Minggu siang, 11 Oktober 2009 jam 11.00 sekitar 60-an anggota
milis Jalansutra yang telah mendaftar dan mendapat "tiket" masuk
dari Ketupat (Ketua panitia) Halal Bihalal yaitu Neng Cindy Cereth,
telah berdatangan di Sentul City, yaitu di kediaman Kepala Suku -
pak Bondan Winarno & bu Yvonne.
Kali ini menu utama adalah ketupat Babanci, teman2 lainnya juga
bawa beraneka makanan/minuman untuk dinikmati bersama.
Saya seperti biasa membawa Opak Bakar Karamel dan Kue Doko
khas Tangerang yang kebetulan memang cuma bisa didapat di
Pasar Lama hanya pada hari Minggu.
Seperti biasa pula, walau sebagian anggota ada yang baru pernah ikut
pertemuan Jalansutra seperti itu, tidak ada sekat antara muka2 baru
dengan muka2 lama, langsung ngobrol akrab seakan sudah kenal lama.
Saat ambil makanan juga relax saja, pokoknya siapa yang malu2 akan
rugi sendiri. Sekian kali bolak balik ke-meja makanan juga tidak ada
yang larang, wong hampir semua gitu koq.
Tidak terasa lebih dari dua jam makan minum sambil ngobrol kesana -
kemari, saat waktunya pulang, seperti biasa semua membantu bebenah
agar rumah yang asri itu kembali bersih seperti semula.
Makanan juga tidak ditinggal begitu saja, tapi dibungkus kembali dan
dibawa oleh yang berminat.
Sebagian teman malah pintong (pindah tempat nongkrong), yaitu menuju
Umaku, rumah makan Jepang di Cibubur - sayang saya bertiga dengan istri
dan Ratna tidak bisa ikutan karena sore hari ada dua kondangan.
koleksi yg uniq ......
ReplyDeleterumahnya hijau n seger ......pasti bikin betah
ReplyDeleteRumahnya bagus, luas dan asri sekali... Ini berapa meter persegi tanahnya kira-kira ya pa Sindi? Kelihatannya dua lantai tapi mungkin 2 1/2 atau 3 lantai...
ReplyDeletewaah ... tangkapan gambarnya bagus-bagus, Dok. Mohon ijin ngelink, ya, Dok. Terima kasih
ReplyDeleteTyo, sorry blitz-nya nggak nyala,
ReplyDeletejadi rada gelap, ke-buru2 jadi nggak
disetel hidup blitz-nya
Betul, unik - koleksi botol2 kecap dari sekian banyak pabrik
ReplyDeletesoal botol kecap-kolektor jawara-nya adalah bung Andrew Mulianto.
Sentul kontur tanahnya pebukitan,
ReplyDeletesegar dimata juga.
La Cuesta Encantada, nama rumah yang didesign sendiri
ReplyDeleteoleh pasangan Bondan Winarno, memang bagus dan unik.
Banyak menyerap udara segar karena banyak pintu & jendela,
posisinya juga di hoek dengan view terbuka kearah selatan.
Luasnya saya nggak tahu, memang betul dua lantai - diatas
juga ada ruang keluarga yg luas, kamar2 dan teras dibelakang
yang pernah juga digunakan untuk acara kumpul2 Jalansutra.
gayanya mediterania ya..
ReplyDeletefoto ini lucu bener.. cahayanya gitu loh..
ReplyDeletewow koleksi kecap.. seluruh indonesia juga punya kali ya.. tak pernah dipake pun?
ReplyDeleteseru yang kumpul2..
ReplyDeletehabis tuh semua? yang bikin mbakyvonne?
ReplyDeletejanjian gitu pake batik?
ReplyDeleteyang bawa siapa gulai kepala ikan? opaknya paksindhi mana dong?
ReplyDeletewah ada berapa pasir koleksinya pak martin?
ReplyDeleteserutu itu serabi?
ReplyDeleteyang punya bebek boenda itu bungpanca? bawa bebek?
ReplyDeletepakbondan koleksi logo nih..
ReplyDeletenyonya rumahnya sibuk seliweran nih ya..
ReplyDeleteSanta Fe
ReplyDeletelucu bener.. gantian motret ya.. beda jenis kelamin.. mars motret venus.. dan sebaliknya..
ReplyDeleteagak gelap.. kompak semua ya..
ReplyDeletewah pakbondan dan mbak nih.. kaya raja dan permaisuri negri makanan..
ReplyDeleteNggak mungkin dipajang semua, bisa kayak gudang :))
ReplyDeleteBung Andrew Mulianto yg awal2nya punya hobby ini,
kalo dia sih kayaknya bener tuh udah segudang koleksinya.
cerutu darimana pak?
ReplyDeleteitu makanan kan? kue2 dari bawaan tamu.. banyak kue daerah?
ReplyDeletepada menikmati cerutu..
moderatornya kompak..
ReplyDeleteNggak liat akhirnya, mungkin nggak habis soalnya
ReplyDeletemakanan bawaan teman2 lain juga buanyak banget.
Iya yah saya nggak nanya siapa yang bikin, pokoknya
tuan rumah yang nyedia-in.
eh salah ketik - cerutu !!
ReplyDeletebetul, banyak hiasan dinding yang unik2
ReplyDeletespontan aja tuh,
ReplyDeletemakanya pada ketawa geli gitu
bu Yvonne ramah, sepanjang acara kukurilingan
ReplyDeleteterus menyapa tamu2nya.
bung Panca itu owner rumah makan Bebek Boenda,
ReplyDeletesaya pernah mencobanya yang di BSD- dekat Pecel Madiun,
kemarin dia bilang sudah buka cabang baru lagi di
Wolter Monginsidi.
betul, kamera saya udah tua,
ReplyDeletesuka lelet pake blitznya.
dibawa Andrew Mulianto,
ReplyDeletesaya nggak liat merek dll nya,
maklum nggak bisa merokok :)
oh ya, Jalansutra kan sangat menyukai makanan
ReplyDeletekhas daerah dan yang unik2, dan pastinya tentu yg enak2 :))
penasaran.. emang ada berapa merek kecap indonesia pak?
ReplyDeletenti ditanyain ke Andrew,
ReplyDeletenah ini info dari Andrew via sms :
tepatnya nggak tau pasti,
dulu di daftar JS ada 160-an,
saya punya 120,
tp sy kira ada lebih dari 500-an,
katanya di Majalengka pernah lebih dari 300 merk !
saya bales ke Andrew -
orang Majalengka minumnya kecap kaleee , he3
waaaduuuhhh saya ketinggalan...padahal pengen banget liat rumah ini, sy suka gayanya :(((((
ReplyDeletePosting dari Cindy Ceret - Ketupat acara kemarin, di milis JS :
ReplyDeleteMessage #102073 of 102073 < Prev | Next >
Pak Bondan dan temans
Pak Bondan, terimakasih sudah mengundang kami berhalal bihalal kemarin. Acara
yang sungguh guyub dan menyenangkan, sepertinya banyak yang ga pengen cepet2
berpisah (makanya lanjut ke pintong part 1, part 2 dst. hehehe)
Terimakasih untuk semua peserta yang sudah hadir dalam keriaan babanci kemarin.
Semua kompak bahu membahu, mulai dari bawa jinjingan, menyiapkan ketupat (bakul
ketupatnya udah pulang duluan), sampai beres2 agar semuanya kembali bersih dan
rapi seusai acara. Rasanya saya tidak terlalu berguna sebagai ketupat, setiap
ada kerjaan selalu banyak yang siap sedia untuk membantu.
Selain tidak membuang2 makanan dan saling mengingatkan untuk membuang sampah
pada tempatnya, para peserta (baca: ibu2) juga sangat sigap saat saat babungkus
tiba. Sampai2 seorang laki2 tinggi besar berinsial SL yang sudah setia
mengantri, terlempar dari kerumunan sekitar panci babanci :P
Beberapa harta karun kuliner juga ditemukan pada acara kemaren. Saya naksir
setengah mati sama Ikan Kayu-nya bikinan mertuanya Sofyar (ampe bikin janji buat
berguru :P), klappertart-nya Rita dan Dendy, Moaci uenak bikinan Lisa JS
Bandung, opak karamel pasar lama bawaan dr sindhi (rapuh dan kries pisan),
brongkos bikinan ibunya Sari (kuentel dan mantepp), ketan srikaya-nya Kak Wangki
(pulen dan harumm), Semur tahu ikan gabusnya Frelon dan Daru, Manglengnya
Wiwied, Wedang uwuhnya Donny dan Dian ... kok banyak ya hehehe ...
Yang ga ada kemaren adalah makanan yang ga enak dan peserta yang jaim. Ga perlu
pake ice breaking apa difasilitasi, para peserta mulai kasak kusuk, berbagi info
beli di mana dan gimana bikinnya. Saya juga ikutan dong kasak kusuk. Mencari
jagoan2 daerah (buat narasumber pas jalan2) ama mencari ibu-ibu jagoan masak
yang mau jadi mentor :P
Terimakasih semua, hari yang sungguh sangat menyenangkan. Saya setuju dengan
banyak teman yang siang itu berkata: "Acara seperti ini harus lebih sering
diadakan"
Salam babanci
Cindy Ceret
Ps1: Kemaren sama sekali tidak ada peserta yang no show no news. Kalo pesertanya
tobh gini mah, SIAP jadi ketupat lagi kalo dibutuhkan.
PS2: Ada banyak peralatan makan, tissue, plastik dll yang tersisa, siap
diserahterimakan untuk acara potluck berikutnya.
PS3: Sebagai penutup, saya kupiken tulisan soal Babanci - diambil dari Serial
Kuliner Jalansutra "Betawi Ngga Ada Matinye".
----
WARNING: MAKANAN LANGKA
[Lead]
Daging kepala sapi, kerokan kelapa muda, air kelapa dan santan. Temu mangga,
kedaung, bangle, adas dan lempuyang. Bukan, ini bukan bahan pembuat ramuan
sihir. Ini bahan dan bumbu dari makanan Betawi yang namanya Ketupat Babanci.
[Text]
Ada banyak "konon" yang menyertai hidangan yang satu ini. Konon hidangan ini
dulu hanya disajikan untuk orang Betawi dengan status sosial tinggi seperti
mandor. Ia juga hanya disajikan pada momen spesial (seperti Lebaran atau
lamaran) dan tidak diperdagangkan. Saat ini keahlian meracik ketupat Babanci
hanya tersisa di beberapa keluarga Betawi saja, satu diantaranya bahkan baru
saja meninggal dunia. Tak heran konon (lagi), orang Betawi asli pun ada yang
belum pernah mencicipi sayur yang satu ini.
-Beruntung!-
Sore itu saya, Adi dan Grace boleh disebut beruntung. Harry Nazarudin –
moderator milis JS sekaligus marketing manager warung betawi Mpok Minoel –
membawakan sepanci sayur Babanci. Aroma yang merebak saat panci dipanaskan
dengan api kecil (pesennya: ga boleh sampai mendidih) mengingatkan saya pada
gule dengan sedikit coletan manis.
Tampang boleh mirip gule (dengan sedikit distraksi dari helaian kelapa muda),
tapi rasa ternyata jauh berbeda. Kuah santan yang
yang nggak pake dress code, pak..
ReplyDeleteitu yang lagi maenin HP ? :))
ReplyDeletethanks Dok...
ReplyDeleteya sepakat pake batik,
ReplyDeletecuma nggak semua denger ajakan itu,
jadi ada yang nggak pake, termasuk saya
yg pas jemput Ratna baru tahu, jadi datang
dg batik pinjeman dari Alex :)
wah dari seluruh dunia, ada pasir yg katanya warna merah segala,
ReplyDeletepak Martin juga pemegang rekor MURI sebagai orang Indonesia
terbanyak mengunjungi HardRock Cafe seluruh dunia, hanya kalah
beberapa lokasi saja dari pemegang rekor Guinness.
sayang gelap nih Janti, backgroundnya terang,
ReplyDeletemestinya pake blitz, tp kan niatnya motret diem2-
jadi buru2 nggak pake blitz
oh ternyata ada yang bawa ikan kayu.. itu makanan aceh pak.. ikan tongkol dibumbu arsik juga sih.. (saya sudah jaga loh masak ikan kayu)
ReplyDeletewow deh orang majalengka minum kecap..
yang rekor muri hebat bener.. hardrock cafe sejati nih.. pasti koleksi kaosnya keren2 deh..
trims pak Sindhi for sharing..saya jadi kangen nihh..hehehe
ReplyDeletehehehe..seruuuuuwnya kebayang dehh
ReplyDeletetapi bagus Dok, natural....
ReplyDeletethanks Capt, malu ama Achel dan Arie yg kameranya
ReplyDeletekayak bazooka, he3.
sorry banget nggak bisa ikutan ke Umaku karena ada
dua kondangan sorenya, satu di Manggala dan satunya
lagi di Jatiuwung Tangerang, bener aja sampai di tempat
yang kedua - ampir aja pengantinnya keburu pulang,
maklum deh pengantin kan maunya buruan gitu he3.
Multiply sekarang mirip facebook, bisa tag photo. Makasih pak Sindhi. To Titin, harus kompak donk, dimana berada selalu coba cari kesempatan ngeteh :-)
ReplyDeletehahahaha...vita emang juaranya...
ReplyDeleteCerutu buatan Tarumartani, Jogja. Special edition untuk Jalansutra saat berkunjung ke sana beberapa tahun yang lalu
ReplyDeletepantes kotaknya ada tulisan Jalansutra.
ReplyDeleteyang baju biru bukan ya? :P
ReplyDeleteyang gak pake dress code kan ada dua.. :)
ReplyDeleteitunya namanya Dou Ratu :))
ReplyDeleteDok ..opak nya beli dimana sih..enak banget pake caramel...
ReplyDeleteAwal jalan masuk ke Pasar Lama,
ReplyDeletepersisnya di emperan depan Apotik Ledo
(sebrang bank CIMB Niaga/LippoBank).
pasar lama mana ya....
ReplyDeleteKalo dari arah selatan (Serpong) memasuki kota Tangerang,
ReplyDeletetidak belok-belok, awalnya melewati kolong fly-over,
tidak jauh akan ketemu traffic-light, masih lurus terus,
nanti akan memasuki jalan KiSamaun, nah Pasar Lama
itu adanya di Jalan KiSamaun, jadi cari apotik Ledo atau
CIMB Niaga Bank, disitulah jalan masuk kearah Pasar lama,
Disitu memang sudah agak sulit mencari tempat parkir.
Oalh jauh banget ya.punya cabang gak ya....tapi thank u banget ya Dok...infonya kumplit plit plit...
ReplyDeletedulu pernah ada yang nemu di Pancoran/Glodok
ReplyDeletesuatu ide yg bagus, jadi suasana keakraban terabadi dengan jelas.
ReplyDeleteada kecap SH gk ya?
ReplyDeletekecap yg ngangenin :(
hehe, rumah masa kecil saya disebrang pabriknya
ReplyDeletemaauuuu...
ReplyDeletealmarhum mbah uti sy klo makan itu kecapnya cuma SH ato karang sari...
gk pernah mau makan kecap yg mass product
*mbah masa kecil tinggal dkt pintu air.. kuburan buyut laki ada di pabuaran
percaya deh ini orang Tangerang, tau pintu air
ReplyDeletedan pabuaran segala, sekarang tinggal dimana ?
sekarang nyangkut di negri antah berantah oom
ReplyDelete(negrinya ombama)