu cepat tandas,
karena masih betah tambah lagi dah Wedang Ronde he he.

Kedai Jawa
Jl. Raya Serpong Km 8 Ruko E & F.
Telp 021-5398924 - 5399131.
(cabang dari Kedai Jawa di Pasific Place)