Minggu siang, 30 Maret 2008, bus kami meninggalkan
Dazaifu Tenmangu/Fukuoka, menuju kota Nagasaki.
Perjalanan melalui highway yang mulus sekali, dalam
cuaca yang terus hujan gerimis. Karena semalam cuma
tidur asalan di pesawat - kami jatuh terlelap.
Mendadak kami semua terbangun karena bus di rem
mendadak dan terasa ada benturan pula.
Astaga! bus kami menyundul pantat sebuah sedan,
sehingga plastik penutup lampu remnya pecah.
Sedan itu rupanya menyusul bus kami dan entah
kenapa secara mendadak mengurangi kecepatannya.
Tak lama kedua kendaraan menepi di safety area yang
terdapat sebuah pesawat tilpon darurat.
Kedua sopir turun, wah - bakal tonjok2-an nih, pikir kami.
Eh, malah setelah omong2 sebentar dibawah hujan
gerimis, saat sopir kami menilpon pakai pesawat tilpon
darurat, "musuhnya" justru memayungi-nya.
Sekitar 20 menit, datanglah petugas "Jasa Marga" yang
langsung sibuk pasang rambu2 dan me-lambai2kan
bendera.
Datang pula sebuah mobil polisi, tiga petugas turun,
berpakaian putih2 dengan pakai helm putih pula,
penampilannya lebih mirip insinyur proyek.
Mereka langsung sibuk, beraneka formulir dikeluarkan
dan mewawancara kedua sopir, seorang malah naik
kedalam bus menggambar posisi kursi dan mencatat
nama2 orang yang duduk di kursi tersebut !!
Semua ditanya apakah ada luka atau keluhan, dijawab
tidak ada, kabarnya kalau ada luka maka sopir yang
bersalah harus ganti rugi.
Sudah lebih dari satu jam tidak beres2 juga, maka kami
mengeluh karena bukan saja rencana kami berantakan
juga kami sudah perlu mampir ke toilet.
Semua tampak senang saat bus kini berjalan lagi dan
menuju kantor polisi diluar jalan tol yang ada fasilitas toilet
Tapi koq kedua sopir masuk ke mobil polisi dan dibawa
pergi, rupanya mereka menuju lokasi kejadian karena
sopir sedan mengaku tadi dia selip.
Akhirnya semua keribetan ini beres setelah menghabiskan
waktu dua jam !, kacau dah rencana perjalanan kami.
Ada yang ngedumel, lihat gini mending urusan di Indonesia
juga - yang beginian mah paling 10 menit-an udah beres.
Untunglah, menjelang sore saat kami tiba di tujuan hari itu
yaitu Museum Peringatan Bom Atom, masih belum tutup.
Postdam Ultimatum - 26 Juli 1945:
setelah bombardemen intensif selama enam bulan atas
67 kota di Jepang, maka Sekutu mengultimatum Jepang
agar menyerah, kalau tidak akan dilakukan serangan
yang lebih dahsyat.
Ternyata ditolak, maka Presiden Harry S.Truman secara
rahasia menyetujui dijatuhkannya bom atom, tujuannya
adalah mempercepat perang usai.
Dua bom atom dipersiapkan, sasaran dipilih antara Kyoto -
Hiroshima - Yokohama - depot senjata di Kokura - Nagasaki.
Dipilih kota-kota besar, agar kerusakannya besar sehingga
menimbulkan efek psikologis yang besar pula.
Sasaran militer dihindari karena selain kecil dan sulit dikenai,
nantinya juga efek psikologisnya kecil.
Kyoto dipilih karena pusat intelektual, Hiroshima karena
kota besar dan lokasinya dikelilingi bukit sehingga akan
didapat focusing effect yang bisa memperbesar derajat
kehancuran akibat ledakan bom atom itu.
Nagasaki merupakan kota pelabuhan utama di Jepang
Selatan, serta lokasi banyak pabrik peralatan perang.
Hiroshima kemudian dijatuhi bom atom yang pertama,
walaupun kehancuran begitu dahsyat ternyata Jepang
tidak juga menyerah, maka rencana diteruskan yaitu
menjatuhkan bom atom kedua.
Persiapan dilakukan di Tinian Island - pangkalan udara
terbesar didunia saat itu yang bisa mengakomodasi
sampai 1000 pesawat B-29.
Pesawat yang digunakan adalah B-29 Superfortress,
nick-name nya adalah "Bock's Car" yang diambil dari
nama komandan pesawat tersebut yaitu Frederick Bock.
Tapi saat penerbangan penting ini komandan adalah
Major Charles W. Sweeney.
Bom atom yang diberi nick-name "Fat Man", bentuk-nya
memang gendut (panjang 3,25 meter, diameter 1,52 m
dan berat 4,5 ton), dimuat kedalam perut "Bock's Car".
Berbeda dengan "Little Boy" yang dijatuhkan di Hiroshima,
"Fat Man" tidak berisi Uranium-235 , tapi Plutonium-239
yang kekuatannya lebih dahsyat.
Tengah malam menjelang tanggal 9 Agustus 1945,
"Bock's Car" meninggalkan landasan udara Tinian Island -
kepulauan Mariana, menuju kota Kokura, dengan Nagasaki
sebagai cadangan.
Setiba disana, sampai tiga kali memutar- kota tetap tidak
terlihat karena tertutup awan dan debu.
Karena bahan bakar menipis akibat pompa tanki cadangan
bahan bakar rusak, maka harus beralih keatas kota Nagasaki.
Kalau Nagasaki tidak juga terlihat maka "Bock's Car" harus
segera terbang menuju Okinawa, rencananya setelah
membuang "Fat Man" kelaut barulah mendarat.
Nagasaki ternyata juga tertutup awan, tapi apes-nya pada
detik-detik terakhir awan menyibak - kota kelihatan,
maka dijatuhkanlah "Fat Man".
43 detik kemudian, tepat jam 11.02, pada ketinggian 469
meter diatas tanah, "Fat Man" meledak.
Sebenarnya kekuatan Fat Man "hanyalah 21 kiloton TNT",
ini kalau dibanding dengan kekuatan bom nuklir masa kini
"Fat Man" bisa dianggap hanya mainan.
Tapi yang terjadi tetaplah malapetaka yang tidak terperikan.
Ledakan menghasilkan hempasan udara berkecepatan
1005 Km/jam yang meratakan semua bangunan.
Dalam radius 1.6 km tidak ada lagi bangunan yang masih
berdiri, semua rata dengan tanah.
Selain itu timbul panas setinggi 3900 derajat Celcius yang
menerjang sampai sejauh 3,2 kilometer ke bagian utara
kota, mengubah kota menjadi neraka.
Kerusakan yang tercatat adalah :
Areal yang menjadi rata dengan tanah 6,7 juta M2,
11.574 rumah terbakar habis, 1.326 rumah hancur total,
rusak berat 5.509.
Penduduk yang mayoritas penduduk sipil terbunuh 73.884
orang, terluka 74.909 yang sebagian besar meninggal pada
tahun berikutnya akibat efek radiasi.
Nagasaki pasca ledakan digambarkan sebagai :
"like a graveyard with not a tombstone standing".
Walau bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki lebih kuat dari
Hiroshima, tapi korban malah lebih sedikit.
Ternyata karena seminggu sebelumnya Nagasaki mendapat
serangan dengan bom konvensional, sehingga sebagian
penduduk sudah sempat mengungsi,
Selain itu Fat Man dijatuhkan meleset tiga kilometer -
jatuhnya di Urakami Valley, akibatnya posisi sebagian besar
kota terlindungi oleh pebukitan.
Kami memasuki Nagasaki Atomic Bomb Museum yang
dibuka April 1996, yang memamerkan antara lain berbagai
barang bukti kehancuran akibat ledakan bom atom itu.
Antara lain botol yang meleleh dan sebuah topi baja berisi
tulang kepala melekat dibagian dalamnya.
Sayang sekali tidak diperbolehkan membuat foto didalamnya.
Sore hari itu saya menyempatkan memasuki Hypocenter
Park yang letaknya berdampingan dengan Museum.
Untuk itu saya harus menuruni tangga, menyebrangi sungai
kecil dan sampai disebuah lapangan yang rapih dipasangi
con-block, sekeliling tampak pohon dan ada patung yang
menggambarkan wanita sedang memeluk anak kecil dan
ada tulisan 1945 8.9 11.02.
Saat itu sepi sekali, saya segera mencari Hypocenter - titik
dimana "Fat Man" meledak, ditandai berupa Black Stone
Monolith setinggi sekitar sepuluh meter.
Di hypocenter inilah kehancuran paling hebat, disini terdapat
tumpukan sisa puing gedung.
Untuk memperlihatkan begitu hebatnya kehancuran itu,
satu petak tanah disitu dipertahankan - ditutup kaca bening.
Dalam suasana menjelang sore dan sepi, melihat bukti nyata
kehancuran yang begitu dahsyat membuat bulu roma berdiri.
Akhirnya kami mengunjungi Peace Park, dulunya disitu
lokasi penjara, yang hancur lebur bersama penghuninya.
Kini terdapat Nagasaki Peace Statue, patung besar itu
menggambarkan seorang laki-laki dengan tangan kanan
menunjuk keatas - mengingatkan ancaman datangnya
bom nuklir dan tangan kiri kesamping - simbol perdamaian.
Disana juga ada berbagai patung perdamaian sumbangan
dari beberapa negara.
Kini tentu orang yang selamat dari ledakan bom atom
telah menjadi tua, kenangan mereka telah memudar
seakan menjadi kabut dari sejarah.
Persoalannya adalah bagaimana menginformasikan
orang muda akan kekejaman perang, ancaman perang nuklir,
dan pentingnya perdamaian.
Penduduk Nagasaki berdoa agar pengalaman memilukan
mereka janganlah sampai terulang lagi dimuka bumi ini.
Juga mereka merasa punya tugas untuk memastikan agar
kejadian ini tidak dilupakan dunia dan harus disampaikan
kepada generasi berikut.
Pak Shin, sama aja spt disini kalau tabrakkan yah gitu,
ReplyDeletesaling tukar2 kertas he he he buat asuransinya pak
wah pingin sekali ke jepang lagi , tapi kok belum ada kesempatan Pak he he he, mahalnya yg nggak kuat Pak Shin
pak Didi,
ReplyDeletebu KimSoan yang tinggal di Tokyo juga bilang gitu,
disana memang prosedurnya kayak gitu,
nggak kayak disini yang pake pelotot2an, he3.
semua yang bayar asuransi,
kalau mobil kita lagi diem ditabrak, maka yg nabrak ganti
kerugian 100 %.
tapi kalau tabrakan terjadi saat kedua kendaraan jalan,
maka keduanya keluar biaya, yang nabrak tentu proporsinya
lebih banyak, tapi kalau kendaraan yang gedean badannya
akan lebih gedean juga proporsi bayarnya.
trus kalo kejadiannya rada gedean, selain datang Polisi dll,
juga TV datang meliput.
kita ngedumelnya saat itu karena selain udah pada kebelet
mau ke toilet (maklum udara dingin), juga mestinya sore itu
pergi ke Museum dan Glover Mansion (kawasan dimana
terdapat rumah2 kuno model Eropa, yang tentu langka disana),
akhirnya memang sore itu hanya bisa ke Museum doang.
dok, makasih buat ceritanya sekali lagi...
ReplyDeletekalo ngebayangin taun 1945 sangatlah mengerikan yah, 2 kota hancur lebur, jadi tidak ada orang yang tersisa, semua penduduk kota2 tersebut adalah merupakan penduduk pindahan setelah kota dibangun kembali.
Diingat2 ulang, perang memang kejam sekali, seperti tidak menghargai nyawa, tetapi ini US sampai skr masih aja suka perang.
Mudah2an Peace will be with us beneran terjadi, no more war in this world
wah photo2nya lebih lengkap turis nih dibanding penduduknya he he he, keren2 pak bidikanya..
ReplyDeleteBTW di dlm musim boleh motret gitu pak?
kalau kenal dari kemarin mah kita kodaran pak, saya ajakin jalan2 ke tempat yang lainnya..
oya mau menambahkan lagi
ReplyDeleteIni pengalaman saya pribadi, dan juga bbrp teman yang saya pernah ngobrol, dulu sewaktu di bangku sekolah rasanya pelajaran sejarah termasuk sejarah dunia itu menjadi pelajaran yang tidak digemari. Saya sendiri walaupun sebenernya dapat pelajaran tentang banyak history dari negara2 di dunia ini tetapi kok sepertinya ndak ada yang nyantel di otak ya... dan dulu itu saya berpikir kalau pelajaran sejarah adalah membosankan sekali
Tapi anehnya, sekarang kalau saya atau ada temen bepergian jadi tertarik mengetahui sejarahnya, dan sepertinya fun2 saja.
Nah kesalahan terletak dimana? di murid2nya yang memang malas atau gurunya yang ngajar tidak menarik.... kalau ulangan tanggal dan tahun dari setiap kejadian tidak pernah lupa ditanyakan :)
kota nagasaki tuh kota yang ketiban sial nya bom atom, rencannya bukan di jatuhkan disini tapi karena suatu hal maka ahirnya nagasaki lah yag dipilih..ketika orang nanya saya kok nagasaki sih yang di bom, waktu itu saya baru datang belum sempet baca2 sejarah saya bilang asal jeplak aja..sudah takdiir he he he
ReplyDelete"untungnya" sampai saat ini hanya dua bom nuklir yang
ReplyDeletedigunakan saat perang, semoga Nagasaki-lah yang terakhir.
didalam museum tidak boleh motret,
ReplyDeletepadahal saya ngebet mau motreti tuh.
iya yah, setelah pulang baru tahu anda tinggal di Nagasaki
nah, memang kalo turis Indonesia rata2 manyun kalo diajak
ReplyDeletemasuk ke museum, kalo masuk juga asal lewat saja,
pernah ada guide setempat ngambek karena peserta tour
tidak menyimak apa yang dia terangkan, pada selonongan
kesana kemari.
beda kalo ditawari kesempatan untuk shopping atau ke toilet,
pasti pada girang, he3
saya senang masuk ke museum perang, karena sejak kecil
suka sekali baca kisah perang misalnya perang Pasifik,
perang Dunia II di Eropa dll -
pernah di Seoul, mestinya ada acara mengunjungi museum
perang Korea, bus sudah sampai dihalaman museum tapi
tidak ada yang mau turun, local guide orang Korea nya
sampai ngambek kayaknya dia tersinggung kita tidak mau
melihat sejarah perjuangan bangsanya, saya juga kesal tapi
saat itu memang waktu kurang karena di Istana Kyongbok
ada peserta yang hilang sehingga banyak waktu terbuang.
kayaknya sejarah itu kalau diajarkan dengan cara yang
menarik/fun mungkin bisa membuat anak2 menyukainya,
dulu saya alami pelajaran sejarah cuma disuruh ngafal -
tahun sekian terjadi anu, pahlawan-nya si anu, dll
pelajaran menghafal saja kan boring.
memang mesti diakuin dok, inilah salah satu kelemahan bangsa kita, bener2 blank soal sejarah negara laen, nah kok boro2 sejarah bangsa laen, sejarah negaranya sendiri aja kalo ditanya orang LN kita jg ga gitu ngerti tepatnya bgmn kan :)
ReplyDeleteDulu pas kita masuk ke louvre, kan pasti disana banyak benda2 bersejarah, saya yakin 90% orang indonesia yang mengunjungi Louvre pasti merasa boring karena kita ga tau what to see and what behind that. Ya jelas 1-2 jam saja sudah cukup buat keliling2 Louvre, tetapi buat orang bule2 mereka bisa spend time disana berhari2... ck ck, amazing kan
Sewaktu itu kebetulan ada 1 temen native Germany yang ikut kita ke Louvre, nah dia bisa menjelaskan satu demi satu artifak yang ada, historynya bagaimana, bla bla bla... wah salut! Dari situlah terlihat jelasnya perbedaan antara kita dan mereka :)
Betul sejarah kita cuman disuruh menghafal taun dan nama pemimpinnya saja, kurang menarik memang....
Pak Sindhi, hebat banget euy..seperti biasa, cerita yang selalu mengalir dengan enak dan juga foto-foto yang menarik. Kapan ya, punya kesempatan untuk jalan-jalan seperti Pak Dokter ini...sekarang ini sih alhamdulilah, Indonesia sudah banyak yang dijalani, tapi ya itu, masih belum bisa menceritakan keindahannya seperti yang dilakukan oleh Pak Dokter...malesnya suka kumat hehehe
ReplyDeleteDuh Pak, ngga tega ngebayangin apa yang harus dialami penduduk Hiroshima dan Nagasaki. Saya pernah pinjam DVD (animasi) jepang, saya ngga ngerti judul aslinya apa tapi dalam bahasa perancisnya "Tombeau Lucioles" atau Kuburan Kunang2 gitu lah..
ReplyDeleteCeritanya ya tentang sepasang anak yatim piatu jepang di masa menjelang Jepang kalah. Duh sampai nangis2 deh. Waktu mau ngulang nonton kedua kalinya, baru dikit aja udah keburu nangis2 lagi sampe sesek, akhirnya ya tak mati'in aja filmnya, he..he..
Kaya'nya syarat jadi presiden US emang harus ngga punya hati kali ya, la liat aja polahnya presiden yang sekarang tuh....hi..hi...
wah sculpturenya kereeeeennnnn, pak. jepang banget! futuristik tapi nggak njelimet.
ReplyDeletePa Sindhi apa kabar?
ReplyDeleteTengkyu buat pencerahannya. Sewaktu ke Jepang saya tidak menyempatkan diri ke sana karena... hiii... rasanya koq serem gitu loh?? jangan2 nanti ada "penampakan" apalagi kalo seperti yang di film "The Ring". Jadi ngelantur yah? ^_^ Engga tahunya setelah liat foto2 & cerita Pa Sindhi gambaran "The Ring" jadi lenyap. Hehe.. Tengkyu!
salam kenal pak Sindhy
ReplyDeleteblog nya bagus, aku senang baca-bacanya
catatan perjalanan kunjungan ke museum ini mengingatkan kita bahwa perang apapun alasannya adalah malapetaka.... semoga mereka-mereka yang suka mengambil jalan pintas dengan perang segera sadar