Bukan hanya tiket masuk obyek wisata - paspor juga diteliti dg seksama
Bagian Keempat : Nyawa Kedua dikolong kursi sopir.
Asyiknya kalau keluar negeri adalah otomatis dapat bonus, yaitu: nyawa kedua!
Bonus dadakan berupa buku paspor itu tentu sih kecil saja, tapi bawa2nya yang
"berat" karena nggak boleh ketinggalan apalagi hilang.
Hilang paspor berarti hilang nyawa kedua dengan segala penderitaannya, kabarnya
kalau hilang di China maka urus visa pengganti hanya bisa di Shanghai atau Beijing.
Mending kalau hilangnya di Eropa, dimana kita masih bisa keluyuran keberbagai
negara disana, tapi kalau hilang di China sangat mustahil masih bisa gerak.
Karena urusan paspor bukan hanya soal pemeriksaan oleh petugas imigrasi bandara
saat masuk atau keluar wilayah China, tapi di-mana2 paspor ntar2 diminta perlihatkan.
Di bandara misalnya, baru kita memasuki bangunan bandara sudah diperiksa paspor,
terus saat lewat imigrasi, dan juga saat akan boarding, pokoknya baru terasa lega
dan bisa menyimpan paspor lagi setelah berada didalam kabin pesawat.
Selama perjalanan enam hari di propinsi GuiZhou, sejak awal paspor kami diminta
local guide untuk dipegangnya selama sekian hari perjalanan disana itu.
Soalnya bukan saja harus diperlihatkan ke petugas hotel saat check-in ( setiap hari
kami berganti hotel), juga diberbagai lokasi tempat wisata saat local guide membeli
tiket masuk paspor juga diminta, maka untuk praktisnya si local guide pegang terus
saja paspor kami semua, terlalu ribet kalau bentar2 dikumpulkan - dikembalikan.
Terpaksalah kami merelakan nyawa kedua terpisah dari badan, udah gitu ditaruhnya
setumpuk paspor itu dalam kantong plastik yang dengan entengnya ditenteng kesana
kemari oleh si local guide, dan cilakanya pula saat paspor selesai dipergunakan asal
taruh saja dikolong kursi sopir.
Gimana saya nggak paranoid, soalnya bus kan ditinggal saat parkir, penumpangnya
pergi jalan2 dan pak sopir juga nggak nongkrongin bus-nya terus.
Maka terpaksalah sepanjang perjalanan saya jadi nyinyir, entar2 nge-check dan
nanya lagi nanya lagi ke si local guide - paspor mana? hehe.
Karena paspor barang super penting, membawanya tentu harus super hati2 pula,
saya menyimpannya dalam semacam dompet khusus bertali yang dikalungkan dan
masuk didalam baju, kecuali saya disuruh buka baju maka dompet isi paspor itu
tidak akan terlihat.
Setiap tour leader biasanya senewen urusan paspor anak buahnya, kalau ada satu
saja peserta kehilangan paspor maka pasti perjalanan rombongan terganggu.
Maka ada seorang tour leader senior, punya kebiasaan unik, setiap pagi didalam
bus sebelum berangkat meninggalkan hotel selalu teriak mengingatkan:
"Ayo semuanya paspor diRABA - jangan diRASA ada yah !"
Memang berbahaya cuma merasa paspor ada, misalnya mengira ada didalam tas
padahal tau2 malamnya dimasukkan ke safe deposit box dikamar hotel dll, jadi
biar pasti mestinya diraba ada atau tidak.
Dibilang paranoid ? - ah egepe, emang kalo ilang ada yang peduli/bantuin?
iya oom.. paspor itu nyawa kedua...
ReplyDeletesebeeell bangeet...
maskuwh paspornya pernah ktumpahan aer..
kluar masuk negara laen d eropa... lancar jaya...
masuk amrik jg lancaar...
jadi masalah malah pas masuk indo...
petugas imigrasi, dgn alasan tanda tangan kepala imigrasinya luntur..
jadi harus bikin baruuuu
ReplyDeletehahaha, iya lah betulin aja kan skrg udah tertib pengurusannya
ngurus dsini ajah oom.. xixixi
ReplyDeletelebih minim sakit hati :D
itu kjadian 2006