Sunday, March 4, 2007

Wisata Agro yang Mendidik dan Menghibur : Kebun Wisata PasirMukti




Wisata Agro yang Mendidik dan Menghibur :
Kebun Wisata PasirMukti.


Minggu pagi 4 Maret 2007, sambil nyetir di jalan tol Bintaro,
saya SMS bung Marchell memberi tahu bahwa saya dan istri
jadi berangkat ke Bogor, untuk menonton atraksi pemecahan
rekor pembuatan Lontong Capgome terpanjang.
Acara itu dilaksanakan dihalaman parkir dari Botani Square,
sekaligus ada dijual berbagai makanan jajanan unik2.

Saat saya memasuki tol Jagorawi, ada SMS balasan dari
Marchell, memberitahu bahwa belum semua pedagang makanan
datang menempati lokasi yang disediakan di Botani Garden itu.

Kalau gitu ke Pasir Mukti dulu saja dah, tempat wisata agro
yang pernah saya saksikan di TV belum lama berselang.
Saat itu saya menyaksikan sekelompok anak yang datang
ke lokasi untuk memetik buah, main disawah dan juga main
di sungai dangkal berbatu yang airnya deras.
Tempat di Citeureup itu juga menjadi lokasi Outbound Training
yang asyik dan menantang.
Selain ada penginapan, juga ruang pertemuan dan restoran
masakan Minahasa yang halal.

Kebetulan tak lama kemudian terlihat exit Citeureup, maka
keluar dari jalan tol, dan sekitar dua kilometer sudah memasuki
kawasan Pasar Citeureup yang muacet banget penuh angkot.
Sempat saat bermacet ria itu saya tanya keseorang pedagang
asongan yang sedang berdiri ditengah jalan :
Bang, belokan ke Pasir Mukti yang mana yah?.
Dijawab : Maju dikit lagi, nanti belok kiri, kalau ketemu lampu
lalulintas berarti sudah kelewat pak!.

Repot sekali nyetir disitu, jalan satu arah yang sempit itu
dipenuhi orang lalu lalang dan juga penuh kendaraan yang
rada main serobot semau gue.
Karena kerepotan itu maka tau-tau belokannya terlewat!,
dan tak mungkin mundur lagi.
Istri saya langsung ngambek, sorry yah kalo muter balik lagi
ke tempat macet bikin stress kayak gitu katanya.

Tapi seperti biasa, semangatsutra tidak terbendung,
mobil kembali diarahkan menuju jalan Pasar yang macet tadi,
lumayan jauh kena muter lagi itu.
Setiba di awal tempat macet lagi, kali ini saya bertekad akan
cerewet nanya2, agar tidak terulang lagi kebablasan.
Terlihat beberapa pedagang asongan, saya turunkan kaca
jendela lagi dan teriak ke seorang penjaja rokok yang
berdiri ditengah jalan :
Bang, belokan ke Pasir Mukti yang mana yah?
Si abang nengok, eh mendadak dia nyengir :
Yaaah bapooaak!!, emang tadi kemana??
Astaga, rupanya dia orang yang sama - yang tadi saya tanyai!!

Hokkie amat si abang nih, ditanya sampai dua kali.

Kali ini tentu ketemu belokannya, rupanya memang papan
petunjuknya tidak begitu jelas.
Jalan kini lancar, dan sekitar empat kilometer tampak diatas
jalan - melintang conveyor belt IndoCement, dan langsung
ketemu pintu masuk kawasan Kebun Wisata Pasir Mukti.

Di pos penjagaan kami beli karcis 12 ribu rupiah/orang, dan
terus bermobil memasuki kawasan yang luas sekali itu.
Sebelah kiri terlihat beberapa villa yang berdiri diatas bukit,
dan disebelah kanan tampak lembah dengan latar belakang
pebukitan.

Kami mampir-mampir keberbagai tempat, ada tempat
tanaman anggrek, kebun buah2an dan juga sawah yang
menghijau.
Anggrek dan buah2an itu dijual dan bisa petik sendiri.
Kami terus berkendara dan akhirnya sampai ketepi sungai
yang dangkal berbatu besar2, airnya tampak cukup deras.
Pemandangan terbuka sekali ke sungai dan juga pebukitan
yang melatarbelakangi, asri sekali.

Tak jauh terlihat Combat Battle Field, kalau datang rame-an
bisa menyewa peralatan tempur yaitu seragam, goggles,
senapan dan paintball-nya untuk main perang2an.
Terdapat juga medan untuk pertempuran, atau kalau kita
mau beraksi seakan pasukan SWAT.

Akhirnya sampailah kami ke kolam ikan, terlihat banyak juga
pengunjung yang sedang mancing, kabarnya ikan guramenya
besar-besar.
Kami tidak ber-lama2 disana karena ingin juga melihat acara
yang menarik di Bogor, maka kembali menuju Pasar Citeureup.
Setelah berjuang melewati kemacetan, maka dengan lega
kami memasuki lagi jalan tol Jagorawi mengarah ke selatan.

Botani Square yang letaknya disebrang terminal Baranangsiang
ramai sekali, tapi untunglah masih dapat tempat parkir dan
sempat melihat Lontong Capgome yang sedang dimasak.


Kebun Wisata PasirMukti

Lokasi: Jl. Raya Tajur Pasirmukti Km.4 Citeureup-Bogor.
Telpon: (021) 87943864/65
Fax : (021) 87943866.
Kantor Pemasaran:
Jl.S.Iskandarmuda 2 A, Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Telpon: (021) 7398808
Fax : (021) 7398886.
email : pasirmukti@cbn.net.id
http://www.pasirmukti.co.id

25 comments:

  1. Pak Sindhi datang jam berapa? Kok gak ketemu ya?

    ReplyDelete

  2. aduuuh, sayang sekali yah.
    saya tiba sekitar jam 10 dan
    meninggalkan lokasi sekitar jam 11.
    mula2 saya ke tepian sungai - combat field -
    kolam pancing dan tempat anggrek itu.

    saat itu kan tidak terlalu banyak orang,
    kebanyakan ngumpul di kolam pancing,
    tapi dikejauhan saya lihat ada sekitar
    7 orang jalan menelusuri tepian sungai.
    pak Bambang ada dimana ?

    ReplyDelete
  3. Pak dokter di Pasir Mukit ada makanan yang enak nggak?

    ReplyDelete

  4. pak Bambang,
    astaga, terulang kembali seperti tiwok di GunungMas,
    yaitu saya nggak perhatikan tiket masuknya -
    rupanya ada free welcome drink juga, sampai dirumah
    saya baru lihat tuh,he3.

    bu Andria,
    saya tidak sempat makan siang disana, karena buru2,
    disana ada Restoran Bakudapa yang menawarkan menu
    khas Minahasa.

    ReplyDelete
  5. Pak Sindhi, disana pohonnya lagi pada berbuah ngga ? Terutama the king of fruits : DUREN ??

    ReplyDelete

  6. saya kemarin engga fokus ke pohon buah2an,
    tapi kalau duren sih engga ada rasanya, soalnya
    pepohonan buah itu kelihatan pendek2.
    disana agak panas, istri saya tidak mau ber-panas2,
    jadi kami ke tempat anggrek saja yang ada atapnya.
    barangkali pak Bambang yang lihat pepohonan itu ?

    ReplyDelete
  7. Pak Sindhi, maksudnya di Botany. Kebetulan saya ikut bantuin Marchel untuk acara Bogor Food Festivalnya.

    ReplyDelete
  8. pak Bambang,
    oh maksudnya di Bogor itu ?
    saya sampai sekitar jam 11.45, parkir di
    besement, istri turun duluan di dekat tenda2,
    tapi dia bilang kalo susah duduk/makan disana,
    maka kami cari makanan didalam mall.
    setelah makan ternyata diluar sedang hujan lebat,
    dan tenda2 sudah kosong, maka saya masuk lagi
    ke mall setelah jepret2 kearah Lontong Capgome itu.
    saya tidak tahu kalau banyak teman2 JS disitu,
    berdirinya dimana ?
    kayaknya yang berdiri di tenda di-tengah2 lapangan yah ?

    ReplyDelete
  9. Saya, Grace, Neny dan Feebe, mbak Susan ya mondar-mandir dari tenda satu ke tenda lainnya. Banyak teman JS yang datang. Liza V juga datang. Pantes kalau gak ketemu.

    ReplyDelete

  10. heran koq bisa nggak kelihatan wajah2 JS yang familiar itu,
    saya memang agak buru2 waktu itu, karena istri saya ngajak
    ke Pasar Baru Jakarta.

    ReplyDelete
  11. Pemandangannya indah ya Pak Sindhi ijo royo royo..

    ReplyDelete
  12. Ngeliat jalanan di pasar agak males juga ke sana, tapi begitu liat pemandangan PM jadi ngiler juga. Pengin nginep di sana.

    ReplyDelete

  13. kalo perginya berdua saja atau sekeluarga kecil,
    tentu nggak usah nginep, asal lihat saja cukup.
    kalau ramean seperti adik saya yang pergi dg teman2
    sekantornya - bolehlah nginep, asal bikin acara2 disana,
    kalau cuma untuk nginep saja kurang seru.

    ReplyDelete
  14. wah tempatnya asik euy. bisa nginep perorangan atau musti buking kelompok ya?

    ReplyDelete
  15. Grace,

    kebetulan saya minta brosurnya,
    ada 9 macam Pondok, mulai dari Pondok Duku :
    850 rb/hari, 2 kamar, 5 0rang, minibar.
    Sampai Pondok Manggis :
    1,8 jt/hari, 3 kamar, 12 orang, extra kamar,dapur dan aula.
    Sudah termasuk tiket masuk,minuman selamat datang,
    makan pagi&malam, fasilitas pemancingan, pemanduan wisata.

    Setiap Pondok dilengkapi :
    AC, TV, Kamar mandi dg air panas dan dingin.

    Ada Paket Seminar, Paket Kemping, Paket Religi, dll.,
    rata2 minimal 20 orang.

    Kalau Paket Edukatif, 55 rb/orang:
    minuman selamat datang, saung pertemuan, frutiwok (pengenalan
    tanaman&unggas, petik buah, dunia ikan&belajar mancing),
    makan siang (box) dan snack. Minimal 20 orang.

    Rasanya kalau sampai ingin menginap, mesti ramean, dan bisa
    bikin acara sendiri karena disitu hanya ada kolam pancing, kebun
    buah dan anggrek. Rasanya cocok kalau bikin acara pelatihan atau
    rapat, karena pesertanya nggak bakalan bisa kemana-mana, he3.

    ReplyDelete
  16. Konsep Pasir Mukti cukup menarik. Tapi kalau dilihat dari gambar2nya, rasanya Agropolitan dan Inkarla yang pernah Pak Dokter kunjungi sebelumnya, lebih alami.
    Juga soal Combat Field. Di satu sisi Pasir Mukti mengajarkan anak-anak untuk mencintai lingkungan hidup. Tapi dengan adanya Combat Field, juga mengajarkan dan menanamkan benih-benih permusuhan dan kekerasan. Walaupun ini adalah bentuk permainan dan menggunakan senjata berpeluru paint ball.

    ReplyDelete
  17. Pak, thanks ya.. cari kumpulan peserta yg mau pergi dulu nih hehehe

    ReplyDelete
  18. Halo salam kenal pak Sindhi.
    Saya suka sekali lihat foto-foto berikut ulasannya, komplit banget.
    Kayaknya kalo dikirim ke majalah pasti seru deh.....
    Seperti pak H.O.K. Tanzil. (atau memang sudah.......:))
    Gaya bahasanya juga enak banget.....
    Serasa kita ada disana

    Bravo Pak .......

    ReplyDelete
  19. salam kenal juga bung Budi,

    makasih, cerita Zhouzhuang pernah dimuat di
    majalah Appetite Journey, kalau cerita Santorini
    dimuat di Intisari Nopember 2006 yg lalu.

    anda penyuka tulisan perjalanan Prof HOK Tanzil ? -
    apakah anda mempunyai buku2 nya ? , ini
    Daftar Judul Buku Cerita Perjalanan Prof.HOK.Tanzil :

    1. Pasifik, Australia, Amerika Latin.
    2. Asia & Africa.
    3. Alaska dan Eropa .
    4. Catatan Perjalanan Dalam Negeri.
    5. Eropa, Tibet, Timur Tengah.
    6. Negara2 Pasifik Selatan.
    7. Brunai, Dubai, Afrika Selatan, Siprus, Vietnam, Laos.
    8. Karibia dan Amerika Selatan.
    9. Atlantik Utara dan Afrika Barat.
    10. Kepulauan Samudra Hindia, Albania, dan Guam.
    11. Republik Rakyat Cina, Korea Utara, dan Republik Rakyat Mongolia.

    ReplyDelete
  20. Wah pak Sindhi telaten sekali, sampai punya lengkap catatan buku pak Tanzil, terima kasih pak.
    Tulisan pak Tanzil saya kenal dari majalah Intisari, merupakan salah satu artikel favorit saya selain tulisan alm. Slamet Suseno.

    ReplyDelete
  21. Prof HOK Tanzil kan dulu rutin menulis untuk Intisari,
    sekian tahun menulis maka sekian banyak tulisannya itu di bukukan
    oleh penerbit Alumni Bandung,
    dibuat per kelompok2 misalnya buku ttg perjalanannya di Asia,
    Negara Pasifik Selatan dll.

    ReplyDelete
  22. saya orang citeureup belum tahu tuh pasir mukti yang mana, kasih tahu dong ya ke blog saya, ok

    www.untungwidodo.co.cc

    ReplyDelete
  23. Yth pak,
    Apa setiap saat ada atraksi tanam padi, panen, atau kesenian sunda??

    Trims
    salam kenal
    WIYONO

    ReplyDelete
  24. bung Wiyono,

    untuk itu coba tilpon ke alamat yang
    tertera diatas, agar dapat informasi
    yang lengkap

    ReplyDelete