bentuk setengah lingkaran menjadi sempurna kalau airnya tenang
The Heavens have their Paradise while the Earth is proud of
having Suzhou and Hangzhou.
Zhouzhuang is just like Water Lily in between.
Saat bus kami memasuki kota Suzhou dari Hangzhou, local guide
kami - Lily seorang wanita 40-an tahun, sambil berdiri didalam bus
bercerita bahwa memang begitulah pemeo yang ada, yaitu :
Kalau dilangit ada surga maka dibumi ada Hangzhou dan Suzhou.
Konon saking indahnya kota Hangzhou dengan West Lake-nya,
sampai-sampai orang di Hangzhou banyak yang jadi pemalas katanya.
Ketimbang bekerja, mereka lebih suka bersantai menikmati keindahan
kota, dengan ramai2 minum teh sambil main maciok dibawah pohon
Kwei Hwa yang cantik.
Orang Suzhou punya keunikan kata Lily, perempuan-nya mulutnya
kecil-kecil, maka mangkok /gelas mereka mungil, mereka juga tidak
mau disebut Siao-Cie seperti didaerah lainnya, tapi Ku-Niang.
Orang Suzhou juga sangat halus dalam bertutur kata.
Lily bilang dia akan memperagakan bagaimana gaya orang Suzhou
kalau lagi ngomel.
Lily lalu sambil memandang kearah lain, dia bicara dengan suara
halus dan pelan - Nah gitu tuh kalau orang Suzhou ngomel katanya.
Tentu saja kami semua didalam bus jadi senyum2 geli.
Lily melanjutkan :
Sekarang saya peragakan gimana kalau orang Suzhou lagi marah..
Lalu kembali dia memandang kearah lain dan bicara pelan dengan
nada datar.
Tour leader kami lalu menterjemahkan, bahwa tadi Lily bilang :
"Kamu mau ditampar engga ? "
Keruan semua orang di bus tertawa geli.
Lily kemudian menjelaskan bahwa didalam kota tua Suzhou yang
sudah berusia 2620 tahun ini tinggi bangunan hanya diperbolehkan
paling banyak enam lantai.
Memang saat kami melewati hotel paling mewah disana yaitu
Sheraton Suzhou Hotel - five star, terlihat hotel yang bentuknya
unik seperti sebuah benteng itu hanya tiga tingkat tingginya
Hotel ini sangat mewah, didesain se-akan2 sebuah kota tua dari
dynasti Ming didalam taman yang luas,
dengan disana-sini terdapat lagoon dan kanal-kanal.
Saking luasnya hotel itu, tamu banyak yang nyasar didalamnya
Kamarnya 400 buah, type standard saja ratenya 300 USD semalam.
Penasaran mendengar cerita hebatnya hotel itu, esok harinya
sebelum menuju Zhouzhuang kami minta bus kami mampir
sebentar di Sheraton Suzhou Hotel itu.
Kami berpura-pura jadi tamu hotel, yang dengan pede nyelonong
masuk, lalu naik turun di bangunan utama berbentuk benteng kuno
berlantai tiga itu.
Lobby hotel dan restauran-nya sih terlihat tidak terlalu mewah,
tapi gedung2/kamar2 serta taman hotel itu memang cantik.
Setelah puas jadi tamu tak diundang disana, kami kembali ke bus
dan berangkat menuju kota Zhouzhuang yang berjarak hanya 38 km
Berlokasi diselatan sungai Yangtze, diantara Shanghai dan Suzhou,
disanalah letak Zhouzhuang - sebuah kota tua dari Kunshan City ,
Jiangsu Province yang berlimpah danau dan sungai.
Kota berusia 900 tahun ini, terlihat masih seperti sekian ratus tahun
yang lalu, karena bangunan dan way of life penghuninya tetap
lestari seperti dahulu.
Rumah-rumahnya dibangun rapat berdempetan sepanjang tepian
kanal, ber-hadap2an dan dipisahkan oleh jalan setapak dari batu.
Sungai-sungai kecil membelah kota dengan saling berpotongan
tegak lurus dan berbagai jembatan batu dari jaman dynasti Yuan,
Ming dan Qing, memudahkan penduduk beraktivitas.
Mendekati kota Zhouzhuang, terlihat satu lapangan parkir yang
sangat luas, sampai-sampai saya jadi teringat akan lapangan
parkir Disneyland di Anaheim yang begitu luas.
Ditempat itu bus kami berhenti untuk membeli tiket , sekaligus
menjemput local guide.
Untunglah bus kami tidak harus parkir disitu, karena kota tua
masih lumayan jauh.
Setelah bus berjalan lagi akhirnya diparkir dihalaman sebuah
hotel, yang jaraknya sudah tidak jauh lagi.
Setelah berjalan kaki melewati deretan pertokoan yang panjang
sekitar 10 menit sampailah digerbang pemeriksaan tiket, berarti
kami sudah sampai di pintu kawasan kota air kuno itu.
Dari situ sudah tampak rumah-rumah berarsitektur China kuno
yang khas sekali dengan gentengnya yang berwarna hitam.
Saat kami mendekati rumah2 itu terlihat sebuah kanal/sungai
kecil yang airnya berwarna hijau.
Turis banyak sekali disana sini, ada yang sedang kesana kemari
berjalan menapaki jalan batu, banyak pula sedang naik perahu.
Kami lalu berjalan pelan2 menelusuri jalan batu sempit sepanjang
sungai itu, melewati rumah2 tua yang dijadikan toko souvenir,
kedai teh, maupun restoran, dan sampailah di Twin Bridge.
Jembatan batu kembar ini dibangun di persimpangan dua buah
sungai sehingga membentuk huruf L.
Jembatan batu yang pertama dibangun tahun 1573 berbentuk
Persegi sehingga kelihatan biasa2 saja.
Sedangkan jembatan batu satunya lagi yang dibangun tahun 1619
tampak cantik sekali karena berbentuk lengkung setengah bulatan.
Saat air sungai sedang tenang tampak bayangan jembatan yang
terlihat membentuk lingkaran sempurna - cantik sekali !
Karena Twin Bridge ini juga terlihat mirip Old-style Chinese key,
maka dikenal juga sebagai Key Bridge.
Tahun 1984 seorang artis membuat lukisan Double Bridge ini,
yang kemudian dibeli seorang American oil tycoon, dan
dihadiahkan kepada Deng Xiao Ping.
Lukisan yang dinamai ""Memory of Hometown" inilah yang
kemudian terpilih menjadi The first-day cover of the United
Nations' postage stamp in 1985.
First Day Cover bergambar Twin Bridge inilah yang membuat
Zhouzhuang menjadi terkenal keseluruh dunia, setelah itu
berdatanganlah turis dari mana-mana.
Selepas jembatan ini kami kemudian memasuki Shen's House,
Sebuah rumah kuno besar yang dibangun tahun 1742.
Rumah seluas 2000 m2 ini panjangnya 100 meter, sungguh
Merupakan sebuah rumah berasitektur China kuno yang masih
lengkap sekali seperti awalnya.
Rumah dengan seratus kamar itu terdiri dari 3 section,
bagian depan yang berada ditepian sungai berfungsi sebagai
tempat menambat perahu atau mencuci pakaian.
Bagian tengah adalah Tea Hall dan Main Hall, berfungsi sebagai
tempat menerima tamu, upacara pernikahan maupun pemakaman.
Bagian belakang untuk rumah tinggal.
Seluruh rumah tampak banyak dihiasi ukiran antik yang indah.
Kami semua terpana dengan keantikan rumah itu, waktu seakan
mundur ke sekian ratus tahun yang lalu
Tak jauh dari rumah besar ini tampak Fuan Bridge, jembatan batu
model lengkung buatan tahun 1355 yang tak kalah uniknya.
Di keempat sudutnya ada rumah besar bertingkat se-akan2 tower
saja, dilantai dua dari rumah yang sekarang difungsikan menjadi
restoran para pengunjung bisa duduk menikmati local food,
sambil memandang keseluruh kota.
Akhirnya sampailah kami diacara utama yaitu naik gondola,
kami harus hati2 karena air yang tampak tenang itu sebenarnya
cukup dalam.
Si tukang perahu mendayung sambil berdiri dibagian belakang
perahu, sesekali dia menyanyi dan secara sengaja sesekali meng-
goyang2 perahu membuat suasana makin meriah.
Perahu kami menelusuri kanal yang membelah tengah kota,
beriringan maupun berpapasan dengan banyak perahu lainnya,
suasana ramai dan seru seakan sedang festival Peh-Tjun saja.
Sungguh sangat menyenangkan dan berkesan berada ditengah
kanal yang dipagari pohon yangliu yang ayu, dan sejauh mata
memandang tampak deretan rumah kuno yang terawat baik.
Pemeo "Zhouzhuang is just like Water Lily in between " hari
ini terbukti sudah kebenarannya.