Tuesday, April 22, 2008

Arrival dan Departure di tempat yang sama : Huis Ten Bosch.




April 1600, kapal layar Belanda bernama De Liefde, merapat di
pantai timur Kyushu, inilah untuk pertama kalinya orang Belanda
sampai di Jepang, yang belakangan mendirikan pos perdagangan
di Hirado - tidak jauh dari Sasebo City, Nagasaki Prefecture.

Saat tahun 1979 Yoshikuni Kamichika berkunjung ke Belanda,
dia begitu terkesan dengan negara Belanda yang 60 persen
daratan-nya berada di bawah permukaan air laut.
Terpesona akan kepiawaian Belanda membuat Dam dan juga
teknologi kincir angin untuk memompa air laut, membuatnya
tergerak untuk membuat hal yang serupa di Jepang.

Tempat yang dipilih adalah yang mempunyai nilai sejarah
yaitu tidak jauh dari tempat pertama kalinya terjadi kontak
antar kedua bangsa itu - Omura Bay, dekat Sasebo City,
yang berjarak sekitar 35 KM dari kota Nagasaki.
Tidak tanggung-tanggung, diatas tanah 152 Hektar atau nyaris
seluas Monaco, negeri Belanda abad 17 seakan dipindahkan
ke Jepang, termasuk Huis Ten Bosch Palace - salah satu dari
empat kediaman resmi ratu Belanda yang berada di Den Haag.
Theme park yang konon terbesar di Asia ini dengan seijin Ratu,
dinamai Huis Ten Bosch, yang artinya "Rumah didalam Hutan".

Pembangunan yang konon menghabiskan biaya 3,5 milyar USD,
dimulai Oktober 1988, sebanyak 6.000 meter tanah digali untuk
membuat kanal-kanal buatan.
Sebanyak 400.000 pohon dan 300.000 bunga ditanam, untuk
menjadikan resort ini hijau dan semarak.
Huis Ten Bosch memang berambisi menjadi The Top Flower
Resort in the World, bunga seperti Tulip dan Rose membuat
semarak kawasan pantai yang awalnya gersang itu.

Agar bisa menampilkan pesona dan kecantikan kota Belanda
abad ke 17 itu seutuhnya, berbagai bangunan historis yang
menjadi landmark di Belanda "dipindahkan" kesana.
Semua dibuat se-otentik mungkin sampai-sampai bata merah-
nya pun di-impor dari Belanda, tidak tanggung-tanggung di-
kapalkan sampai 20 juta buah.

Tempat ini pula dibuat dengan konsep ramah lingkungan,
bukan saja dibuat pabrik penyulingan air laut untuk memenuhi
kebutuhan air minum, air limbah juga diolah dulu sebelum
dimanfaatkan lagi untuk mencuci/mandi.

Saat dibuka pada 25 Maret 1992, bukan saja ada empat hotel
besar dengan standar internasional, juga terdapat begitu
banyak toko yang menjual berbagai kerajinan dan souvenir,
puluhan restoran cafe dan bar, belasan wahana atraksi,
dan juga belasan museum. Pokoknya tidak bakalan cukup
sehari untuk menikmati perjalanan disana.

Untuk bisa menikmati wisata didalam theme park unik ini,
pengunjung harus membayar tiket masuk kawasan dan
beberapa atraksi, dewasa 5.600 Yen dan anak 4.400 Yen.
Pengunjung bisa menginap di berbagai hotel didalam taman
itu dengan tarif mulai 38.115 yen, atau di Royal Suite seluas
180 M2 dari Royal Guest House yang tarifnya 346.500 Yen.
Didalam Royal Guest House yang berlantai empat, hanya
ada delapan buah kamar, disanalah para tamu akan
mendapat World-Class VIP hospitality.
Para tamu juga bisa menikmati The Finest French Cuisine
Found in Japan, yaitu di French Restaurant Heritage.
Restoran ini hanya menyediakan tempat untuk 38 orang
dengan membayar untuk Lunch mulai dari 6.300 yen atau
Dinner mulai dari 13.650 yen (service charge not included).

Senin siang, 31 Maret 2008 - perjalanan dari Glover Garden
ke Huis Ten Bosch sekitar 45 menit, bus parkir di lapangan
parkir yang luas yang saat itu tidak banyak kendaraan lain.

Untung cuaca bersahabat, sejuk tapi tidak hujan, sedikit
berjalan kaki sampailah kami di gerbang masuk yang
ditandai "Arrival" - rupanya diibaratkan pengunjung kini
segera akan tiba di negara lain.
Memang betul begitu melewatinya kita bisa lupa kalau kita
berada di tanah Jepang, karena yang terlihat adalah gedung-
gedung besar khas Belanda, jembatan dan kanal seperti di
Amsterdam, kincir angin seukuran aslinya, dan bunga tulip
warna-warni yang ditata cantik sekali seperti di Keukenhof.
Pengunjung tampak riang berfoto kesana kemari karena
memandang kearah manapun yang tampak adalah berbagai
bangunan dan alam khas Belanda yang cantik.

Kita sebenarnya bisa dengan berjalan kaki, sewa sepeda,
atau naik mobil antik mengelilingi keseluruhan kawasan itu.
Sayangnya waktu kami tidak banyak dan tidak mungkin
juga rombongan kami yang sudah opa/oma itu jalan kaki,
maka dipilih naik boat yang selama 40 menit menelusuri
sebagian besar kawasan.

Untungnya tidak terlalu banyak pengunjung sehingga
antri tidak lama sudah bisa duduk didalam boat yang
lumayan besar, pemandangan sepanjang kanal yang
airnya bersih itu membuat kita serasa sedang menelusuri
kota Amsterdam - apalagi saat melewati deretan rumah
bertingkat dengan ciri khas kota Amsterdam.

Turun dari boat, kami berjalan kaki memasuki kincir angin
yang sedang berputar sehingga bisa melihat isi perutnya,
toko keju yang dibuat persis seperti di Belanda sana, dan
akhirnya menuju tempat makan siang yaitu pulau yang
berupa pelataran luas dikelilingi gedung dari berbagai
restoran dan atraksi permainan.
Tentu kami tidak mendapat lunch di French Restaurant
Heritage, cukup di restoran cepat saji saja, yang itupun
saya lihat harga paket makanan-nya sekitar 1000 yen!.

Akhirnya kami memasuki gerbang yang kali ini bertuliskan
"Departure", artinya saat kita melewati gerbang itu berarti
keluar dari Belanda, kembali berada di tanah Jepang !

19 comments:

  1. wheew... viewnya keeren kerenn....
    yg jadi pertanyaan... buat nulis artikel sejarahnya dapet darimana aja tuh...
    serasa ikut jalan2 deh hehehe...

    ReplyDelete
  2. rumah gaya belanda dan sakura... perpaduan yang unik :P

    ReplyDelete
  3. nanya sejarah ? - pastilah nanyanya ke mbah ---------
    Google.

    ReplyDelete
  4. kok di bawah aja ibunya... naik dong.. ;-P

    ReplyDelete
  5. ooohh kirain sih pak dokter emang suka baca buku... dan sebelum maen ke tempat2 yg keren2 gini dah tau duluan sejarahnya hehehe...
    keren juga pak... berbagi foto skalian cerita dan sejarah lengkapnya...


    *jadi iri*

    ReplyDelete
  6. Sepintas tadi liat foto, belum baca tulisan di atas, saya sempet mikir< lho, katanya ke Jepang, kok gambarnya di Belanda. Ternyata oh ternyataaa....

    Keren2 oom, tapi kok oom gak keliatan di foto sama sekali?

    ReplyDelete
  7. iya nihh... ibu-nya ga mo gantian yahhh hehehehe

    ReplyDelete
  8. nga ke istananya pak..? kok musim2nya liputanya nga ada.. padahal banyak disitu pak.
    HTB paling oke kalau musim semi..serasa di belanda..

    ReplyDelete
  9. benar asli kayak di Belanda.....

    ReplyDelete
  10. Wah, ada sakura di Belanda ya... Bikin merinding aja nih... Keren deh..

    ReplyDelete
  11. yah itulah istana Huis Ten Bosch kan letaknya
    paling jauh, kami tidak ada waktu akibat tabrakan
    bus kami dihari sebelumnya, yang membuat acara
    ke Glover House jadi diundur ke hari berikutnya,
    akibatnya hari itu pagi ke Glover Garden, nyambung
    ke HTB dan langsung ke Beppu untuk mengunjungi
    Jigoku (kolam air panas yang warna warni) - untung
    saja masih keburu tuh, pas mau nutup.
    malam ini saya posting yang berikut nya yaitu :Jigoku itu.

    ReplyDelete
  12. benar2 serasa di Belanda ya dok, bagus sekali.... pasti ini jadi salah satu daya tarik yang besar buat turis2 yang sedang visit jepang...
    ditunggu foto2 dan cerita kelanjutannya...

    ReplyDelete
  13. wah bener2 jadi pengen menjelajah Jepang nich......

    ReplyDelete
  14. aaah, si om bisa aja.. di belanda kali nih.. hehehe.. *kidding*

    ReplyDelete
  15. Pak Sindhi, sepertinya Maret tidak terlalu banyak orang yang datang ke sana,ya? Waktu saya ke sana (dari Fukuoka), ada rombongan parade pasukan berkuda, pernikahan pasangan Belanda, dan atraksi lain di lapangan di depan gedung foto paling bawah sebelah kanan yang ada Ibu. Juga rame orang bersepeda. Lebih keren lagi kalau bunga-bunga tulipnya sedang mekar. Orang Jepang memang kreatif, ya, Pak. Mampir ke Nagasaki, Pak?

    ReplyDelete
  16. hallo,
    betul - nggak banyak orang, jadi senang juga
    karena tidak antri panjang saat makan siang disana.
    Nagasaki - mampir, ceritanya ada juga di MP ini.

    ReplyDelete