Seusai makan siang di Shinsaibashi - Shopping Center yang
mirip pertokoan Pasar Baru tapi panjangnya nggak kira-kira
sampai Tujuh Blok!, maka sekitar jam 14 Rabu 2 April 2008
kami meninggalkan pusat kota Osaka itu menuju Kyoto.
Diperjalanan, Elly (local guide) bercerita bahwa kalau Osaka
punya 800 buah jembatan, maka Kyoto punya 2000 kuil, ini
antara lain karena setiap janda Shogun selalu menjadi biksuni
dan dibuatkan kuil.
Sejarah Kyoto berawal pada masa Heian, dimana pada tahun 794
Kaisar Kammu (kaisar Jepang ke-50) mendirikan ibukota kerajaan
yang awalnya bernama Heian-kyo ("tranquility and peace capital"),
kemudian pada abad 11 menjadi Kyoto ("capital city").
Heian-kyo dibangun seksama dengan mematuhi prinsip feng shui,
di empat penjuru angin terdapat gunung, di timur terdapat Sungai
Kamo, di sebelah barat terdapat sungai Katsura yang alirannya
meliuk-liuk ke sebelah selatan.
Karena letaknya yang dikelilingi pegunungan ini, iklimnya bersifat
iklim darat, menyebabkan lumayan besar perbedaan suhu antara
siang dan malam, juga antara musim dingin dan musim panas.
Selalu indah sepanjang tahun, dengan salju di musim dingin,
mekarnya bunga Sakura di musim semi, bukit-bukit yang sejuk di
musim panas, serta pemandangan warna-warni daun musim gugur
maka Kyoto sungguh menawan.
Kyoto dikenal pula sebagai kota yang paling terjaga budayanya
di Jepang. Memiliki sekitar 2000 kuil Shinto dan Buddhist,
ditambah lagi dengan istana, taman, dan peninggalan arsitektur
lainnya, maka warisan sejarah ini ditetapkan UNESCO sebagai
salah satu warisan budaya dunia.
Termasuk di dalamnya antara lain Kuil Kamo (Kami dan Shimo),
Kyo-o-Gokokuji (To-ji), dan Kiyomizu-dera.
Siang itu kami berencana mengunjungi Heian Jingu/Shrine,
sebuah kuil Shinto yang berada ditengah kota Kyoto, dan
Kiyomizu-dera, kuil Buddhist besar dilereng gunung dengan
pemandangan kearah kota Kyoto.
Dari tempat parkir bus, Heian Shrine dekat saja, hanya sedikit
berjalan kaki tibalah kami di depan halaman komplek kuil.
Dikejauhan, melintang diatas jalan raya yang menuju kearah
komplek kuil, terlihat Torii (gerbang kuil) berwarna merah yang
merupakan Torii terbesar di Jepang.
Torii itu diibangun tahun 1929, ukurannya memang sungguh
mengagumkan, tingginya mencapai 24.2 meter, bentang
bagian atasnya sampai 33,9 meter, keren sekali.
Kuil berwarna kuning-hijau-putih ini mirip Kyoto Imperial Palace
dalam ukuran tiga-perempatnya, dibangun pada tahun 1895
untuk memperingati 1100 tahun berdirinya Heian Kyo - yang
kini bernama Kyoto itu.
Bersama banyak pengunjung lain, kami menapaki halaman
yang ditaburi batu kerikil, menuju kuil yang tampak atraktif ber-
warna warni itu dengan dipadu warna putih dari bunga Sakura.
Sayang sekali Shidare Sakura (weeping cherry trees) yang
berada di dalam taman belum penuh berbunga, sehingga kami
membatalkan memasuki taman indah didalam komplek itu.
Selain itu hari sudah menjelang sore, maka kami segera
naik bus lagi untuk menuju Kiyomizu-dera yang berada di
lereng bukit dipinggiran kota Kyoto.
Berbeda dengan Heian Shrine yang berada ditepi jalan, untuk
mencapai gerbang Kiyomizu Temple, kami harus berjalan kaki
cukup jauh menapaki jalan mendaki yang kiri kanannya dipagari
rumah penduduk yang menjual aneka makanan dan souvenir.
Kami harusnya jalan cepat agar bisa tiba sebelum cuaca gelap,
tapi sulit karena jalan kecil itu dipenuhi begitu banyaknya orang
yang naik maupun turun.
Jalan kecil yang disebut "teapot-lane" itu, persis nyambung
dengan gerbang kuil, sehingga didepan kami kini tampak
gerbang warna warni hijau - kuning - putih yang atraktif sekali.
Sedikit menapaki tangga, tampak Sanjunoto - pagoda tiga tingkat
dan dibelakangnya tampak berbagai bangunan kuil besar kecil.
Salah satunya adalah Jishu-jinja - kuil dewa cinta, disana ada
sepasang "batu cinta" yang berjarak 18 meter.
Kalau seseorang berjalan dengan mata tertutup dari batu yang
satu dan bisa menemukan batu satunya lagi maka itu pertanda
bahwa ia akan mendapat cinta/jodoh yang serasi.
Tentu tujuan utama kami adalah mengunjungi Hondo - main hall
yang berwarna kehitaman, bangunan yang begitu besar itu berdiri
diatas ratusan pilar/tiang kayu, seakan melayang di lereng bukit.
Dari teras kuil yang bagaikan mengapung diatas awan putih dari
begitu banyaknya bunga Sakura yang sedang mekar-mekarnya,
kami mendapatkan pemandangan cantik sekali kesekeliling,
maupun kearah kota Kyoto nun jauh dibawah gunung.
Didalam kuil utama itulah terdapat "Eleven-headed thousand -
armed Kanzeon Bosatsu" salah satu patung suci dari sekte
Hosso dalam Buddhism.
Patung Dewi ini agak berbeda karena punya dua tangan extra
yang memegang patung Buddha kecil diatas kepalanya.
Dibawah bangunan utama terdapat Otowa-no-taki, air terjun
kecil ini muncul dari tebing, jatuh dulu ke atap bangunan, lalu
terjun ke sebuah kolam kecil dalam tiga aliran air terjun mini.
Inilah salah satu dari sepuluh mata air terkenal di Jepang, nama
Kiyomizu sendiri artinya pure water/clear water/limpid water.
Terlihat antrian panjang sekali untuk bisa memakai cangkir
logam bertangkai panjang yang tersedia untuk menampung
air dari aliran salah satu atau ketiga-tiga air terjun mini itu.
Air bisa langsung diminum atau dibawa pulang, yang konon
tiga aliran air itu masing-masing berkhasiat untuk kesehatan,
panjang umur dan kesuksesan.
Senja menjelang, tapi saat kami berjalan pulang menuruni
bukit tetap ramai karena masih banyak orang berdatangan.
Terlihat antrian panjang orang yang ingin mendapat tempat
duduk-duduk dimuka gerbang kuil.
Rupanya mereka akan duduk-duduk disaat malam hari,
dimana lampu-lampu yang dinyalakan menyinari pagoda
dan komplek kuil sehingga akan terlihat indah sekali.
Kiyomizu-dera yang begitu unik dan cantik apalagi saat
Sakura penuh berbunga, menjadi salah satu tempat wisata
yang ternama di Jepang dan memang pantas terpilih/
ditetapkan oleh Unesco menjadi World Heritage.
ah kyomizu tera...
ReplyDeletekatanya para Geisha Gion suka berdoa kesini seblum mereka menjalankan tugas mereka
pak sempat ke Sanjusan Gendo dan Fushimi Inari Taisha?
ReplyDeleteoh ya, saat mendekati Kiyomizu-dera itu local guide
ReplyDeletecerita tentang rumah Geisha, kayaknya tidak jauh dari situ yah.
sayang nggak lihat waktu disana.
apaan itu ?, baru denger
ReplyDeletewaah cantik sekali ya .... ternyata foto2 yg saya sempat lihat di internet gambar cherry frozen tuh berasal dari sini mungkin ya...sayang ya pak ga dapet fotonya tp sakuranya cantik sekalii....
ReplyDeletewah ini yg enak Pak Shin, saya suka sekali
ReplyDeleteyg diisi oktupus yah he he he
iya tidak terlalu jauh sih..sekitar 15-20 menit jalan kaki ke Gion
ReplyDeletehttp://yulibean.multiply.com/photos/album/80/Kyoto...Fushimi_Inari_taisha...between_heaven_and_earth
ReplyDeleteSakura.... sakura.... :-)
ReplyDeleteWah...dok. bagus banget , sayang sewaktu aku kesini menjelang musim gugur jadi ga dapet sakura
ReplyDeletemestinya masuk ke dalam taman Heian Shrine,
ReplyDeletekabarnya bagus sekali, sayang waktu sempit dan
Shidare nya dilihat dari gerbang belum mekar bener,
jadi batal masuk.
iya tuh pak Didi, bikin ngiler banget,
ReplyDeleteyang jualan juga rapih banget,
tentu itu makanan yang enak,bersih dan sehat
memang sempat Elly ngasih tahu itu rumah tempat
ReplyDeletesekolah Gesiha katanya
balik lagi atuh, he3
ReplyDeletesaya juga sampai tiga kali ngatur waktu -gagal terus,
sampai akhirnya bisa juga berangkat pada saat yang
ngepas Sakura berbunga itu.
pak, Kyoto di musim gugur juga cantik lho.....
ReplyDeleteMakanannya apa aja nih, pak? Nyobain nggak?
ReplyDeletegitu yah ?
ReplyDeletetentunya daun pepohonan jadi warna warni cantik2
Vit, saya nggak sempat beli, selain jalan buru2,
ReplyDeletejuga baru saja makan siang di Osaka.
Kelihatannya menarik sekali yah, yang jualannya
juga kayak dokter aja pake jas putih,he3.
Jalanan yg terasa sempit itu ternyata ada pohon sakuranya ya..
ReplyDeletenga sadaar padahal sudah sering kesana ,saya suka dengan suasana maupun pemandangan
di Kiyomizudera...
kalau dulu harus jalan menapak demi menapak , sekarang sudah rapi.
Apakah dapat melihat kota Kyoto dari sudut sebelum pintu masuk Kiyomizudera?
jalansempit itu adalah jalan samping,
ReplyDeletekami tidak lewat situ, tapi waktu nengok kekiri
kelihatan sakura yang egitu lebat makanya
mampir bentar utk motret.
wah saya ngak perhatikan bisa lihat kota dari depan
temple, apa bisa ? kalo dari teras main hall sih jelas
aduh cantik gini, aku ke sana pas winter, yg ada kering kerontang :p
ReplyDeleteuuuh rumah geisha deket situ ? sayang Om ga mampir...
Sien,
ReplyDeletememang pas bener sakura sedang berbunga gitu,
shidare sakura yg warna pink juga lumayan banyak disana
bulan april, awal musim semi... saatnya menikmati ber-hanami, menikmati sakura.... kyoto memang kota temple... kinkakuji fav sy :)
ReplyDeletebutuh waktu yg agak panjang, utk bisa menikmati temple2 di kyoto
camilan cumi2 panggang ala jpn, baju putih itu baju seragam cheft atau org2 yg berurusan dgn makanan dan yg dipojok itu satsumage semacam otak2 goreng. Enak lho, aku pernah beli
ReplyDelete