Monday, November 21, 2005

Perjalanan ChinaKorea 2005, part 1 : Menuju GuangZhou.


 


 


Minggu pagi 30 Oktober 2005,
saya sudah duduk di ruang tunggu keberangkatan bandara Soekarno Hatta,
sambil mengingat-ingat proses persiapan perjalanan saya dan istri yang
kali ini rada ribet juga.
Sejak awal kami kesulitan memilih daerah tujuan, gonta ganti terus.
Semula ingin ke Myanmar dan Laos - engga jadi karena sebagian calon
peserta tour mengundurkan diri akibat ada ledakan bom di Yangoon.
Ganti mau pergi ke Kashmir, eh juga terjadi teror bom di Srinagar.
Kemudian ada yang ngajak ke Balkan, tapi udah keburu musim dingin
yang selalu saya hindari, maklum penakut sama hawa dingin.
Akhirnya istri saya bilang ke China lagi saja deh, dan sekalian nyambung
ke Korea katanya.


OK, asal ke China-nya engga ke tempat2 yang sudah pernah didatangi,
dan juga asal di Korea-nya bisa masuk ke The Third Infiltration Tunnel
dan DMZ .
Seperti diketahui perang saudara antara kedua Korea, yang berkecamuk
antara tahun 1950 -1953, sebetulnya sampai sekarang secara resmi
belum pernah berakhir atau bersepakat damai.
Yang ada hanya kesepakatan membentuk DMZ saja -
Demiliterized Zone, yang membentang sejauh 248 kilometer membelah
Korean Peninsula, lebar DMZ empat kilometer - masing-masing
dua kilometer dari truce line.
Karena resminya perang belum usai antara kedua Korea itu,
maka terkenal :
The DMZ is the most fortified border on earth that only Korea can offer !!


Saya memang udah lama naksir banget untuk bisa masuk ke Third Tunnel -
salah satu dari empat terowongan rahasia Korea Utara yang panjangnya
1635 meter dan dibuat pada kedalaman 73 meter dibawah tanah.
Ukurannya dua kali dua meter, sehingga dalam waktu satu jam saja bisa
melewatkan satu divisi tentara, yang muncul dibelakang garis pertahanan
Korea Selatan di DMZ itu.
Untung saja adanya tunnel itu sempat ketahuan fihak Korsel.
Kalau tidak maka tunnel itu bisa dipakai untuk suatu surprise attack
terhadap Seoul yang jaraknya hanya 52 km.


Akhirnya rutenya cocok, yaitu akan mengunjungi kota2 sekitar pantai
timur mainland China antara lain Dalian (kota cantik bernuansa Eropa),
HangZhou ( kota kuno yang dijuluki Heaven On Earth),
SuZhou ( kota kuno juga, yang terkenal sebagai Kota Air -
Venesia di Timur).


Pengumuman untuk memasuki pesawat memutus renungan saya,
dan penumpang dengan tertib memasuki cabin pesawat B757 dari
China Southern - yang mempunyai motto : "Home in the air"
Memang penumpang nantinya akan mendengar suara merdu
yang mengatakan :
Ladies and gentlement,welcome to China Southern's Home in the Air.


Tapi apa yang saya alami malah berbeda,
AC bukan saja kelewatan dingin-nya ngalahin kulkas, juga suaranya
begitu gemuruh kayak kita lagi berada di kaki air terjun Niagara aja.
Sampai2 saking kaga nahan berisiknya, saya ambil tissue basah,
sepotong kecil di-gulung2 dan dipakai nyumpel kedua liang telinga.
(jadi inget film Mr.Bean).


Di China ada banyak Airline, kayaknya tiap propinsi disana punya,
antara lain Xinjiang Airline, Shandong Airline, China Eastern, dll.
Tapi China Southern kayaknya yang paling besar.
Lihat saja data2-nya :
dia mempunyai  252 mid to large sized modern jet aircraft yang
terdiri dari berbagai jenis pesawat, antara lain :
Boeing 777  - 757 - 747 - 737 - Airbus A 330.


China Southern ini mempunyai 17 transportation based dan
700 flight routes - luar biasa !!.
Pokoknya inilah The Largest Airline in China dalam hal :
fleet, flight routes, maupun annual passenger volume 
(tahun 2004 : mengangkut 40 juta penumpang -
sehingga masuk top 10 world leading passenger volume).


Masih ada kehebatan lainnya lagi, China Southern telah memesan
10 buah B-787 Dreamliner :
pesawat twin engine yang akan memanjakan penumpangnya karena
lebih comfort : cabin lebih luas, higher humidity level.
Direncanakan first delivery pesawat ini July 2008 agar bisa dipakai
dalam menyambut  2008 Summer Olympic Games di Beijing nanti.


Rupanya masih belum puas, China Southern juga sudah memesan
5 buah Airbus dari seri A380 yang mempunyai 555 seater -
ini largest aircraft dan world's first double decker passenger jet.
Jangkauan nya  8.000 -15.000 km, sehingga bisa easily terbang -
nonstop jarak jauh.


Menjelang sore pesawat mendarat di airport GuangZhou yang baru :
Baiyun Airport - yang konon besarnya dua kali airport HongKong,
itupun masih akan bangun lagi tahap dua, sehingga menjadi airport
10 terbesar didunia.
Sambil berjalan didalam airport yang kelihatan lega sekali itu,
seorang teman yang mengerti tehnik bilang, coba you lihat mereka
bisa bikin bentangan atap yang begini jauh tanpa tiang, memang
buatannya masih rada kasar, tapi itungannya mantap sekali.


Airport baru ini berjarak 40 kilometer dari kota GuangZhou,
dihubungkan dengan highway yang lebar :
4 lane plus 1 untuk darurat setiap arahnya..
Karena setiba di GuangZhou kami makan malam dulu maka tiba
dihotel sudah agak malam.
Sehingga walaupun Hotel Canton Mountain Villa tempat kami
menginap terletak persis diawal Beijing Road -
satu daerah perbelanjaan yang paling kesohor di GuangZhou -
kami lebih memilih untuk istirahat saja.



bersambung : menuju Dalian - kota cantik bernuansa Eropa.

1 comment:

  1. Hahaha... selama beberapa kali saya naik china southern sih tidak ada masalah karena begitu pesawat take off langsung tidur hi3x...
    Disitulah keunikan china, bila ada sesuatu yg saya anggap aneh di china, local guide akan bilang : susi, this is your new experience you can't find in other place. Bener juga ya.....

    ReplyDelete