Kebetulan sekali, baru saja membaca iklan wisata di Kompas
tentang perjalanan ke Manado memakai Batavia Air dengan
Airbus-nya yang masih baru, ada teman mengajak tour kesana.
Tapi rombongannya itu sudah 30 orang, maka setelah kontak2
teman lainnya malah terkumpul sampai 20 orang juga.
Pilihan kami tentu Batavia Air, mau coba pesawat yang katanya
masih baru itu.
Sempat terjadi gurauan diantara kami, apa bener pesawat baru?,
jangan2 baru "dibenerin", atau malah baru "dikebutin" doang.
Proses Check-in di Bandara Soekarno-Hatta Terminal 1B lancar,
masuk kedalam pesawat juga nyaman karena lewat aerobridge,
tapi Airbus A-319 itu usianya sih sudah dua tahun.
Berangkat on-time, pramugari menyebut para penumpang
dengan istilah keren : Para Tamu yang terhormat.
Selama penerbangan selama 3 jam itu dibagikan box isi kue
dan aqua, dan seakan penerbangan international pramugari
mendorong trolly isi berbagai barang yang bisa dibeli penumpang.
Suatu saat istri saya menuju ke toilet, karena kami duduk dibaris
nomer dua maka ke toilet depan yang pintunya persis disamping
pintu cockpit. Pas berdiri disana, pramugari masuk ke cockpit.
Eh saya lihat istri saya ikutan masuk, saat kembali dia cerita.
"Tadi aku masuk tuh dan sempat nanya ke pilotnya, pak itu mesti
di-setir2 nggak sih ?" Oh tidak bu, cukup disetel di layar monitor-
kita tinggal pilih saja mau kemana.
Busyet deh!, emangnya bis PPD pake di-setir2 - norak abiiizz dah!
Pesawat mendarat dengan mulus dilandasan airport Sam Ratulangi,
setelah pesawat berhenti total di apron kami semua berdiri dan
menanti moncong aerobridge merapat.
Disamping saya berdiri seorang pria ber-safari biru yang sebelumnya
duduk sendirian saja dibangku baris nomer satu.
Saya bilang, pak saya sa-umur2 belum pernah jadi orang pertama
yang keluar dari pesawat, boleh saya keluar duluan?
Oh, silahkan - katanya, mungkin sambil mikir ini orang dari mana
norak abiiizz begini.
Maka begitu pintu pesawat membuka, jadilah saya nongol duluan.
Kami berjalan berdampingan sepanjang aerobridge, sempat ngobrol
antara lain saya tanya, tugas dimana pak? -
dijawab di Poltabes Manado.
Diujung aerobridge tampak beberapa anggota Polri menanti, saat
kami mendekat mereka dengan sikap sempurna memberikan salut.
Whoaaa, rupa nya bapak yang tadi saya salip dipintu pesawat
adalah KombesPol Bambang Sugeng - Kapoltabes Manado.
Airport berlantai dua yang diresmikan oleh Gus Dur tahun 2001,
cukup besar, rapih dan bersih, dan terpampang tulisan besar2:
Hak anda mendapatkan pelayanan prima di bandara.
Comfort in airport is your right.
Memang terasa nyaman dan aman disana, bebas dari kerumunan
orang yang menawarkan ini itu.
Airport modern ini juga menerima penerbangan international dari
Singapore (Silk Air) dan dari Davao Pilipina (Merpati), dengan
pelayanan visa on arrival.
Rico, pemuda asal Sangir Talaud yang menjadi pemandu wisata
menyambut dan mengantar kami menuju bus.
Begitu keluar dari halaman bandara, bus memasuki jalan biasa
bukan boulevard, kiri kanan banyak pepohonan sehingga terasa
sejuk. Rico yang terlihat lincah dan kocak, menjawab pertanyaan
tentang keamanan di Manado, dia bilang :
Aman tenteram sekali, polisi disini sampai gemuk-gemuk karena
kurang kerjaan, kalau polisi di Jakarta kan kurus-kurus karena
di-dorong2 mahasiswa melulu.
Rico juga bilang pada dinding airport ada tulisan :
Sitou Timou Tumou Tou yang artinya:
Manusia Hidup untuk mengHidupkan Manusia Lainnya.
Suatu prinsip saling mengasihi sesama manusia, ini rupanya
sebuah filsafat hidup masyarakat Minahasa yang dipopulerkan
oleh Sam Ratulangi, Pahlawan Nasional asal Minahasa yang
namanya dipakai untuk nama bandara di Manado tersebut.
Kota Manado berada dikaki gunung sehingga konturnya berbukit,
dan sebagian kecil ada di pantai berbentuk teluk yang cantik.
Dilepas pantai tampak pulau Bunaken yang lebar dan relatif datar
dan pulau Manado Tua yang berbentuk gunung setinggi 750 meter-
tampak silhouette nya dikejauhan keren sekali
Sepanjang pantai kota tampak deretan pertokoan dari yang
berbentuk ruko sampai berbagai mall cukup besar :
Mega Mall, Marina Plaza, Manado Town Square dan Boulevard Mall.
Dimana-mana terlihat gereja dan pohon kelapa yang sampai
kepuncak bukit yang tinggi juga masih terlihat.
Sedikit naik ke gunung banyak tanaman cengkeh, kata Rico
dijaman keemasan-nya cengkeh maka penduduk didaerah gunung
uangnya melimpah-ruah, kalau turun ke kota melihat saudaranya
di kota punya lemari es tanpa pikir panjang mereka langsung beli.
Pas sang lemari es dibawa ke kampung, tidak bisa digunakan
karena belum ada aliran listrik.
Kota Manado yang tahun ini berusia 384 tahun, walikota nya tegas
dan berhasil membawa kota Tinutuan ini mendapat perhargaan
Adipura, dan berniat menjadi Kota Pariwisata Dunia 2010.
Sore hari kami menyaksikan sunset dari tepi pantai kota Manado,
matahari yang perlahan terbenam itu terlihat jelas karena berada
persis dimulut teluk Manado.
Setelah mengunjungi kelenteng kuno Ban Hin Kiong yang di
bangun pada abad yang ke XIX dan di akui sebagai kuil tertua
di bagian Indonesia Timur, dan makan malam di restoran RiaRio,
kami menuju Hotel Sedona - tempat kami menginap selama
tiga malam.
Hotel Sedona yang berbintang lima ini terletak diluar kota Manado,
terdiri 4 lantai , kolam renang yang besar terletak ditepi private-
beach yang merupakan bagian dari Teluk Manado.
Dari kamar hotel dilantai 4 tampak hamparan pohon kelapa di
halaman belakang hotel dan diseberang laut tampak sedikit
pulau Bunaken dan pulau Manado Tua - tampak asri sekali.
deuuuh asyik pisan jd ngilerrr
ReplyDeleteBener, Bandara nya bersih..cengkareng udah kaya terminal bis yah kotoor..
ReplyDelete=)) =)) =)) =)), kok Dokter jadi mengilhami saya yah ? jadi orang pertama yang keluar dari pesawat...
ReplyDeletePak dokter kok nggak ngajak2 ha ha ha ha Becanda. Mo ditaruh di koper apa aku? ha ha ha ha Bagus banget kata Mamaku menado emang indah seperti orangnya yang cantik2...ngiler dehhh pengen kesana....Tfs ya Pak dokter :)
ReplyDeletehahaha saya juga belum pernah tuh jadi penumpang pesawat yang pertama kali keluar..seringnya malah yang terakhir secara paling malas antri2... :p
ReplyDeletehotel baru ya pak
ReplyDelete
ReplyDelete..jadi makin pengen ke manado neh dok..
hmm.. cuma entah cukup kuat or ga utk mampir ke psr tomohon..
hehe..
Wah jadi kangen pengen pulkam nih Om :):)
ReplyDeletewah airportnya kliatannya lega, keren n bersih ya pak...
ReplyDeletedari airport ke hotelnya jauh gak pak?
ReplyDeleteWah ini judulnya jalan2 ke Manado bukan untuk Diving tapi mau kenalan ama Pak Kombes, ha.....haaa......
ReplyDeletewah jadi pengen....ciamik2 yah...belom di kasih liat nih makanannya...asal jangan yg rin tin tin lagi yah pak...
ReplyDeleteTimuo atau timou sih pak? Kayaknya yang benar timou.
ReplyDeletesaya lupa nanya,
ReplyDeletelihat fisiknya sih masih bagus,
bentuknya seperti huruf U,
bangunan yang sisi kiri belum dipergunakan,
jadi baru yang tengah dan sisi kanan.
aiyaaa!,
ReplyDeleteanda betul, saya keseleo ketiknya,
thanks - sudah saya perbaiki
tentu ada foto2 makanan, belum sempat dirapi-in,
ReplyDeletekalo yang RinTinTin mah dikirim ke japri ajah ya,he3
Manado memang bersih,
ReplyDeletebukan hanya airportnya, pantai dan
kotanya juga bersih, makanya dapat Adipura,
dan bertekad mau jadi Kota Pariwisata Dunia
Grace,
ReplyDeleteairport letaknya didaerah Mapanget,
butuh sekitar setengah jam berkendara ke kota Manado,
dari situ menelusuri pantai sekitar 20 menit barulah
tiba di Sedona, jadi agak diluar kota.
didalam kota Manado ada hotel2 bagus juga seperti
Santika, Ritzy (sorry kalau salah eja), yang didekat
deretan Mall itu.
Dr Sindhi emang paling bisa bikin orang ngiri pengen jalan2...airportnya bagus yah...moga2 tetap terawat..ditunggu lanjutannya nih dok....
ReplyDeletehe3-saya kan provokator,
ReplyDeleteOK akan disiapkan yg berikutnya
Halo pak dokter..
ReplyDeleteUntung ya para ajudan Polbes itu kenal wajah atasannya kalau tidak bagaimana tuh?? Sayangnya dapat kabar setelah ditutup,lain kali kabarkan dong kalau ada acara tournya biar bisa bareng jalan-jalannya.dapat bintang berapa tour kali ini??
kim soan
halo Kim,
ReplyDeletekalo ikutan, seru tuh ada pemuda Jepang ikutan.
kalo snorkeling/diving tentu bintang lima,
sayang kami hanya ber-kering-ria saja, takut aer
jadi bintang 4 aja dah.
Wah, bagus2 yaa pemandangannya, dulu sih pas sy ke sana airportnya masih gak sebagus di foto2 ini..hotelnya juga, dulu sy di Manado Beach Hotel, kalah jauh nih pemandangannya sama Sedona ini..jadi kangen ke sana nih.. ditunggu foto2 en cerita berikutnya ;-)
ReplyDeleteeh kaya di http://gssjratulangie.multiply.com
ReplyDeletehallo,
ReplyDeleteiya yah, judulnya sama,
memang ini semboyan yang didengungkan
pertama kali oleh Bpk.Sam Ratulangi.
thanks infonya
Dok, Hotel Santika agak jauh dr Kota, kalau yg di Kota Ritzy (ex Novotel), Quality, Gran Puri
ReplyDeleteTul Rie,
ReplyDeletepersis sebrangan laut dg pulau Manado Tua