Kandy - Srilanka :
Sehabis lunch kami menuju ke sebuah Gem Store, seperti biasa
turis tidak langsung diajak melihat barang dagangannya tapi ke
ruang pemutaran film dulu.
Mula-mula diputarkan video cara orang Srilanka menambang permata.
Ternyata Gem mines itu adanya ditengah sawah !!
Cara menambang permata itu dimulai dengan bersembahyang untuk
mendapat petunjuk dimana lokasi yang banyak batu permatanya,
lalu di lokasi yang ditentukan itu yang biasanya ditengah sawah,
digali lubang dengan ukuran 2 X 2 meter.
Setelah mencapai kedalaman 20 meter barulah dibuat terowongan
dalam arah yang horizontal.
Karena ditengah sawah, tentu saja banyak air yang merembes ke-
dalam lubang galian itu sehingga harus dipompa terus menerus.
Dinding sumuran itu hanya diganjal dengan batang2 pohon dan
disekat dengan daun2, benar-benar sederhana dan beresiko sekali.
Untuk penerangan dipakai lilin, yang sekaligus berguna untuk
mendeteksi kalau-kalau ada gas beracun.
Untuk komunikasi dari atas kedalam lubang, para penambang itu
cukup memakai selang plastik !!
Setelah menonton, kami masuk toko-nya yang menjual batu2-an
yang memang andalan Srilanka seperti safir, ruby dan lain-lain.
Kunjungan kemudian dilanjutkan ke :
Royal Botanical Garden, terletak di tengah kota Kandy,
dengan tiket masuk 2 USD per orang.
Luasnya yang 147 acres, tentu bukan apa2nya kalau dibandingkan
dengan Kebun Raya Bogor yang jauh lebih luas dan lebih banyak
variasi pohonnya.
Yang sangat menarik adalah pohon beringin besar tua yang dahannya
banyak yang menyentuh tanah dan berubah menjadi batang seperti
induknya.
Kami juga mengunjungi toko batik, tapi tak ada seorangpun yang beli
karena tidak bagus - mahalnya saja padahal tidak menarik.
Sore hari kami memasuki Temple of the Sacred Tooth Relic :
seperti biasa kalau memasuki temple harus titip sepatu, bayar 10 SLR.
Penjagaan ketat pakai acara digeledah segala, dan selain bayar tiket
masuk 2,5 USD, juga harus bayar 100 SLR untuk kamera foto dan
300 SLR untuk Handycam.
Diceritakan bahwa Sang Buddha yang meninggal di India pada usia
81 tahun, dikremasi, dan tertinggal 3 buah giginya,yang kemudian
disimpan oleh raja India.
Tapi raja berikutnya tidak menyukai Buddha dan berencana
menghancurkan gigi itu, dua buah gigi sudah dihancurkan
tapi saat giliran gigi yang terakhir akan dihancurkan tiba-tiba
berubah menjadi sinar terang yang naik kelangit.
Akhirnya si raja insyaf dan gigi itu datang kembali, dan disimpan
ditempat semula.
Belakangan agama Hindu masuk India, karenanya agama Buddha
menjadi terancam. Maka oleh seorang Pangeran, gigi Buddha itu
diselundupkan dan dibawa keluar India masuk ke Srilanka,
dengan cara diselipkan di sanggulnya.
Sekarang gigi Buddha itu disimpan didalam Temple of the Sacred
Tooth Relic, yang berada dipusat kota Kandy.
Didalam temple banyak sekali pengunjung yang bersembahyang,
kami sempat berkeliling dan melihat chamber tempat penyimpanan
gigi yang berada dilantai dua.
Tapi kami sama sekali tidak bisa melihat langsung gigi tersebut
karena hanya dibawa keluar chamber setiap 7 tahun - terakhir
berlangsung pada tahun yang lalu.
Acara terakhir hari itu adalah menonton pertunjukan kesenian
tradional yang diadakan di dalam gedung teater Cultural Center,
yang seperti halnya Temple of the Sacred Tooth Relic, berada
di tepi danau Kandy.
Sayang gedungnya tua dan sederhana sekali, penontonnya yang
mayoritas orang Barat hanya mengisi paling-paling seperlima
kapasitas gedung.
Saya sangat tidak menikmati pertunjukan itu, dekornya sederhana
sekali, pakaian/kostumnya juga sama, lightingnya juga asalan saja.
Dan yang paling mengganggu adalah musiknya karena hanya
gendang saja !!, benar-benar sejam pertunjukan aneka tarian itu
hanya dengan diiringi suara gendang doang.
Selesai pertunjukkan kuping saya masih ter-ngiang2 suara
tangtung-tangtung dari gendang yang di-pukul2 pakai tangan itu.
Lucunya juga selesai pertunjukkan, semua penari dan pemain
gendang muncul di panggung, kita diminta berdiri dan mereka
menyanyikan lagu kebangsaan Srilanka !!,
yang terasa lucu karena terdengar seperti suara orang tercekik.
Perjalanan kembali ke hotel yang terletak dipinggir kota agak
tersendat karena terjadi kemacetan yang cukup panjang.
Sekitar jam 9 malam barulah tiba di Mahaweli Reach Hotel,
yang berbintang lima.
Kelelahan perjalanan seharian ini terobati karena hotelnya
bagus sekali, makan malamnya enak sekali, di restoran yang
besar ditepi kolam diiringi lagu-lagu merdu yang dinyanyikan
seorang pria sambil bermain piano.
Kembali dihotel ini tidak ada lift, sehingga saya harus menukar
kamar agar orang tua tidak naik tangga terlalu banyak, tapi
kamarnya memang bagus sekali, luas dan yang penting : ada TV !!
keren banget pohonnya! Makanannya gimana dok?
ReplyDeleteThank Pak Sindhi buat ceritanya ...madam di tengah pohon beringin jadi keliatan kecil...pasti tuh pohonnya gede yah
ReplyDelete
ReplyDeletehallo Gis,
saya barusan tambahkan fotonya,
tapi nggak tau kenapa kaga muncul.
pohon beringin itu akarnya luar biasa,
begitu banyak dan berbelit, unik sekali
salam
sm
bagus ya Kandy ternyata.
ReplyDeleteSaya sdh 3 kali mampir Srilanka, tapi tak pernah dolan dolan
*nyesel juga nih
ReplyDeleteyah sudah balik lagi,he3 -
eh tapi jangan dulu, lagi perang disana.
salam
sm
Makanannya enak gak dok????
ReplyDelete
ReplyDeletemakanan ?
untuk local food-nya, biasa sih macam kare gitu,
yang jadi masalah buat orang Indonesia adalah
nasi-nya yang berupa bulir2 agak keras, membuat
kita yang maunya makan nasi yang empuk pulen
yang pada ngomel,he3
betul, ada kolega disini yg ayahnya asli colombo...
ReplyDeletekalau ke indo, kita selalu lewat negombo (transit 22 jam- lumayan) dan tak keluar dari hotel.