Tuesday, September 9, 2008

Cetak Ulang buku Drg.Oei Hong Kian : Dokter Gigi Soekarno, Peranakan yang Hidup dalam Tiga Budaya.




Senin kemarin teman saya Dr.Julius menilpon, habis beli buku bagus
katanya, berjudul : Drg. Oei Hong Kian - Dokter Gigi Soekarno,
Peranakan yang Hidup dalam Tiga Budaya.
Dr.Julius ke Gramedia setelah membaca berita cetak ulang buku itu
di Intisari, dan buru-buru beli karena "diancam" Intisari - ada tulisan:
"persediaan terbatas".

Pada 8 Maret 2001saya telah membeli buku itu dan begitu membaca
langsung terpesona, kisah kehidupan Drg.Oei Hong Kian yang kini
berusia 87 tahun ternyata begitu warna warni, seru sekali.
Diterjemahkan oleh Irawati dari buku aslinya yang berbahasa Belanda,
dan disunting Helen Ishwara dengan begitu bagusnya, ceritanya
menjadi begitu mengalir - enak sekali dibaca.

Ceritanya sungguh menarik bukan saja menceritakan asal usul
kakek buyutnya yang datang dari mainland China ke Indonesia,
juga tentang kehidupannya dalam budaya Cina, Jawa dan Belanda.
Semua diceritakan dengan runtut dan seru, dan hebatnya lagi data-
datanya lengkap, suatu hal yang menambah asyik membacanya.

Perjalanan hidupnya tidak selalu mulus, kisahnya berupaya
membeli mobil yang dimasa lampau sangat sulit, mengundang
senyum geli karena penjual yang sombong dibuatnya keok,
jadilah mobil Austin A40 mengisi garasinya.
Sayangnya keceria-an perjalanan menyetir ke Jawa Tengah
sekeluarga mempergunakan mobil yang dengan susah payah
diperolehnya itu, berakhir tragis karena menabrak penyebrang
jalan sampai meninggal.

Ada ceritanya tentang Mayor Jenderal S.Parman yang dua hari
sebelum diculik masih dirawat gigi olehnya, juga saat merawat
gigi Bung Karno di tahun-tahun terakhir kehidupannya.

Selesai membaca saya berupaya kontak beliau, dan berhasil
mendapatkan alamat e-mailnya, ternyata menetap di Amsterdam.
Setelah sekian lama kontak, saat beliau berkunjung ke Jakarta
saya ajak kerumah orang tua saya di Tangerang untuk mencoba
memakai pakaian pengantin ChiouThau yang diceritakannya
dalam bukunya itu.

Setiap kali berkunjung ke Indonesia kami bertemu lagi, suatu
waktu kami ke Rengasdengklok, memang tidak melewatkan
menikmati Serabi Hijau Daun Suji "Hidup baru" yang terkenal itu.
Tapi tujuan utama kesana adalah melihat Monumen Perjuangan
Rengasdengklok dan Rumah tempat dulu Bung Karno diinapkan
saat diculik di tahun 1945.
Tentu Drg.Oei Hong Kian senang sekali bisa menelusuri sejarah
yang berkaitan dengan orang besar yang dulu dirawat gigi olehnya.

Pada kesempatan lain, kami berkunjung ke La Cuesta Encantada-
rumah kediaman pak Bondan Winarno di Sentul City.
http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/09/07/01194894/bukit.yang.memesona

Beberapa bulan lalu saat bertemu lagi di Jakarta, drg.Oei cerita
bahwa bukunya kini sedang dipersiapkan terbit dalam bahasa
Inggris di Singapura.

Di Majalah Intisari terbitan September 2008, memang disebutkan
bahwa persediaan-nya terbatas.
Buku setebal 260 halaman itu dijual seharga Rp. 35.000,-
sungguh murah untuk sebuah buku yang begitu bagus.

36 comments:


  1. whuiiiiiiiiiiii..
    sedep bgt pemandangan rmh nya BW yaa doc :p

    ReplyDelete
  2. Hebat keliatan masih begitu sehat.. dan luar biasa perjalanannya napak jalan kehidupan.
    Sore ntar mau ke Gramed beli bukunya plus History of Java nya Raffless (udah beli pak S?)

    ReplyDelete
  3. TFS dr. Sindhi ..

    masuk listku kebetulan pan lagi ada diskon pembukaan Gramed Golden Truly :)

    ReplyDelete
  4. mluncur ke gramed segera... pulang kantor hari ini.

    ReplyDelete
  5. pak Sindhi, senang sekali pasti ya bisa bertemu drg. Oei. saya ingat alm. ibu saya dulu pernah cerita tentang dokter gigi yang satu ini.

    ReplyDelete
  6. betul, pemandangan cantik dan udaranya nyaman

    ReplyDelete
  7. saya panggilnya Oom HongKian, terakhir ke Jakarta itu
    terbang sendiri dari Amsterdam, mampir dulu ke Spore
    untuk bertemu penterjemah bukunya.
    buku Raffles belum beli, nanti saya coba lihat di Gramedia.

    ReplyDelete
  8. ur welcome,
    saya juga mau beli lagi, dulu juga saya beli beberapa buah
    untuk diberikan kepada teman/kerabat, buku bagus yang
    begitu murah sayang kalau tidak dibaca.

    ReplyDelete
  9. pak Mochtar,
    Oom HongKian ini masih terang pikirannya di usia 87,
    di Amsterdam masih suka ikut dansa, kumpul2 dll,
    dulu pernah jadi ketua PDGI, Ketua Perkumpulan Anggrek,
    orangnya aktif sekali, maka pengalamannya luas sekali.

    ReplyDelete
  10. wah, memang kemarin waktu baca resensi singkat di intisari terbaru, udah rencana mau nyari di Gramed week end ini, dok..
    eeh.. ternyata ada ulasan yg beda dari dokter.. :)
    Jadi makin ngga sabar deh, pengen buru2 baca.
    Trims ya dok, atas ceritanya..

    ReplyDelete
  11. ur welcome,
    nanti lihat dah, serasa baca sejarah tapi enak disimak

    ReplyDelete
  12. iya dok, jadi makin ngga sabar niy.. :D

    ReplyDelete
  13. wahh, enak yah rmhnya. Di kompas hr minggu ada juga yah tg rumah pak Bondan...
    Siap2 beli buku ini, Pak..:)

    ReplyDelete
  14. sil.
    iya betul ada di Kompas Minggu,
    nah tadi sebelum saya posting ini - cari2 di Kompas.com,
    tapi nggak ketemu cara nyari Kompas hari Minggu nya.
    tadinya kalau ketemu saya mau muat disini tentang rumah pak Bondan di Kompas.com itu.

    ReplyDelete
  15. saya baca bukunya cetakan yang dulu, wah...kesempatan bagus ya, pak Sindhi bisa berteman ama ybs.

    ReplyDelete
  16. Oom HongKian bisa di kontak di :
    hkoei@casema.nl
    hk_oei@yahoo.com

    ReplyDelete
  17. terimakasih ya Pak, saya coba ntar kontak beliau.

    ReplyDelete
  18. dokter Oei nampak lebih muda dari usianya ..apa niy resepnya...

    ReplyDelete
  19. ini foto beberapa tahun lalu, di Sentul City sebelum menuju
    rumah pak Bondan,
    Oom HongKian di Amsterdam masih suka kumpul2 dg teman2nya, line dance, jalan dll sehingga tetap sehat dan semangat.
    bulan lalu terbang ke Jakarta sendirian tuh, mampir ke Singapore
    dulu katanya membicarakan penerbitan bukunya disna.

    ReplyDelete
  20. buku drg. Oei Hong Kian - Dokter Gigi Soekarno,
    Peranakan yang Hidup dalam Tiga Budaya.
    masih ada yang jual ga ya???
    ga pernah nemu di mana pun neh
    kalau ada yang punya info, tolong kabarin ya
    makasi banyak

    ReplyDelete
  21. oke deh, nanti saya beli bukunya. menarik nih kayaknya.

    ReplyDelete
  22. Ternyata Opa Hong kian ini masih keturunannya -
    Raden Tumenggung secodiningrat ya...

    ReplyDelete
  23. Pakaian adat merupakan peninggalan budaya yg tidak ternilai dimasa kini maupun dimasa mendatang.
    Wajah drg Oei ini terlihat pantas dan bahagia..
    mungkin hadiah yg tak ternilai bagi beliau waktu berkunjung
    ke rumah mamanya dr. nih

    ReplyDelete
  24. beliau masih sehat, terakhir beberapa bulan lalu
    terbang sendiri dari Amsterdam ke Jkt,
    bukunya baru cetak ulang lagi di Indonesia,
    dan akan terbit dalam bahasa Inggris di Singapore.

    ReplyDelete
  25. Saya juga mau cari buku: Drg. Oei Hong Kian - Dokter Gigi Soekarno, Peranakan yang Hidup dalam Tiga Budaya.

    Kebetulan saya baru membaca buku biografi Prof. Satyanegara yang berjudul "AYAT-AYAT FILOSOFI SATYANEGARA" yang diedarkan tepat waktu HUT 70 tahun Prof. Satyanegara pada tanggal 1 Desember 2008. Sudah punya buku ini?

    ReplyDelete
  26. Sudah lama aku membacanya dalam bahasa orisinil Belanda karena ada customer warganegara Belanda yang memberikan untukku kepada Alfred yang memberitahukannya bahwa aku seorang guru. Aku kagumi gaya cerita beliau yang sangat rinci, misalnya apa dan bagaimana bacang itu dibuat. Nilai budayanya sangat tinggi. Aku tidak tahu bahwa beliau masih hidup. Kisah cintanya dengan seorang guru sangat romantis dan kesetiaannya kepada isterinya sangat mengagumkan dan harus dicontoh. Syukurlah sudah diterjemahkan akhirnya. Wah, aku lupa taruh dimana. Asal tidak dipinjam orang dan tidak dikembalikan. Akan aku jadikan contoh bagaimana cara menggambarkan kebudayaan kami.

    ReplyDelete
  27. All three of you look great, in particular drg. Oeihongkian.

    ReplyDelete
  28. Drg. Oei Hong Kian nampak sehat dan gagah; tidak disangka berumur 87 dengan latar belakang indah pekarangan Pak Bondan di Sentul. Een goede opname.

    ReplyDelete
  29. Aku belum pernah ketemu dua tokoh ini, cuma membaca karangan mereka saja. Mereka penulis hebat.

    ReplyDelete
  30. Gagah bener Drg. Oei pakai pakaian Chiou Thau, cocok dengan sosoknya.

    ReplyDelete
  31. Belum lama saya berkendara berdua dengan pak Bondan
    ke Serang, meeting pointnya nggak jauh dari Heartline -
    di Lippo Karawaci he3.

    Oom HongKian, belum lama terbang sendirian dari Amsterdam
    ke Jakarta, masih sehat untuk terbang sejauh itu.
    Mampir di Singapore dulu katanya, untuk bertemu penerjemah
    bukunya - awalnya kan bahasa Belanda, diterjemahkan ke
    bahasa Indonesia, dan kini ke bahasa Inggris.
    ini alamat e-mailnya : hk_oei@yahoo.com

    ReplyDelete
  32. Saya ada menanyakan kepada dr Sindhiarta kenapa saya cari foto beliau dalam pakaian seperti ini tidak ketemu, lalu dijawab sbb:
    "Ada pak, tapi malu atuh kalo dimuat, masih imut-imut gitu huehehe".
    Bagaimana kalau kita voting? Yang setuju dimuat foto dr Sindhiarta waktu menikah dengan pakaian tradisional, silakan angkat tangan!

    ReplyDelete
  33. Pingin tahu, apakah drg. Oie Hong Kian masih warga negara Indonesia? Kalau tidak lagi sejak kapan beliau menjadi WNB, warga negara Belanda? (asal bukan malangsia aje, hehehhe) thanks

    ReplyDelete
  34. Masih, terakhir ketemu beberapa tahun lalu,
    beliau bilang tetap WN RI

    ReplyDelete