Tuesday, March 20, 2007

Taj Mahal - Garden of Paradise yang tercipta di bumi karena Cinta .




Pagi hari, Sabtu - 31 Desember 2005, bus kami meninggalkan hotel
Mughal Sheraton dikota Agra, menuju Taj Mahal - salah satu dari
Tujuh Keajaiban Dunia versi Yono, tour leader suatu biro tour besar
di Jakarta, ( sebenarnya kini tinggal enam saja yaitu :
Menara Pisa - Grand Canyon - Niagara Falls - Pyramid - Great Wall -
Taj Mahal, karena Taman Gantung Babylon sudah punah).

Semua anggota rombongan merasa tegang, karena kemarin terjadi
masalah cukup serius, waktu itu sebenarnya sesuai jadwal kami
sudah tiba di Agra, tetapi ternyata tidak bisa memasuki Taj Mahal.
Rupanya tiap hari Jumat Taj Mahal ditutup untuk umum, tentu kami
semua kecewa berat dan tidak habis pikir mengapa fihak tour India
ini bisa salah mengatur jadwal, koq bisa2-nya mereka tidak tahu
kalau Taj Mahal tutup setiap hari Jumat.

Maka hari Sabtu pagi itu kami mencoba lagi memasuki Taj Mahal,
padahal menurut jadwal seharusnya mengarah balik ke New Delhi.
Tentu saja semua was-was sekali, kalau sudah datang jauh-jauh
ternyata gagal masuk ke situs yang masuk Unesco's World -
Heritage itu tentu sungguh sayang sekali.
Apalagi dari ke Tujuh Keajaiban Dunia, tinggal Taj Mahal ini saja
yang belum saya kunjungi.

Ternyata perjalanan singkat saja, hanya limabelas menit saja
berkendara sampailah di sebuah stasiun bus, dan kini harus
berganti naik bus khusus yang memakai tenaga baterai.
Kami dipesan untuk meninggalkan semua tas di bus kami, segala
macam barang dari handphone sampai lipstick tidak boleh dibawa.
Tentu hal ini makin menambah ketegangan, sudah waktunya
pas2an ternyata juga ribet tidak boleh bawa ini itu.
Rupanya polusi dari knalpot mobil dikhawatirkan merusak marmer
Taj Mahal, kalau lipstik dikhawatirkan dipakai mencorat-coret.
Perjalanan naik bus khusus itupun ternyata singkat saja hanya
sekitar satu kilometer, kami diturunkan didekat gerbang masuk,
ditepi jalan berdebu yang hiruk pikuk orang lalu lalang.

Setelah mendapat tiket masuk, sebotol Aqua dan alas sepatu
dari bahan kain maka kini ikut antrian pengunjung menuju
tempat pemeriksaan di gerbang masuk.
Semua digeledah dengan teliti oleh tentara, seluruh tubuh dirabai,
untung kami patuh tidak membawa handphone dan lain-lain.

Setelah itu barulah bisa bernafas lega, kami berjalan memasuki
halaman dan didepan tampak gerbang lain yang merupakan
gerbang masuk menuju komplek Taman dan Makam Taj Mahal.
Begitu melewati gerbang cantik yang terbuat dari batu bata merah
itu, semua langsung terpana.
Tampak dikejauhan sebuah bangunan berwarna putih yang cantik
sekali, tampil mungil tapi begitu megah serta anggun, dengan
kolam dan taman yang indah sekali dilatar depannya.
Itulah bangunan makam Mumtaz Mahal setinggi 44 meter yang
keseluruhannya terbuat dari marmer putih Jaipur.

Bangunan makam itu tampak dikawal oleh empat buat Minaret
setinggi 40 meter yang tidak saja tampak seakan membingkai
bangunan itu tapi juga menyebabkan begitu tampilnya simetri
bangunan yang luar biasa perfek itu.
Dibelakangnya tidak terlihat bangunan atau pohon apapun, jadi
bangunan makam itu benar-benar terlihat begitu tampil menonjol.
Agak jauh disamping kiri dan kanan, barulah ada bangunan lain
yaitu sebuah Mesjid dan Guest House.

Kami kemudian mencari posisi untuk dapat melihat Taj Mahal
dari tengah, tampaklah Charbagh, kolam yang dibangun lurus
mulai dari gerbang masuk sampai kedepan bangunan makam.
Sistim irigasi airnya diambil dari sungai Yamuna yang melintas
dibelakang bangunan makam.
Dikiri kanan kolam dipasang batu bata merah, maka warna
merah bata, hijau rumput dan pohon cemara yang memagari
kolam memperlihatkan paduan warna yang sangat cantik dan
menambah keanggunan bangunan Taj Mahal itu.

Dulu saya tidak mengerti mengapa bangunan makam dari
marmer putih saja koq bisa masuk keajaiban dunia, ternyata
kini keraguan itu pupus.
Bangunan makam yang dibangun Shah Jahan, raja dari dynasty
Moghul untuk Mumtaz Mahal - sang istri tercinta, begitu indah
dan sempurna komposisinya hingga dijuluki :
One of the most elegant and harmonious buildings in the world.
Dibangun dengan proporsi yang begitu perfek oleh kecakapan
para tukang yang begitu sempurna/elok kini disanjung sebagai :
a prayer, a vision, a dream, a poem, a wonder.
Ada pemeo bahwa Taj Mahal di design seakan versi dunia dari
salah satu rumah yang ada di Paradise.

Kami lalu berjalan pelan-pelan menuju bangunan makam,
sepanjang tepi kolam sambil mengagumi keindahan taman.
Di Lotus Pool seperti banyak orang lain kami berfoto dikolam
yang air mancurnya membentuk bunga teratai, bayangan
Taj Mahal di kolam terlihat indah sekali.

Makin mendekati bangunan utama, makin nampak kecantikan
bangunan setinggi 44 meter yang dibangun dengan begitu perfek.
Minaret sengaja dibangun dengan posisi sedikit miring menjauhi
bangunan makam, tujuannya agar kalau terjadi gempa dan roboh
maka tidak menimpa bangunan cantik itu.

Kini saatnya naik memasuki bangunan makam, alas sepatu dari
kain kini harus dipakai agar tidak merusak lantai marmer.
Diawali antri naik tangga menuju pelataran luas yang lantainya
juga terbuat dari marmer, lalu penuh anthusias kini semua ikut
antrian memasuki pintu utama Taj Mahal.

Bagitu masuk kami mendapati berada didalam ruang berbentuk
oktagonal dengan atap cukup tinggi, hanya ada penerangan
dari sebuah lampu gantung yang sinarnya temaram.
Persis ditengah ruangan tampak cenotaph yaitu replika makam
Mumtaz Mahal yang dibangun diatas sebuah platform marmer.
Makam sesungguhnya ada didalam ruang bawah tanah dibawah
cenotaph itu, ruang gelap itu tidak boleh dikunjungi.
Tampak sebuah makam lain disisi makam Mumtaz Mahal, itulah
makam Shah Jahan, sayang sekali adanya makam tambahan ini
justru jadi mengganggu harmoni disitu.
Kalau tadinya posisi makam Mumtaz Mahal sendirian ditengah
sehingga tampak simetri sekali, maka kini dengan adanya
makam kedua yang seakan dipaksakan ditaruh disisinya maka
letak makam jadi tidak simetri lagi, ternyata memang sebenarnya
Shah Jahan tidak berencana dimakamkan disitu.
Posisi Mumtaz Mahal berbaring didalam gedung itu dibuat persis
menghadap pintu, sehingga didapatkan pandangan keluar yang
mengarah ke taman dan kolam yang indah sekali itu.

Kami berjalan dengan perlahan mengelilingi makam yang dibatasi
oleh tabir yang sungguh luar biasa karena terbuat dari lembaran
marmer yang diukir rumit sekali sampai tembus, sehingga dari
luar tabir kami tetap bisa melihat kearah makam didalam.
Yang luar biasa adalah bukan cuma kecantikan dari ukiran itu,
marmer itu juga dihiasi oleh bebatuan warna warni bermotif bunga
yang luar biasa indahnya.
Cara pembuatannya sungguh unik, permukaan marmer ditatah
dengan motif bunga dan daun lalu beraneka lembaran tipis batu
mulia warna warni ditempelkan disitu, sehingga dinding marmer
teraba kembali rata seperti semula.
Konon untuk membuat satu bunga Lotus merah saja yang terdiri
dari 65 lembaran tipis batu mulia itu perlu waktu enam bulan!.

Tour leader mengeluarkan senter kecil dan menyinari lempeng
marmer dari belakang maka tampaklah menyala terang berbagai
tangkai bunga aneka warna merah hijau yang sungguh memukau.
Florentine tehnik dalam membuat Pietra Dura ini di import oleh
raja pendahulu Shah Jahan yaitu Jahangir, dan tehnik itu kini
dikembangkan di Agra, dan dikenal sebagai : Pachikari.

Didalam bangunan makam dilarang keras mengambil foto, tapi
kalau diluar bebas.
Kami kemudian berjalan mengelilingi dinding luar bangunan
oktagonal itu sambil mengagumi berbagai Pietra Dura, pahatan
cantik pada dinding marmer maupun aneka kaligrafi diatas pintu.
Tiang marmer Taj Mahal unik sekali, sepintas tampak bersegi
delapan padahal setelah diraba hanya segi empat.

Dibelakang bangunan tampaklah sungai Yamuna, disebrang
sungai tampak lahan kosong yang luas sekali.
Di lahan itulah Shah Jahan pernah berniat membuat satu lagi
bangunan yang persis sama dengan Taj Mahal, tapi terbuat
dari marmer berwarna hitam. Kembaran Taj Mahal itu akan
dipergunakan untuk makam dirinya sendiri!
Tentu biayanya akan luar biasa besar, Taj Mahal saja yang
selesai pada tahun 1653, dan dikerjakan selama 22 tahun
oleh 20.000 pekerja itu menghabiskan dana 41 juta rupee
serta 500 kilogram emas.

Rupanya Aurangzeb - putra Shah Jahan marah akan rencana
pemborosan itu, maka Shah Jahan diturunkannya dari tahta,
lalu di kenakan tahanan rumah di Agra Fort - sebuah istana
berbentuk benteng yang letaknya tidak jauh dari Taj Mahal,
sama2 terletak ditepi sungai Yamuna.
Disanalah Shah Jahan menghabiskan sisa hidupnya dalam
kesepian, terpenjara dalam istana benteng itu, dengan tetap
bisa mengenang istri kesayangannya dengan memandang
Taj Mahal yang tampak dikejauhan.

Setelah meninggal barulah Shah Jahan bisa berkumpul lagi
dengan sang istri tercinta, dimakamkan berdampingan
didalam Taj Mahal - komplek makam-taman yang luar biasa
cantik yang konon dibuat meniru Garden of Paradise.

Cinta Shah Jahan untuk Mumtaz Mahal memang sungguh
luar biasa, tapi rupanya waktu untuk menyatakan cintanya
dirasanya tidak cukup saat hidup didunia ini.
Kini cintanya bisa berlanjut, dengan berdampingan abadi di
Taj Mahal - Garden of Paradise yang diciptakannya.




29 comments:

  1. wah th 2002 belum disuruh pakai alas sepatu dari kain. waktu itu cuma disuruh lepas sepatu aja dan sepatunya ditaruh di tangga di luar, tapi mungkin banyak sepatu yg hilang kali ya, jadinya sekarang tetap pakai sepatu cuma pakai alas kain. bagus juga idenya..:)

    ReplyDelete
  2. TFS....sy yg cuma ngeliat foto nya saja terkagum2 ....
    hmmm kapan ya bisa kesana......

    ReplyDelete

  3. iya sekarang jadi tenang nggak mikirin sepatu,
    kebayang tuh kalo lagi jalan2 kehilangan sepatu,he3.

    ReplyDelete
  4. dear Cisca,

    kehebatan bangunan ini ternyata karena dibuat
    dengan cita rasa yang begitu tinggi, bukan saja
    semua terbuat dari marmer putih pilihan,
    juga arsitekturnya cantik, dan komposisinya dibuat
    begitu perfek, baik bangunan, taman, backgroundnya dll.
    dan yang belakangan saya baru tahu, marmer itu tidak
    polos begitu saja tapi bukan saja diukir tapi ada Pietra Dura,
    bayangkan bebatuan warna warna warni dibuat tipis2 untuk
    dipasangkan di dinding marmer yang sebelumnya dikerik dulu,
    sehingga menjadi motif bunga macam2 - indah sekali,
    apalagi yang di tabir sekeliling makam Mumtaz Mahal -
    saat disinari lampu didalam ruang agak temaram itu -
    maka anek warna bunga kecil2 itu terlihat seperti menyala -
    bukan main indahnya.

    ReplyDelete
  5. Di tahun 83-an, ketika pertama saya ke Taj Mahal, pemeriksaan tidak begitu ketat. Hanya disuruh lepas sepatu dan harus ditenteng sendiri kalau masuk ke makamnya. Ke tempat yang lainnya sih biasa saja, nggak ada macam2.

    ReplyDelete
  6. Pemandangan dari sini ke arah sungai itu memang yang memukau. Terutama ketika musim gugur.

    ReplyDelete
  7. Pak, saya yakin jalannya tanpa angkat kakinya dari lantai, tetapi diselancarkan saja sepanjang kaki melangkah dilantai, jadi seperti mengepel lantainya dengan kaki....benar nggak demikian jalannya pak.

    ReplyDelete
  8. Pilih mana pak, Ibu atau Taj Mahal? --- walaupun Taj Mahalnya sangat indah, bapak pasti pilih Ibu yach!...he..he...he....!

    ReplyDelete
  9. wah bagusnya dr Sindhi...
    kapan-kapan saya mau juga ke Taj Mahal.

    ReplyDelete
  10. suasananya terasa romantis foto ditengah2 tajmahal

    ReplyDelete
  11. Wow keren banget Pak .. thanks for sharing ...

    ReplyDelete
  12. makasih sharingnya Pak,
    liat fotonya aja udah kagum, apalagi kalo liat langsung... :-)

    ReplyDelete
  13. makasih sharing nya pak, ternyata ada 1 tempat lagi yang 'berani' memakai istilah garden of paradise. tempat pertama yang saya tahu pakai nama seperti ini adalah tamannya di nasyrid palace, alhambra

    ReplyDelete
  14. wow bagus banget yah...Hope oneday can visit Taj Mahal, thanks for share the story n great pics

    ReplyDelete
  15. hallo semua,
    memang bangunan ini pantas disebut keajaiban dunia
    karena begitu cantik, dan perfek - bangunan itu
    kalau kita lihat rasanya mantap sekali bentuk dan
    ukurannya, mungil tapi megah, apalagi semua terbuat
    dari marmer yang ternyata bukan polos saja tapi
    penuh ukiran, kaligrafi dan Pietra Dura itu.
    belum lagi kalau kita kebelakang nya, seperti bung
    Tigun bilang pemandangan kearah sungai Yamuna itu
    terasa nyaman dan damai.

    bu Ghina, istilah Garden of Paradise itu saya baca
    di buku Dorling Kindersey Travel Guides berjudul :
    Delhi Agra & Jaipur.

    saya pernah ke Alhambra, cuma saya lupa ke Nasyrid Palace itu apa nggak yah ?, persisnya dimana ?
    ceritain dong seperti apa indahnya ?

    ReplyDelete
  16. Pak Dokter,
    Nasyrid palace itu ya istana yang banyak ukiran nya itu, yang ada kolamnya, nah di belakang ada taman, dia bilang itu adalah potongan raudah kalau nggak salah. raudah adalah nama kebun di surga menurut ajaran agama islam. catatannya ada di sini Pak,
    http://ghinarumaisha.multiply.com/photos/album/78

    ReplyDelete
  17. Dok, iseng nih, Taj Mahal dibaca orang India gimana, Taj atau apa sih?? soalnya sebagai bandingan, Bajaj di Jakarta yang dari India kenapa dibaca Bajai ya, bukan Bajaj...:)

    Anyway, another great story nih Dok, tengkyu. Taj Mahal ini calon salah satu 7 keajaiban dunia yang baru. baru kemarin, saya ngliat salah satu calon "7 wonders" lain, Chichen Itza di Mexico, kalau udah saya sempat mas saya share di Jalansutra. Sayang Borobudur kita "lewat" dari list...:(

    ReplyDelete
  18. ancur nih kalimatnya, maksud saya: "kalau udah sempat, mau saya share di Jalansutra"....:)

    ReplyDelete
  19. barusan saya lihat blog anda, ternyata memang
    saya masuk juga ke istana dan taman itu, cuma
    nggak ngeh namanya itu,he3.
    tamannya memang bagus hanya kecil saja, tapi
    sebenarnya yang menakjubkan adalah langit2 istana
    itu yang dibuat dg ketrampilan yang tinggi dan unik,
    sayangnya waktu itu belum pakai kamera digital,
    jadi lebih banyak di shoot pakai handycam -
    sekarang jadi nyesel sebab handycam hampir tidak
    pernah diputar ulang, kalau foto kan bisa di upload
    di blog seperti ini dan kapan2 mudah dilihat

    ReplyDelete
  20. bung Andri van Mexico,

    nggak perhatikan tuh persisnya nyebutnya gimana,he3
    wah ditunggu ceritanya ttg chichen itza itu, rasanya
    saya nggak bakalan nyampe kesana, jauuuh banget,
    maka ditunggu cerita2 dan foto2nya.

    ReplyDelete
  21. dok, sekarang rasanya gambar yang dari handycam juga bisa dipindahkan jadi foto digital deh

    ReplyDelete
  22. Angel photonya bagus2 ..sepertinya kita di bawa kesana..
    makasih sharingnya..

    ReplyDelete
  23. fotonya cantik-cantik pak ... saya baru sampe baca bukunya saja ...

    ReplyDelete
  24. lam kenal pak dokter, thanks atas invitenya
    subhanallah...cantik sekaliiii,
    aku pernah kesana tapi lewat khayalan cerita buku taj mahal..hehe buku yang bagus. smoga someday jadi kenyataan
    tks for sharing

    ReplyDelete
  25. Thx for sharing...I have been wanting to go there too=D

    ReplyDelete
  26. mendung ya disana? saya kesana cerah waktu itu.. cape jalan kelilingnya luas sekali..

    kisah ini yang dipasang di rdi? buka2 lagi ah.. tahun rdi 2005 ya..

    ReplyDelete