Sunday, April 9, 2006

Menelusuri Canadian Rocky Mountain.




Setelah menyelesaikan cruise Alaska yang berakhir di Vancouver,
maka perjalanan berlanjut menelusuri Canadian Rocky Mountain.

Perjalanan ke Rockies ini tidak lagi diikuti oleh 60 orang,
karena 40 orang dari grup Wulan ada yang langsung pulang
ke Indonesia begitu turun dari Princess Cruise di Vancouver ini.
Ada juga yang ke-kota lain, sehingga bus yang disediakan terasa
longgar sekali karena terisi 20 orang saja.

Jam 10 pagi barulah bis bisa berangkat, langsung mengarah ke
timur - ke kota Golden, yang berjarak 700 km dari Vancouver.
Pemandangan awal membosankan, karena monoton dengan tanah
pertanian yang luas, tapi belakangan menarik karena mulai terlihat
gunung-gunung di kejauhan.
Apalagi di Roger Pass - jalan mendaki begitu panjangnya, dan saya
lihat banyak mobil derek yang stand-by siap menolong mobil yang
tidak kuat nanjak karena jalan-nya menanjak begitu panjang -
mungkin sampai belasan kilometer.

Kami tiba di kota kecil Golden sudah jam 10 malam (jam di Golden
ini berbeda 1 jam dengan Vancouver, karena masuk propinsi yang
berbeda yaitu Alberta), menginap semalam dan pagi2 sudah jalan lagi.

Pemandangan dua jam kemudian menarik sekali karena sudah masuk
Rocky Mountain, pegunungan indah yang memanjang sejauh 200 km -
tampak seperti dua deretan pegunungan berselaput salju abadi,
mengapit lembah yang hijau dipenuhi pohon cemara.

Jalan raya dibuat menelusuri dasar lembah, membelah hutan cemara,
sehingga pengendara mendapatkan pemandangan yang mengesankan.
Kedepan terlihat jalan aspal membelah hutan cemara dan kesamping
kiri kanan terlihat lereng pegunungan berwarna coklat dengan deretan
puncaknya berselaputkan salju abadi berwarna putih bersih.
Sepanjang jalan kami tak puas2-nya menikmati pemandangan cantik
yang sangat memanjakan mata ini.
Sesekali perjalanan menyusuri tepian sungai deras yang sangat jernih,
atau melewati danau yang airnya berwarna hijau, menambah pesona
cantiknya alam pegunungan ini.

Suatu saat didalam bus yang sedang berjalan cepat, kami terpana
melihat disebelah kiri jalan ada danau yang luar biasa cantiknya.
Air danau yang berwarna hijau tenang, memantulkan bayangan
gunung yang melatarbelakangi danau, wah semua teriak minta
sopir menepi untuk mampir ke danau itu.
Tapi sayang sekali danau ada disebelah kiri jalan, sedang bus kami
melaju dijalur kanan dan pak sopir bilang dia tidak boleh memotong
median jalan.
Wah semua menggerutu, soalnya median jalan sebenarnya cuma
garis putih tak terputus, tapi tetap pak sopir tidak berani berhenti
apalagi memotong garis itu untuk menyebrang jalan.
Untunglah ada seorang teman sempat mem-foto Bow Lake itu.
Foto danau yang diambil dari dalam bus yang sedang berjalan saja
sudah memperlihatkan betapa cantiknya danau itu -
apalagi kalau dari dekat, sayang sekali kami tidak bisa mampir.
(foto)

Disuatu tempat bus kami berhenti, hanya sedikit berjalan kaki sudah
terlihatlah pemandangan yang luar biasa indah.
Kami ternyata berada diatas bukit dan tampak nun jauh dibawah -
Peyto Lake : sebuah danau yang airnya berwarna hijau indah sekali,
dilatar belakangi gunung dengan glacier berwarna putih. (foto)

Highlight hari ini adalah mengunjungi Columbia Icefield/Athabasca
Glacier, salah satu tempat yang sangat unik karena kami akan
berkesempatan berjalan-jalan diatas glacier/sungai es itu.
Bus berhenti disatu restoran, tempat kami makan siang sambil
memandang Athabasca Glacier dan menanti giliran naik bus shuttle
yang membawa kita kedekat glacier yang tampak dari restoran itu.
Dari kejauhan tampak glacier yang berupa hamparan putih diantara
dua puncak gunung, dan terlihat bintik hitam yang bergerak.
Ternyata itu adalah orang yang mendaki glacier itu, dan juga tampak
kotak kecil yang turun naik glacier - ternyata itu Snocoach -
bus khusus yang bisa mendaki glacier. (foto)

Bis shuttle membawa kami mendaki sampai disatu titik dimana
bus tersebut tidak bisa naik lagi karena sudah ketemu awal glacier.
Kita lalu turun dari bis shuttle dan ganti naik snow mobile yang
disebut Snocoach.
Bis tinggi besar dengan ban kasar berdiameter hampir 2 meter -
tenaganya gede sekali dan bisa mendaki dengan sudut yang
fantastis sambil mengangkut 40 orang penumpang.(foto)

Snocoach lalu mendaki dan memasuki/berjalan diatas glacier
tersebut sampai dilereng gunung, ketinggiannya sekitar 2200 m.
Kami kemudian diperbolehkan turun, dan diberi waktu sekitar
30 menit untuk jalan-jalan diatas sungai es yang begitu tampak
lebar sekali.
Segera saja kami berjalan kesana kemari, mencoba mendaki
sambil berhati-hati karena tentu agak licin, dan terlihat juga ada
air yang mengalir membentuk solokan kecil diatas sungai es itu.
Kami berjalan sambil hati-hati sekali, sebelumnya sudah di-
wanti2 jangan sampai menginjak crevasse (retakan es) yang
dalamnya bisa sampai ratusan meter.

Terasa menyenangkan sekali bisa merasakan berdiri diatas
sungai es pada ketinggian 2000-an meter itu, dan pemandangan
kebawah gunung terlihat bagus sekali.(foto)

Diperjalanan pulang pak sopir Snocoach sengaja berhenti
disatu tempat untuk memperlihatkan satu crevasse yang berada
tepat dipinggir jalan.
Terlihat lubang es berupa celah sempit berwarna kebiruan yang
sangat dalam - ngeri sekali membayangkan cerita kejadian orang
yang terperosok meluncur jauh kedalam dan tersekat didinding
es dingin membeku.

Perjalanan diteruskan menuju kota Edmonton, untuk menginap
dan esoknya mengunjungi West Edmonton Mall yang masuk
Guinness Book of Record sebagai :
The World's Biggest Shopping Centre and -
The World's Largest Parking Lot.
Ini recordnya :
Tokonya ada 800-an, 110 eating establishment, plus seven World
Class Atraction antara lain kolam renang indoor yang gede banget,
sampai ada kolam ombak raksasa didalamnya.

Toko2 itu antara lain : 130 ladies wear stores, 100 men's wear
stores, over 40 shoe stores, over 20 jewellry stores, over 350
gift and specialty stores, yang semua dibawah satu atap dan
katanya equivalent dengan 48 city block -
memang mall itu panjang banget, walau cuma dua lantai.
Disana juga ada 26 cinema screens dan 3D Imax theatre.

Sebenarnya ada yang membuat saya kagum kok di Edmonton
yang cuma kota ke-lima terbesar di Canada, yang letaknya
"jauh ke-mana2 itu" ada yang berani membuat mall begitu besar.
Siapa saja sih yang mau belanja disana ?.
Kalau mall tersebut didirikan di Jakarta sih tidak heran.

Kami hanya sempat cuci mata dua jam di Mall, dan segera menuju
kota Calgary, dan menginap di Hyatt Hotel.

Meninggalkan Calgary menuju Banff , perjalanan menyenangkan,
tidak lagi memandang tanah ladang yang membosankan, karena
mulai memasuki lagi kawasan pegunungan Rocky.

Apalagi setelah sampai di Banff, kota yang terletak di lembah
dikelilingi gunung-gunung.
Kotanya tidak terlalu besar, tapi dipenuhi toko dan hotel, dan
banyak terlihat turis lalu lalang dikota yang indah ini.(foto)

Dengan gondola kami naik kepuncak Mt.Sulphur, dan dari
ketinggian 2281 meter pemandangan ke kota Banff terlihat
sangat indah, tampak kota kecil itu di lembah yang dialiri
sungai Bow.(foto)

Jelas sekali indahnya Rocky Mountain karena terdiri se-akan2
dari dua deret pegunungan bersalju yang mengapit lembah penuh
pohon cemara berwarna hijau - jadi kombinasi warna hijau -
coklat/abu2 - putih itu yang membuat pemandangan menarik sekali.

Tujuan berikutnya adalah Lake Louise - danau yang cukup luas,
indah karena airnya hijau berlatar belakang gunung2 dan tampak
juga glacier yang keputihan melatar-belakangi danau itu.(foto)
Ada satu hotel megah bertingkat, dibangun persis di pinggir
danau, sehingga penghuni bisa menyaksikan pemandangan yang
indah itu dari kamarnya.

Malamnya menginap di kota Vernon,dan esoknya menuju Kelowna.
Bus berjalan di lereng pegunungan dan sepanjang belasan kilometer
menelusuri tepian Lake Okanagan, yang konon mempunyai monster
yang disebut Opogopo (semacam naga begitu-lah).
Kelowna yang menjadi kota peristirahatan ditepi lake Okanagan itu,
disebut "kota pantai", karena Lake Okanagan itu pantainya berpasir.

Kami sempat diajak mengunjungi Winery, dimana selain diperbolehkan
meninjau bagian dalam pabrik, juga diberikan kesempatan mencicipi
beberapa macam wine.
Ice wine-nya yang merupakan unggulan pabrik anggur itu memang
enak sekali - tapi walau gimana enaknya enak saya seperti biasa
tidak berani banyak-banyak.
Ketimbang kepala keleyengan, mending menikmati pemandangan
dari halaman pabrik kearah danau legenda yang cantik sekali (foto).

Perjalanan kembali ke Vancouver, setelah menjauh dari pegunungan
kembali menjemukan karena pemandangan monoton ladang melulu.
Tour leader setempat (orang Canada asal Malaysia) rupanya ingin
mengusir kejenuhan dengan kembali memutarkan video yang ternyata
membuat saya jadi "sakit kepala".
Ini video ketiga yang diputarnya - temanya sama : pembajakan !!.
Mula-mula film pembajakan kapal terbang (lupa judulnya),
lalu film Under Siege - eh lagi-lagi diputarnya film "serem " :
Air Force One.

Lha - kita kan besok mau pulang ke Jakarta naik kapal terbang juga nih.

2 comments:

  1. wah asyik asyik fotonya pak he he he he
    kapan nih bisa kesana kumpulin duit dulu pak nabung dulu deh,
    salam buat ibu

    ReplyDelete

  2. pak Didi,

    kalau ke Rocky Mountain sebaiknya sediakan
    waktu lebih banyak, begitu banyak tempat indah
    dan sayang kalau cuma selayang pandang saja.

    cari waktunya juga yang nge-pas, memang tentu saat summer
    yang pemandangannya cantik, tapi jangan sedang panas2nya
    sebab puncak bersaljunya sudah menipis, dan jangan dekat2
    akhir winter sebab akan masih banyak hujan angin.

    salam

    sm

    ReplyDelete