Friday, July 29, 2005

James Bond Island - Phang Nga Thailand


entah apakah pulau cantik ini tidak ikut hancur kena hempasan tsunami

James Bond Island - Phang Nga :

Dua puluh lima tahun yang lalu sebuah pulau kecil dipakai untuk
lokasi shooting film James Bond yang dibintangi Roger Moore,
berjudul The Man with the Golden Gun.
Sejak itulah pulau indah yang semula bernama Khao Ping Kan ,
menjadi tenar dan dijuluki James Bond Island.

Walau turis mengenal James Bond Island adanya di Phuket,
sebenarnya lokasinya bukanlah di pulau Phuket, tapi masuk
wilayah Phang Nga, yang berada di mainland Thailand,
sekitar 1,5 jam perjalanan darat dari Patong Beach kearah utara.

Saat meninggalkan pulau Phuket, bus melewati jembatan yang
panjangnya hanya 350 meter untuk tiba di wilayah Phang Nga
yang berada di mainland Thailand.

Phuket adalah sebuah pulau berukuran 48 kali 22 kilometer
yang unik - terputus dari benua Asia hanya oleh sebuah gap selebar
350 meter saja. Jadi pulau ini seakan-akan tetesan air yang mau lepas.
Kalau saja tidak terputus maka Phuket itu sebenarnya adalah sebuah
semenanjung yang menusuk laut Andaman.

Dan tidak lama kemudian kami sampai di sebuah dermaga kecil,
setelah memakai jaket pelampung, maka kami menaiki sebuah
longboat mesin beratap dengan kapasitas 30 orang -
kami duduk berdua-dua berdampingan.

Semula saya kira dermaga itu berada ditepian sungai karena airnya
berwarna hijau lumut menyeramkan, tapi ternyata sudah ditepi laut
yang dipenuhi hutan mangrove berupa pulau2 kecil yang bertebaran
disana sini.
Perahu kemudian berjalan cukup kencang diantara pulau2 tak
berpenghuni yang dipenuhi pohon mangrove/bakau.
Selama 20 menit perjalanan kami hanya melalui sela2 pulau yang
tidak enak dipandang itu, jarak antara pulau-pulau itu dari 10 meter
sampai 100 meter.

Walaupun merasa tegang, saya berusaha menahan diri untuk tidak
ngomong sama istri bahwa "apa iya engga ada buaya disini ?".
( belakangan ternyata istri saya juga punya fikiran yang sama).
Terasa tegang karena selain perahunya dari kayu, juga hanya sesekali
bertemu dengan perahu turis yang lain, padahal lihat kiri kanan hanya
pulau pulau penuh pohon bakau.

Akhirnya perahu meninggalkan kawasan hutan mangrove dan mulai
terlihat disana-sini dikejauhan pulau-pulau berupa bukit kecil yang
muncul mencuat dari permukaan air, selintas seperti di Halong Bay,
hanya disini bukitnya lebih besar (tapi tidak sebanyak Halong Bay).

Disebuah pulau yang agak besar ternyata ditengahnya ada gua yang
cukup besar sehingga perahu kami bisa molos melaluinya, saat
berada didalam gua terlihat banyak stalaktit diatap gua dan sempat
terkejut juga karena ada ular cukup besar yang melintas diair.

Dilaut yang sudah jauh dari pantai itu perahu berjalan makin ngebut
sehingga air sesekali masuk membasahi penumpang.

Setelah berjalan sekitar 15 menit, terlihat sebuah pulau tinggi besar
- Khao Panya, yang menjulang tinggi diatas air, dan ada sebuah
perkampungan nelayan yang nempel dipinggir pulau itu.
Setelah mendekat barulah terlihat jelas bahwa perkampungan yang
disebut Kampung Muslim itu tidak dibangun diatas pasir pantai tapi
dibangun diatas tonggak yang ditancapkan kedalam laut.
Tidak ada rumah yang bisa dibangun di pulau itu, karena pulau yang
berupa bukit berdinding curam itu sama sekali tidak mempunyai pantai.

Kami mendarat disalah satu bangunan besar berderet yang rupanya
restoran diatas laut yang bisa sekaligus menampung ratusan tamu.
Makanan sea foodnya sih biasa saja, tapi perasaan makan diatas laut
sambil melihat daratan dikejauhan tentu meninggalkan kesan tersendiri.

Setelah makan siang, kami diajak berkeliling melalui lorong perkam-
pungan yang penduduknya dari etnik Melayu, kalau kami tidak melihat
kekolong rumah tidak terasa bahwa kami berada diatas laut.
Memang sebagian besar dari puluhan rumah itu dibangun memakai
bahan sederhana seperti papan, tapi ada juga beberapa yang mem-
punyai dinding dari tembok bata/semen.
Ada sebuah sekolah yang terdiri dari beberapa kelas, dan ada lapangan
olahraga yang lantainya disemen, dan uniknya saya lihat rumah-rumah
itu mempunyai meteran air dan listrik.
Sebuah mesjid dengan kubah warna keemasan juga terdapat diper-
kampungan yang kabarnya dihuni sekitar 400 jiwa itu, mereka hidup
dari turisme dengan membuka restoran dan menjual souvenir.

Perjalanan dilanjutkan sekitar 15 menit dan sampailah di JamesBond
Island, yang terletak cukup jauh dari pantai Phang Nga itu.
Terlihat ada dua bukit/pulau agak besar yang berdekatan dan di selat
antara kedua pulau tampak muncul sebuah bukit kecil yang bentuknya
seperti kuku - unik dan cantik sekali, yang bernama Ko Tapu.
Bentuk yang unik itu terbentuk karena pulau batu kapur itu selama
sekian lama tergerus angin dan hempasan air laut.

Perahu bisa mendarat di pulau yang agak besar karena ada pantai yang
berpasir putih dan terlihat disitu sudah banyak pengunjung yang antri
berfoto dengan latar belakang Ko Tapu - pulau kecil yang cantik itu.
Kami bisa berkeliling pulau walau agak sulit karena naik turun tangga
yang ada sepanjang lereng bukit, dan juga bisa melihat stalaktit yang
terus meneteskan air.

Yang menakjubkan adalah bukit yang terbelah dua dari puncak sampai
kedasarnya, dinding bukit yang terbelah itu rata sekali seakan akan
sepotong keju dipotong dengan pisau yang tajam.
Bagian dinding yang terbelah itu dasarnya tergeser cukup jauh dari bukit
induknya, tapi bagian atasnya seakan menyender kebagian bukit asalnya.
Unik sekali dan pengunjung bisa lewat diantara belahan bukit itu dan
memasuki sebuah cave yang buntu.

Perjalanan pulang, kembali boat ngebut diatas air laut yang sedikit saja
berombak, lokasi laut yang berada di teluk yang terbentuk karena
adanya pulau Phuket, membuat laut disitu terlindung dari angin barat
Samudra Hindia - kabarnya dibulan November - Januari permukaan
laut bisa begitu tenang datar seperti meja saja.


Foto2 James Bond Island/KhaoPingKan :
1. Pulau kecil yang bentuknya sangat unik dan indah (Ko Tapu).
2. Longboat saat mendarat di pantai.
3. Pantai berpasir putih.
4. Stalaktit yang terus meneteskan air.
5. Bukit terbelah yang menakjubkan.

6. Peta Phuket - Phang Nga - Krabi.
Terlihat KhaoPingKan yang terletak di bagian utara sekali teluk dan
terhalang dari Indian Ocean oleh pulau Phuket -
mestinya tidak terkena hempasan langsung Tsunami, tapi selama
ini tidak ada berita apakah pulau itu dan juga Kampung Muslim
hancur kena Tsunami seperti halnya pantai barat Phuket dan
juga PhiPhi Island (yang terletak di Laut Andaman dan tidak
terhalang oleh pulau Phuket).

7 comments:

  1. sya nonton film itu pak sindhi, memang serupa ya
    ada juga wilayah semacam ini di gugusan pulau di depan kepala burung irian jaya. indah pula sebenarnya. kemarin masuk tv sini, bagis sekali

    ReplyDelete
  2. sebenarnya sudah bisa nulis banyak pak sindhi, macam pak tanzil itu. apalagi tempatnya juga ok ok tuh.

    ReplyDelete
  3. Pak Sindhiarta, kapan nih pak nulis bukunya ??? wah bagus bagus foto dan perjalanan perjalanan bpk/ibu, senang melihat koleksi foto fotonya dan membaca pengalaman pangalaman adventurenya pak
    hormat

    ReplyDelete
  4. besok2 kalo ke thailand, ngajak2 dong. :)

    ReplyDelete
  5. memang tidak harus nyamai pak tanzil, karena tempat yg pak sindhi kunjungi sudah sangat bagus dan banyak ragamnya

    ReplyDelete

  6. Yah, nggak tau, saat itu juga kita engga mau nanya2,
    kalau dijawab ada - kan jadi senewen beneran,he3

    ReplyDelete