Monday, December 17, 2012
Telusur Silk Road. part 3 : "mendaki" The North Peak HuaShan
Pecinta cersil (cerita silat) Tiongkok kuno, pastilah pernah baca kisah berbagai
biara/perguruan silat yang konon ada dipuncak gunung tinggi terpencil nan sunyi,
misal GoBi-pay (pay = partai/perguruan silat), ShaoLin-pay, HuaShan-pay dll.
Ternyata gunung-gunung tersebut memang ada di China, beberapa tahun lalu
saya pernah mengunjungi biara dipuncak Emei-shan (shan=gunung) yang tidak
jauh dari ChengDu, dan ShaoLin temple dikaki Song-shan dekat kota DengFeng :
http://sindhiarta.blogspot.com/2006/05/nonton-jurus-dewa-mabok-di-shaolin.html
HuaShan tentu dikenal banyak pecinta cersil, karena setidaknya empat buah
cersil beken memakai HuaShan sebagai lokasi-nya, yaitu :
Sia Tiauw Eng Hiong, Sin Tiauw Hiap Lu, Kim Tjoa Kiam, Pendekar Hina Kelana.
Nama Hua Shan berarti gunung bunga ( Hua = bunga, Shan = gunung) karena
lima buah puncaknya (north-south-west-east-central peak) kalau dilihat dari atas
seakan bentuk bunga Lotus.
Gunung batu setinggi duaribuan meter ini berada 120 km timur kota Xian, inilah
satu dari lima gunung suci di China, khususnya bagi penganut Taoism.
Memang dikaki dan puncak HuaShan ada beberapa kuil Taoist, konon kabarnya
pendiri Taoism yaitu LaoTze pernah menetap disitu.
Maka banyak peziarah Taoist datang mendaki puncak HuaShan, bercampur
dengan turis lokal dan mancanegara.
Walau namanya cantik tapi mendaki “The Number One Precipitous Mountain
under Heaven” ini sangat berbahaya karena jalur pendakiannya sangat sempit
padahal tebing-nya curam nyaris tegak lurus dengan jurang yang dalam sekali.
Kabarnya tiap tahun seratus pendaki tewas akibat terjatuh ke jurang.
Banyak korban antara lain karena anak muda suka bertindak berlebihan, atau
saat liburan panjang dimana pengunjung membludak, atau pendakian saat
winter yang medan-nya menjadi licin sekali dll
Sebenarnya pendakian Hua Shan bukanlah climbing yang memerlukan tehnik/
peralatan yang khusus, ini hanyalah hiking yang paling banter perlu sepatu yang
cocok plus sarung tangan.
Tapi kenyataan memang inilah gunung yang mendapat julukan :
World’s Most Dangerous Hiking Trail.
http://www.hotelclub.com/blog/huashan-trail-worlds-most-dangerous-hiking-trail/
http://www.youtube.com/watch?v=NsGC0lZ-5g8
http://www.youtube.com/watch?v=72rN5zO2T7A
http://www.youtube.com/watch?v=Ke4-cwNvDuE
Pagi hari di King Dynasty Hotel - Xian, Kamis 11 Oktober 2012, kami merasa
lega melihat cuaca cerah, berarti rencana mendaki Hua Shan bisa terlaksana.
Walau bakalannya kami cuma naik cable car dan jalan menapaki tangga yang
aman tapi persiapan-nya matang dengan sepatu kets, jaket tipis dan topi.
Perjalanan keluar kota Xian lancar karena melalui highway mulus, tiba ditujuan
kami memasuki sebuah gedung besar ternyata untuk beli tiket masuk.
Setelah tangan diikatkan sehelai kain merah tanda pengenal, kami kebelakang
gedung dimana terdapat shuttle bus yang membawa kami menuju stasiun bawah
cable car yang ternyata cukup jauh, sekitar 7,5 km.
Perjalanan melayang dari stasiun bawah ke stasiun atas sejauh 1,5 Km itu
singkat saja tidak sampai 10 menit, tapi pemandangan sudah mempesona.
Kami melayang diantara dua deret lereng gunung batu yang berwarna putih,
dindingnya sangat curam dengan dibeberapa tempat ada pepohonan.
Setiba di North Peak (Clouds Terrace Peak) di ketinggian 1.614 meter, kami
turun dari gondola cable car, kini perjalanan berlanjut jalan kaki.
Pengunjung cukup ramai, tapi tidak sampai berdesakan sehingga kami bisa
menapaki tangga batu yang rapih dan cukup lebar dengan aman.
Jalan mendaki tangga batu itu cukup melelahkan karena dibeberapa tempat
lumayan curam, dan akhirnya sampai disalah satu puncak dengan pandangan
terbuka keberbagai arah. Sekeliling terlihat tampak dikejauhan dinding-dinding
terjal gunung batu berwarna keputihan dengan disana sini ada warna hijau
dari pepohonan, cantik sekali.
Disatu tempat saat memandang keselatan, tampak gigir puncak gunung yang
merupakan jalur pendakian dari north peak itu menuju ke empat peak lainnya.
Tampak cukup banyak pula orang yang berjalan kesana, tapi kami tidak bisa
karena waktu terbatas.
Jalur kearah West Peak itu dijuluki Heavenly Stair, maklum kalau terpeleset
bisa langsung nyampe ke surga.
Dari North Peak ini orang bisa juga hiking kearah East Peak (Facing Sun -
Peak yang tingginya 2.090 meter - biasanya pendakian malam hari agar bisa
melihat sunrise), atau Central Peak ( disitu ada Taoist temple yang bernama
Jade Maiden Temple), West Peak ( Lotus Flower Peak 2.086 meter) dan
South Peak (2.154 meter) - puncak yang paling tinggi dan paling berbahaya.
Tapi kabarnya dari puncak South peak itulah pemandangan begitu terbuka
luas sehingga bisa melihat keseluruhan komplek puncak HuaShan sampai
kelokan-kelokan sungai HuangHo dikejauhan.
Saya sempatkan juga mencoba naik turun beberapa tangga/jalan pintas
yang memang nyaris tegak lurus, tapi cukup aman didaki karena selain ada
pegangan rantai besi disisi tangga juga dibawah ada pepohonan - jadi kalau
terpeleset tidak akan terjun bebas sampai ke dasar jurang yang dalam itu.
Chin Yung si pengarang Sin Tiauw Hiap Lu mestinya pernah mendaki puncak
HuaShan itu juga. Dia berkisah tentang YoKo yang turun naik HuaShan untuk
menyediakan makanan buat kedua Suhu-nya yg bermusuhan yaitu AngCitKong
dan AuwYangHong yang bertempur sampai mati dan dikubur di HuaShan.
Teringat pula kisah sendu saat Kwee Siang yang dengan hati pilu melihat
Yoko bersama Siauw Liong Lie menghilang untuk selamanya di HuaShan.
Entah dibagian HuaShan yang mana ChinYung berimaginasi kejadian yang
menggetarkan hati itu terjadi, memang HuaShan sungguh cantik dan eksotis.
bersambung
Kaisar yang takut mati kesepian.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kalo salju apa ditutup ya lokasi ini ?
ReplyDeleteAda video orang mendaki saat medannya bersalju, nekat naik terus tu orang
ReplyDelete