Pembaca setia Intisari sekitar 25 tahun lalu tentu mengenal nama
Prof.HOK.Tanzil, seorang mahaguru dibidang Mikrobiologi yang
juga "mahaguru jalan-jalan" karena setelah pensiun di tahun 1975,
dalam belasan kali kunjungan keluar-negeri bersama istrinya, telah
berhasil mengunjungi ratusan negara - luar biasa !!
Sayang sekali saya tidak menyimpan Intisari dimana cerita-cerita
perjalanan-nya dimuat.
Maka saat bu Susanti di milis Jalansutra - menawarkan buku
perjalanan Prof.Tanzil - langsung saya ngebut kirim e-mail dan
ternyata bukan hanya saya saja yang berminat, ada beberapa
rekan juga, maka kami sepakat baca bergiliran.
Buku ukuran saku yang kertasnya mulai menguning itu,
diterbitkan oleh penerbit Alumni Bandung tahun 1982,
dihalaman pertama ada tulisan tangan Prof.Tanzil -
"Salam hangat dari penulis".
Alamak !! - ternyata buku itu hanyalah salah satu dari sekian jilid
kumpulan cerita-cerita perjalanan Prof. Tanzil.
Rupanya selain buku yang dimiliki bu Susanti ini, yang berjudul :
Cerita Perjalanan Dalam Negeri (jilid ke-empat) -
masih ada belasan jilid buku2 lainnya.
Tentu saya "kecewa berat" karena tadinya mengira bisa membaca
lengkap keseluruhan cerita perjalanan beliau.
Saya segera saja melahap buku cerita perjalanan Dalam Negeri itu -
dan ternyata memang ceritanya dahsyat sehingga bisa mengobati
kekecewaan yang sempat muncul tadi.
Penasaran ingin membaca jilid lainnya, maka dimulailah perburuan
di milis Jalansutra dan berkat info dari ibu Sofia Mansoor Bandung,
bisa ditemukan alamat penerbitnya, yaitu di Bandung.
Akhirnya kami mendapatkan hampir semua buku cerita perjalanan
beliau yang belasan seri itu,
yang ternyata masih ada sisa stocknya di penerbit Alumni Bandung.
Setelah itu berkat info dari pak RZain, saya bisa mendapatkan
nomer tilpon rumah Prof.HOK Tanzil.
Setelah mengontak beliau dan sepakat bertemu, maka pada hari
Minggu siang tahun 2004 saya menuju Jalan Cawang Baru.
Saya sengaja datang lebih awal karena ingin mencoba Lontong
Capgome di restoran Ny.Tanzil dimana beliau juga tinggal.
Setelah selesai makan dan menyelesaikan pembayaran barulah
saya minta ketemu dengan beliau.
Ternyata walaupun seminggu lagi usianya genap 81 tahun, beliau
masih tampak begitu energetik - jabat tangannya kuat sekali dan
suaranya juga terdengar keras mantap.
Saya dan istri segera terlibat pembicaraan seru dengan beliau,
dan ternyata beliau sudah mempersiapkan data2 dalam bentuk
fotocopy yang membuat saya bengong.
Kalau tadinya saya kira beliau begitu hebat bisa mengunjungi
sebanyak 166 negara - eh malah beliau bilang salah, ternyata :
238 countries !!! - semua itu tercatat rapih termasuk bentuk
kunjungannya apakah itu visit ataukah transit saja, maupun
tanggal kunjungan ketempat itu.
(belakangan setelah saya teliti daftarnya, ternyata hanya satu
tempat yang dikunjungi dengan cara transit yaitu Cape Verde,
sedangkan kunjungan ketempat2 lainnya semua dalam bentuk
visiting, malah ada yang sampai 38 kali yaitu Belanda )
Saya makin bengong sewaktu diperlihatkan data sebagai berikut :
- tidak saja sampai lima kali mengunjungi Artik (Kutub Utara),
ternyata juga pernah menginjak Antartika.
- terbang sampai 535 kali, total sejauh 681.010 miles.
- empat kali perjalanan memutari bumi.
- airline yang digunakan sebanyak 116 perusahaan penerbangan.
- nyetir sendiri sejauh 158.257 kilometer.
dengan bus/taksi sejauh 133.711 kilometer.
kereta api sejauh 55.976 kilometer.
- pernah naik kapal/feri 106 kali.
- jumlah buku paspor yang pernah dimiliki 15 buah.
- jumlah hari perjalanan 1760 hari.
- biaya perjalanan dalam US Dollar : 861.306,-
Hebatnya semuanya ada dalam buku hariannya, yang dicatatnya
dengan sangat teliti.
Waktu ngobrol itu beliau membawa diary-nya yang ke 38,
dimana tercatat juga nama saya, umur saya, pekerjaan saya dll.
yang ditanyakannya semalam waktu kontak perdana via tilpon.
Tak terasa sejam kami ngobrol, sampailah waktu untuk mohon diri
dan saya berpisah dengan hati ber-bunga2 karena dioleh-olehi beliau
berupa buku perjalanan-nya yang tidak saya dapati dari penerbit
Alumni Bandung yaitu :
buku ke 9 : Atlantik Utara dan Afrika Barat.
buku ke 11 : Republik Rakyat Cina, Republik Rakyat Demokrasi
Korea, dan Republik Rakyat Mongolia.
Catatan :
Daftar Judul Buku Cerita Perjalanan Prof.HOK.Tanzil :
1. Pasifik, Australia, Amerika Latin.
2. Asia & Africa.
3. Alaska dan Eropa .
4. Catatan Perjalanan Dalam Negeri.
5. Eropa, Tibet, Timur Tengah.
6. Negara2 Pasifik Selatan.
7. Brunai, Dubai, Afrika Selatan, Siprus, Vietnam, Laos.
8. Karibia dan Amerika Selatan.
9. Atlantik Utara dan Afrika Barat.
10. Kepulauan Samudra Hindia, Albania, dan Guam.
11. Republik Rakyat Cina, Korea Utara, dan Republik Rakyat Mongolia.
Prof .HOK.Tanzil
Jl.Cawang Baru 53/41.
Telpon : (021) 8194126
Belakangan rekan Sitta Abdullah menulis :
Saya kagum sekali ternyata Prof HOK Tanzil dan istri sudah
mengunjungi 238 negara.
Berarti mustinya sudah bisa tercatat masuk ke Guinness Book
of Record as the most traveled couple, mengalahkan
Dr Robert & Carmen Becker of USA yg "baru" mengunjungi
234 negara/teritori!!
http://www.guinnessworldrecords.com/
TRAVEL AND TRANSPORT << EPIC LAND JOURNEYS
<< MOST TRAVELED COUPLE
Most Traveled Couple
The most travelled couple are Dr Robert and Carmen Becker of Pompano
Beach, Florida, USA, both of whom have visited all of the sovereign
countries and all but six of the non-sovereign or other territories.
This globe trotting couple met in France during World War II and
have been together ever since. They celebrated their 50th wedding
anniversary in 1995 with a trip to two small islands off Northern
Australia. They can count the places they haven't been on one hand -
only a few small islands remain unvisited by the duo. "We both
traveled as kids so we had to go back to some places after we were
married so we could say we'd been their as a couple," says Carmen
WHO: Robert and Carmen Becker
WHEN: N/A
WHERE: N/A
WHAT: 234 countries and territories
Sayang sekali saat saya tanyakan ke Prof, apakah beliau setuju
kalau kami upayakan masuk ke Guinness World Record itu -
ternyata beliau tidak berminat.
Foto :
Sebagai Warga Kehormatan Komunitas Jalansutra, beliau beberapa
kali ikut hadir dalam acara Jalansutra, antara lain saat kopdar di Pluit.
Waaaaaaaaah hebat! Bisa serapi itu pencatatannya, hiks :-( jadi malu niy, saya keliling Eropa setahun lalu gak pernah mencatat sedetil beliau ini :-(
ReplyDeleteMulai besok musti rajin mencatat niy :-)
Mas, kalo boleh, saya mau dunk ikutan mengcopy buku perjalanan beliau itu :-)
*salam kenal dariku-Ima*
Salam kenal Mas... Saya memang dari dulu suka baca di Intisari tentang kisah perjalanan beliau. Tapi nga menyangka sesepuh ini adalah the greatest traveler. Boleh nga saya tahu adakah cara mendapatkan kisah2 perjalanan beliau (walau tidak komplet juga gpp d..) Thx alot ya.
ReplyDelete
ReplyDeletesalam kenal juga bung....,
saya coba cari alamat email anda tp
nggak ketemu,
apakah anda bisa kontak saya di :
smulya@gmail.com
salam
sindhiarta
wow, impressive. dokumentasi beliau itu loh yang bikin saya terkagum2.
ReplyDeleteSalam kenal Dr. Sindhi... Perkenalkan, nama saya Mia.
ReplyDeleteSaya membaca tulisan perjalanan Dokter sekarang-sekarang ini seperti saya membaca tulisan Prof. Tanzil dulu. In a way, I can tell that you ARE another Prof. Tanzil in-the-making. Beberapa tahun yang akan datang, Dokter akan berada di posisi Prof. Tanzil sekarang.... Mahaguru Jalan-jalan.
Saya senang traveling. Mungkin karena ari-ari saya (dan kakak serta adik-adik saya) tidak ditanam, tapi di larung di sungai oleh orang tua saya. Maksudnya supaya kami melanglang buana. Walaupun pada kenyataannya hanya saya dan Almarhum Abang saya yang senang jalan-jalan. Ari-ari kami di larung di Sungai Brantas (kami lahir di Malang), sementara ari-ari 2 orang adik kami di larung Sungai Ciliwung (mereka lahir di Jakarta). Mungkin nyangkut somewhere before it reached the Java sea. Hehehe...
Eniwei, saat ini saya dan suami belum seleluasa Dokter untuk berkeliling Indonesia dan dunia. Namun tulisan-tulisan Prof. Tanzil DAN Dokter sangat menarik untuk dibaca, baik sebagai pengetahuan, hiburan dan juga sebagai bahan untuk rencana perjalanan kami suatu saat nanti.
DItunggu cerita perjalanan lainnya ya Dok.
Sayang sekali, seharusnya ada penerbit yang mau menjadikan catatan perjalanan Pak HOK Tanzil menjadi suatu buku. Saya waktu kecil suka sekali membaca artikel perjalanan beliau di majalah Intisari.
ReplyDeletewow catatannya mbahtanzil.. sudah 15paspor pula.. ke ujung kutub antartika pula.. tinggal ke bulan yang belum kali ya..
ReplyDeletekalo ada buku lengkapnya mau dong ..... minta info alamat dan harganya, trims
ReplyDelete