Saturday, August 12, 2006

" Rame-rame jatuh miskin " di Spanish Step.




Banyak jalan ke Roma - ungkapan yang sering kita dengar,
dan sore hari tanggal 26 Juni 2006 jalan yang saya pilih adalah
dari Jakarta - Singapore - Frankfurt - Rome.

Seperti halnya awal perjalanan-perjalanan sebelumnya, setiap
menunggu didalam boarding lounge bandara SoekarnoHatta
pikiran saya selalu saja tegang.
Soalnya pikiran masih nyangkut pada kesibukan persiapan
segala sesuatu sekian hari sebelum keberangkatan, jadi masih
khawatir kalau-kalau kelupaan ini itu dan lain lain.
Maklum kali ini tour-nya juga cukup lama, yaitu selama dua
minggu akan menelusuri Italy selatan/Sicily dan Greece,
termasuk mengunjungi Santorini - highlight tour ini.

Mendekati saat keberangkatan yang jam 18.50 - pesawat
Lufthansa belum juga nongol.
Benar saja terdengarlah pengumuman bahwa keberangkatan
delay satu jam karena pesawat terlambat datang dari Singapore.
Tentu hal ini menambah kerut di kening saya, sampai terlihat
Jumbo B747-400 yang moncongnya putih cantik itu mendekat.
Asyik juga melihat manuver pesawat gede itu saat merapat ke
Aerobridge.

Ternyata kerut kening saya masih harus muncul lagi, walau
pesawat yang kami naiki itu sudah ber-taxi menuju run-way,
tapi ber-kali2 berhenti entah menunggu apa, ada sekitar
setengah jam diperlukan sampai ke posisi siap lepas landas.

Eh muncul lagi persoalan lain, pria barat di kursi sebelah istri saya
batuk melulu, istri saya jadi stress dan bilang bisa2 ketularan flu nih.
Wah puyeng deh saya, mau pindah duduk kemana - wong semua
kursi udah ada orangnya - apa mau pindah duduk di kursi pramugari ?
Untunglah setelah diperhatikan, batuknya ternyata "batuk genit" saja -
kayaknya dia allergi sesuatu saja, bukan batuk beneran.

Pesawat segede itu ternyata kursinya sempit sekali, dan saat mendarat
di bandara Changi rasanya seperti dibanting, ngantuk kali sopirnya.
Penumpang memang sih boleh turun kedalam terminal airport, tapi
tidak ada waktu untuk cuci mata di pertokoan airport Changi yang
gemerlap karena sisa waktu hanya 20 menit saja.
Tak lama kami memang sudah harus masuk pesawat lagi.
Rupanya mau ngejar waktu - belum semua penumpang menempati
tempat duduk, pesawat yang penuh sesak ini udah gerak lagi,
waduh gawat juga nih Lufthansa !.

Pria barat tukang batuk itu, ternyata seatnya masih yang sama -
jadi masih setia duduk didekat jendela disamping istri saya.
Tapi kali ini dia manis sekali, bukan saja tidak batuk lagi tapi juga
dalam penerbangan belasan jam menuju Frankfurt -
tidak sekalipun dia permisi numpang lewat ke toilet.
Sampai istri saya kasihan dan menawarkan kalau2 dia mau lewat
- tapi dia tidak mau.
Entah kantong kencingnya sa-gede apa tuh, ukuran-nya XXL kali.

Dinner dihidangkan jam 00.30 WIB ( = 19.30 waktu Frankfurt),
dan breakfast jam 8.30 WIB alias 03.30 waktu Frankfurt.
Untung kalau dalam perjalanan, saya punya prinsip makan untuk
hidup (bukan hidup untuk makan ) jadi masuk aja tuh hidangan
walau jam makan-nya udah ngaco nggak keruan.

Tepat jam 5.20 waktu Frankfurt pesawat mendarat, ternyata
harus melalui pemeriksaan imigrasi, dan visa Schengen dicap
disitu walau sebenarnya tujuan kami hari itu adalah Rome.

Penerbangan ke Rome masih dengan Lufthansa, kali ini dengan
Airbus A300-600 yang juga penuh penumpang, dan dikasih
makan lagi !.
Sesampai di Leonardo Da Vici International Airport Rome,
kami naik bus menuju Rome dan langsung ke restoran karena
sudah waktunya makan siang, jadi - makan lageee !!

Rome, kota abadi yang konon didirikan oleh Romulus lebih
dari 2000 tahun yang lalu.
Ada yang bilang kata Roma itu diambil dari nama Romulus itu,
tapi juga ada yang bilang asalnya dari kata Amor !
(kata Roma kalau dibalik kan jadi Amor !).

Basilica St.Peter menjadi tempat pertama yang dikunjungi.
Kalau dulu tahun 1992 saya bisa bisa langsung bablas masuk, kini
mesti antri dulu untuk pemeriksaan security layaknya di airport.
Kami harus menuju ke sisi kiri lapangan dimana ada gate
pemeriksaan, setelah itu menuju toilet dan saya baru mengetahui
kalau disitu ada tangga yang menuju basement basilica.
Saya sempat nyelonong sendirian ke basement, sayang sekali
waktu sempit sehingga tidak berani nyelonong terlalu jauh.
Didalam basilica, karena sudah pernah kesana maka saya mencoba
mencari tempat baru yang dulu tidak sempat saya lihat, antara lain
ruangan kecil dimana ada papan marmer yang bertuliskan nama2
Paus yang ada selama ini.
Salah satu pintu Gereja St Peter ini ternyata sudah di semen rapat,
itulah "pintu surga" yang pada tahun 2000 ditutup, dan baru akan
dibuka tahun 2025 alias 25 tahun lagi !.

Perjalanan berikut seperti umumnya city tour di Rome yaitu
mengunjungi Coloseum, dan kemudian ke Trevi Fountain yang
dipenuhi pengunjung.
Udara panas membuat kami ngiler melihat banyak turis asyik
minum es krim, dan saking asyiknya minum es krim itu saya sampai
lupa lempar coin kedalam air mancur, kan ada kepercayaan barang
siapa lempar coin kearah fountain suatu waktu akan bisa balik lagi.
Ternyata istri saya inget akan itu, cuma memang sengaja dia kali ini
tidak mau lempar coin, nggak mau balik ke Roma lagi katanya.

Perjalanan lanjut ke Spanish Step, tempat eksotis tempat turis
nyantai duduk ditangga batu yang cukup tinggi itu atau disekeliling
perahu batu dengan air mancurnya yang cantik.
Sebagian teman berkeliling sekitar Spanish Step, cuci mata kedalam
toko-toko yang menjual barang bermerek, sedangkan saya memilih
bergabung dengan banyak turis lain duduk didekat perahu batu.

Suasana tentu asyik dan bikin betah walau cuma duduk dipinggiran
kolam saja karena duduknya rame-rame itu.
Dekat saya juga duduk sepasang muda mudi bule yang terlihat asyik
ngobrol. Saya pikir mereka itu teman baru kenal, tau-tau cup-cup-cup -
astaga kita kita rupanya dianggap kaga ada !, haiyaaa - hehehe.

Udara panas sekali mungkin diatas 35 derajat C, es krim yang tadi
dinikmati tentu sudah menguap entah kemana
Karena tenggorokan sudah kering kerontang maka saya mencari
air minum botol yang terlihat banyak dijual pedagang kaki lima disitu.
Astaga !, air botolan yang disini cuman 2 rebu perak, ternyata dijual
2 Euro, alias 12 kali lipat, langsung dompet terasa jadi tipis.
Pantesan banyak turis barat yang mengisi botol airnya dengan air
dari pancuran itu, dan langsung diminum begitu saja.

Tapi biar mendadak "jatuh miskin bareng" di Spanish Step itu,
saya masih engga tega untuk menggerojok leher dengan air pancuran,
mending beli Aqua aja deh daripada mencret !!





22 comments:

  1. Ibu cantik ya Pak :-) Salam kenal untuk Ibu :-)

    ReplyDelete
  2. Alasannya kenapa ya pak? dan kenapa dinamakan pintu surga???

    ReplyDelete
  3. bu Fatimah,
    hehehe, saya juga nggak nanya waktu itu,
    nanti saya sms tour leader utk tanya soal itu.

    Venny,
    sorry saya delete dan posting lagi karena ada
    kesalahan setting awal yaitu ke Individual dulu,
    jadi salah klik waktu itu, walaupun buru2 diubah
    ke Contact - tetap aja viewing history-nya nggak muncul.
    maka saya move foto2 kesini dan juga ditambah
    beberapa foto.
    soal minum di pancuran, kalau di Singapore atau
    Swiss saya mungkin masih berani, tapi ini di Italy
    rada2 ngeper juga,he3.

    ReplyDelete

  4. bu Fatimah,

    ini SMS dari bung Nyoman Astapa Wiryawan,
    tour leader kami dulu :

    yang tepat namanya : Holy Door (pintu kudus/suci),
    kalau catatan lain memang disebut : pintu surgawi -
    istilah ini tidak tahu dari mana asalnya.
    yang pasti pintu ini akan dibuka oleh Sri Paus di
    tahun2 Jubilee.
    bisa dibaca di internet : www.wikipedia.com

    ReplyDelete
  5. nah ini dari wikipedia :

    The Holy Door, or Porta Sancta is an entryway at a number of the basilicas in Rome that opens only in Jubilee Years; typically called every 25 years by the Pope but sometimes more often on special occasions. Those who pass through this gateway that are seeking forgiveness for sins by God will achieve absolution of all past wrong-doings. Many Catholics consider it an extreme honor in the highest degree to be able to pass through this portal, leading hundreds of thousands to make the pilgrimage during these Holy Years. It began in 1423 when Pope Martin V opened a Holy Door at the Basilica of the Most Holy Saviour, commonly known as Saint John Lateran. In 1499 Pope Alexander VI extended the use of a Holy Door to Saint Peter's Basilica, Saint Mary Major, and Saint Paul's outside the Walls. The Holy Door in Saint Peter's Basilica was last opened on December 24th 1999 by the late Pope John Paul II at the beginning of the Church's Jubilee millennium celebrations.

    ReplyDelete
  6. dr Sindhi, saya tidak dapat menahan tawa waktu membacanya.
    Memang air aqua di eropah itu jauh lebih mahal drpd di Jkt. Padahal di Jpn air n rest room itu gratis. saya sih lebih baik tahan diri untuk tidak membeli cake2 yang cantik n manis di etalase daripada harus mengeringkan tengorokan.]

    kim soan

    ReplyDelete

  7. bu KimSoan,

    memang summer yang menyengat di Rome jadi
    panen raya buat tukang jual Aqua disana,he3.

    kalau di Yunani ternyata engga semahal itu.

    ReplyDelete
  8. P' Sindhi, Kalau lagi2 jalan2 ke luar negeri mending perhatiin ada supermarket kecil nggak disekitar situ. Nah beli aja air di supermarket sebelum jalan2 kalau terasa perjalanan bakal menghauskan. Murah kok, kristaline air putih cuma 1 euro untuk 6 botol 1,6L masing2. Atau lebih baik beli ang ukuran kecilnya juga ada, dan murah2.

    ReplyDelete
  9. huahahaha, saya ikut saran dokter deh, kalo di Italy hati2 :D

    ReplyDelete

  10. bung Erwin,

    kalo lagi ikut rombongan gini rada susah belok2,he3 -
    memang mestinya nyari tempat yg engga nge-getok.

    oh ya, saat makan di restoran juga jadi masalah tuh, sebab
    minuman kan bayar sendiri, untunglah tour leader nilpon ke
    office-nya dan ternyata air minum jadinya dibayari oleh Tour itu -
    wah rame dah pada tepuk tangan,ha3.

    ReplyDelete
  11. Kalau "pintu surga" sudah ditutup, bagaimana bagi pendatang baru? kuatir harus masuk "pintu Neraka"!

    ReplyDelete
  12. Kalau "pintu Surga" sudah tutup, repot tuih! Kita-kita nanti harus masuk "pintu neraka"!

    ReplyDelete
  13. hallo pak Kusuma,

    bisa aje, he
    gimana - jadi ke Karimun Jawa ?
    saya kemungkinan batal ke Myanmar/Laos sebab calon
    pesertanya kurang (ada sekeluarga 7 orang yg mundur).

    ReplyDelete
  14. nikmat banget deh rileks abis kerja baca tulisannya pak Sindhi. sekali lagi maaaaaaap banget ya pak Sindhi dan teman2, saya blm sempat membenahi site saya.
    Salam utk Ibu ya Pak

    ReplyDelete
  15. kelihatan tidak berbahaya..tapi kalau Pak Dokter bilang begitu ya,nyangu air kalo ke sana.Atau mungkin karena ada residu berwarna kuning itu ya?

    ReplyDelete

  16. whoaaa, saya baru ngeh ada warna kuning itu,
    yah mending beli air aja yah.
    tapi memang disitu panas sekali, dan lihat yang
    pada gleg gleg gleg air dingin itu bikin tambah kering leher.

    ReplyDelete
  17. Wah pak, memang rasanya jatuh miskin kalau kita ngeluyur ke eropa. tapi buat turis backpackers kayak saya selalu saja saya nemu tempat makan murah. banyak resto chinese dekat Roma Termini di Via Palestro.Seporsi mie xiao atau riso cantone cuma 3-4 Euro! Wallah, ini udah murah lho karena di Amsterdam paling murah di resto Chinese 6-8 Euro/porsi. Ice cream yang enak emang di dekat Fontana di Trevi itu, 3 Euro, tapi wow... enak banget..

    ReplyDelete
  18. Oh ya, soal air...
    saya ambil air dimana-mana. di basilika st petro, di colloseo, di fontana di trevi, di spanish step, saya minum air dari pancuran itu...ikut-ikut para bule dan biar ngirit! abis, haus terus karena summer di Roma panas banget-banget dan gampang haus. tapi saya baik-baik saja pak, tidak diare atau mencret karena biasa jalan-jalan kere... hehehe..:)

    ReplyDelete
  19. Tahun 1992 saya lempar koin di sini Oom..tapi sampe sekarang saya belum balik lagi ke sana...hahahahaha

    ReplyDelete
  20. oh ya ?
    nah saya tahun 91 ke Trevi Fountain, bengong - sebab
    kering airnya ! - lagi di renovasi, jadi nggak lempar coin,
    eh bisa balik lagi tahun 2006 itu - he3.
    jadi saya nggak lempar lagi dah biar bisa balik lagi, ha3

    ReplyDelete
  21. Kebetulan bulan puasa 2008 ,35 derajat, jadinya cuman ngiler lihat orang minum air pancuran dan es krim di Spanish step. Tahun 2007 kalau di Amsterdarm saya berani minum air kran hotel, di Roma kurang yakin, kota nya agak kotor. Lebih ngiler lagi lihat barang branded yang dipajang spt, Gucci,YSL, CD, kayaknya tujuh turunan juga ngak mungkin bisa kebeli.

    ReplyDelete
  22. iya betul Roma nggak dianjurkan minum air keran

    ReplyDelete