Tuesday, October 4, 2005

Masuk Gua Jepang dan Gua Belanda di Bandung.


 


Lama - lama bosen juga kalau hari Minggu di Bandung kegiatan
lagi-lagi keluar masuk Factory Outlet atau berburu Brownies Kukus.


Maka begitu dengar Wimpie bilang bahwa di Dago ada Gua Jepang
dan Gua Belanda maka saya dan istri langsung setuju kesana -
apalagi dibilang dari situ bisa lanjut jalan kaki sampai ke Maribaya.


Pagi hari kami berempat tiba di Taman Hutan Raya Ir.H.Djuanda -
Dago Pakar, dan ternyata mobil boleh masuk ke kawasan itu -
lumayan deh bisa menghemat dengkul, tiket masuk mobil 5000,-
dan orang 3000,-


Hanya berselang beberapa menit saja berkendara dari pintu masuk
Taman Hutan Raya, sudah terlihat petunjuk dikiri jalan : Gua Jepang.
Maka kami turun dan mulai jalan kaki memasuki hutan dan ternyata
tidak lama sudah tiba di tujuan.
Disebelah kiri jalan terlihat tebing padas, disitu ada beberapa lubang
masuk Gua yang lumayan besar. (foto)
Beberapa orang menyambut kami dan menawarkan sewa flashlight -
tapi kami tolak karena kami sudah membawanya.
Kami mulai memasuki lubang yang paling besar, dan walaupun
didalam gua itu gelap gulita tapi gua itu bersih dan tidak pengap.
Kami berjalan lurus terus melewati  persimpangan2 dan disana-sini
ada ruangan2 dikiri kanan terowongan.
Setelah ketemu ujung gua yang buntu maka kami mulai menelusuri
bagian gua lainnya yang dibuat memotong lorong utama itu. (foto)
Memang lumayan seram didalam sana, tapi Gua Jepang di Bukittinggi
jauh lebih besar dan lebih seram.


Setelah puas lihat2 dan foto2, kami kembali ke mobil dan melanjutkan
perjalanan, dan hanya beberapa menit sudah sampai di Gua Belanda,
disitu mobil harus diparkir karena jalan buntu. (foto)


Gua Belanda ini dibangun tahun 1918, awalnya dibangun untuk jadi
terowongan air utama PLTA Bengkok, tapi karena pecah perang
malah menjadi Ruang Komunikasi, dan pada perang Kemerdekaan
menjadi Gudang Senjata dll. (foto)


Gua Belanda ini tidak se-seram gua Jepang karena dinding dan
lantainya terlihat disemen rapih.
Ternyata Gua ini dibuat menusuk kedalam perut gunung sejauh
144 meter sampai tembus ke sisi lainnya gunung itu.
Gua ini juga didalamnya ada ruangan2, antara lain ruang interogasi !!


Setelah tembus kesisi lain dari gunung maka mulailah kami menuju ke
Maribaya dengan menapaki jalan con-block yang lumayan rapih.
Mula-mula memang enak - udara pagi yang sejuk bersih bebas polusi,
kerimbunan hutan pinus yang menyegarkan hati membuat kami
berjalan dengan santai dan sesekali seiring atau berpapasan dengan
rombongan lain.
Tapi jalan makin banyak menanjak, dan mulailah ngos2an kalau
ketemu tanjakan yang panjang. (foto)


Setelah sekitar 30 menit berjalan itu, saya sempat bertanya kepada
seorang bapak yang berjalan pulang/berlawanan arah -
Pak masih jauh engga sih ke Maribaya ?
Ah engga, paling empat tanjakan lagi katanya sambil senyum2.
Wuah saya tentu engga percaya, jangan-jangan malah empat belas
tanjakan lagi nih.
Ternyata benar, empat tanjakan terlewat tapi bau2nya Maribaya
kaga kecium sedikitpun - hanya terlihat hutan pinus, sesekali ada
persawahan dan jurang yang lumayan dalam.


Sempat terfikir mau nyerah saja, tapi malu hati juga sih kalau engga
sampai ke tujuan.
Akhirnya setelah berjalan lebih dari satu jam tibalah kami disebuah
jembatan yang melintasi sungai deras yang cantik alami.(foto)


Tak lama berjalan lagi terdengar sayup2 suara gemuruh air terjun
dan akhirnya sampailah juga kami di kawasan wisata Maribaya -
disini harus bayar tiket masuk lagi.


Setelah duduk2 sekitar setengah jam sambil melihat Twin Falls
yang lumayan tinggi itu, maka sekitar jam 11 kami berjalan kembali
dan tentunya perjalanan balik itu lebih ringan karena lebih banyak
menuruni gunung.


Setiba kembali di Gua Belanda, saya sempat tanya ke petugas parkir :
Pak, berapa jauh sih dari sini ke Maribaya ?.
Oh lumayan pak, sekitar 5 kilometer !!


Whoaa, jadi pulang balik tadi 10 kilometer !!?? -
itu sih sama aja jalan dari Tangerang ke Cengkareng !!
Pantes dengkul hampir copot ! .


Saat kami baru saja berkendara lagi beberapa puluh meter
meninggalkan Gua Belanda, dipinggir jalan terlihat ada orang jualan
pakai pikulan bumbung bambu besar.
Mang jual apa tuh ?
Lahang !!
Oh rupanya Air Gula Aren. Ini minuman langka juga nih !
Berapa segelasnya Mang ?       2000,-
OK nyoba deh - lalu si bapak itu dengan sigap menuangkan air
berwarna kekuningan kedalam gelas dengan cara memiringkan
bumbung bambu besar itu.


Wuaaah, enaknya air manis dengan rasa caramel bakar itu,
terasa menyegarkan sekali badan yang sudah loyo ini.



 Foto lengkap di :


http://smulya.multiply.com/photos/album/67
http://smulya.multiply.com/photos/album/68
http://smulya.multiply.com/photos/album/69

9 comments:

  1. Wah kok baru dengar saya pak Shind ada goa jepang dan goa belanda?? padahal waktu saya tinggal di bandung kok nggak peranah dengar yah ?? apa emang nggak dibicarakan kali yah, wah ternyata bagus juga lihat pemandangannya, pantes aja dengkul mau copot pak ha ha ha

    ReplyDelete
  2. Aih asiknya sudah ke sana! Terima kasih ya atas cerita2nya. Saya yg sempet kuliah di Bandung aja belum sempat mengeksplore gua2 ini (baru denger cerita2 seremnya aja.. hehe..). Sekarang mau liat2 foto2nya aah..

    ReplyDelete
  3. Untung dengkulnya kagak copot yah..h..h..lumayan jalannya...lain kali naik sepeda Pak Sindhi..bisa gak dilalui pake sepeda yah ?

    ReplyDelete
  4. Mestinya bisa Gis, tapi di luarnya (melihat dari jalan setapaknya). Kalo di dalam gua kayaknya 'nggak sopan'.. hihihi..
    Saya pernah tu nyepeda dari Dago ke THR (Taman Hiburan Rakyat), terus masuk ke jalan setapak yg ke arah Maribaya. Tentunya nggak nyampe Maribaya nya, abis udah terlalu gelap (hampir Maghrib) - dan capeeekkk hahahaha

    ReplyDelete

  5. Saya lihat ada beberapa orang naik sepeda
    (tapi sepeda/motor engga boleh masuk kedalam gua),
    malah di awal perjalanan saya lihat beberapa ojek motor
    sedang menunggu penumpang.
    Betul juga saran untuk membawa payung, kalau kehujanan
    dijalan bisa berabe karena tidak ada tempat berteduh,
    hanya dibeberapa lokasi ada warung yang menjual minuman
    dan makanan kecil.
    Walaupun sepi dan membelah hutan pinus, tapi kelihatannya
    sih aman - banyak orang yang melewati trek itu.

    ReplyDelete
  6. Halo pak SM,

    Apa kabar pak? Makasih ya udah ngasih alternatif menikmati Bandung.

    ReplyDelete
  7. Saya paling males masuk gua, yg terakhir pergi bbr tahun yg lalu ke Maastricht bareng bbr temen masuk ke dalam gua St. Petersberg Grottoes, aseli guanya gelaap banget, ini gua sebenernya gua buatan bekas penambangan batu kapur yg sekarang jadi obyek turisme. Pak Sindhi kalo JS ke Belanda mungkin bisa mampir ke sini, di dalam gua banyak lukisan - lukisan

    ReplyDelete
  8. iya gw beberapa hari yg lalu juga kesana

    suasanannya enak dan sejuk

    ReplyDelete