Thursday, November 26, 2009

Piano dan Sang Komposer Agung.



Seperti biasa saya kalau berkendara senang dengerin Indonesia Siesta di
Delta FM, dan kali ini Shahnaz Haque bercerita - berupa renungan yang
didengarnya dari temannya, tentang Piano.

Ceritanya : Hidup ini seperti Piano, kalau dilihat ada tuts Putih dan juga Hitam.
Kalau tuts yang warna putih itu sedang ditekan ibarat sedang menjalani hidup
yang mulus, riang menyenangkan .
Sebaliknya tuts hitam, saat-saat kelam, derita, sakit dan kesulitan mendera .

Untuk menjalani hidup - seperti memainkan piano, kedua macam tuts itu tentu
harus ditekan untuk bisa menghasilkan irama musik.

Dan untuk bisa menghasilkan musik yang indah, Sang Komposer Agung tentu
harus memainkan kedua macam tuts itu.

Maka kehidupan juga seperti piano, ada saatnya cerah dan tak bisa luput ada
juga saatnya kesusahan muncul.

Tapi perhatikan Piano - lebih banyak tuts Putih daripada yang Hitam kan ?.

Bagaimana pendapat anda ? 

8 comments:

  1. Tentu tergantung kepada kepribadiannya, bagi yang positive thinking pasti banyak putihnya karena yang hitam itu akan dijadikan putih.

    ReplyDelete
  2. wah hidup dianalogikan dengan piano.. boleh juga.. berarti yang putih lebih banyak jadi hidup lebih indah.. hitam bikin hidup berwarna.. pasti bisa melewatinya..
    kalu memainkan putihnya doang.. bunyinya ga semerdu bila hitampun dimainkan kan pak.. setidaknya gambaran piano seperti itulah itu juga hidup.. ada putih dan hitam.. melulu putih kaya di surga.. melulu hitam kaya di neraka.. seimbang deh.. walupun hitamnya tak sebanyak putih.. semoga hidup kelamnya tak lama2.. sebagai peringatan..

    ReplyDelete
  3. tapi kayaknya ada juga orang yg hidupnya sepertinya selalu dirundung masalah . bahkan bertubi-tubi
    ditinggal mati anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, dstnya..dstnya..

    buat orang2 spt itu, mungkin pianonya lebih banyak itemnya daripada putihnya

    ReplyDelete
  4. yang penting steman stringnya nggak fales, jadi biar item atau putih tetap merdu terdengar...he.he.he..dan itulah stelan mental kita, bukan soal item atau putihnya, dan yang Agung itu adalah sang ahli nyetemnya..he.he.he
    Oh ya si Shanaz, suranya cempreng gitu, daku suka sakit kuping...ha.ha.ha.

    ReplyDelete
  5. hitam = kesedihan, nestapa? disuatu kala, itu bener.... tapi ketika mobil bercat hitam melintas.. yang nampak adalah keanggunan, berjas hitam kala menerima sakramen perkawinan.... bukan pula kenestapaan.
    Hitam putih di piano, memberikan arahan pembedaan irama... bagaimana memainkannya.

    ReplyDelete
  6. Sebelum ada piano, di Jawa dan Bali ada gamelan, ada yang kecil ada yang besar, ada yang cempreng ada yang ngegong. Tak terbayangkan dia kalau ada orang yang tak pernah seumur hidup melihat piano, seperti orang buta tak tahu yPhone itu alat bagus.

    ReplyDelete
  7. betul pak, berserah kepada Tuhan untuk hidup kita, baik ketika berada dalam bayang2 hitam ataupun dalam bayang2 putih, membuat kita bisa hidup secara berirama sesuai lagu yang indah dalam permainan tangan Tuhan, sebagai Sang Komposer yang Agung.

    ReplyDelete
  8. Komposer Agung turut bekerja (Dia aktifn ngga cicing2 wae) dalam SEGALA
    SESUATU (tuts putih ato item) untuk mendatangkan kebaikan,
    Buat orang orang yang taat dan mengasihi DIAM vr good thought.
    Tq

    ReplyDelete