Minggu pagi 11 Agustus 2007, kami menuju Desa Babakan
Kecamatan Serpong, dengan melewati BSD City..
Tujuan kami adalah mengunjungi Panti Wherda Bina Bhakti,
sebuah panti yang menampung sekitar 70 orang lansia.
Perjalanan lancar karena hari libur, dan di tempat tujuan kami
disambut oleh ibu Wati - pengurus panti tersebut.
Mertua saya baru saja berulang tahun ke 79 dan sejak beberapa
tahun terakhir selalu berniat berbagi kegembiraan dikaruniai
panjang umur dan kesehatan itu, dengan mengunjungi para lansia
yang berada di Panti Wherda.
Kalau tahun lalu mengunjungi sebuah panti werdha yang berada di
kota Tangerang, maka kali ini yang di Serpong.
Sebelumnya kami sudah menilpon ibu Wati itu, untuk menanyakan
peralatan apa yang saat itu sangat dibutuhkan oleh Panti, ternyata
mesin cucinya sudah rusak, maka segera dipesan ke toko dan
diantarkan ke Panti.
Ibu Wati menjelaskan bahwa pendiri panti ini adalah seorang
Suster/biarawati, dulu mendapat dana dari luar negeri, tapi sekarang
tidak lagi, maka biaya hidup harus dibayarkan oleh keluarga yang
menitipkan opa/oma-nya itu.
Biayanya baru saja naik menjadi 600.000,-/bulan, segitu saja masih
suka ada yang menawar katanya.
Sebagian penghuni malah sama sekali tidak membayar, karena
tidak ada lagi sanak keluarganya, untunglah ada donatur katanya.
Kebanyakan adalah oma, mereka dari berbagai agama, kebanyakan
Katolik/Kristen.
Karena saat kami tiba sedang ada doa bersama di aula, maka kami
diajak melihat-lihat kebelakang Panti, ternyata dibelakang itu adalah
lembah yang dialiri sungai Cisadane, dan disitu dibuatkan jalan dari
con-block untuk Jalan Salib - menuruni tebing mendekati sungai.
Suasana didalam komplek Panti terasa asri dan sejuk karena banyak
pepohonan diantara bangunan2 yang terlihat sudah agak tua itu.
Selesai acara di aula, para oma dan opa itu menuju ruang makan,
dan dipimpin oleh ibu Wati mereka menyanyikan lagu Selamat
Ulang Tahun, lalu ada dua oma yang mau menyanyi solo.
Kami lalu berkeliling membagikan Biscuit dan sekedar uang untuk
jajan, mereka kelihatan senang karena mendapat kunjungan itu.
Kami juga mengunjungi kamar2, karena ada banyak juga opa/oma
yang sudah sakit2an, ada yang diatas kursi roda dan ada pula
yang tidak bisa meninggalkan tempat tidurnya.
Didalam Panti juga tersedia poliklinik dan dokter yang secara rutin
menjaga kesehatan oma/opa yang tentunya sudah sepuh itu.
Tentunya makanan yang bergizi dan pelayanan kesehatan saja
tidak cukup bagi mereka yang mulai sakit2an dan kesepian jauh
dari sanak keluarga itu - perhatian dan sentuhan kasih sangat
mereka dambakan di-saat2 fisik makin tidak berdaya itu.
Panti Wherda Bina Bhakti.
Kp.Curug-Ds.Babakan - Serpong
Telpon: (021)-7566439.
tempatnya sangat asri. Dengan berkumpul bersama, mereka berbagi cerita dan ceria, aku yakin bisa membuat mereka lebih sehat.
ReplyDeleteHmm.... apa saya perlu booking buat hari tua nanti,pak Sindhi ? hehehe... Keliatannya 'resik' ya tempatnya.
ReplyDeleteSebaiknya kita merenung sebentar. Kelak kita juga akan menjadi setua mereka. Siapakah yang akan merawat kita kelak? Apakah anak2 kita mau menampung kita di rumahnya? Menyuapi, memandikan, menceboki. Ataukah kita akan diberi kamar tersendiri di bagian paling belakang? Kalau dimasukkan ke panti wredha masih lumayan, ada yang merawat dan punya banyak teman seusia.
ReplyDeletehallo semua,
ReplyDeletebu Wati banyak cerita yang seru2 dan bikin trenyuh juga.
dia bilang kalau ortu kan mandi pagi nya pakai air hangat,
maka masak airnya nggak bisa pakai kompor gas, harus
kompor minyak tanah supaya tidak sampai mendidih -
diambil dan dipakai untuk memandikan ortu2 itu yang
sejak jam 03 sudah mulai dimandikan - kenapa sepagi itu -
karena mereka sore2 sesudah makan sore sudah pada tidur,
maka bangunnya pagi2 banget.
orang tua yang dititipkan disana tidak boleh yang berpenyakit
menular yg menahun seperti TBC, khawatir menularkan.
dan yang dititipkan juga yangmasih bisa merawat diri sendiri.
ada beberapa ortu yang dementia atau juga yang stress, ada
oma2 yang selalu menutup matanya dg kain, dia dulu punya
tanah luas, tapi dijual habis oleh adiknya yang pecandu narkoba,
maka dia stress dan menutup kepalanya terus.
petugas yang merawat mereka memang harus orang yang
bekerja dg penuh kasih, kalau tidak mana bisa sabar melayani
orang tua yang mulai pikun, rewel, sakit2an dll -
luar biasa dedikasi mereka.
pasti sangat terharu saat kebersamaan ini. Kebersamaan begini wajib rasanya dilakukan minimal satu kali setahun
ReplyDeleteugh, ampe merinding bacanya, apalagi kasus oma 'tutup mata' itu...
ReplyDeletemungkin ada juga yang memang mau tinggal di sini walaupun mereka punya keluarga yang siap merawat, tapi komunikasinya 'macet'. dengan berkumpul bareng teman seusianya, mereka bisa merasa lebih nyambung. yang masalah jadi masalah, keluarga takut dituduh nggak berbakti kepada orang tua. serba salah emang, mungkin karena kita belum terbiasa ya...
waduh, Pak Shin posting yg ginian jadi terenyuh deh, gimana nih ntar kalau saya tua?, pernah kerumah jompo disini(bld) kebetulan ada kenalan waduh udah nggak bisa apa2 tiduran terus, kasihan juga melihatnya, ngomong juga udah nggak dimengerti lagi, wah wah wah ngeri juga ngelihatnya
ReplyDeletethanks untuk berbagi crita ttg lansia, suasananya seperti di klooster, susteran, damai, teduh, hijau, rindang, sepi, nanti kalau tua juga ingin tinggal di tempat seperti itu.
ReplyDeleteDi dunia, sering kali yang tidak diberi martabat selayaknya, diperlakukan dengan lebih adil adalah anak anak, wanita dan orang lansia.
ReplyDeleteSeperti kata lagu lawas itu This is a Men's world.
Syukur ada Panti panti yang didirikan dan apapun agama kita, mari kita walk the talk on every occasion, berikan fairness, martabat (dignity) buat mereka yang kita sebut anak anak, wanita dan para lansia. Satu hari kita semua juga akan jadi lansia.
Terima kasih pak Sindhi sudah urun info seperti ini, salam sejahtera
pak Sindhi, haduh sampe ngenes bacanya krn sy sendiri pernah mengalami hampir tiap minggu mengunjungi ketempat beginian. Spt Lita bilang "ngak berbakti ke ortu" betul sih tapi kalu sikon tak memungkinkan, ngak ada pilihan drpd ortu & kitanya juga babak belur. Terutama kalau sdh kena dimentia suka bikin panik, tiba2 ngilang atau pergi ngak balik2 soalnya lupa jalan pulang.
ReplyDeletesenang ya dok.. mempunyai kesempatan berbagi dengan sesama..:)
ReplyDeletepernah ke dua panti werdha yg dikelola awam dan suster di tangerang dan rempoa (sintanala dan melania)
ReplyDeletepengalaman yang membuat saya berpikir banyak tentang
Pak, di Bandung juga ada,panti Wredha Kebon Jeruk.Kalau kita berkunjung ke sana pasti tidak boleh pulang oleh oma dan opanya..sediiiiih deh rasanya soalnya banyak diantara mereka memang sengaja dimasukkan ke sana karena anak2nya tidak mau direpotkan oleh orangtuanya..
ReplyDeleteom, yang berbaju merah itu alex?
ReplyDeleteMenjadikan kami hrs berpikir untuk hari tua nanti.
ReplyDeletehallo bung HannySan van Melbourne,
ReplyDeletebukan Alex, tapi Agus-adik bungsu istri saya,
memang mirip Alex.
Di Panti saya mendapat keterangan dari bu Wati bahwa
seorang dokter muda yang bertugas PTT disana, sekian
tahun dia selesai masa bakti disana - tapi masih dengan
sukarela rutin datang beberapa kali seminggu, rupanya
opa oma disana masih suka mencari-cari dia - membuatnya
tidak tega untuk tidak datang menengok kesana,
padahal sudah ada dokter PTT baru pengganti.
Semoga panjang umur yah! :)
ReplyDeleteHappy belated birthday buat Oma.
ReplyDeleteMemang seringkali sulit untuk tetap tabah dan sabar menghadapi sepuh terutama yang sudah menurun ingatannya dan tidak mampu mengurus dirinya sendiri. Salut banget buat para perawat dan dokter muda itu. Salut juga buat Om Sindhi sekeluarga yang masih perduli pada mereka.
Salam Kenal ! Saya nggak tahu kalau ada panti werdha di daerah BSD, kebetulan mama saya tinggal di BSD juga..kalau kita setahun sekali kesana..
ReplyDeleteGBU
Eka
Happy birthday untuk Oma. Terima kasih pada pak Sindih yang sempatkan sharing liputsn snds tentang panti wherda. Berhubung saat ini di Indonesia rasanya makin lama makin lebih sulit mencari assisten yang sabar dan mau menuruti kemauan yang tua, ada baiknya di titipkan di Panti Wherda bisa saling mengawasi, dan biaya ditanggung bersama.
ReplyDeletePak Sindhi, review yang sangat menggugah hati. Tulisan yang membuat saya semakin berterima kasih kepada Tuhan atas berkatnya dan semakin mengagumiNya dengan semua ciptaanNya. Salam, Vera
ReplyDeleteAduh kasihan yah melihat mereka, yg kadang kesepian jauh dari sanak keluarga...dulu pas kita masih kecil...saya n Gisela n teman2 sering mengunjungi panti wreda yg dekat sekolah kami di Jl. Gereja Ayam, ps. baru....melihat oma2 itu senang banget kalau dikasih rambutan or biscuit n kita share uang jajan utk kasih sumbangan buat beliin makanan....Kadang kalau sudah tua disaat tenaga tidak ada, ngeri yah kalau sampai terlantar....
ReplyDeleteBtw, pak Sindhi, salut sama mertuanya yg punya hati luhur, big thumb.....
Pak Mulya,
ReplyDeleteSaya salut sekali kepada bapak sekeluarga yang masih ingat dan menyempatkan diri mengunjungi panti werda, karena terus terang saja panti werda hanyalah next step to 'heaven door' jadi tidak banyak orang yang mau mengunjungi panti werda, kecuali kalau yang ada keluarganya tinggal disana, itupun kalau ybs. masih ingat.
Mereka bukan saja membutuhkan dana tetapi juga cinta kasih, maka ada baiknya kita selalu menyisipkan mereka dalam doa2 kita, karena bagaimanapun juga mereka adalah orang2 yang sudah menjalankan tugas untuk melahirkan dan membesarkan anak2 mereka, kalau sekarang mereka harus tingal dipanti werda, itu hanyalah sebuah perjalanan hidup yang dapat terjadi kepada setiap orang. Kiranya Tuhan memberkati orang2 yang mengabdikan dirinya di panti werda dengan kesabaran dan cinta kasih.
Pak dokter Sindhi, klo tanggal 11 Agt itu kan hari sabtu, kebetulan waktu itu juga saya lagi keliling daerah Serpong sampai pasar Serpong, nganter mama mau beli gula aren di ps. serpong, kalo saya tau Pak dokter mau ke panti werdha, saya bisa ikutan tuh (klo di izin in), Dok, panti nya itu asri sekali ya, tempatnya nyaman banget, ngak kayak panti werdha yg lain, oh iya dok, tempat nya yg pasti dekat mana, siapa tau sewaktu waktu saya bisa pergi dgn teman2.
ReplyDeleteOh iya selamat Ultah juga buat mertua pak dokter Sindhi, semoga panjang umur & sehat selalu.
(OOT) Dok, ini Christine lho
dr Sindhi, Panti para senior itu kelihatannya apik dan terawat ya. Pernah mengunjungi panti asuhan senior yg dikelola oleh pemerintah, keadaannya sangat menyedihkan sekali. Ibu pimpinannya cerita bahwa sebagian dari para oma-oma itu punya keluarga yg kaya tapi mereka tidak mau mengurus orangtuanya dengan beribu alasan. Yg tidak tahan melihat oma2 yg menangis minta pulang
ReplyDeletekerumahnya masing-masing. Mereka tidak tahu bahwa mereka sudah tidak diterima lagi dirumah mereka sendiri...sedih tapi kenyataan.kalau terjadi di Jepang bisa maklum tapi di Jkt.
ReplyDeletedua dokter teman saya yang tadinya mau kerja sementara,
ternyata sampai keterusan, nggak tega ninggalin opa oma itu-
karena masih suka nanya2in aja katanya.
yah nasib jelek dah kalau punya keluarga dekat tapi dicuekin,
makanya diusahakan mereka bisa betah disana, dengan
makanan, suasana, kegiatan, dan perawatan kesehatan yg memadai.
Hi, Pak...
ReplyDeleteSaat ini aku juga lagi cari panti wredha untuk orang tua (suami isteri berumur sekitar 60 - 70 tahun) yg selama ini tinggal di kolong jembatan. Terus terang aku mengalami kesulitan karena rata2 kondisi orang tua yang mau kita titipkan harus sehat. Sedangkan alasan kenapa aku mau bawa mereka ke panti wredha karena mereka tidak punya orang tua dan mereka mungkin sudah punya sakit (seperti paru-paru karena mereka tinggal di pinggir jalan). Mohon info ya Pak kira2 kemana tempat aku bisa menitipkan mereka. Mohon bantuan doa juga.
God bless.
Lucy
dear Lucy,
ReplyDeletedi Tangerang ada beberapa, selain yg di Serpong,
juga ada di Perumnas Tangerang,
dan Marfati di sebrang RS Sitanala Tangerang- ini milik
Gereja Katolik Santa Maria Tangerang (021)-5522640.
memang menitipkan ortu itu harus yg sehat agar tidak menulari
ortu2 lainnya, di obati dulu saja di Puskesmas terdekat.
salam
sindhiarta
haii..^^
ReplyDeletewhow..saya baru mengunjungi panti wherda yang terletak di perumnas tangerang karena tuntutan tugas kuliah. namun begitu sampai kesana, saya merasa senang sekali karena oma-opa disana menyambut hangat, dan sedih karena harus sudah pulang lagi. Namun sayangnya disana fasilitasnya kurang memadai. seharian oma-opa hanya duduk diruang televisi,menonton, melamun.bukannya aktifitas seperti itu bisa membuat oma-opa jadi lebih cepat pikun ya?dan lagi oma-opa dilarang untuk barjalan-jalan keluar dari panti.apakah di panti wherda bina bakti adakah fasilitas bagi oma-opa untuk refreshing ataupun melakukan sesuatu hal kecil untuk hobby dan mengisi waktu luang?
terima kasih, GBU
giselle
dear Giselle,
ReplyDeletesaya juga pernah ke Panti Werdha di Perumnas,
memang kecil yah lahannya.
kalau yang di Serpong ini, lahannya luas, bisa jalan
kesana kemarin, dan ada ruang pertemuan segala.
kayaknya lengkap dengan klinik segala, dokter datang
tiap hari kesana.
salam
sm
oo gitu ya..kalo yg di serpong itu boleh minta alamat lengkapnya? boleh berkunjung kesana? atau perlu surat pengantar untuk berkunjung dan wawancara singkat disana?kalau boleh, dalam waktu dekat ini saya mau survey kesana
ReplyDeleteterima kasih, GBU
giselle
Panti Wherda Bina Bhakti.
ReplyDeleteKp.Curug-Ds.Babakan - Serpong
Telpon: (021)-7566439.
Mereka welcome tuh,
saya lupa siapa nama kontak person nya,
coba langsung saja tilpon kesana.