Friday, March 10, 2006

India Golden Triangle Tour - part 1 : Menuju Delhi.


 


Setelah China, rupanya India menyusul menjadi tempat tujuan
investasi, konon ada perusahaan Microchip USA yang akan
invest senilai 3 milyar USD disana.
Pabrik yang akan dibangun itu memerlukan lahan ratusan Ha,
konon akan menyerap tenaga kerja sebanyak 2,6 juta orang.


Tentu keikutsertaan saya dalam India Golden Triangle Tour,
bukanlah dalam rangka mencari kerja disana, tapi untuk melihat
Taj Mahal sekaligus menuntaskan kunjungan keseluruh situs
Tujuh Keajaiban Dunia ( sebenarnya tinggal enam karena
Taman Gantung Babylon sudah punah ).


Tapi ternyata tetap saja untuk mengurus Visa kami diharuskan
datang wawancara di Kedubes India - Kuningan Jakarta.
Sempat mangkel juga, urusan visa Schengen atau Jepang saja
nggak perlu pake datang2 segala, kan ribet tuh nyari2 lokasi
kedutaannya segala.


Setelah muter-muter nyari tempat parkir dan jalan kaki cukup jauh,
sampailah saya dan istri di pintu masuk Kedutaan India .
Masuknya sih mudah saja karena kebetulan tidak ada tamu lain
di pos Satpam itu. Setelah memperlihatkan paspor dan
menyerahkan KTP, kami boleh masuk.
Saat memasuki ruang permohonan Visa, wah girang banget karena
cuma ada beberapa orang saja didalam ruang tunggu yang tidak
terlalu besar, kebeneran banget nih pikir saya.
Terlihat ada sebuah loket kaca dengan seorang petugas pria ber-
kebangsaan India didalamnya.
Saatnya tiba giliran saya, maju ke loket, menyerahkan berkas
ke orang India disitu dan kemudian dia dengan entengnya bilang :
Kamu datang empatbelas hari sebelum tanggal keberangkatan,
disini permohonan visa dilayani paling cepat 10 hari sebelum
tanggal keberangkatan, balik lagi nanti !
Busyet deh !!??!!


Proses check-in di bandara Soekarno-Hatta pada hari Natal,
25 Desember 2005 lancar sekali karena bandara sepi sekali.
Jam 11.10 pesawat Airbus A330  Malaysia Airlines take-off
menuju Kuala Lumpur, dan dalam udara yang cerah itu untuk
pertama kalinya saya dapat melihat muara sungai Cisadane dan
ternyata didekat pantai itu ada pulau kecil yang tampak cantik
karena berbentuk seperti cincin/atol.


Makanan disajikan dalam kotak bertuliskan Bon Apetitte -
Selamat Menjamu Selera.
Saya memilih Beef yang ditemani Nasi Kuning,  sedangkan istri
saya memilih Ikan - Mie, dan dessert-nya kue coklat kelapa ,
enak sekali, benar-benar cocok selera.


Penerbangan menuju Delhi juga dengan Malaysia Airlines yang
rupanya cukup banyak terbang ke India yaitu 33 penerbangan
seminggu - ke tujuh destination, ke Delhi saja 7 kali/minggu.


Setelah terbang selama 5 jam, pada jam 19.30 waktu setempat
pesawat mendarat di Indira Gandhi International Airport.
Kami harus mengundurkan waktu 2,5 jam, ribet pake setengah-
setengah segala itu dan rasanya baru kali ini nemu kayak gini.


Keluar pesawat memasuki lantai dua airport memang sih lewat
Aerobridge, tapi begitu sampai didalam nyatalah kalau airport
international itu walau besar tapi sudah tua.
Udara terasa agak pengap, entah karena AC sengaja dimatikan
(suhu diluar 15 derajat) ataukah memang karena AC nya sudah
engga baik kerjanya.


Saat berjalan di lantai dua itu, kami terkejut melihat dilantai
bawah orang yang antri imigrasi sudah berjubel kayak cendol.
Untunglah kami dialihkan ke ruangan lain yang walaupun
antrian juga panjang tapi engga berjubel seperti ditempat tadi.
Akhirnya sampai juga giliran saya, pemeriksaan paspor cepat
dan petugas pria setengah umur itu menyetempel paspor saya
sambil ngasih bonus yaitu bersendawa dengan kerasnya,
Busyet deh - abis makan martabak ni yee ?.


Urusan berikutnya tentu nunggu koper di conveyor belt, tapi
tunggu punya tunggu sekian lama koper kami engga keluar2,
terlihat para penumpang yang sudah lelah, menunggu dengan
muka muram.
Kesal menunggu saya sempatkan jalan kesana kemari,
antara lain masuk ke toilet-nya yang ternyata lumayan kotor,
urinoarnya juga dipasang engga kira-kira tingginya,
saya perkirakan pria dibawah 170 cm harus extra hati-hati
kalau engga mau itunya nyangkut disitu.



Didalam airport juga ada keran bertuliskan Drinking Water -
Whoaa, siapa berani !!??.


Ada sekitar 1,5 jam kami tertahan didalam airport, setelah
koper kami sudah lengkap barulah rombongan kami yang
ber-18 orang beriringan keluar gedung airport menuju tempat
parkir bus sambil mendorong trolley.
Saat keluar gedung kami harus menembus kerumunan orang,
dan ada pria yang menyapa saya : Welcome to India,
dan langsung memegang/mendorong trolley saya.
Semula saya pikir ini orang dari biro tour lokal yang menyambut
rombongan kami, tapi saya lihat semua teman rombongan juga
tau-tau sudah didampingi seseorang yang ikutan memegang trolley.
Wah saya ngeh deh, mereka ini bukan penjemput kami.
Tapi walau sudah dibilang saya nggak perlu bantuan,
tetap saja orang itu ikut2an memegang tangkai trolley .
Wah bakalan ribet nih, mana tempat parkir bus cukup jauh
dan agak gelap lagi.
Setiba di bus, cepat2 kami naikkan koper kedalam bagasi bus
dan segera naik kedalam bus.
Mereka mengikuti kami sampai ke pintu bus, meminta uang
atas jasa yang tidak kami perlukan tadi, sempat terasa tegang
juga - dimalam hari dan ditempat agak gelap dikerumuni orang
yang tidak kami kenal itu.
Semua bernafas lega setelah bus mulai bergerak meninggalkan
lapangan parkir airport dan memasuki jalan menuju kota Delhi.


Bus turis yang kami naiki bentuknya rada unik, disetiap jendela
ada kipas angin kecil, aneh juga karena bus itu kan ber-AC.
Kabin pengemudi dipisahkan dengan ruang penumpang oleh
sekat dari kaca, kami jadi senyum2 geli karena serasa bukan
naik bus tapi naik gerbong kereta api.


Jalan menuju kota mestinya jalan utama, tapi ternyata aspalnya
kurang mulus dan terlihat suram karena kurang penerangan -
jarak antar tiang lampu terlalu jauh.


Saya sempat merasa aneh, koq pak sopir malam-malam gini
sebentar-sebentar bunyikan klakson, eh ternyata bukan cuma
dia saja, sopir mobil lain juga begitu .
Rupanya orang Delhi senang mencet klakson, sedikit2 klakson,
dan mencetnya juga engga kira2 - persis kayak orang disini lagi
marah.


Untunglah tak lama kami sudah tiba di Taj Palace,
hotel bintang lima yang nyaman, sehingga kami bisa melepas
rasa lelah dan ketegangan selama perjalanan tadi itu. (foto)


 


Esok paginya, koran memberitakan bahwa pada hari kedatangan
saya itu telah terjadi kekacauan di airport akibat kabut tebal
menutupi landasan.
Sebenarnya pesawat modern tentu mempunyai ILS yang
memungkinkan pilot tetap bisa mendarat walau visibility rendah.
Tapi pilot privat airline di India ternyata banyak yang belum di
training mempergunakan peralatan tersebut.
Hanya pilot dari national carrier seperti Air India atau Indian
Airlines yang sudah terlatih mempergunakannya.
Akibatnya 25 domestik arriving dan 30 domestik departure
cancelled, juga 11 international depart flight dialihkan.
Suasana airport menjadi kacau balau, penumpang ada yang
lebih dari 12 jam menunggu disana tanpa mendapatkan informasi
yang memadai.
Konon ribuan penumpang memenuhi waiting area, sambil jongkok
sampai tiduran dilantai airport.
Suasana disitu katanya mirip railway platform saja,sampai-sampai
polisi dikerahkan untuk mencegah kekacauan lebih lanjut.


Akhirnya fog yang menyelubungi landasan sejak hari Sabtu
jam 21.00 itu menghilang dan bandara terbuka lagi mulai hari
Minggu pagi jam 9.00.
Untunglah kami mendarat-nya Minggu malam, dimana kekacauan
tersebut sudah teratasi.
 


 


 


 

4 comments:

  1. Pak Sindhi, ceritanya seru banget! Saya sampai ketawa cekakakan sendiri nih! Thanks yah Pak!

    ReplyDelete
  2. Cerita lucu-lucu akan banyak kita alami di India ya Pak....... itu kipas angin kecil2 ... ^_^
    apartement orang India juga banyak yang lebih menyukai kipas angin gedhe daripada AC
    Mobil mereka ber AC tapi lebih suka buka jendela......
    Airport Mumbai malah lebih parah Pak dari Airport New Delhi.......
    Selamat deh Pak & Bu sudah pernah menikmati kelucuan-kelucuan di India....... ^_^

    ReplyDelete
  3. salam kenal ... aar paar, that this, ini itu, film hindustan, top 1954 di Indonesia dan Malaysia, nostalgia ketika saya masih remaja ... dengan lagu-lagu romantis, sekelas "kuch kuch hota hai" jaman sekarang .... ada juga di site saya hehehe ...

    ReplyDelete