Setelah sekian hari menelusuri Japan Alpen, tiba saatnya meninggalkan
wilayah pegunungan cantik bersalju itu, turun ke dataran rendah lagi.
Tapi sebelum mencapai Tokyo, kami akan menginap dulu di Matsumoto
yang berada dikaki Japan Alps itu.
Honshu - pulau terbesar dari kepulauan Jepang, bagian tengahnya terbagi
menjadi tiga region, yaitu Kanto di timur, Kansai di selatan dan ditengah
terdapat Chubu region dimana kota Matsumoto berada.
Masing2 region punya keunikan tersendiri, kalau di Kanto terdapat Tokyo,
maka Osaka dan Kyoto di Kansai, sedangkan Chubu adalah daerah yang
banyak terdapat puncak pegunungan tinggi bersalju.
Matsumoto lokasinya tidak lagi ditengah Alpine yang sulit dijangkau,
dan kota kedua terbesar di Nagano prefektur ini "dekat" dengan Tokyo,
sehingga popular bagi turis dari Jepang maupun luar negeri.
Inilah lokasi start yang terbaik sebelum mendaki Japan Alps.
Matsumoto yang terletak antara Japanese Alps dengan Dataran Tinggi
Utsukushigahara (artinya "beautiful plateau") bernuansa metropolitan,
dengan tetap mempertahankan tradisi dan situs2 bersejarahnya.
Jalannya bersih, udara pegunungan segar dan penduduknya terkenal
ramah. Dan disitulah terdapat Fukashi Castle, yang dikenal pula
sebagai Crow Castle karena berwarna hitam dan berbentuk unik sekali.
Benteng ini awalnya didirikan tahun 1504, berkembang dengan tambahan
menara dan bagian2 lain dari istana yaitu Tenshu (Donjon Tower),
Inui-Kotenshu (menara kecil di barat laut), sampai parit sekeliling istana
serta jembatannya.
Diperkirakan istana komplit dibangun pada tahun 1593.
Pada tahun 1872, seiring Meiji Restoration menara sempat di lelang dan
hampir saja dibongkar, untunglah Ichikawa Ryozo dan rakyat Matsumoto
menyelamatkan dengan membelinya.
Belakangan di rekonstruksi dan kini masuk salah satu dari empat National
Treasure of Japan.
Sabtu pagi, 5 April 2008 kami sudah tiba di Fukashi Castle, setelah
menyebrangi jembatan kayu berwarna merah, tibalah di gerbang masuk
Tenshu (Donjon Tower) yang unik sekali.
Dihadapan kami menjulang benteng megah berwarna hitam yang terdiri
dari dua tower yang berdempetan. Pengunjung harus masuk dari tower
yang lebih kecil yang disebut Inui Kotenshu, dari luar terlihat tiga lantai
padahal empat lantai.
Kami harus melepas alas kaki, jadi kami memasukkan sepatu kedalam
kantong yang disediakan, mulailah masuk dan mulai menapaki tangga
kayu yang bukan saja sempit tapi curam sekali.
Tentu lumayan repot mendaki tangga sambil nenteng kantong sepatu itu,
dengan susah payah kami pelan-pelan mendaki.
Semua anthusias memasuki bangunan yang sangat unik arsitekturnya
ini, yang konon tidak ditemui dimanapun di Jepang.
Lorong penghubung menuju menara utama se level dengan lantai Inui -
Kotenshu, tapi kita harus berjalan menurun dulu sekitar satu meter.
Ini untuk membingungkan infiltrator, dan Menara utama yang sebenarnya
terdiri dari enam lantai, dari luar terlihat hanya terdiri dari lima lantai.
Ini karena lantai ketiga tidak mempunyai jendela, rupanya didesain
sebagai ruang rahasia - tempat tinggal penjaga selama perang.
Karena sulitnya menaiki tangga didalam ruangan sempit yang kurang
penerangan itu - sebagian teman batal meneruskan menelusuri
menara utama sampai kepuncaknya setinggi 22 meter itu.
Memang berat naik turun tangga curam bersudut 55 - 61 derajat itu,
tangganya sempit sekali dan memusingkan karena tidak terkoneksi satu
sama lain - konon ini cara pertahanan terhadap penyerang.
Saya terus menaiki tangga dan menemui berbagai ruangan yang
dulunya tempat menyimpan makanan, amunisi/peluru, dan berbagai
senjata.
Castle ini dibangun 50 tahun setelah pedagang Portugis memperkenalkan
senjata api, itulah sebabnya dinding dibuat tebal agar tidak tembus peluru.
Senjata api juga menjadi pertahanan Donjon, maka terdapat 55 lubang
segi empat teppozama pada dinding untuk mengarahkan musket kearah
para penyerang dibawah tower.
Akhirnya setelah dengan hati-hati menaiki tangga itu, sampailah dilantai
enam yang dijaman dulu dipakai untuk pengamatan sekaligus kuil yang
didedikasikan bagi Nijuroku-ya-shin (God of 26 Nights).
Memang bangunan ini untuk benteng pertahanan, tapi disisi barat tower
utama, terdapat Moon Viewing Wing yang terbuka kearah timur utara dan
selatan. Bagian sayap bentengan ini adalah balkon cantik berwarna
merah terang, dirancang bukan untuk pertahanan tapi untuk ber-senang2,
dan ada kamar untuk menikmati pemandangan.
Terbayang dimasa lampau penguasa Castle itu bisa melihat angsa2
berenang di parit yang disebrangi jembatan merah, bunga Sakura yang
mekar cantik dihalaman istana dengan pegunungan beratap salju tampak
dikejauhan, sungguh pemandangan yang menawan hati.
all you can eat ya *banyak banget pilihannya p'Sind*
ReplyDeleteso tranquil....
ReplyDeleteunik ya Dok, dibangun dengan warna hitam begini, apa ada alasan spesifik?
ReplyDeleteeemmm yang ini niihhhh
ReplyDeletei cant stand it
*langsung kehilangan kendali*
Kenapa begitu, bung Sindhiarta?
ReplyDeletesaya juga sempat cari2 alasannya,
ReplyDeletetapi tidak ketemu, hanya dijelaskan gini :
Matsumoto Castle was built more than 400 years ago.
It is also called Crow Castle (Karasu Jo) because of
its black appearance.
The castle is open to tourists and displays many ancient weapons from and inspired by Europe including muskets and rifles.
waaahhh .. ngeri banget nih buat saya yang takut ketinggian.
ReplyDeleteMakasih foto-fotonya ya pak Sindhi
maksudnya berwarna hitam gitu ?
ReplyDeletenggak ketemu penjelasannya, padahal dibangun
cukup lama dan pernah dikuasai berbagai Daimyo.
menarik sekali mengunjungi castle yang masih
utuh ini karena berbagai castle lain di Jepang
banyak yg berbentuk replika - sering terjadi kebakaran.
jadi Matsumoto castle ini masih asli, dan untungnya
lagi luput dari pemboman Sekutu saat PD II, padahal
Matsumoto saat itu menjadi lokasi pabrik pesawat terbang.
restorannya nggak terlalu besar dan adanya
ReplyDeletesedikit diluar kota Matsumoto, tapi seperti
terlihat di foto - berani menyediakan makanan
dalam jumlah banyak dan menarik sekali karena
selain terlihat begitu bersih juga ditata rapih
kini lokasinya ada ditengah kota Matsumoto,
ReplyDeletesekeliling masih cukup rapih, hanya dikejauhan
ada juga terlihat gedung tinggi yang sedikit
mengganggu keharmonisan pandangan,
untungnya pandangan kearah puncak2 bersalju
dikejauhan masih terbuka.
wah bagus sekali kotanya pak! tenang banget kayanya kehidupan disana..
ReplyDeleteaihh sushi...
ReplyDeletefoto ini dibuat tidak jauh dari castle,
ReplyDeletedidepan kiri terlihat tempat parkir bus kami,
jadi castle ada dikiri dari tempat saya berdiri ini
ternyata menara ini rangkanya dari kayu ya..
ReplyDeletebagusnya setelah beratus2 tahun usianya, ga ada rayapnya
jajaran makanannya bener-bener bikin bingung milih Dok :)
ReplyDeleteduh... bersihnya
ReplyDeletebetul dari kayu semua,
ReplyDeletemakanya banyak turis masuk kesana untuk
melihat bangunan kuno yang unik itu
iya tuh,
ReplyDeletekebetulan nggak banyak tamunya sehingga
bisa nyantai bolak balik sampe gempor, he3
Hebat.... Serba kayu.
ReplyDeleteduh mouthwatering syekalee....
ReplyDeletewuih gagah bener ya Dok ;)
ReplyDeletearsiteknya pasti kerja keras nih ;)
ReplyDeletehmmm ... menarik banget ya ...
ReplyDeleteqt... pngnx ttng pndkian gunung fuji...............
ReplyDeletememang gagah, karena memang dibuat untuk pertahanan/benteng
ReplyDeletewow....sushi, pasti yummy nih:)
ReplyDeleteKeren castlenya:)
ReplyDeleteJepang memang luar biasa ya dok dalam hal kebersihan... Singapore aja menurut saya masih kalah bersih dibanding jp
ReplyDeleteselain makanan, toilet umum juga aduhai bersihnya,
ReplyDeletekeruan kalo yang di hotel, ini mah yang di tempat
seperti terminal bus - juga bersih banget dan asyiknya gratis lagi !
ngileeeer
ReplyDeletehiks....hiks .... jepang oh indahnya.... bikin ngiri... hiks.....
ReplyDeletekata hubbyku, sy sdh pernah kesini tapi aneh deh..
ReplyDeletenga ada diingatan sama sekali..
ini kan Matsumoto Jo yg ada di Nagano Pref..
lha koq bisa gitu he3,
ReplyDeleteyah udah kunjung ulang kesana.
mungkin wkt itu belum jatuh cinta sama acara jalan2,maklum deh sijepun junior masih pada kecil2. Hati sih ingin jalan2 ke Shirakawa Go dan Hida Takayama.
ReplyDeleteKalau winter selama seminggu dikasih spot light tapi saljunya sdh lumayan tebal.
Semalam jln2 ke blognya nih..
Iya deh ,kalau ke Matsumoto Jo akan tanya sm pengurus sana kenapa warna istana ini
hitam...dengar2nya sih kayu yg dipakai itu kalau tambah usia tambah hitam.
maklum jepang kan humidity dan curah hujannya tinggi.
Masih punya ittenary perjalanannya ?
Tidak ke Kyoto ya.
itinerary nanti dicari,
ReplyDeleteKyoto, ada nih ceritanya :
http://smulya.multiply.com/photos/album/241/
fungsinya apa ya dibuat seperti itu (terlihat lima lantai, padahal enam)? apa filosofi si arsiteknya ya?
ReplyDeletekarena sering ada serangan, bangunan dibuat
ReplyDeletemembingungkan penyerang, tangga yang curam2, sempit,
lantai yang tidak sama dll, termasuk ada lantai yang tidak
terduga itu, yang dipakai untuk tempat bersembunyi.