Rabu 22 Oktober 2008 jam 9.15, saya sudah tiba ditempat yang
selalu saya pakai kalau menjemput tamu yang datang ke Tangerang,
yaitu tepi jalan M.H.Thamrin, persis sebrang Carrefour.
Soalnya tempat itu mudah dicari, tamu yang datang dari arah Jakarta,
tinggal keluar di exit tol Tangerang/Serpong, mengikuti petunjuk arah
dan langsung memasuki Jalan M.H. Thamrin.
Sekitar satu kilometer kemudian sudah tiba disebrang Carrefour itu.
Pagi itu saya menunggu Juan Anthony, teman Jalansutra asal Bali,
yang karena bekerja di Emirates maka nge-pos-nya di Dubai UAE.
Saya belum pernah jumpa Juan, selama ini hanya kontak e-mail
dan sesekali nilpon, tapi wajahnya pernah lihat karena muncul di
tayangan Wisata Kuliner episode Dubai bersama pak Bondan.
Juan kebetulan sedang cuti agak panjang dan memang sudah
lama ingin main ke Tangerang, mau nyobain makanan Tangerang
tapi yang amigos ("agak minggir got sedikit") yah katanya.
Jadi maunya ke tempat2 bukan semacam restoran besar tapi
warung pinggir jalan - ada di pinggiran got sekalipun jadilah gitu.
Rupanya sekian lama terbang kesana kemari bersama Emirates,
hanya sesekali terbang ke Indonesia, membuatnya kangen berat
dengan makanan keseharian Indonesia.
Sehari sebelumnya Juan bilang kalau dia akan siapkan perutnya
untuk diisikan segala macam makanan di Tangerang, siap kalap
makan katanya - dasar JSers he he.
Tidak lama menunggu sebuah mobil merapat dibelakang, kami
turun dan salaman ditepi jalan, surprise karena pemuda guantenk
ini ternyata jangkung sekali, di TV terlihat tidak setinggi ini.
Setelah meng-konfirmasi bahwa serius mau ke tempat "amigos",
maka kami menuju Pos pertama isi perut yaitu Laksa Tangerang,
yang terletak di Jalan TMP Taruna.
Sebenarnya yang masuk Wisata Kuliner dulu adalah laksa yang
di dekat Bendung Sengego, tapi selain agak jauh juga kalau
pagi disitu biasanya macet berat.
Saat makan Laksa itu, Juan cerita bahwa oleh pak Bondan,
disarankan tidak melewatkan mengunjungi Mesjid Pintu Seribu.
Tadinya saya tidak merancang kesana, tapi setelah memastikan
Juan betul siap masuk ke basement MPS yang seperti labyrinth
dan gelap gulita itu, maka rencana diubah.
Kami menuju gedung parkir Mal Metropolis dulu, untuk menaruh
mobil Juan, tempatnya aman dan parkir seharian cuma 5000,-,
lalu kerumah saya dulu, ganti mobil yang kecilan agar leluasa
menelusuri jalan sempit sekitar Mesjid Pintu Seribu itu, dan
tentu sekalian ambil lampu senter.
Barulah menuju Pasar Lama, China Town nya Tangerang, kami
memasuki kelenteng BoenTekBio, dan foto2 didalam termasuk
didepan Genta kuno yang berukiran cantik dan gerbang masuk
yang bertuliskan Pintu Kesusilaan.
Di Pasar Lama yang crowded dan becek itu, setelah mencoba
aneka kue basah khas Tangerang termasuk kue Cerorot, kami
menuju Otak-Otak Ncim Amoy, ternyata antrian panjang, ada
yang pesan sampai 150 biji, mesti nunggu lama katanya.
Memang ada beberapa orang sedang menunggu dan anak buah
si Ncim juga sedang sibuk2nya memanggang dll.
Saya bilang ini teman saya jauh-jauh dari Dubai mau nyobain
Otak-Otak yang yahud ini dan kami tidak ada waktu banyak.
Eh ternyata dipersilahkan duduk, sambil menunggu saya lihat
Juan mewawancara si Ncim yang sedang kerja nge-bungkusin,
mem-fotonya, maklum JSers selalu gitu kalau lihat makanan.
Menunggu sekitar seperempat jam, datang beberapa buah
Otak-Otak serta Teh Botol, lumayan asal bisa nyobain saja.
Juan menikmati dan memuji kelezatan Otak-Otak yang selain
memang terkenal enak juga mahal itu.
Saat mau pulang ternyata si Ncim nggak mau nerima uang
kami, jangankan Juan - saya juga bingung, he he.
Dia rupanya seneng banget didatangi tamu dari jauh ini.
Perjalanan ke Mesjid Pintu Seribu lancar karena sudah siang,
diantar si Nacing - juru kunci MPS, kami bertiga beriringan
memasuki basement, posisi saya ditengah memegang senter.
Nacing dalam kegelapan yang membutakan mata itu dengan
lancarnya membawa kami entah kemana - pusing nggak tahu
arah lagi belok-belok dilorong-lorong sempit yang ber-cabang2
kesana kemari, luar biasa orang itu - hafal banget.
Jadi ingat Engkong Karim yang biasa meng-guide rombongan
Jalansutra, dia pernah bilang sambil merem juga bisa nyari
jalan keluar.
Sempat kami berhenti dua kali, pertama di ruang yang ada
Tasbih Raksasa, sekali lagi di ruangan yang ada kolam kecil.
Nacing bilang dasar kolam itu di semen, tapi airnya muncul
sendiri disitu entah dari mana dan tidak pernah kering pula.
Juan nempel trus dibelakang saya, diseparuh perjalanan minta
izin pegang pundak saya - rupanya ngeper juga takut tertinggal,
memang bisa dipastikan kalau tertinggal tidak bakalan bisa
menemukan jalan keluar.
Setelah sampai keudara bebas lagi, kami keluar bangunan
empat lantai itu lewat jalan lain yang tidak masuk basement lagi.
Udah kepalang ke MPS, sambil pulang kami naik ke puncak
bendung Sengego, dari sana bisa melihat bangunan-bangunan
yang berada dikawasan Bandara Soekerno -Hatta.
Perjalanan diteruskan ke Saung KemalaSari, untuk melihat
koleksi foto-foto lomba mancing Dr. Benyamin, salah satu foto
memperlihatkan Dr.Ben sedang mengangkat ikan seberat 95 Kg !
Mendekati jam 13.00, saya tawarkan Juan memilih, mau makan
di Restoran Pondok Lauk, atau Sate Wahab, dua2nya masuk
Wisata Kuliner.
Kalau Sate Wahab, baru buka jam 14.30 - tapi waktu bisa diisi
dengan makan Asinan Benteng Ny.Yance dan ke Modernland
untuk menikmati Es Selendang Mayang bang Sapri.
Sudah diduga Juan ambil pilihan yang kedua, tangki perutnya
rupanya standar Jsers, siapa takut !
Betul saja, Juan tampak menikmati keduanya, dan jam 14.30
kami sudah memasuki warung Sate Wahab.
Warung sate memang baru saja buka, tapi kalau mau kebagian
sop-nya yang dahsyat harus datang sekitar jam 14.30 itu,
telat dikit nggak kebagian.
Juan menyimpulkan, juara kali itu adalah Sate Wahab, untuk
runner-up ada juara kembar yaitu Asinan Yance dan Otak-Otak.
Esok malamnya, Juan kirim sms - sedang di Bandung, sudah
makan sekian macam dan tanya enaknya makan apa lagi.
Karena bukan wilayah saya, maka sms nya di forwardkan ke
para penguasa Bandung seperti bu Sofia, Janti, Mariani dan
Sienny juga.
Ternyata bukan cuma di sms malah langsung diajak makan
bareng malam itu, bukan main - JS banget dah, he he.
Kemarin Juan e-mail, sudah terbang lagi ke Entebbe Uganda,
dan dalam penerbangan ke Addis Ababa di First Class nya ada
King and Queen of Zulu katanya, asyiiik - kukurilingan trusss!