Kiranya perasaan semua orang yang sekian lama meninggalkan rumah akan
sama saat roda pesawat yang ditumpanginya menjejak beton landasan bandara
Soekarno Hatta, yaitu lega dan senang segera akan bisa tiba kembali dirumah.
Itu pula yang kami rasakan Selasa, 7 Oktober 2008 menjelang malam, apalagi
sebelumnya terbang lumayan panjang - sampai harus tiga kali masuk keluar
pesawat Lufthansa, yaitu di Warsawa, Frankfurt dan Singapore.
Awalnya tanggal 6 Oktober, jam 07 waktu setempat (beda 5 jam dengan Jakarta),
kami sudah breakfast di Holiday Inn Warsawa Poland, dan jam 10 kami sudah
menuju bandara.
Itu adalah hari terakhir perjalanan darat dari utara ke selatan menelusuri tiga
negara Baltic ( Estonia - Latvia - Lithuania ) sampai di Warsawa Polandia.
Pesawat Lufthansa Airbus A319-100 take-off jam 14.30, hanya 1 jam 20 menit
sudah mendarat lagi di Frankfurt.
Di airport ini kami harus menunggu 6 jam, sekian lama berada didalam airport
yang jauh kalah nyaman dibanding Changi tentu menyebalkan, ditambah harus
jalan kaki yang nggak kira2 jauhnya dari terminal B ke terminal C.
Ribetnya lagi, setelah pemeriksaan security yang tidak meloloskan air minum
tidak ada drinking water seperti di Changi, kalau beli Aqua lumayan 3 Euro sebotol.
Pesawat berikutnya B 747-400 yang gede, dengan posisi seatnya 3 - 4 - 3,
tapi jarak kursinya sempit, kebetulan orang didepan saya suka merebahkan
kursinya habis2an, nyaris sejengkal lagi mentok ke jidat saya dah tuh kursi.
Mana kursinya keras lagi, lumayan tepos duduk 12 jam ke Singapore itu,
memang kalau mau nyaman sih duduk di business class, tapi asal tau aja -
mesti nambah per orang 3000 USD - mana tahan.
Terpaksalah harus bisa bertahan di RSS-SSS itu, Ruang Sangat Sempit-
Selonjor Saja Susah.
Untungnya duduk di aisle, jadi gampang duduk bangun ke toilet sekalian
menghilangkan pegal dan mengurangi ukuran kaki saya yang mendadak
nambah gede sedikit karena kelamaan duduk itu.
Memang duduk terus2an didalam pesawat, membuat kaki sedikit bengkak,
perlu jalan hilir mudik dilorong dan gerakan senam di dekat toilet belakang
yang agak lebar agar berkurang bengkaknya.
Untuk menghibur diri, bisa sih dengerin musik pakai headphone, atau
menikmati pemandangan keluar jendela - walau ketinggian sekitar hampir
sepuluh kilometer diatas permukaan bumi, dimalam hari kita bisa melihat
kumpulan kerlip lampu kota yang cantik sekali.
Soal makan juga ribet, makan pagi di hotel - makan siang di airport karena
bawa lunch-box, sorenya di Frankfurt keluarkan bekal Indomie karena benar
saja dinner baru disajikan jam 01 saat pesawat melintas diudara Ankara.
Makan ditengah malam itu tentu nggak dipikirin lagi apa rasanya, soalnya
biar seenak apapun yang penting isi perut saja.
Pesawat melintas diatas Jaipur India jam 05, di layar monitor terbaca
Singapore masih 5 jam terbang lagi, dan setelah breakfast disajikan pada
jam 8.30 maka jam 10.15 (masih waktu Poland) pesawat mendarat.
Di Changi berbeda sekali dengan di Frankfurt, boleh dikata kami cuma
keluar pesawat dan langsung masuk ruang boarding lagi, lha cuma ada
waktu setengah jam mah sama aja bo-ong cuci mata disana.
Setiba di rumah, esoknya cari Intisari yang jadwal terbitnya 8 Oktober,
dan ternyata cerita perjalanan saya dimuat disana.
Adanya di rubrik Langlang, berjudul : Sarajevo - Tiga Kali Memukau Dunia.
Berlangganan Intisari ?, lihat dihalaman 54.
Tidak berlangganan ?, ayo beli atuh, he he.
wah DOk, coba aku tau sebelumnya, aku kenalin ama mantan bos ku di Aceh, dia orang Latvia, skr di Riga kerjanya, bisa diantar2 tuh
ReplyDeleteaduuuuuh... pengen ikuuuuut
ReplyDeleteckckckckckckckck...kelilingan terus ga pusing, om???
ReplyDeleteyaaaah, telat,
ReplyDeletekami dua malam disana tuh Rie.
besok foto2 Riga saya upload.
ayo atuh - saya siap jadi guide nya koq, he he
ReplyDeleteDok..., akhirnya saya kembali membaca artikel Anda di Intisari...., ditunggu artikelnya terus Dok....;)
ReplyDeletenggaaak - he3- kali ini perjalanan agak nyantai karena
ReplyDeletejalan darat terus,
yang rada ribet terbangnya itu, perginya juga panjang :
Jkt-Spore-Fra-Tallinn, dan di Frankfurt malah nunggu 8 jam !
thanks,
ReplyDeleteiya deh nanti ketak ketik lagi.
Iya deh, n'tar saya cari intisarinya.
ReplyDeletePengen baca tulisannya Pak Dokter.
thanks,
ReplyDeletemestinya masih ada Intisari nya,
baru aja terbit
kalau pinjem aja majalahnya gmn om?? ;p
ReplyDeletejadi skr udah brp Negara Dok, mau "balap" rekor Om Tanzil ya :-)
ReplyDeleteTarget saya sementara 50 negara aja Dok dalam 10-15 tahun kedepan haha
waduh asyik betul dok limo untuk pengantinnya :)
ReplyDeleteInteresting Dok, basisnya "Humvee" yaa?
ReplyDeletewooowooo...so beautiful !!
ReplyDeletedanau apa ni namanya...airnya tenang sekali :-)
berapa meter ni panjangnya Dok, bisa disini brp orang??
ReplyDeleteAngsa atau bebek ? kok sendirian..??
ReplyDeletedok, jadi pengen jadi penganten lagi ga, hehehehe. Kali didalem sambil nyanyi "ular naga panjangnya, bukan kepalang...."
ReplyDeletekatedral yang bersih dan apik niy... beda banget sama yang di europa sana, banyak perniknya. Gimana interiornya ya Dok...
ReplyDeleteseperti di cerita andersen niy...
ReplyDeletecoba yg 8 jam di Changi ya bisa ikutan city tour tuh ke sentosa island ;)
ReplyDeleteHeran airport Eropa nggak ada yg bener ya Dok, namanya aja disebut-sebut mulu Charles de Gaulle lah, apalah padahal sama Soekarno Hatta mah nyaris sama tuh hehehe....
so serene....very beautiful ;)
ReplyDeletecantiiiikk...
ReplyDeletePak dokter, tambah lama foto2nya tambah bagus nih..
ReplyDeletejadi ada upgrade dlm keahlian dunia camera ..
Tidak berlangganan ?, ayo beli atuh, he he. <----- segera ke lapak majalah!....
ReplyDeletespeechless dibuatnyaaaa..........
ReplyDeleteso grand!
ReplyDeleteWah, pa Dokter ternyata penulis Intisari juga ya...kuper aku...he he...
ReplyDeletega bisa baca Intisari Dok, disini ga beredar, ada on line nya kan...?
*penasaran...*
btw belum ada yang ngalahin nyamannya changi ya Dok...emang hebat tuhhh changi...
wahhh senangnya bisa jalan-jalan.
ReplyDeletewalaupun tiga kali keluar masuk pesawat dalam sehari, tetap menjadi pengalaman yang berkesan kan dok..
Perjalanannya selalu bagus2 deh...thanks buat sharing fotonya...memang kalau economy mesti bersempit2 ria, suka terbang n selalu dpt tiket gratis economy class , kalau dari kantung sendiri enggak mau lah, krn kadang bisa lebih mahal 5-6 ribu dollar dbanding ekonomi apalagi dunia lagi krisis moneter begini....
ReplyDeleteBtw pengen banget ke Petra, aman gak disana dok n perlu visa gak bagi paspor indo??? thanks
ikut donk om..:))
ReplyDeleteJadi gimana Pak Dokter?
ReplyDeleteVilnius lebih bagus nggak kalo dibandingin sama Tallin dan Riga? Hehehe.. Kali2 someday ntah kapan dapet tiket pesawat murah.. *ngarep dot com**
Harusnya sih lebih dingin kali ya?
Lebih nylungsep ke daratan gitu..
Dok, ngga pake stocking anti bengkak buat perjalanan jauh gitu? hehe...
ReplyDeletegila dok..ciamikkk en tenang bangetttttttttt
ReplyDeleteasiknyaa jalan-jalan terus pak Sindhi..
ReplyDeleteini indah sekali pak..
fantastic!!
ReplyDeleteboleh, kapan kerumah ? he3
ReplyDeleteyaah sepertiganya aja belon Rie,
ReplyDeletepak Bruriadi Kusuma inget kan ? - beliau sudah 158,
ada rekannya yg top rank yaitu 194 negara, berarti semua
negara yang ada dimuka bumi sudah disapunya -
terakhir ke Afganistan dan ketemu dg Agustinus Wibowo -
Jser yang tinggal di Kabul.
ada sampai 4 limo pengantin diparkir dihalaman yang luas
ReplyDeletedari Katedral di Kaunas Lithuania itu, ada yang warna hitam.
mobil itu kalau ada di Tangerang bakalnya diusir sama tukang parkir, menuh2-in tempat parkir ajah.
saya nggak perhatiin, soalnya kayaknya saya motret itu ada
ReplyDeletesopir yang nggak suka, pakai remote - alarm nya dibunyikan
lupa namanya, nanti saya cari,
ReplyDeletepulau dimana ada Trakai Castle itu diapit oleh
tiga buah danau, memang cantik sekali.
berapa yah, kira2 aja dah, he3,
ReplyDeletesaya nggak lihat dalamnya karena kaca gelap,
kita motret deket2 situ aja dibunyikan alarm mobilnya,
kayaknya bebek,
ReplyDeleteoh bebeknya banyak tuh, tapi kebetulan yang satu ini
sedang menuju tepian maka saya cepat2 tungguin
interiornya nggak istimewa, rupanya saat masih gabung
ReplyDeletedengan Uni Sovyet dialihfungsikan jadi Gedung Kesenian,
belakangan saja baru dikembalikan jadi katedral.
yang interiornya cantik gereja St Paul&St.Peter,
nanti saya upload tersendiri di grup Lithuania.
iya tebalik, kalau 8 jam di Changi sih betah banget
ReplyDeletehi Kim,
ReplyDeletethanks,
kameranya masih yang dulu dipakai di Jepang itu.
yah, cuma bisa setahun sekali doang,
ReplyDeletedulu Prof HOK Tanzil munculnya tiap bulan selama ber-tahun2.
on line nya ada tuh, tapi saya sulit bukanya, ini linknya :
http://www.intisari-online.com/
memang kita harus cari daya agar bisa tetap sehat dalam
ReplyDeleteperjalanan dg pesawat yang panjang melelahkan itu
Petra di Jordan kan ?
ReplyDeletekabarnya bagus sekali, saya belum pernah kesana.
boleeeeh, boleeeeh.....:))
ReplyDeleteBetul Vilnius lebih menarik, Tallinn cuma se-uplek doang,
ReplyDeleteRiga juga walau dalam sksla lebih gedean.
Thanks infonya yah.
sebenarnya saya jarang bengkak gitu, karena sesekali saya suka
ReplyDeleteduduk gaya bersila, kemarin kan sempit banget, nggak bisa nekuk
lutut, terpaksa di selonjorin terus - pas mau ke toilet eh sepatu jadi sempit.
bung beha,
ReplyDeleteTrakai Castle memang cantik,
selengkapnya ada di :
http://en.wikipedia.org/wiki/Trakai_Island_Castle
http://en.wikipedia.org/wiki/Trakai
foto dibuat dari gerbang masuk halaman castle
ReplyDeletenice shot Om,,,,tfs
ReplyDeleteok dok.. ntar saya cari intisari, mudah2an di gramedia masih ada:)
ReplyDeletethanks,
ReplyDeletedulu saya pernah lihat ada foto yang seperti ini,
yaitu pakai bingkai dari pintu/jendela/pepohonan dll,
maka beberapa kali pernah saya coba dan memang
kelihatannya jadi lebih enak dilihat ketimbang polos
tanpa bingkai, mudah koq kalau bikin seperti ini,
yang agak sulit mencoba memberi bingkai dari ranting
pepohonan misalnya, karena meng komposisikannya
rada susah.
mestinya masih ada, saya belinya di kios2 pinggir jalan,
ReplyDeletemalah kemarin ada dua teman bilang di Gramedia justru
belum datang Intisari itu.
waaaaa, fotonya bagus bangeeeeet.... *melongo*
ReplyDeletekomposisinya bagus banget oom! *melongo lagi*
ReplyDeletekayaknya bener hummer dijadiin limousine... ck ck ck
ReplyDeletebagus sekaliiii :)
ReplyDeleteini pake pocket camera Olympus kuno yang tebel itu, he3 ,
ReplyDeletenah kalo teman seperjalanan saya pakai Canon SLR -
tentu hasilnya akan jauh lebih bagus.
pake pocket camera aja udah bagus, pak. pake SLR pasti lebih OK lagi. memang kalo aslinya udah indah ya difoto pake apa aja biasanya jadi indah juga. saya juga suka yg ada bebeknya itu
ReplyDeleteada tiga teman bawa kamera gede itu,
ReplyDeletekamera itu tentu mahal dan berat, repot bawa2nya.
bebek ? - saya memang sengaja tungguin dia mendekat.
Seandainya foto di atas 'diolah' menjadi foto HDR, pastilah
ReplyDeletehasilnya tidak kalah bagus dibanding dengan hasil potretan
kamera DSLR
kami nyampe disana jamnya pas, itu masih agak pagi sekitar jam 10,
ReplyDeletekebetulan matahari ada disebelah kanan, memang pemandangannya
bagus sekali, begitu kami sampai disitu langsung ramai2 jeprat jepret.
foto HDR - apa itu ? nggak nyampe ilmunya - he he
cantik euy...sambil ngedream kapan bisa kesini...^_^
ReplyDeletemajalah intisari memang bagus dan menarik,..tapi kok mahal ya?? ukuran kantong qu..:)
ReplyDeletewaaah... nice pic ! keren Om... smoga bisa kesampean mampir ke situ aaah... :))
ReplyDeletefoto ini juga keren... waaah... perjalanannya makin bercerita banyak dgn foto indah begini. tfs !
ReplyDeletethanks Sien,
ReplyDeletetentunya sebagian besar orang yang jalan2 akan
bawa kamera, jadi akan bisa buat foto2 seperti ini.