Perjalanan Tangerang - Bandung p.p. 25 Maret 2005 :
Jumat pagi itu kami bertiga berangkat menuju Bandung,
dijalan berunding mau lewat jalan mana -
maklum mau pulang hari sedangkan saat long week-end
kayak gini rawan macet dimana-mana.
Kalau lewat Puncak sih - sama aja cari mati (bener aja
di radio ELShinta terdengar berita bahwa para pengemudi
begitu keluar pintu tol Ciawi aja udah mesti nginjek rem).
Gimana kalo lewat Jonggol trus Tagog Apu ? -
Wah bakalnya sama aja - Padalarang kan rajanya macet.
Memang udah pernah saja alami berkendara kayak
jalan kaki aja dari Tagog Apu sampai Padalarang itu.
Yah udah pilih tol Cikampek !
Mendekati ujung tol Cikampek, istri saya kasih perintah -
jangan lewat jalan tol Sadang !!
(memang dia udah patah hati sama jalan tol ini karena
pernah kena macet puuanjang sekali).
OK, sekalian makan pagi deh di Sate Maranggi Cibungur.
Selepas bayar tol Cikampek, belok kanan dan jalan raya
itu ternyata sudah lebar sekali, dan hanya 5 menit sudah
tampak didepan sebelah kiri tulisan besar :
Sate Maranggi dan Es Kelapa Muda.
(Jl.Raya Cibungur Purwakarta, telp 0264-351077)
Mobil kami parkir diantara pepohonan jati dan segera memasuki
bangunan sederhana dipinggir jalan - jadi ceritanya nih kembali
akan menikmati makan deru campur debu lagi, maklum
duduknya engga jauh2 dari pinggir jalan yang rame sekali itu.
Sepagi itu terlihat sudah banyak orang menduduki seperempat
dari sekitar 300 kursi yang ada.
Pesanan kami tentu pasti Sate Maranggi ditambah Soto Ayam -
dan tidak lama sudah datang sate yang empuk dalam piring
berisi kecap dicampur cabe hijau dan tomat.
Saya lihat banyak pilihan makanan lainnya, termasuk :
Gurame Bakar, sampai Sop Dengkul Sapi segala.
Es Kelapa Muda juga favorit sekali, kelihatan staff bagian
minuman sibuk sekali mempersiapkan sekian banyak pesanan.
Mendekati traffic light Sadang, antrian panjang sekali sekitar
dua kilometer, sehingga saat tiba di perempatan kami putuskan
belok kiri kearah Subang - Ciater saja.
Pilihan ini tepat karena perjalanan berikutnya lancar sekali
meluncur diatas jalan beraspal mulus.
Perhentian berikut adalah " Tahu Tauhid Lembang "
(Jl.Cijeruk 113, telp 022-2787947).
Sebenarnya saya sudah pernah sampai ke pabrik tahu yang
terkenal enak dimakan mentah sekalipun, dan tanpa bahan
pengawet yang bisa tahan sampai tiga hari -
tapi saat itu tutup karena hari raya Lebaran Haji.
Dari arah Ciater memasuki Lembang, semua kendaraan yang
menuju Bandung pasti akan memasuki jalan one-way yang
membelah Pasar ( yang agak macet dan sebelah kiri tampak
bangunan pasar bertingkat ).
Diujung jalan itu akan ketemu perempatan, dimana arus ke
Bandung kekanan - nah saya bablas terus lurus memasuki
jalan yang agak kecilan.
Maju sekitar seratus meter, tampak sebelah kanan tulisan
Tahu Tauhid - belok kekanan memasuki gang menuju
halaman parkir yang lumayan luas.
Sudah ada belasan kendaraan tamu, dan terlihat banyak
sekali orang sudah berkerumun didepan counter penjualan.
Belanjanya mirip beli Roti Unyil di Bogor - berebutan, tampak
bercampur penduduk setempat dengan para turis lokal.
Staff penjualan yang melayani tampak luar biasa sibuk,
mereka mengangkut nampan2 tahu warna kuning kecil
ukuran sekitar 5 kali 5 kali 2 centimeter yang kelihatan
masih panas mengepul dari dalam pabrik - lalu mereka
menyiramnya dengan air dingin, kemudian memasukkan
kedalam box2 plastik sesuai jumlah pesanan.
Istri saya langsung ikut dalam acara desak2an itu, kalau
saya tertarik melihat ada penjual bajigur yang 2000,-/cup,
wah uenaknya dingin2 makan bajigur panas yang manis,
dilanjutkan makan tahu mentah yang empuk asin sedap.
Pabrik tahu itu sudah buka dari jam 4 pagi,
biasanya jam 14 sudah tutup.
Harganya baru saja naik dari 250 menjadi 300,- per biji.
Setelah menjemput putri saya Nuke, kami makan siang
di Sari Sunda - Jl. Setiabudhi 86-88 (022-2042384).
Ada empat restoran Sari Sunda di Bandung ini.
Masakannya sih average, tapi interiornya nyaman -
luas dengan kolam air terjun dan saung2, parkirnya juga
mudah karena ada parkir basement.
Sore hari sebelum kembali ke Tangerang, seperti biasa
mengikuti acara wajib istri saya - kunjungan ke :
Mie Rica - Jl.Kejaksaan No. 7 (022-4231268). - non halal.
Seperti biasa penuh pengunjung, sehingga harus berdiri
dulu diluar menunggu bangku kosong.
Saya tidak pesan mie Rica yang unik itu -
hanya pesan mie ayam yang engga pedas.
Mie Rica terkenal pedasnya kejam nian, istri saya saja
yang doyan pedas setelah makan sempat bilang mukanya
kayak abis ditamparin .
Sengaja jam 8 malam barulah kami berangkat pulang,
dengan asumsi sampai di Cipanas sudah lewat jam
orang keluar makan malam yang biasanya bikin macet.
Dan lega sekali memang jalan lancar dan sekitar jam
10 malam kami sampai di pusat kota Cipanas dan kali ini
giliran acara wajib saya yaitu : Mampir di Sudi Mampir !
Bukan untuk menikmati Nasi Tim Ayamnya yang ngetop,
tapi beli Pisang Goreng !
Pisangnya pisang tanduk tua sehingga manis sekali,
dan kulitnya bisa garing kriuk-kriuk - dahsyat bukan saja
enaknya, juga harganya : 1750,-/potong.
Note :
(Rumah Makan Sudi Mampir Cipanas, sebrang Padang Sati)
telp : (0263)-512672 atau 0817-9864228/ibu Theresa
duuuh, kok jalan sederhana gitu bisa jadi tulisan menarik yaaa... sirik ih! btw, napa ya, buat saya sih tim ayam SD sama sekali gak menarik tuh, coklat begitu. 'kali udah kebiasaan makan tim ayam Flamboyan (Jl Sukajadi) yang putih bersih nyam2...
ReplyDeletemakasih untuk semua noticesnya, tapi blom sempat baca semua, masih sibuk bo. mudah2an next week aku dah bisa baca dan nambah2in multiply-ku.
salam...
wah ngomongin makanan Indonesia jadi Laper nih.. Salam kenal dari Vony di Minneapolis.
ReplyDeleteDi Minneapolis enggak ada makanan Indonesia.. payah daerah mid-west.. wellll.. benernya ada sih, ada orang Indonesia buka restaurant Indonesia, namanya "Mamiek's Viaduct'.. Tapi, bukan real restaurant juga sih, soalnya cuma ada 5 small tables dan bar, kalo dateng enggak jaminan dapet tempat duduk. Plus Tante Mamiek ini buka makanan Indonesianya di daerah warehouse / redlight districk.. It's a big NOOO for Indonesian people.. Soalnya yang dateng serem-serem.. buruh pabrik yang mau minum bir abis kerja.. makanan yang tersedia kalau kita dateng mendadak cuma sate ayam and martabak
he..he.. but other wise Minneapolis is a beautiful place. Down town Minneapolis dilalui sungai Mississipi (the river begin in up north Minnesota, nama kotanya water-town). Kalau malam bagusss sekali.. Next time I'll send picture. The best Ice Cream place di USA ada di minneapolis namanya IZZI Ice-cream.. di cafe Ice cream ini dijual 35 kind of different home made gellato.. hmmmmmmmm
Minneapolis-St. Paul nama lainnya adalah Twin Cities, karena dua kota besar berdampingan, kalau di lihat dari jauh, seperti kota kembar. St. Paul adalah State Capital.
So, kalau mau mampir ke TC, let me know.. I can be a goodddd guide.
Once again salam kenallll
Vony yang lagi mimpi makan di saung
Wah, pak Sindhi di samping tahu Tauhid kan ada warung, di situ biasanya di jual beras merah dan beras hitam(bukan ketan hitam lho) pulen sekali..apa sudah di coba? dijual per liter. Beda rasanya dengan beras keluaran pabrik yang dijual di supermarket.
ReplyDeleteDan sebelum belok ke arah tahu Tauhid..kalau lurus terus di situ ada La Oma, restaurant dan cafe, makanan rasanya sih standard saja, hanya tempatnya enak, banyak rerumputan dan ada ballroom tempat dansa.
Bu Sofia,
ReplyDeleteHe3, sirik ni yeee -
ah gampang koq nulis kayak gitu - engga ada beban,
kecuali sih kalau mau nulis kayak pak Bondan yang
bisa diterbitkan jadi buku - baru sulit.
Engga suka nasi tim ayam Sudi Mampir ? Hati2 yah -
jangan sampe kedengaran Wimar Witolear yang
pasti mampir makan nasi tim itu kalau lewat sana, ha3.
Bu Vonny yang lagi leyeh2 di saung -
he3, hayo atuh balik - ditunggu bu Sofia tuh hari Sabtu,
di Kebun Raya Bogor - HUT JS yang aduhai serunya nanti.
Bu Mariani,
wah baru tau saya nih,
next time akan didatangi tempat2 itu,
saya akan sering ke Bandung nengok anak saya yang
masih kuliah disana - karena jalan tol udah nyambung
sampai Bandung.
trims infonya
salam
sindhiarta - tangerang