Saat istri saya mem-vonnis : "Nanti kita ke Balkan aja dah",
saya langsung bengong, nggak salah nih ?
Soalnya selama ini kalau dengar Rumania dan Bulgaria,
serasa itu negeri antah berantah.
Beda sekali dengan negara2 Eropa lain-nya yang sudah "terang benderang",
maka kedua negara komunis/bekas satelitnya Uni Soviet ini rasanya "gelap",
cuma punya sedikit informasi tentang negara itu.
Belum lagi tentang Bosnia-Serbia-Croatia,
rasanya belum lama masih ramai dar-der-dor dilanda perang saudara yang dahsyat.
Tapi saat ketemu pak Haditono, pimpinan Golden Rama Tour & Travel ini
dengan mantap sekali bilang : Oh disana saaaangat aman sekali !!.
Urusan visa, ternyata rada ribet juga karena walaupun berada di Eropa,
lima negara itu belum masuk Schengen,
maka harus bikin lima macam visa yang tentu makan waktu dan biaya.
Ribet lainnya adalah ternyata ke-lima negara itu mata uangnya beda- beda,
repot dah bakalannya urusan tukar menukar mata uang di border.
Jumat sore, 20 Oktober 2006 - bandara Soekarno Hatta ternyata masih
belum dipenuhi pemudik Lebaran, malah terasa lumayan lengang.
Setelah pesawat Garuda yang menerbangkan kami mendarat di Singapore,
kami berganti Turkish Airline yang akan menerbangkan kami ke Bucharest
dengan transit di Istanbul.
Pesawat Airbus A 340-300 itu akan terbang sejauh 8676 km menuju Istanbul,
selama 11 jam 50 menit.
Setelah ber-taxi-ing selama 20 menit maka dengan mulus jam 23.35 pesawat
lepas landas dari Changi.
Terbang long distance malam hari memang lebih enak daripada terbang siang hari,
mestinya bisa tidur.
Saya sudah siap tempur dengan penutup mata ditambah sumbat telinga untuk
meredam bisingnya suara mesin jet.
Tapi tetap saja bisanya cuma tidur-tidur ayam, sehingga saat jam 01 di- bagikan
hidangan berupa lamb dan pasta - saya nikmati saja sebagai hiburan,
kalau dirumah sih siapa sudi tengah malam makan sambil kucek-kucek mata.
Hiburan lainnya adalah menyimak airmap moving show di layar monitor,
di ketinggian sekitar 11582 meter dan dengan kecepatan 780 km/jam pesawat
numpang lewat diatas Jaipur dan Teheran.
Pagi jam 10.15 WIB atau 6.15 waktu Istanbul pesawat mendarat di airport
Attaturk Istanbul, kami berganti pesawat.
Kali ini dengan pesawat yang lebih kecil yaitu B737-400 yang kursi-nya
kayak kursi bus kota saja.
Untunglah terbang mengarah ke barat laut diatas Black Sea itu, hanya
memerlukan waktu satu jam saja sudah mendarat di bandara Henri Coanda
Bucharest yang tampak tidak terlalu megah.
Proses imigrasi lancar, dan kami keluar airport menuju bus yang sudah
menunggu, saat saya motret-motret mendadak disemprit polisi Rumania -
busyet deh padahal itu kan di tempat parkir !.
Bucharest, ibukota Rumania ini berjarak 16 kilometer dari bandara, kota
yang sudah berdiri sejak abad 13 ini terlihat hijau asri karena awalnya
dibangun ditengah hutan dan mempunyai 8 danau.
Sejak abad 19 banyak anak muda sekolah di Perancis, mereka menjadi
begitu mengidolakan segala sesuatu yang berbau Perancis, sampai
sampai membuat tiruan Arc de Triomphe segala.
Memang ukurannya hanya sepertiga-nya, tapi Champs Ellysees tiruannya
dibuat 6 meter lebih panjang !
Mata uang-nya Leu ( pluralnya : Lei ), tapi mulai tanggal 1 Januari 2007
akan memakai Euro juga sebagai mata uang resmi karena mulai tanggal itu
Rumania resmi masuk Uni Eropa.
Setelah mengunjungi Museum Satulini ( Village Museum ) yang rupanya
"Taman Mini-nya" Rumania, kami diajak mengunjungi beberapa bangunan
yang erat kaitannya dengan Nicolau Ceaucescu, diktator yang bisa berkuasa
sampai 25 tahun tapi riwayatnya tamat secara tragis - di eksekusi dijalanan.
Di Revolution Square yang megah, terlihat Gedung Partai Komunis dimana
pada tanggal 21 Desember 1989 Ceaucescu masih tampil di balkon-nya
untuk berpidato, rupanya ini pidato terakhirnya.
Setelah berpidato dia naik heli dan bersembunyi, beberapa hari kemudian
saat melarikan diri keluar Bucharest, sekitar 80 kilometer diluar Bucharest
dihadang tentara dan ditahan.
Segera diadakan pengadilan rakyat, saya masih ingat benar cuplikan
tayangan TV saat pengadilan itu berlangsung dimana Elena -
istri Ceaucesceu terus2an meracau berbicara memprotes pengadilan itu,
sedangkan Ceaucescu terlihat membisu.
Tayangan TV itu juga memperlihatkan jenasah Nicolau dan Elene
Ceaucescu terpuruk didepan tembok pasca eksekusi tembak mati,
kejadian dramatis itu terjadi tanggal 24 Desember 1989.
Kini kami menuju landmark kota Bucharest, yaitu : Palace of Parliament.
Terletak dipusat kota Bukarest, bangunan megah yang dikenal pula
sebagai The House of the People (Casa Poporului), tidak diragukan lagi
menjadi tempat paling favorit bagi para turis.
Inilah bangunan terbesar kedua di dunia, setelah gedung Pentagon,
mengalahkan Cape Canaveral dan Quetzalcoatl pyramid in Mexico.
Gedung tingginya 84 meter dengan 12 lantai, luasnya 369.000 m2,
konon bangunan underground-nya yang masih dirahasiakan sampai
92 meter dibawah tanah, kemungkinan untuk nuclear bunker dan
dihubungkan secara rahasia dengan jaringan subway.
Nicolau Ceaucescu terinspirasi membangun bangunan monster ini
karena pada tahun 1972 dia mengunjungi Korea Utara dimana
Kim Il Sung memperlihatkan bangunan-bangunan megah disana.
Sayangnya membangun gedung terbesar kedua didunia sekaligus
istana yang sangat mewah memakai uang rakyat.
Sekaligus membiarkan rakyatnya kelaparan.
Ceaucescu yang memerintah dengan tangan besi itu mengirim
hasil bumi keluar negeri untuk mendapatkan pendanaan untuk
membangun istana itu. Pembangunan gedung luar biasa ini dimulai
summer 1984. 700 orang arsitek dan 20.000 pekerja yang dikerahkan
semuanya orang Rumania, pemimpin proyeknya seorang perempuan.
Tentunya gedung ini menjadi gedung pemerintahan paling besar di Eropa,
memiliki ratusan ruang kantor, ruang resepsi, ruang konferensi,
ruang tamu dan ruang rapat/pertemuan.
Didalam terdapat pula sebuah teater, art gallery, restoran.
Jumlah kamar yang berukuran berkisar antara 100 sampai 2200 m2 itu,
sekitar 1000 kamar, dilantai dua saja terdapat 480 kamar .
Ruang serba megah itu dindingnya penuh ukiran2 monumental,
atapnya rapih penuh ukiran dengan lantai ditutup karpet yang tebal.
Segala sesuatu terbuat dari white dan pink marble, gold leaf, kayu oak
dan mahogany, kristal dan kuningan.
Kamar terbesar yang dinamai the Unification Hall tingginya 16 meter dan
luasnya 2200 m2, punya atap yang bisa digeser, karpet disana beratnya
sampai 14 ton. Lampu kristal terbesar beratnya 3 ton dengan
7000 bola lampu.
Bus kami boleh parkir dihalaman, sebelum masuk gedung dan menaiki
tangga harus melewati pemeriksaan security yang ketat sekali.
Kamera sebenarnya boleh bawa tapi bayar ijin motret-nya mahal sekali
yaitu 34 lei ( 1 lei = 4000,- rupiah ) sehingga kami meninggalkan
kamera di bus.
Dengan dipandu guide khusus mulailah kami menaiki begitu banyak
anak tangga yang cukup membuat ngos2an dan memasuki bangunan
yang terlihat megah, atap serba tinggi dan terkesan agak gelap.
Terasa pula kurang hiasan, rupanya dulu tembok disiapkan untuk
tempat lukisan dan foto2 puja puji terhadap Elena dan Nicolau Ceaucescu,
maka sekarang tembok dikosongkan saja.
Kami memang dibuat ter-kagum2 atas kemegahan gedung itu,
ada satu lorong untuk menyambut tamu agung yang panjangnya
sampai 150 meter.
Semua serba mewah, tiang dari marmer,
leather seat mewah, ada karpet cantik seluas 625 m2 tanpa sambungan,
ada kamar serba marmer berwarna pink dan white,
kamar serba kayu hand made yang artistik sekali,
semuanya ini hasil karya orang Rumania sendiri.
Sayangnya belum sempat gedung selesai dibangun Ceaucescu
dan Elena sudah keburu di eksekusi, padahal dia berniat
menyampaikan pidato perdana diatas balkon gedung megah itu.
Kesempatan pidato perdana itu akhirnya jatuh kepada superstar
Michael Jackson, yang dari atas balkon gedung hebat ini berteriak
menyampaikan salam kepada para pengagumnya :
" Hallo BUDAPEST ".
(rupanya Jacko "lupa" dimana dia berada !).
Pak Sindhi, as always, ceritanya seru sekali. :)
ReplyDeletehallo Peter,
ReplyDeletetq,
saya lagi bingung sebab Multiply versi baru ini
bikin kita nggak bisa ngedit, kacau dah,he3
komentar anda ini juga saya nggak bisa lihat di blog
heran kan ?
salam
sm
ReplyDeletehallo semua,
Multiply sore ini ternyata mengubah settingnya ke versi 3,0
yang membuat saya tidak bisa meng-edit tulisan ini, malah
susunan tulisan jadi rapat2 seperti diatas yang membuat susah
membacanya, mudah2an Multiply segera memperbaiki versi 3,0 ini
agar bisa di edit seperti biasa
salam
sm
coba lagi
ReplyDeletePak Sindhy, tadi aku bilang bahwa artikel Bapak, seperti biasa selalu menarik untuk diikuti. :)
ReplyDeleteKroatsia...hehe...soalnya sama persis dng yang di paspor saya, Dok...:)
ReplyDeleteyang di atas Serbia dan dan di bawah Bosnia. Simbol 'YU' adalah menunjukkan kata Yugoslavitja. Nama negara sebelum terpecah belah manjadi Serbia,Bosnia, Kosovo, Montenegro dll. Keseluruhan dari Yugoslavia ini sungguh cantik. Saya sendiri sempat jatuh cinta dengan negeri ini dulu ketika masih belum porak poranda.
ReplyDeleteDok, lain kali kalau ke daerah Balkan, coba jalan darat, sewa mobil atau naik bus. Susuri jalanan mulai dari Sofia (Bulgaria) naik ke atas hingga Rumania dan Hongaria. Believe me!! Anda akan terkagum-kagum dengan kehidupan orang-orang Balkan yang begitu memikat. Cuman musti hati-hati dengan polisi-polisi di Bulgaria dan Rumania. Lebih aje gile dari plokis melayu. Terutama kalau melihat plat nomer dari Eropa Barat. Maklumlah, namanya juga daerah 'kismin'.
ReplyDeletebung Peter,
ReplyDeletenah sekarang baru muncul tuh tulisan anda yang
bilang always, kekacauan ini karena Multiply sedang
ubah ke versi 3.0.
bu Julia (ibu jempol) juga bilang kesulitan meng-edit sekarang.
bung Tigun
tebakan visa betul semua.
saya waktu pertama terima bingung juga,
akhirnya yg Bosnia ketahuan dr tulisan kecil Bosnia,
yg Serbia - ada tulisan tangan serbije, kalo yg Kroatia-
karena 4 visa lainnya sudah ketebak,he3.
Yugo betul pecah jadi enam : Serbia-Bosnia-Croatia-
Slovenia-Montenegro-Macedonia, sy kunjungi 3 pertama.
Slovenia sgt sulit visanya, Montenegro dan Macedonia
masih "gelap gulita".
rombongan saya jalan darat juga, tapi kebawah :
Bucharest - Sofia - Beograd - Sarajevo baru masuk ke
Croatia ( Dubrovnik-Split-Plitvice-Zagreb).
spt anda bilang Balkan terkesan alamnya cantik,
apalagi saat memasuki Bosnia, sayang sekali negara itu
kena civil war, gedung2 di Sarajevo masih banyak yang
bertaburan lubang peluru - serem juga lihatnya,
kami juga masuk ke Tunnel of Hope - yg dibuat saat
Sarajevo di blokade Serbia.
saya lihat tempat Franz Ferdinand ditembak, kejadian ini
yang memicu pecahnya PD I
Croatia yg paling cantik, punya 6 Unesco's World Heritage
(saya kunjung 4 : Old City Dubrovnik/Split/Trogir dan Plitvice
National Park yg dikatakan mirip JiuZhaiGuo-nya China).
Di Bulgaria juga mengunjungi situs UWH : Rila Monastery
yang cantik sekali bangunan nya.
Di Rumania kami "berurusan" dengan Dracula, he3-
saya sdg ketik2 ceritanya -
mudah2an besok sudah bisa saya posting.
tq dan salam
sm
Wah petualangan kali ini tetep seruh yah pa.....
ReplyDeletesaya ada pertanyaan apakah betul di rumania or bulgaria rumah2 disana bentuk bagunannya sama semua???? hasil peninggalan komunis.
ReplyDeletehallo Deasy,
gedung2 megah didalam kedua ibukota itu selintas
mirip2 gedung di-ibukota negara2 Eropa Timur,
walaupun selintas terlihat kaku dan dingin, tapi
memang megah dan keren2.
kabarnya di Bucharest - Ceaucescu banyak merobohkan
gedung antik saat membuat Gd Parlemen itu, tapi
masih banyak yang bagus2.
kalau rumah2 biasa apalagi yg diluar kota Bucharest,
aneka ragam bentuk dan bagus2.
nanti saya upload foto2 gedung tsb
Dok, terima kasih foto2 Balkannya juga rekaman lagu Nuke yg merdu.
ReplyDeleteUr welcome pak Ben
ReplyDeleteEmang Pak Shin, lagi digalakan untuk tourist ke tempat tempat yg pak Shin kunjungin itu, tapi saya kok masih belum kepingin untuk nengok kesana pak he he he
ReplyDeleteapa banyak org jual makana di jalanan nggak Pak?
kok lihat menunya di rest kok simple buanget deh he he he
pak Didi,
ReplyDeleteselintas negara2 yg saya lewati sudah
mirip negara Eropa Barat, misalnya soal
kebersihan - termasuk di toilet pompa
bensin pun demikian,tersedia wastafel
dengan kertas untuk pengering tangan segala.
lalu lintas lancar, ini asyiknya karena
tidak terlalu ramai, apalagi antar kota -
lancar sekali.
makanan di pinggir jalan ? kayaknya engga
banyak lihat pak.
boleh dikata tidak ketemu pengemis, hanya
sekali di Old City Sarajevo, itupun satu
dua orang saja
Pak Shin gambarnya indah2 sekali. Saya sudah lama ngimpi ingin ke tempat ini. Aman ya? Untuk jalan-jalan dengan kendaraan umum atau makan2 cukup murah kah? Maklum deh saya ini backpacker kere. He he he. Thx for sharing, membuat saya makin pingin ke Eropa Timur.
ReplyDelete
ReplyDeletehallo,
kalau kita tidak denger2 bahwa pernah disana pernah
terjadi civil war yang lumayan dahsyat, maka kita
tidak ngeh kalau pernah terjadi peperangan disana.
terasa aman sekali, dan tidak terlalu crowded sehingga
terasa nyaman.
kebetulan kami pakai kendaraan charter dan urusan makan
sudah included biaya tour jadi tidak tahu berapa,
tapi memang harga barang2 terasa cukup mahal.
ReplyDeletehallo,
kalau kita tidak denger2 bahwa pernah disana pernah
terjadi civil war yang lumayan dahsyat, maka kita
tidak ngeh kalau pernah terjadi peperangan disana.
terasa aman sekali, dan tidak terlalu crowded sehingga
terasa nyaman.
kebetulan kami pakai kendaraan charter dan urusan makan
sudah included biaya tour jadi tidak tahu berapa,
tapi memang harga barang2 terasa cukup mahal.
Pak, informatif sekali ceritanya, top dah
ReplyDeleteHehe thanks De,
ReplyDeletelima bulan lagi masuk kesana yah,
selamat menikmati perjalanan asyik nanti