Saturday, July 23, 2005

The Highest Ropeway in the World - Yulong Snow Mountain.




The Highest Ropeway in the World - Yulong Snow Mountain.


Yulong Snow Mountain adalah highlight-nya pariwisata di Lijiang.
Pegunungan yang berjarak 20 kilometer dari Lijiang ini mempunyai
13 peaks, yang berselimutkan salju abadi, begitu indahnya sehingga
mendapat julukan : Jade Dragon Mountain.(foto)
Puncak tertingginya 5567 meter - belum pernah didaki siapapun.

Tahun 1996 dibangun cable car mulai dari ketinggian 3356 meter sampai
ke 4512 meter sehingga menjadi : The Highest Ropeway in the World.
Pembangunan cable way yang panjang kabelnya sampai 2968 meter itu
baru bisa diselesaikan setelah 2,5 tahun karena hanya pada saat cuaca
bagus saja bisa dikerjakan.

Setiba dikaki gunung, kami turun dari bus kami untuk ganti naik bus
shuttle khusus yang yang nantinya akan membawa pengunjung ke lokasi
stasiun bawah cable car yang berada diketinggian 3356 meter.
Kami sempat kesal juga karena grup-grup lain dibelakang kami yang
kelihatannya wisatawan lokal China tidak mau tertib antri, mereka main
serobot saja naik begitu bus itu datang.

Sesampai di stasiun bawah itu, kami bergegas membeli Oxycan (30 Yuan)
karena khawatir nanti di ketinggian 4506 meter itu sesak nafas -
ternyata Oxycan itu hanya dijual isinya doang -
nanti setelah turun kalengnya yang sudah kosong itu harus dikembalikan.
Walau kami sudah mempersiapkan diri dengan memakai pakaian berlapis,
tapi oleh lokal guide tetap dipinjamkan lagi jaket tebal.

Setelah semua siap maka kami mulai masuk ke gang antrian yang seperti
biasa berupa lorong kecil yang dibatasi tiang2 dari pipa besi,
didepan rombongan kami ada sekitar 30-an orang China.
Kami tidak terlalu tegang karena antrian tidak terlalu panjang ,
jadi sambil ngobrol2 ringan sedikit-sedikit beringsut maju.
Saat itu kami dalam posisi terjepit didalam lorong dan bersisian dengan
orang dari grup lain yang posisi antrinya dimuka maupun belakang kami .

Waduh !! kaget sekali karena tiba-tiba saja beberapa pemuda dalam
antrian persis didepan kami itu gebuk-gebukan - seru sekali bag big bug,
saling pukul sambil memakai botol aqua dan Oxycan segala.

Rupanya mereka itu dari dua grup berbeda yang mungkin sudah clash saat
antri shuttle bus, nah saat antri di lorong itu ketemu lagi dan berdekatan/
bersisian, mungkin saling pelotot dan jadilah gebuk2an di arena sempit
yang hanya dibatasi palang besi itu saja.
Karena kerepotan mengamankan rombongan kami mundur, saya terlambat
mengeluarkan handycam - sayang sekali mestinya bisa merekam kungfu
fighting 100 persen orsinil dari sononya itu.

Sekitar dua menit mereka adu jotos, herannya segitu serunya kok kaga
ada suara teriakan seperti di film kungfu, hanya terdengar pak-puk saja.

Kemudian saya lihat mereka dilerai, tapi Waduh !! ternyata satu Oma
dari rombongan kami mukanya berdarah, lho bisa gitu ??
Rupanya si Oma yang berdiri dibagian paling depan rombongan kami
terkesima dan engga cepat mundur - mukanya kena lemparan Oxycan
dari jarak dekat, bayangkan saja botol kaleng dilempar se-keras2nya
dan mendarat persis dipangkal hidung antara kedua mata si Oma.

Wah jadi panjang deh urusannya, saya lihat kedua grup orang China itu
keluar antrian dan menuju satu tempat, diikuti keluarga si Oma yang tentu
engga terima - masa nenek2 "diikutsertakan" dalam kungfu fighting itu
Untunglah luka itu tidak serius, dan si Oma kita ini dengan jiwa besar
bisa menerima permintaan maaf dari kedua fihak yang berkelahi itu.
Setelah lukanya di plester maka kembali antri masuk stasiun cable car.

Cable car kali ini nyaman dinaiki karena tertutup, kami duduk
berempat berhadapan, dan ternyata jalannya juga cepat sekali.
Selama 20 menit kami menikmati perjalanan yang menyenangkan
karena pemandangan pegunungan bersalju dibawah kami cantik sekali,
memang cukup mendebarkan karena beberapa kali kereta nanjaknya
dengan sudut begitu tajam.

Setelah turun di stasiun atas yang juga berfungsi sebagai restoran,
kami keluar ke dataran cukup luas yang tertutup salju abadi ,
disatu tempat ada tugu bertuliskan angka 4506. (foto)
Banyak sekali orang disana yang berjalan kesana kemari, kebetulan
udara tidak terlalu dingin dan tidak berkabut sehingga pemandangan
bisa jelas kearah beberapa buah puncak-puncak gunung disana.
Disana kami tidak terlalu lama - khawatir kena pengaruh tipis O2 .

Oxycan yang dibawa segera dihirup bergantian sampai habis, tapi
seperti di Tibet dan HuangLong dulu, kali inipun saya tetap kena
sakit kepala lagi dan jantung agak deg2an kalau jalan cepat.
Ternyata sampai malam harinya nanti, terasa kecepatan debar
jantung masih diatas batas normal.

Di China memang banyak tempat wisata yang menyediakan cable car,
selain itu gunung bersalju memang juga tidak hanya Yulong Mountain,
tapi seingat saya hanya di Yulong Mountain ini saja ada cable car yang
bisa membawa wisatawan dengan mudah mencapai puncak bersalju.
Mungkin inilah yang membuat wisatawan lokal disana bernafsu ingin
mengunjunginya sampai tidak keberatan saling gebuk dulu itu.


Sesampai di stasiun bawah, mengembalikan jaket tebal dan kaleng
kosong Oxycan, dan antri bus shuttle menuju ke perhentian bus dikaki
gunung, dan setelah makan siang di restoran kami menuju perkampungan
suku Naxi yang berada di lereng gunung sehingga mempunya pandangan
yang lapang dan indah kearah kota Lijiang yang tampak jauh dibawah.
Di kawasan itu terdapat rumah Naxi tradisional dan yang menarik adalah
mata air suci yang disebut Jade Spring Pool atau Black Dragon Pool,
dengan ikan Rainbow Trout yang cantik didalamnya. (foto)

Malam hari kami terbang kembali kekota Kunming melalui airport Lijiang,
airportnya kecil saja dan kembali pesawat delay satu jam sehingga jam
21.00 baru take-off.
Pesawatnya seperti biasa penuh penumpang, dan gawatnya dimalam hari
dalam keadaan sudah lelah ditambah sakit kepala, persis dibelakang saya
ada dua pria China duduk berdampingan tapi berbicara dengan suara
yang begitu kerasnya tak ubahnya suara politikus kita saat kampanye,
untunglah "masa kampanyenya" itu cuma sejam saja.

Jam 23.00 barulah tiba di hotel New Era Kunming, dan dapat kunci
kamar nomer 1924 - begitu buka kamar saya bengong -
lho gak salah kamar nich ??.
Kalau biasanya begitu buka langsung terlihat kamar tidur, kali ini yang
tampak ruang duduk dengan seperangkat lengkap sofa empuk, dan
dipojokannya masih ada meja kerja lengkap dengan lampunya.
Setelah masuk barulah terlihat kamar tidur-nya, dengan AC terpisah
dari AC ruang duduk tadi.
Lho koq pada dinding dibelakang bed ada tempelan dari kertas merah
yang bertuliskan huruf Cina warna kuning - kertas yang biasa dipasang
pada dinding dibelakang pelaminan penganten Tionghoa.
Tempelan serupa yang ukurannya kecilan juga tampak di berbagai
tempat termasuk pada kap lampu disisi bed.

Oh ! rupanya ini Suite Room untuk penganten, pantesan karpet kamar
maupun sofanya punya warna senada yaitu : Merah Muda !



8 comments:

  1. jalanan ini dari batu atau paving stone pak shindi? atau dua duanya ya?

    ReplyDelete
  2. Pak SM, bikin ngiri aja nih! Saya lulusan sastra Cina, belum pernah ke Cina beneran.Baru nyampe Senzhen doang. Ihiks!

    ReplyDelete
  3. Lebih keren dari Swiss euy :D

    ReplyDelete
  4. woww bagus bangett!
    (ven, mendinglah di swiss masih ada gunung.. belanda: rata! :D)

    ReplyDelete
  5. waaah... cantik banget.. untung juga ngga se-cable car dengan bruce lee yg berantem tadi.. bisa goyang hasil fotonya..

    ReplyDelete
  6. Pak Sindhi, gak main ski Pak? :) Kakinya kedinginan gak Pak?

    ReplyDelete
  7. hallo semua,

    memang Yulong Snow Mountain banyak menarik pengunjung karenacantik,
    dan bisa dikunjungi dg mudah - pake cable car itu.
    hanya bagi yang sensitif terhadap keadaan tipis Oxygen harus siap2 sakit kepala -
    ketinggiannya kan 4500 meter (ingat - Gn.Semeru "cuma" 3676 meter dpl.).

    bung Peter,
    engga terlalu dingin saat itu, cuma saya lupa bawa kaca mata hitam -
    lihat saja di foto mata saya hampir merem tuh.
    akibatnya saya engga bisa jalan kesana kemari dan juga ber-lama2 disana -
    kepala udah nyut2an kekurangan Oxygen.

    salam

    sm

    ReplyDelete