Sunday, October 28, 2007

City Tour Gaya Kilat di Dubai.




Hari Lebaran, Sabtu malam 13 Oktober 2007, arus mudik
di bandara Soekarno Hatta sudah reda sehingga proses
check-in rombongan kami ber-17 orang lancar saja.

Pesawat B 777-300 Emirates, take-off jam 22.15, saya
di bandara baru ngeh kalau terbangnya tidak langsung
ke Dubai, tapi akan transit dulu di Kuala Lumpur.
Transit begitu tentu ada plus minusnya, perjalanan jadi
makin lama dan benar saja juga tidak diperbolehkan
keluar dari pesawat, maka jadilah kami duduk bangun
saja selama satu jam nunggu didalam pesawat.
Enaknya tentu juga ada, penerbangan panjang ke Dubai
yang take-off jam 01.25 WIB jadi serasa lebih singkat,
karena tinggal 5544 km lagi yang akan ditempuh selama
6 jam 10 menit.

Setelah makan malam, kini saatnya berupaya bisa tidur,
tentu tidak mudah karena duduknya kan di kelas kambing.
Serba sempit, yang beda sekali dengan di Business-
Class yang lega dan nyaman bisa selonjoran.
Untunglah saya punya jurus sakti, selain pakai penutup
mata, juga pasang ear-plug dari karet kenyal pengasih
salah satu Airline, yang mantap sekali meredam suara
gemuruh mesin pesawat.
Lumayan dah bisa tidur, sesekali saja terbangun dan
menyimak airshow moving map yang ada disetiap
bagian belakang bangku penumpang, maka bisa tahu
saat berada di atas Phuket atau diatas wilayah India.
Dalam layar monitor itu juga sesekali muncul gambar
pesawat dengan arah panah menuju gambar Kaabah,
ini membantu penumpang yang mencari arah Kiblat.

Pesawat landing dengan mulus di bandara Dubai jam
7.45 WIB atau 03.45 local time, ternyata penumpang
harus pakai bus menuju terminal kedatangan.
Sempat heran dan kesal juga koq di bandara sehebat
ini tidak turun langsung ke dalam terminal, rupanya
karena sedang membangun terminal baru.
Di keremangan malam bus melewati bangunan besar,
itulah Terminal ke tiga Emirates yang sedang dibangun.
Garbarata/Aerobridge type baru untuk pesawat double-
decker A-380, tampak bertebaran - atraktif karena
terlihat jauh lebih panjang daripada garbarata biasa.
Setiap lokasi ada dua buah garbarata - yang satu lebih
tinggi dari yang lain. Emirates serius mempersiapkan
airportnya karena sudah memesan sekian puluh A-380.

Diperjalanan diperdengarkan kaset yang menginformasi-
kan bahwa bus akan stop dua kali.
Penumpang transit agar turun di stopan pertama, berarti
kami harus turun-nya di stopan kedua.
Ternyata sebagian teman tidak menyimak informasi itu,
mereka salah turun di stopan pertama, akibatnya buang
waktu lebih dari setengah jam untuk bisa berkumpul.

Antrian imigrasi juga cukup panjang, maklum tahun 2006
saja lebih dari 6,4 juta visitors datang, naik 300 ribu dari
tahun sebelumnya, hotel occupancy rate sampai 85 %,
Dubai berambisi menerima 15 juta visitor di tahun 2010.
Petugas pria tampak memakai pakaian tradisional Kantura
yang serba putih, dan tutup kepala yang disebut Kadra,
sedangkan wanita busananya serba hitam, kontras sekali.
Kami harus check-in bareng karena visanya borongan
dalam selembar kertas.

Eh dipemeriksaan custom, teman kami Benny tertahan,
rupanya si petugas heran, koq orang yang bakalan cuma
semalam berada di Dubai, bawaan Pop-Mie nya kayak
orang mau buka toko saja.
Memang kami semua begitu, bukan saja bawa banyak2
Pop-Mie, juga Kecap, Sambal ABC, abon, bawang goreng
kentang ebi, sampai2 istri saya bawa bumbu pecel segala.
Ampuun!, jalan-jalan koq paranoid banget - takut bener
tidak ketemu makanan yang cocok, kan ribet bawa aneka
makanan tambahan sa-gitu banyak macam.

Alhasil jam 07 barulah kami bisa naik bus dan bertemu
dengan local guide bernama Marsel - dia bercerita bahwa
dari 1,4 juta jiwa penduduk Dubai, 80% adalah orang asing
dari 140 nationality, mayoritas adalah India seperti Marsel
ini, disusul Pakistan, Filipina dll.
Memang booming economy, serba tax free, life style yang
serba relax dan kondisi yang relatif bebas kriminal menjadi
daya tarik yang besar sekali untuk bekerja di Dubai ini.

Perjalanan ke kota dekat saja, dan setelah breakfast di
Hotel Riviera, kami berunding mengenai acara hari itu.
Seharusnya city tour nya nyantai, tapi karena kami me-
nambah acara makan siang didalam Hotel Burj Al Arab
maka harusnya ada acara yang dipangkas.
Tapi akhirnya diputuskan kompak, semua "tidak mau rugi"
alias tetap mau lihat semua - tidak apa serba singkat,
berarti kini semua mesti disiplin waktu super ketat.
Jangan sampai ada molor waktu karena ke-enakan belanja.

Segera kami mengunjungi Diving Village/Heritage Village,
ini adalah museum tentang kehidupan nelayan Dubai,
terletak di tepian Creek yang membelah kota Dubai.
Disini kami cepat-cepat saja, karena isinya hanya contoh
rumah jaman baheula dan perahu nelayan model lama,
isinya memang tidak menarik.

Dilanjutkan menuju Sharjah, salah satu dari tujuh buah
Emirates yang pada tanggal 2 Desember 1971 bergabung
menjadi Uni Arab Emirates.
Diperjalanan terlihat dimana-mana gedung baru yang tinggi-
tinggi, diseling bangunan rumah yang warnanya kalau tidak
putih yah coklat muda - kata Marsel memang rumah tinggal
tidak boleh dicat warna warni semaunya.
Sharjah dipersiapkan menjadi daerah hunian, berbeda
dengan di Dubai, disini tidak boleh ada alkohol, diskotik,
hiburan malam dll.

Karena Dubai terkenal sebagai surga belanja, maka kami
diajak memasuki Blue Souk. Pertokoan berlantai dua ini
tidak terlalu besar dan sepi-sepi saja tidak menarik,
mungkin karena masih suasana Lebaran.

Kini saatnya mengunjungi Mall of The Emirates, ini adalah
mall terbesar ke tiga didunia, walaupun baru buka pada
September 2006, sudah berhasil menyerap 5 juta turis.
Didalam The World's First Shopping and Leisure Resort itu
orang bisa berbelanja, nonton bioskop, naik rollercoaster,
makan minum, sampai menginap di hotel bintang lima.
Hebatnya pula didalam ada Ski Dubai - dengan membayar
140 Dirham bisa main ski selama dua jam.

Tapi diperjalanan diputuskan mampir "sebentar" di
HardRock Cafe, karena ada teman yang mau beli souvenir.
Nah sesuai dugaan saya, kalau udah dikasih kesempatan
belanja - yang namanya sebentar itu bener saja akhirnya
molor sampai lebih dari setengah jam
Padahal sudah di-wanti2 kalau waktu sudah mepet.

Akhirnya tiba di Mall of The Emirates, saat mau turun
dari bus, Holden - tour leader kami dari Jade Tour
"mengancam" : Awas yah, semua dikasih waktu cuma
setengah jam harus sudah kumpul lagi, karena waktu
untuk makan siang di Burj Al Arab sudah ditentukan
dan tidak bisa diubah, yang telat akan ditinggal karena
kalau kita terlambat bisa ditolak masuk restoran.

Saya jadi teringat komunikasi bulan lalu dengan Juan
Anthony yang tinggal di Dubai, dia saat itu ter-heran2
saat saya bilang city tour kami yang setengah hari,
termasuk ke Mall besar itu. Mana cukup waktunya
katanya, di Mall of The Emirates itu saja paling tidak
harus setengah harian katanya.
Lha ini malah cuma dikasih setengah jam, mana tahan!

Maka jadilah semua "shopping" di mall sa-gede Gajah
itu kayak nguber maling, saya dan istri setengah lari-
lari mencari dimana Ski Dubai, tidak terfikir untuk
lihat2 isi toko, yang penting adalah melihat tempat
unik itu.
Cari sana sini akhirnya ketemu juga Ski Dubai itu -
sebuah hall yang besar sekali berupa snow park.
Didalamnya tampak banyak orang memakai pakaian
tebal karena berada didalam hawa yang dingin sekali.
Ada yang ber-jalan2 saja, ada yang main perosotan,
snow board dan ada yang main ski meluncur turun
sepanjang landasan ski sejauh 400 meter.

Selesai foto2, langsung lari-lari balik lagi dan tepat
waktu bus meluncur menuju BurjAlArab.

Diperjalanan kami melewati Burj Dubai, menara yang
tampak menjulang tinggi sekali itu sedang dibangun.
Marsel menjelaskan bahwa masih teka-teki berapa
persisnya nanti ketinggian menara itu.
Yang pasti akan menjadi menara tertinggi didunia,
konon akan mencapai 189 lantai atau 800 meter,
sehingga bisa terlihat dari jarak 100 kilometer.
Observatory platform akan berada dilantai 124 pada
ketinggian 442 meter.
Di situs Burj Dubai, dikatakan pada 24 Oktober 2007,
baru rampung 156 lantai atau 585,7 meter.

Komplek Burj Dubai juga akan menjadi lokasi dimana
terdapat komplek rumah tinggal, daerah komersil,
The First Armani Hotel dan juga Dubai Mall.
The World's Largest Shopping Mall ini akan dibuka
pada tahun 2008, nanti nya akan ada huge aquarium
yang tingginya menjangkau beberapa lantai dari mall,
pengunjung bisa berjalan didalam tunnel aquarium itu.

Dubai memang terus membangun berbagai gedung
dan sarana yang serba rekor, sehingga membuat
penasaran orang datang untuk menyaksikannya.

bersambung :
Memasuki Burj Al Arab - icon nya Dubai.




22 comments:

  1. wah Pak Shin saya kalau pergi juga bawa sambel juga
    he he he

    ReplyDelete
  2. Saya juga berencana ngunjungi teman di Dubai, Pak Dokter...Jadi aku skrg punya gambaran neh setelah baca blog Pak Dokter, ke mana aja yang bisa dilihat di Dubai:-) Tapi bosen ya Pak, kalo isinya cuma Mall doangan, Jakarta juga banyak:-D

    ReplyDelete
  3. hmm .. harus tunggu 2008 kalo pengen liat wujud nyata nya burj dubai. kok ga ke jumeirah beach, terus ke jumeirah resort, trus liat palm jg?? itu kan objek wisata nya dubai skrg. plus ke gold souk jg

    ReplyDelete
  4. hallo,

    saya rencananya bikin 4 bagian cerita Dubai,
    besok posting ttg memasuki Burj Al Arab,
    tersu Desert Tour yang katanya acara wajib kalo ke Dubai,
    trus saat city tour kedua sebelum take off ke Istanbul.

    ReplyDelete

  5. hallo,

    setelah ke Mall Emerates itu kami ke Jumeirah,
    masuk dan makan siang di Burj Al Arab - besok
    saya posting dah ceritanya, dari situ Desert Tour
    sampai malam,
    esoknya sebelum take off ke Istanbul sempat
    city tour lagi antara lain ke Gold Souk- nengok toko
    emas saya - huahaha, ada sih fotonya mejeng
    didepan toko emas gemerlapan entah siapa punya

    ReplyDelete
  6. Jadi inget The Amazing Race Asia, ada adegan di mana pesertanya lari2 di dalam Mall buat nyari Ski Dubai. Mungkin orang mikir Pak Sindhi adalah peserta Amazing Race Dubai, hehehe.

    ReplyDelete
  7. oh yaaa !
    sayang saya nggak nonton tuh,
    memang mallnya gede juga,
    entah kalau Dubai Mall udah jadi kayak apa gedenya,

    dulu saya pernah masuk mall terbesar didunia, adanya
    di Kanada, yaitu di Edmonton, memang guede banget,
    didalamnya ada kolam renang ombak kayak di Ancol segala.
    di blog saya ada ceritanya.

    ReplyDelete
  8. Makasih pak dokter, jadi ada gambaran nih buat ortu saya yg mo ngunjungin Gabon via Dubai. Jadi tau harus mampir dimana... Postingan berikutnya saya tungguin..:-)

    ReplyDelete
  9. hayoo oom, postingan selanjutnya . ..
    gile deh, baca blognya oom sindhi mah kaya baca novel, gak boleh miss :)
    someday oom, aku nyampe kesana dah, berbekalkan tulisanmu.

    ReplyDelete
  10. Gabon ? tumben kesana.
    Cerita bagian kedua, ntar malam saya siapkan,
    mudah2an esok bisa diposting.

    ReplyDelete
  11. tq Dewi,
    Dubai sekarang lagi populer,
    banyak tour yang menuju Eropa/Timur Tengah
    memakai Emirates karena bisa transit/stop-over
    di Dubai, menarik karena bisa istirahat ketimbang
    langsung ke Eropa, atau bisa keluar city tour dulu dan
    belanja tax free, airportnya juga bagus, apalagi
    terminal 3 Emirates yang hampir jadi itu.
    jadi suatu waktu besar kemungkinan anda bisa
    mampir juga di Dubai.

    ReplyDelete
  12. ga sabar nih Om nunggu cerita dan foto yg dinner usd 300 :)

    ReplyDelete
  13. wah dokter sindhi ini emang paling bisa bikin org ngiler. Saya tuh engga pernah kepikiran liburan ke Dubai..abis kebayang cuman ngeliat gedung2 mewah doang jadi males..tapi gara2 kisah Dr Sindhi kayaknya kalo pulang ke Indonesia saya mo coba naik emirate terus stop over sehari cukup kali yah...

    ReplyDelete
  14. Terima kasih atas penglaman perjalanan dan ceritera anda yang menarik sekali. Begitu jelas sehingga saya ingin juga tour ke Dubai kalau memungkinkan.

    ReplyDelete
  15. Baru tau si Oom Ben bawa supermie segudang!! hahaha lucu sekali... Anehnya kok di stop ya? Emang knapa gitu kalo bawa supermie banyak2? Apa disangka mau jualan?

    Ku, udah liat photo2 n video Harrison yg baru belum?

    ReplyDelete
  16. Makasih P.Dokter Infonya....gamblang banget......
    Salam JSer....

    ReplyDelete
  17. dear Rini,

    kalau sambil lewat tentu bolehlah lihat wilayah
    yang sedang membangun habis2an itu.
    nanti cerita lanjutan ttg Dubai akan saya muat,
    antara lain Desert Tour yang seru, cukup sehari koq

    ReplyDelete
  18. bung Edy,
    besoknya mampir ke Gold Souk,
    nanti fotonya di upload

    ReplyDelete


  19. bu Elly,

    tahun mendatang Dubai akan makin gemerlap,
    terminal 3 mungkin sudah jadi, apalagi datangnya
    pake A-380 - asyiiik.

    ReplyDelete
  20. Von,
    itu Benny Pontianak, teman yang baik hati dan lucu,
    coba buka :
    Kandy - Menu Eksotis Benny.
    http://smulya.multiply.com/journal/item/41

    Akhirnya sih nggak masalah, cuma disuruh buka kopernya aja.

    Belum lihat Von, nanti saya lihat,
    tq yah

    ReplyDelete