Monday, July 18, 2005

Eastern Restaurant

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Chinese
Location:Tangerang - Bandung - Jakarta
Sajian dari Timur - Masakan China ala Eastern.

oleh : Hendrika Yunapritta untuk Mingguan Kontan.

Masakan dari timur yang sarat bumbu, selalu menarik
untuk dikudap. Banyak lidah yang suka.
Termasuk juga menu dari China.
Tak heran jika rumah makan yang menyediakan masakan
China tak terhitung jumlahnya.
Salah satunya adalah restoran Eastern, yang memiliki tiga gerai.

Restoran terbaru Eastern terletak di bilangan Permata Hijau
dan baru dibuka Maret 2005 lalu.
Meski mereka melulu menyediakan Chinese food, namun tidak
ada dandanan interior berbau negeri tirai bambu di dalam resto.
Pemiliknya justru mengambil tema minimalis yang sedang nge-tren.
Kursi makannya berlapis kulit hitam dengan meja kayu solid.
"Tiga restoran kami, semua interiornya berbeda", cetus
Rudi Lazuardi, salah satu pemilik Eastern.
Dandanan Eastern di Karawaci mengambil tema klasik dengan
karpet di lantai, sedangkan Eastern Bandung bernuansa oranye.
"Cuma tulisan Eastern-nya yang sama", ujarnya.

Layaknya semua restoran, Eastern menawarkan makanan
pembuka, santapan utama, dan dessert.
Mereka menyediakan beberapa jenis sup serta varian selada
pemancing selera. Misalnya saja sup burung dara dalam
tabung bambu dan sup pi-oh atau bulus.
Namun, kata Rudi, mereka kerap kali kesulitan bahan baku pi oh.
"Jadi, kadang tidak bisa kami sediakan", katanya.

Di sela-sela deretan sup ala China, terselip pula Tom Yam Goong
atau sup sea food khas Thailand.
Sup ini tampil dengan kuah kemerahan plus isi yang padat.
Ada udang serta potongan besar ikan.
Uniknya, terdapat pula potongan sawi hijau di dalamnya.
"Resepnya bikinan chef kami sendiri", ujar Rudi sembari
menceritakan pengalaman sang chef yang sebelumnya bekerja
di beberapa restoran chinese food.
Tom Yam Goong-nya tidak begitu pedas dengan semburat
rasa asam.

Jika kurang suka sup, ada pilihan varian selada, seperti
selada udang. Menu ini sarat berisi potongan kubus buah,
yakni melon, pepaya, dan semangka.
Di atasnya ada beberapa potong udang rebus yang dibelah
dua.Sausnya cukup royal dan menutupi permukaan salad.

Nah, menurut Rudi, menu yang banyak dicari di sini adalah
sapi lada hitam.
Meski banyak sekali kedai yang menyediakan sapi lada hitam,
entah mengapa sapi lada hitam Eastern menduduki peringkat atas.
"Kami memakai daging sapi lokal, tapi empuk sekali", ujarnya.

Selain itu, ada menu udang telur asin.
Kendati tergolong menu baru, masakan ini kerap dipesan orang.
Satu porsinya berupa beberapa ekor udang besar yang ditumis
bersama kuning telur asin.
"Masakan ini, kreasi mama kami dan chef",
cetus Rudi sambil tersenyum.
Maklum saja, Eastern ini adalah restoran milik keluarga.
Kuning telur asinnya berasa masir dan sedap.
Menurut Rudi, mereka mempunyai langganan pemasok
telur asin dari Tangerang, hasil perburuan sang mama.
"Telur asin begini, harus bikinan sendiri. Mama yang cari",
sambungnya.

Kalau mau mencari menu favorit lain, tentu saja, adalah
bebek peking.
Bukan apa-apa, soalnya Eastern sedang banting harga bebek.
Bayangkan saja, satu ekor bebek peking harganya cuma
Rp 88.000.
Bandingkan dengan kedai-kedai lain, yang paling tidak
memasang banderol Rp 120 ribu untuk seekor bebek impor ini.

Satu ekor bebek peking, lazimnya, diolah menjadi dua jenis
masakan.
Pertama, kulitnya dulu, setelah itu barulah masakan daging bebek.
"Orang senang karena bayar sekali dapat dua jenis masakan",
kata Deddy Lazuardi, pemilik Eastern yang setiap bulan membeli
600 ekor bebek untuk tiga restoran mereka.
Olahan bebek favorit adalah bebek lada hitam. Namun ada pula
yang lebih suka menyantap bebek panggang dengan nasi.

Selain bebek, semua bahan baku diperoleh dari pasar lokal.
Sea food, misalnya, adalah hasil perburuan para pemilik Eastern
ke Muara Karang.
"Kecuali untuk bumbu dasar, kita banyak impor dari China",
kata Christine Lazuardi sembari menyebut bumbu berupa
kecap asin dan tauco.

Meskipun memiliki tiga restoran yang letaknya berjauhan,
namun rasa masakan di masing-masing resto tidaklah berbeda.
Pasalnya, sang chef selalu berkeliling untuk membuat belasan
saus yang menjadi bumbu dasar masakan.
"Ada lima belas macam saus yang dia bikin", jelas Rudi.
Nah, dengan saus tersebut, rasa sapi lada hitam di Eastern
Karawaci dijamin sama dengan masakan sejenis di
Istana Plaza Bandung.


Dim Sum untuk brunch

Salah satu menu yang diburu di Eastern adalah sajian dim sum.
Ada 40 menu dim sum yang dijual dengan sistem all you can eat.
Namun, ada puluhan menu pula yang bisa dibeli secara terpisah.
Menurut Rudi Lazuardi, salah satu pemilik Eastern, mereka
memilih beberapa jenis dim sum favorit untuk all you can eat.
"Favorit dim sum, ya hakau isi udang, siaw may, dan
kaki ayam", jelasnya.

Satu porsi tiga dim sum favorit tersebut berisi empat potong
masakan. Hakau-nya terasa padat dengan gumpalan udang
yang sedap dicocol dengan sambal botol.
Sedangkan kaki ayamnya menggunakan saus merah,
dan rasanya sedikit pedas.
"Kami memang memakai saus merah, tidak cokelat seperti
umumnya", kata Rudi lagi.

Kendati menggunakan sistem all you can eat, dim sum di
Eastern tidak ditata secara buffet.
Pasalnya, di tanah asalnya sono, dim sum juga dijajakan
dengan wadah kayu yang dibawa keliling kedai,
bukan digelar di meja.

Pembeli bisa memesan porsi yang mereka inginkan dari item
dim sum yang ada.
Maka, pelanggan harus sedikit sabar karena dim sum pesanan
mereka harus terlebih dulu di-steam atau digoreng terlebih dulu.
Menurut Rudi, pada awalnya mereka memutarkan dim sum
yang ditata dalam troli ber-steamer kepada para pelanggan.
Sehingga pembeli tak perlu memesan dim sum.
Mereka bisa langsung mengambil item yang tersedia di troli
dan menyantapnya.
Hanya saja, jika sudah kelamaan di troli, kualitas dim sum
yang direbus dengan uap ini akan menurun.
"Makanya, kita putuskan dengan sistem a la carte saja, tapi
tetap satu harga", sambung Rudi.


Mengincar kelas menengah

Eastern merupakan restoran milik keluarga Lazuardi.
Ada empat bersaudara bersama pasangan mereka yang
mengelola restoran tersebut.
Mulanya, kata Deddy Lazuardi, salah satu pemilik, mereka
mendirikan restoran di Karawaci.
Kebetulan, mereka memiliki ruko di sana.
Lagipula, "Waktu itu di Karawaci sulit mencari restoran yang
representatif, padahal banyak kantor dan pabrik",
cetus Rudi Lazuardi, adik Deddy.
Kebetulan lagi, mereka bertemu chef yang masakannya terasa
cocok di lidah. Itulah sebabnya, mereka lantas membikin
Eastern yang pertama di Karawaci pada tahun 2000.
Kemudian, menyusul Eastern di Istana Plaza Bandung dua tahun
kemudian. Terakhir, barulah mereka merambah Jakarta dengan
Eastern di Permata Hijau.

Awalnya, Eastern di Karawaci memang membidik pelaku bisnis.
Namun, setiap akhir pekan, restoran mereka bukannya sepi
pengunjung, justru diserbu oleh keluarga yang ingin makan
bersama. "Di Bandung, malah sering sampai antri tempat duduk",
kata Rudi.
Kebanyakan pembeli Eastern mencari menu sarapan, lantaran
restoran ini buka dari pukul 08.00 pada hari Minggu.

Rudi bilang, mereka mengincar pasar kelas menengah.
"Satu orang makan di Eastern, habisnya antara Rp 60 ribu
sampai Rp 70 ribu", sambungnya.
Tentu saja, kecuali pembelinya mengambil menu dim sum
all you can eat yang harganya Rp 32.800 ++.


Kendati tergolong menu baru, masakan ini kerap dipesan orang.
Satu porsinya berupa beberapa ekor udang besar yang ditumis
bersama kuning telur asin.

Eastern Restaurant :
1. Karawaci Office Park A1, Lippo Karawaci Tangerang
Telp : 5584288 - 5584266
2. Grand ITC Permata Hijau Kanto Diamon 152 - Jakarta Selatan
Telp : 53663838
3. Istana Plaza Ground Floor B 5 - 6 .
Jl. Pasirkaliki Bandung.
Telp : 6046778


No comments:

Post a Comment